Anda di halaman 1dari 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sifat Fisik dan Sifat Mekanik


Pengujian sifat fisik dan sifat mekanik
batuan ini digunakan sebagai parameter
input pada software Phase2 untuk Dengan keterangan :
menentukan nilai meanstress dan 1. RQD = Degree of jointing (Rock
menghitung faktor keamanan terowongan. Quality Designation)
Juga untuk mendapatkan nilai Density dari 2. Jn = Joint set number
jenis batuan yang akan digunakan sebagai 3. Jr = Joint roughness number
parameter untuk menghitung Tekanan 4. Ja = Joint alteration number
mayor (σ1). Uji mekanik pada penelitian 5. Jw = Joint water reduction factor
ini dilakukan dengan bantuan software 6. SRF = Stress Reduction Factor
RocLab untuk mendapatkan parameter C,
V, dan Ɵ, σc, dan σt dengan bantuan alat Parameter individu ditentukan selama
Schmidht Hammer untuk mendapatkan pemetaan geologi menggunakan tabel yang
nilai kuat tekan (Mpa) yang dipakai dalam memberikan nilai numerik yang akan
Software RocLab. Pada lokasi penelitian mendeskripsikan situasi keadaan yang ada
terdiri dari 1 jenis batuan yaitu batu dilapangan, dari enam parameter ada tiga
Andesit. Pengambilan sampel untuk faktor utama yang menggambarkan
pengujian laborarium dilakukan dengan stabilitas di bukaan bawah tanah:
cara random sampling dimana batuan
diambil pada lereng sebagai acuan Degree of jointing (Block size)
terowongan K1WOI-T. Hasil pengujian
sifat fisik dan sifat mekanik batuan sebagai Joint Friction (inter block shear
berikut : strength)
Tabel 1. Hasil pengujian Sifat Fisik
Batuan Active stress
Parameter Sampel Batuan
No
Pengujian(gr/cm3) Batu Andesit 1. Scanline
1 Density alami 2,04 Dari data pengamatan dan pengukuran,
2 Density kering (ɣo) 1,99 didapatkan data:
3 Density Jenuh(ɣw) 2,08  Kedudukan lereng : N 264º E / 76º
Tabel 2. Hasil pengujian Sifat Mekanik  Panjang Scanline : 20 m
menggunakan software RocLab  Arah Scanline : N 268º E
Parameter
Sampel
C Ɵ
Batuan V σt σc
(Mpa) (º)
Batu
1.5 43.70 -0,032 2.108
Andesit

B. Klasifikasi Massa Batuan Rock


Tunelling Quality Index (Q-System)
Nilai Q memberikan deskripsi
stabilitas massa batuan dari bukaan
tambang bawah tanah di massa batuan
yang berstruktur. Nilai Q yang tinggi Gambar 1. Lereng Pengukuran
menunjukkan stabilitas yang baik dan nilai diskontinuitas Scanline (A - A’)
yang rendah berarti stabilitas yang buruk.
Berdasarkan 6 parameter, nilai Q dihitung Pada scanline ini terdapat 21 set kekar
menggunakan persamaan berikut : yang terbagi dalam 3 Kuadran seperti
berikut:

1
Tabel 3. Penggolongan set kekar dalam 4. Jr (Joint Roughness Number)
kuadran
Gesekan antar kekar tergantung dari
permukaan batuan itu sendiri apakah
Kuadran Jumlah Set Besar Sudut
Kekar memiliki tekstur yang bergelombang
2 2 90º - 180º planar, kasar, atau halus. Saat menentukan
3 14 180º - 270º angka kekasaran kekar, isian kekar pun
4 5 270º - 360º harus dipertimbangkan.
Pada daerah penelitian permukaan
2. RQD (Rock Quality Designation) batuan memiliki tekstur yang kasar dan
Peneliti menggunakan metoda tidak bergelombang dan jika dilihat tabel
langsung pada perhitungan RQD yang dibawah ini, nilai Jr sebesar 3.
dikemukakan oleh Priest and Hudson Tabel 6. Joint Roughness Values
(1983) dengan persamaan sebagai berikut :

