DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 10
Segala puji bagi Tuhan YME yang telah memberikan penulis kemudahan
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik.
Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan YME atas rahmat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah K3 yang berjudul
“Upaya Mempertahankan Ergonomic pada Posisi Berbaring, Duduk, Berdiri dan
Berjalan”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL................................................................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A. Latar Belakang .........................................................................................................
B. Rumus masalah.........................................................................................................
C. Tujuan ......................................................................................................................
D. Manfaat.....................................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................
A. Definisi Ergonomi.....................................................................................................
B. Tujuan Ergonomi......................................................................................................
C. Ruang Lingkup Ergonomi.........................................................................................
D. Manfaat Ergonomi....................................................................................................
E. Ergonomi Posisi Berbaring.......................................................................................
F. Ergonomi Posisi Duduk............................................................................................
G. Ergonomi posisi Berdiri............................................................................................
H. Ergonomi posisi Berjalan..........................................................................................
I. Penyakit Yang Timbul Akibat Ergonomi Yang Salah..............................................
BAB III PENUTUP...........................................................................................................
A. Kesimpulan...............................................................................................................
B. saran..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat, sehingga peralatan seudah
menjadi kebutuhan pokok pada lapangan pekerjaan. Artinya peralatan dan teknologi
merupakan salah satu penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan
produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu, akan terjadi dampak
negatifnya bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang mungkin akan
timbul. Hal ini tentunya dapat dicegah dengan adanya antisipasi berbagai resiko. Antara
lain kemungkina terjadinya penyakit akibat kerja, penyakit yang berhubungan dengan
pekerjaan dan kecelakaan akibat kerja yang dapat menyebabkan kecacatan dan
kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian
antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai
pendekatan ergonomic.
Dalam dunia kerja terdapat Undang-Undang yang mengatur tentang
ketenagakerjaan yaitu Undang-Undang No. 14 tahun 1969 tentang ketentuan- ketentuan
pokok tenaga kerja merupakan subyek dan obyek pembangunan. Ergonomic yang
bersasaran akhir efisiensi dan keserasian kerja memiliki arti penting bagi tenaga kerja,
baik sebagai subyek maupun obyek. Akan tetapi sering kali suatu tempat kerja
mengesampingkan aspek ergonomic bagi para pekerjanya, hal ini tentunya sangat
merugikan para pekerja itu sendiri.
Pada umumnya ergonomic belum diterapkan secara merata pada sector kegiatan
kesehatan maupun lainnya. Gagasannya telah lama disebarluaskan sebagai unsur
hygiene perusahaan dan kesehatan kerja (hiperkes), tetapi sampai saat ini kegiatan-
kegiatan baru sampai pada taraf pengenalan oleh khususnya pada pihak yang
bersangkutan, sedangkan penerapannya baru pada tingkat perintisan. Fungsi pembinaan
ergonomic secara teknis merupakan tugas pemerintah. Pusat Bina Hiperkes dan
Keselamatan Kerja memiliki fungsi pembinaan ini melalui pembinaan keahlian dan
pengembangan penerapannya. Namun begitu, sampai saat ini pengembangan kegiatan-
kegiatannya baru diselenggarakan dan masih menunggu kesiapan masyarakat untuk
menerima ergonomic dan penerapannya.
Kesehatan kerja adalah merupakan bagian dari kesehatan masyarakat atau
aplikasi kesehatan masyarakat didalam suatu masyarakat pekerja dan masyarakat
lingkungannya. Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan
setinggi-tingginya, baik fisik, mental, dan sosial bagi masyarakat pekerja dan
masyarakat lingkungan perusahaan tersebut, melalui usaha-usaha preventif, promotif
dan kuratif terhadap penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan akibat kerja
atau lingkungan kerja. Kesehatan kerja adalah lapangan kesehatan yang mengurusi
masalah-masalah kesehatan secara menyeluruh bagi masyarakat pekerja. Menyeluruh
dalam arti usaha-usaha preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif, higine,
penyesuaian faktor manusia terhadap pekerjaannya dan sebagainya.
Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadi masalah yang besar bagi
kelangsungan suatu usaha. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian materi
yang cukup besar namun kehilangan sumber daya manusia merupakan kerugian yang
sangat besar karena manusia adalah satu-satunya sumber daya yang tidak dapat
digantikan oleh teknologi apapun. Upaya pencegahan dan pengendalian bahaya kerja
yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat
dilakukan dengan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja. Salah
satu hazard atau bahaya yang dapat terjadi dalam lingkungan pekerjaan adalah
psikososial para pekerjanya.
