Anda di halaman 1dari 6

Resume Kelompok 6

Di susun oleh:
- Annisa indriyani (2104271)
- Rezqi Dwi Chairunnisa (2107332)
- Fitri Julia (2106799)
- Khisni Nur Habibah. S (2105728)
Kelas : 1C
Mata Kuliah : Landasan Pendidikan

MANUSIA dan PENDIDIKAN


A. Hakikat Manusia
1. Manusia adalah Makhluk Tuhan YME
Terdapat dua aliran filsafat yang menyatakan asal usul manusia yaitu :
 Evolusionisme, manusia adalah hasil puncak dari mata rantai evolusi yang
terjadi di alam semesta. Manusia sebagaimana halnya alam semesta ada
dengan sendirinya berkembang dari alam itu sendiri, tanpa pencipta.
 Kreasionisme, asal usul manusia sebagaimana halnya alam semesta adalah
ciptaan suatu creative cause atau personality, yaitu Tuhan YME.
Filosofi penolakan aliran filsafat Evolusionisme yaitu :
 Argumen kosmologis, segala sesuatu yang ada mesti mempunyai suatu sebab.
Adanya alam semesta termasuk manusia adalah sebagai akibat.
 Argumen moral, manusia bermoral, ia dapat membedakan perbuatan yang
baik dan yang jahat. Ini menunjukan adanya dasar, sumber dan tujuan
molaritas yaitu Tuhan.
 Argumen ontologis, semua manusia memiliki ide tentang tuhan. Sementara
realitas (kenyataan) lebih sempurna daripada ide manusia.
 Argumen teleologis, segala sesuatu memiliki tujuan. Contohnya mata untuk
melihat, kaki untuk berjalan dsb. Hal tersebut tidak terjadi dengan sendirinya
melainkan diciptakan oleh Tuhan.
2. Manusia sebagai Kesatuan Badani-Rohani
Sebagai kesatuan badani-rohani manusia hidup dalam ruang dan waktu, memiliki
kesadaran dan penyadaran diri, mempunyai berbagai kebutuhan, insting, nafsu,
serta tujuan. Manusia mempunyai potensi untuk beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan YME, potensi berbuat baik dan berbuat jahat. Selain itu, manusia mampu
berpikir (cipta), berperasaan (rasa), berkehendak (karsa), serta berkarya.
3. Individualitas/personalitas
Manusia adalah satu kesatuan yang tak dapat dibagi, memiliki perbedaan dengan
yang lainnya sehingga bersifat unik, dan merupakan subjek yang otonom.
4. Sosialitas
Manusia tidak hidup sendirian dan tidak mungkin hidup hanya untuk dirinya
sendiri. Manusia mempunyai dunia dan tujuan hidupnya masing-masing, namun
dalam hidup bermasyarakat ia mempunyai dunia dan tujuan hidup bersama
dengan sesamanya. Karena manusia merupakan makhluk sosial.
5. Keberbudayaan
Manusia memiliki inisiatif dan kreatif dalam menciptakan kebudayaan, ia hidup
berbudaya dan membudaya. Manusia menggunakan kebudayaan untuk
memenuhi kebutuhan atau untuk mencapai tujuannya. Namun apabila manusia
kurang bijaksana dalam mengembangkan atau menggunakannya, maka
kebudayaan dapat mengancam eksistensi manusia.
6. Moralitas
Manusia memiliki dimensi moralitas karena ia memiliki kata hati yang dapat
membedakan antara baik dan jahat. Sebagai subjek yang otonom, manusia
memiliki kebebasan untuk bertindak/berbuat, maka selalu ada penilaian moral
atau tuntutan pertanggungjawaban atas setiap perbuatannya.
7.Keberagaman
Manusia memiliki potensi untuk mampu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
YME. Dalam keberagamaan ini manusia dapat merasakan hidupnya menjadi
bermakna. Memperoleh kejelasan tentang asal-usulnya, dasar hidupnya, tata cara
hidupnya, dan menjadi jelas pula ke mana arah tujuan hidupnya.
8. Historisitas
Keberadaan manusia pada saat ini terpaut kepada masa lalunya, ia belum
selesai mewujudkan dirinya sebagai manusia, ia mengarah ke masa depan
untuk mencapai tujuan hidupnya.
9. Komunikasi/Interaksi
Komunikasi/interaksi dilakukan dengan Tuhan (vertikal), dengan alam dan
sesama manusia serta budayanya (horizontal), dan bahkan dengan dirinya
sendiri. Komunikasi/interaksi tersebut bersifat multidimensi.
10. Dinamika
Manusia tidak pernah berhenti, selalu dalam keaktifan, baik dalam aspek
fisiologik mauoun spiritualnya. Adapun dinamika itu adalah untuk
penyempurnaan diri baik dalam hubungannya dengan sesama, dunia dan
Tuhan.
11. Eksisten
Manusia harus menjadi manusia yang diharapkan, dicita-citakan, atau
menjadi manusia yang seharusnya (manusia ideal). Hal tersebut bersumber
dari Tuhan melalui ajaran agama yang diturunkan-Nya, bersumber dari
sesama dan budayanya, dahkan dari dirinya sendiri.
B. Prinsip-Prinsip Antroologis Keharusan Pendidikan
1. Prinsip Historitas
Eksistensi manusia terpaut dengan masa lalunya sekaligus mengarah ke masa
depan untuk mencapai tujuab hidupnya. Dengan demikian, manusia berada
dalam perjalanan hidup dalam perkembangan dan pengembangan diri.
2. Prinsip Idealitas
dalam eksistensinya manusia mengemban tugas untuk menjadi manusia
ideal. sosok manusia ideal merupakan gambaran manusia yang dicita-citakan
atau yang seharusnya
3. Prinsip Posibilitas
 prinsip manusia menjadi manusia.
 manusia dibekali berbagai potensi untuk mampu menjadi manusia
 manusia mungkin berkembang dengan kodrat dan martabat kemanusiaan
dan sebaliknya mungkin pula ia berkembang ke arah yang kurang atau
tidak sesuai dengan kodrat atau martabat kemanusiaannya
 manusia dapat bertingkah seperti binatang jika tidak dididik sebagai
manusia
 perkembangan manusia bersifat terbuka dan serba mungkin
 maka dari itu, pendidikan sangat penting untuk norma dan tingkah laku
manusia