Dari hasil perhitungan nilai RQD


didapatkan nilai sebesar 80% yang artinya
batuan dalam kondisi baik.
Tabel 4. Kualitas Batuan menurut
RQD
Kualitas Batuan RQD (%)
Sangat Jelek 0 - 25
Jelek 25 - 50
Sedang 50 - 75 5. Ja (Joint Alteration Number)
Baik 75 - 90 Selain dari kekerasan, mineral pengisi
Sangat Baik 90 - 100 dari rekahan sendiri sangat berperan bagi
gesekan antar kekar. Jenis mineral dan
3. Jn (Joint Set Number) karakteristiknya menentukan turunan nilai
Bentuk dan ukuran balok dalam suatu Ja.
massa batuan bergantung pada geometri Pada daerah penelitian mineral pengisi
patahan. Pada penelitian ini dari data Tabel dari kekar didominasi oleh Lempung
3, daerah penelitian memiliki 3 set kekar dengan ketebalan mineral pengisi kurang
berdasarkan kuadrannya yang terdiri dari dari 5 mm, jika dilihat dalam tabel
2 set kekar utama dan 1 set kekar random. dibawah nilai Ja adalah 8.
Yang artinya jika dilihat pada table Tabel 7. Joint Alteration Number
dibawah ini nilai Jn adalah 6. Values
Tabel 5. Joint set Number values

6. Jw (Joint Water Reduction Factor)

2
Kandungan air di dalam batuan dapat dari wilayah geografis dan keadaan
mempercepat pelunakan dan juga geologi yang sama pada daerah penelitian
pelarutan mineral – mineral yang lain.
terkandung di dalam batuan. Dengan Dengan melihat keadaan geologi sekitar
demikian tekanan air dapat mengurangi daerah penelitian, kondisi batuan memiliki
tegangan normal pada dinding patahan dan masalah pada stabilitas karena tekanan
menyebabkan blok batuan lebih mudah yang tinggi. Dalam hal ini peneliti
untuk bergeser. Aliran air dalam lubang menghitung nilai SRF dengan parameter
bukaan terowongan bawah tanah masuk hubungan antara Uniaxial Compressive
melalui luar, namun bisa saja berasal dari Strenght (σc) batuan dengan Tegangan
dalam lubang bukaan bawah tanah itu mayor (σ1).
sendiri dan akan sulit untuk di interpretasi Peneliti menggunakan alat Schmidht
secara kuantitatif. Hammer untuk mendapatkan nilai
Berdasarkan pengamatan secara Uniaxial Compressive Strenght (σc)
langsung dilapangan peneliti dapat melihat dengan nilai rata - rata adalah 35 Mpa
kondisi kandungan air yang ada didalam seperti tabel dibawah ini :
rekahan batuan, batuan pada lokasi Tabel 9. Korelasi Schmidht Hammer
penelitian terlihat lembab dan juga aliran
air yang masuk kecil. Maka jika dilihat Titi Posisi Rebound Korelasi UCS
k (Mpa)
dalam tabel dibawah ini nilai Jw adalah 1. 1 H 40 42
2 H 38 39
Tabel 8. Joint Water Reduction 3 H 41 44
Factor Values 4 H 28 21
5 H 42 45
6 H 36 34
7 H 28 21
8 H 38 39
9 H 34 32
Rata - rata 35

Dan menggunakan parameter Density


alami dikali dengan kedalaman
terowongan untuk mendapatkan parameter
Tegangan Utama (σ1) dengan nilai Density
7. SRF (Stress Reduction Factor) alami adalah 2,04 gram/cm3 atau 2,04
Secara umum, SRF menggambarkan ton/m3 yang dikali dengan kedalaman
hubungan antara tekanan dan kekuatan terowongan 500 m dan didapatkan hasil
batuan di sekeliling lubang bukaan bawah 1020 ton/m2 kemudian dikonversi menjadi
tanah. Tekanan dapat meyebabkan efek satuan MPa yaitu 10,16 MPa.
seperti deformasi, spalling, slabbing, Dalam penentuan nilai SRF, nilai dari
pelepasan blok batuan, dan squeezing. Uniaxial Compressive Strenght (σc) dibagi
Tekanan dan kekuatan dari batuan dapat dengan nilai Tegangan Utama (σ1) dan
diukur, kemudian SRF juga dapat di hitung didapatkan nilai 3,44.
dari hubungan antara Uniaxial Nilai tersebut akan dipakai dalam
Compressive Strenght (σc) batuan dengan penentuan nilai SRF dimana nilai 3,44
Tegangan mayor (σ1) atau hubungan antara memiliki bobot nilai SRF sebesar 50
tegangan tangensial maximum σθ dan σc seperti pada tabel dibawah ini.
pada batuan masif. Tabel 10. Stress Reduction Factor
Selama perencanaan penggalian bawah Values
tanah, SRF bisa ditetapkan dari overburden
dan keadaan topografi sekitar daerah
penelitian juga dari pengalaman umum

3
C. Perhitungan Massa Batuan Rock
Tunelling Quality Index (Q-System)
Dari penjelasan diatas maka didapa

Anda mungkin juga menyukai