Anda di halaman 1dari 3

ILMU PENDIDIKAN ANAK

Nama : Hana Yovalian Sitinjak

Nim : 1203313025

Kelas : Reguler A PgPaud

Dosen Pengampu : Dr.Aman Simare mare, S.Psi.MS

1.Deskripsikan, mengapa Pancasila dijadikan landasan Filosofis dalam pelaksanaanpendidikan


diIndonesia?

Atas dasar pengertian filosofis tersebut maka dalam hidup bernegara nilai-nilai Pancasila
merupakan dasar filsafat negara. informasinya dalam setiap aspek penyelenggaraan negara harus
bersumber pada nilai-nilai Pancasia termasuk sistem peraturan perundang-undangan di
Indonesia. Oleh karena itu dalam realisasi kenegaraan termasuk dalam proses reformasi dewasa
ini merupakan suatu keharusan bahwa Pancasila merupakan sumber nilai dalam pelaksanaan
kenegaraan, baik dalam pembangunan nasional, ekonomi, politik, hukum, sosial budaya,maupun
pertahanan dankeamanan.

2.Deskripsikan, bagaimanakah implikasi landasan psikologis dalam system pembelajarandan


system penilaian?
- Kontribusi Psikologi Perkembangan terhadap sistem pembelajaran. Kajian psikologi perkembangan
telah melahirkan berbagai teori yang mendasari sistem pembelajaran. Ada sejumlah teori dalam
pembelajaran, seperti teori classical conditioning, connectionism, operant conditioning, gestalt, teori
daya, teori kognitif dan teori-teori pembelajaran lainnya. Terlepas dari kontroversi yang menyertai
kelemahan dari masing-masing teori tersebut, pada kenyataannya teori tersebut telah teruji. Di
samping itu, kaitan psikologi perkembangan telah melahirkan pula sejumlah prinsip-prinsip yang
melandasi pembelajaran. Nasution (Daeng Sudiworo, 2002) mengatakan 12 prinsip dalam belajar,
yakni: (a) agar seseorang benarbenar belajar, harus memiliki suatu tujuan; (b) tujuan itu harus timbul
dari atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya dan bukan karena dipaksakan orang lain; (c)
orang itu harus bersedia mengalami bermacammacam kesulitan dan berusaha dengan tekun untuk
mencari tujuan yang berharga baginya; (d) belajar itu harus terbukti dari perubahan kelakuannya; (e)
selain tujuan pokok yang hendak dicapai, diperoleh pula hasil sambilan; (f) belajar lebih berhasil
dengan jalan berbuat dan melakukan; (g) seseorang belajar sebagai keseluruhan, tidak hanya aspek
intelektual namun termasuk pula aspek emosional, sosial, etis; (h) seseorang memerlukan bantuan
dan bimbingan dari orang lain; (i) di samping mengejar tujuan belajar yang sesungguhnya, seseorang
juga harus mengejar tujuan-tujuan yang lain; (j) belajar lebih berhasil, apabila usaha itu lebih
memberi sukses yang menyenangkan; (k) ulangan dan latihan memang perlu, tetapi harus didahului
dengan pemahaman yang mendasar; dan (l) belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat
untuk belajar.
- Penilaian sistem pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan guna memahami
seberapa jauh tingkat keberhasilan pendidikan. Melalui kajian psikologis, dapat memahami seberapa
jauh tingkat keberhasilan pendidikan, dapat memahami perkembangan perilaku apa saja yang
diperoleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pendidikan atau pembelajaran tertentu. Di
samping itu kajian psikologis telah memberikan sumbangan nyata dalam pengukuran potensi-potensi
yang dimiliki oleh setiap peserta didik, terutama setelah dikembangkannya berbagai test psikologis,
baik untuk mengukur tingkat kecerdasan, bakat maupun kepribadian individu lainnya. Dikenal
sejumlah test psikologis yang saat ini masih banyak digunakan untuk mengukur potensi seorang
individu, seperti test Multiple Appitude Test (MAT), Differensial Appitude Test (DAT), EPPS dan
alat ukur lainnya. Pemahaman kecerdasan bakat, minat dan aspek kepribadian lainnya melalui
pengukuran psikologis, memiliki arti penting dalam upaya pengembangan proses pendidikan individu
yang bersangkutan sehingga pada gilirannya dapat dicapai perkembangan individu yang optimal.