Psikososial adalah hubungan antara kondisi sosial seseorang atau pekerja
dengan kesehatan mental/emosionalnya. Hazard psikososial adalah suatu bentuk
bahaya yang dapat mengancam kesehatan mental para pekerja dan risiko penurunan
produktifitas pekerja. Dikarenakan hal tersebut upaya atau pencegahan pada hazard
psikososial yang akan dibahas ini menjadi hal penting
selain melindungi atau mencegah bahaya fisik atau luar lainnya. Dengan
demikian untuk mewujudkan K3 perlu dilaksanakan dengan perencanaan dan
pertimbangan yang tepat, dan salah satu kunci keberhasilannya terletak pada peran serta
pekerja sendiri baik sebagai subyek maupun obyek perlindungan dimaksud dengan
memperhatikan banyaknya risiko yang diperoleh.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi ergonomic.
2. Mengetahui tujuan ergonomic.
3. Mengetahui ruang lingkup ergonomic.
4. Mengetahui manfaat ergonomic.
5. Mengetahui sikap berbaring yang benar.
6. Mengetahui sikap duduk yang benar.
7. Mengetahui sikap berdiri yang benar.
8. Mengetahui sikap berjalan yang benar.
D. Manfaat
Agar pembaca dapat mengetahui upaya mempertahankan ergonomic pada posisi
berbaring,duduk,berdiri,dan,berjalan
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi Ergonomi
Ergonomi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu Ergon dan Nomos. Ergon memiliki
arti kerja dan Nomos memiliki arti hukum; jadi Ergonomi itu sendiri secara garis besar
adalah studi tentang manusia untuk menciptakan system kerja yang lebih sehat, aman
dan nyaman (Arif, 2009).
5. Sosiologi
6. Fisiologi, kaitanya dengan temperature tubuh, oxygen up take, dan aktifitas otot
7. Desain, dll
D. Manfaat Ergonomi
1. Menurunnya angka kesakitan akibat kerja.
2. Menurunnya kecelakaan kerja.
3. Biaya pengobatan dan kompensasi berkurang.
4. Stress akibat kerja berkurang.
5. Produktivitas membaik.
6. Alur kerja bertambah baik.
7. Rasa aman karena bebas dari gangguan cedera.
8. Kepuasan kerja meningkat.
E. Ergonomi Posisi Berbaring
1. Posisi Supinasi
3. Posisi Fowler
a. Cuci tangan dan gunakan handschoen.
b. Jelaskan prosedur kepada pasien.
c. Minta oasien memfleksikan lutut sebelum kepala dinaikkan.
d. Naikkan tempat tidur bagian kepala 15°-35° jika ingin posisi semi fowler
dan 45°-90° jika ingin posisi fowler.
e. Lettakan bantal kecil dibawah punggung dan kepala.
f. Letakkan bantal dibawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit.
g. Pastikan tidak terdapat tekanan pada daerah popliteal dan lutut dalam
keadaan fleksi.
h. Topang telapak kaki pasien dengan menggunakan footboard.
i. Observasi tingkat kenyamanan dan kesejajaran tubuh pasien.
6. Posisi Litotomi
3. Posisi lutut mempunyai peranan penting juga. Untuk itu tekuklah lutut hingga
sejajar dengan pinggul. Usahakan untuk tidak menyilangkan kaki.
5. Jika ingin menulis tanpa meja, gunakanlah pijakan di bawah kaki namun posisi
kaki tetap sejajar dengan lantai. Akan tetapi hal ini sebaiknya tidak dilakukan
terlalu lama karena akan membuat tulang ekor menahan sebagian beban yang
berasal dari paha.
6. Usahakanlah istirahat setiap 2 jam sekali dengan cara berdiri, peregangan sesaat,
atau berjalan-jalan di sekitar ruangan untuk mengembalikan kesegaran tubuh
agar dapat tetap berkonsentrasi dalam belajar
7. Tangan dibuat senyaman mungkin di atas meja, namun jangan lupa untuk
mengistirahatkan lengan dan siku. Jika diperlukan, dapat menggunakan
sandaran tangan untuk membantu mengurangi beban pada bahu dan leher anda
agar tidak mudah lelah.
8. Jika ingin mengambil sesuatu yang berada disamping atau di belakang, jangan
memuntir punggung. Putarlah keseluruhan tubuh sebagai satu kesatuan.