Mengapa manusia harus mendidik diri?


karena dalam bereksistensi yang harus meng-ada-kan/menjadikan diri itu ada
hakikatnya yaitu manusia itu sendiri. Sebaik dan sekuat apapun upaya yang
diberikan pihak lain (pendidik) kepada seseorang (peserta didik) untuk
membantunya menjadi manusia, apabila orang tersebut tidak ingin mendidik
diri, maka upaya bantuan tersebut tidak akan memberikan kontribusi bagi
seseorang tadi untuk menjadi manusia.

C. Prinsip-prinsip kemungkinan pendidikan

Manusia sebagai makhluk yang dapat dididik


1. Prinsip Protensialitas
Tujuan pendidikan itu agar seseorang menjadi manusia ideal. Manusia ideal
itu antara lain adalah manusia yang beriman dan bertaqwa kepada, bermoral,
cerdas, berperasaan, dst. Manusia juga memiliki potensi, yaitu untuk beriman
dan bertaqwa, potensi berbuat baik, potensi cipta, rasa, karsa, dan potensi
kaya.
2. Prinsip Dinamaika
Peserta didik itu memiliki dinamika utnuk menjadi manusia ideal. Peserta
didik selalu aktif dan selalu menginginkan segala hal yang lebih dari yang
dicapainya, serta berupaya agar menjadi manusia ideal. Oleh karena itu
dinamika manusia mengimplikasikan bahwa ia akan dapat dididik.
3. Prinsip Individualitas
Peserta didik adalah individu yang memiliki kedirisendirian (subyektivitas),
bebas, dan aktif berupaya untuk menjadu dirinya sendiri. Oleh karena itu
individualitas mengimplikasikan bahwa manusia dapat dididik.
4. Prinsip Sosialitas
Pendidikan hakikatnya berlangsung melalui pergaulan antar sesama manusia.
Melalui pergaulan pengaruh pendidikan akan disampaikan oleh pendidik dan
diterima oleh peserta didik.
5. Prinsip Moralitas
pendidikan bersifat normatif, artinya dilaksanakan berdasarkan sistem norma
dan nilai. Tujuan pendidikan agar manusia berakhlak mulia, berperilaku sesuai
nilai dan norma. Manuisa itu berdimensi moralitas, yaitu mampu membedakan
yang baik dan salah.
Berdasarkan asumsi diatas, bahwa manusia dapat dididik. Menurut M.J.
Langeveld (1980), menusia sebagai " Animal Educabile" atau hewan yang dapat
dididik. Dengan mengacu pada asumsi bahwa manusia dapat dididik diharapkan
kita menjadi sabar dan tabah dalam melaksanakan pendidikan.
D. Pendidikan Sebagai Humanisasi
Apa itu pendidikan? Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan,
dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.
Apa itu humanisasi? Humanisasi dimaknai sebagai upaya memanusiakan manusia.
Posisi manusia di sini adalah sebagai mahluk ciptaan Tuhan. Contoh humanisasi di
dunia Pendidikan pengembangan potensi-potensi peserta didik sebagai manusia
seutuhnya, yang di lakukan secara manusiawi, di kehidupan sehari-hari.
E. Sasaran Pendidikan
Sasaran Pendidikan hakikatnya adalah manusia sebagai kesatuan yang
terintegrasi. Contoh pada dasarnya setiap manusia telah menerima dan mengecap
pendidikan. Konsep hakikat manusia Individu yang memiliki sifat rasional yang
bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial. Pendidikan di
upayakan dengan berawal dari manusia apa adanya (aktualitas), dengan
mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang ada (potensialitas), dan di
arahkan menuju terwujudnya manusia yang seharusnya di cita citakan (idealitas ).
F. Tujuan Pendidikan
1. Manusiaa yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan YME
2. Berakhlak mulia
3. Sehat
4. Cerdas
5. Berperasaan
6. Berkemauan
7. mampu berkarya
8. mampu memenuhi kebutuhannya secara wajar
9. mampu mengendalikan hawa nafsu
10. berkepribadian
11. bermasyarakat
12. berbudaya

“ Manusia dapat menjadi manusia hanya melalui pendidikan “


-Immanuel Kant -

Anda mungkin juga menyukai