3. Jelaskan, bagaimanakah implikasi landasan hukum dalam pengembangan konseppendidikan


diIndonesia?
Sesudah membahas landasan hukum dalam pendidikan yang dijabarkan dari pasal-pasal UUD
1945, UU Pendidikan nasional, dan beberapa PP tentang pendidikan, maka sebagai implikasinya
dalam pengembangan konsep pendidikan adalah seperti uraian berikut
a)      Ada perbedaan yang jelas antara pendidikan akademik dengan pendidikan professional.
Pendidikan akademik menyiapkan para ahli agar mampu mengembangkan ilmu atau teknik atau
seni dibidangnya masing-masing melalui aktualisasi diri secara utuh. Sementara itu pendidikan
profesi bertujuan menyiapkan peserta didik agar ahli dalam menerapkan teori tertentu. Jumlah
mereka dibatasi sesuai kebutuhan, dan setelah lulus diperkerjakan ditempat tertentu.
b)      Pendidikan professional tidak cukup hanya menyiapkan ahli dalam menerapkan suatu teori, tetapi
juga mempelajari cara membina para tenaga pembantu, mengusahakan alat-alat bekerja,
menciptakan lingkungan dan iklim kerja yang kondusif, sitem penilaian, dan membiasakan diri
agar memiliki komitmen untuk berupaya selalu memuaskan orang-orang yang berkepentingan.
c)      Sebagai konsekuensi dari beragamnya bakat dan kemampuan para siswa serta dibutuhkannya
tenaga kerja menengah yang banyak, maka perlu diciptakan berbagai ragam sekolah kejuruan
d)     Untuk merealisasikan terwujudnya pengembangan manusia Indonesia seutuhnya, seperti yang
dikemukakan sebagai tujuan pendidikan nasional, diperlukan perhatian yang sama terhadap
pengembangan afeksi, kognisi, dan psikomotor pada semua tingkat pendidikan.
e)      Pendidikan humanora, termasuk pendidikan formal pancasila, perlu lebih menekankan
pelaksanaan dalam kehidupan sehari-hari, baik disekolah maupun dikampus daripada pemahaman
dan hafalan materi bidang studi itu.
f)       Isi kurikulum muatan lokal dapat dpilih satu atau beberapa dari hal-hal berikut; memperkenalkan
dan membiasakan melaksanakan norma-norma daerah setempat, memakai alat-alat peraga, alat-alat
pelajar atau media pendidikan yang ada didaerah itu. Dan mengambil cintoh-contoh pelajaran yang
ada atau sesuai dengan keadaan dan kegiatan diwilayah itu.
g)      Dalam kaitannya dengan memajukan kerjasama antara sekolah, masyarakat, dan orang tua dalam
penyelenggaraan pendidikan, perlu digalakkan kegiatan badan kerja sama itu dalam bentuk antara
lain, menampung aspirasi masyarakat, mengikutsertakan dalam mengawasi pelaksanaan
pendidikan, meyediakan narasumber dan  bekerjasama memikirkan segala sesuatu untuk kemajuan
pendidikan
Pada batang tubuh UUD 1945 Pasal 31 Ayat 1 berbunyi : “Tiap – tiap warga negara berhak
mendapatkan pengajaran,tetapi tidak semua kegiatan pendidikan dilandasi oleh aturan-aturan
baku ini, contohnya aturan cara mengajar, cara membuat persiapan, supervisi, yang sebagian
besar dikembangkan sendiri oleh para pendidik.

Anda mungkin juga menyukai