Berjalan kaki adalah salah satu latihan fisik benturan ringan yang bermanfaat
bagi kesehatan. Selain bisa memperbaiki suasana hati, berjalan kaki juga membantu
mengatasi depresi. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat obesitas di negara-negara
yang penduduknya biasa berjalan kaki lebih rendah daripada negara-negara yang
penduduknya mengandalkan mobil sebagai sarana transportasi.
Cara berjalan yang baik adalah:
4. Biasakan berjalan dengan tubuh yang tegak. Walaupun setiap orang memiliki cara
berjalan yang unik, ada sikap tertentu yang banyak orang lakukan saat berjalan,
terutama dalam hal postur tubuh. Biasakan berjalan dengan punggung tegak dan
mengangkat dagu agar sejajar dengan lantai. Dengan menjaga postur ini selama
berjalan, Anda bisa bernapas lebih leluasa sebab tulang punggung Anda tetap lurus
sehingga tidak menekan diafragma. Jangan berjalan sambil menunduk atau
membungkuk sebab postur tubuh yang buruk lambat laun membuat punggung
terasa nyeri, leher kaku, dan bahkan muncul keluhan lain yang lebih serius
5. Gunakan otot betis, paha belakang, dan kuadrisep agar Anda bisa berjalan dengan
baik. Gerakan berjalan yang efektif melibatkan hampir semua otot tungkai, bukan
hanya satu. Visualisasikan bahwa saat ini Anda sedang berjalan. Langkahkan kaki
kanan ke depan dengan meletakkan tumit di lantai lalu gunakan otot paha belakang
dan kuadrisep kaki kiri untuk menggerakkan tubuh ke depan sampai Anda bisa
memindahkan tumit kiri ke depan. Biasakan melangkah dengan gerakan
menggulung telapak kaki, yaitu mengangkat telapak kaki dimulai dari tumit sampai
ke jari-jari kaki dengan arah lurus ke depan. Cara ini akan mengaktifkan otot betis
sehingga telapak kaki membentuk sudut yang tepat saat terangkat dari lantai setiap
kali Anda melangkah.
6. Tariklah kedua bahu sedikit ke belakang, tetapi biarkan tetap rileks. Saat berjalan,
Anda akan lebih banyak mengandalkan otot kaki dan otot perut. Walau demikian,
Anda harus tetap memperhatikan postur tubuh atas. Menarik bahu sedikit ke
belakang dalam kondisi rileks akan banyak manfaatnya. Postur ini menjaga tubuh
Anda agar tetap kuat dan stabil saat Anda meluruskan punggung dari leher sampai
pinggul. Melakukan postur ini sambil menegakkan punggung dan mengangkat
dagu akan mencegah ketegangan di punggung dan menghindari terjadinya cedera.
Selain itu, cara ini membantu Anda membentuk kebiasaan berjalan yang baik
sehingga tubuh Anda tidak bungkuk yang cenderung menimbulkan nyeri dan
ketegangan bahu. Terakhir, dengan menarik bahu sedikit ke belakang, penampilan
Anda akan lebih baik karena postur ini menunjukkan kepercayaan diri dan
kekuatan. Walaupun terkesan sepele, hal ini sangatlah penting
2. Ayunkan lengan selama Anda berjalan. Mengayunkan lengan adalah hal biasa bagi
banyak orang. Biarkan kedua lengan tergantung ke bawah secara alami. Saat mulai
berjalan, lengan Anda akan berayun sedikit. Semakin cepat Anda berjalan, semakin
lebar ayunannya. Mengayunkan lengan adalah sesuatu yang alami ketika Anda
berjalan. Penelitian membuktikan bahwa cara ini bisa meningkatkan efisiensi dari
setiap langkah Anda. Berjalan sambil mengayunkan lengan membantu Anda
melangkah lebih lebar dengan energi metabolik yang sama besarnya seperti jika
Anda tidak mengayunkan lengan. Jadi, jangan takut mengayunkan lengan saat
berjalan. Jangan khawatir, Anda tidak akan terlihat seperti pendekar. Jika cuaca tidak
terlalu dingin, jangan masukkan tangan ke dalam saku agar Anda bisa mengayunkan
lengan. Dengan demikian, Anda akan memperoleh manfaatnya, yaitu berjalan lebih
cepat dan lebih jauh.
I. Penyakit Yang Timbul Akibat Ergonomi Yang Salah
Konsep efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien sangat berkaitan dengan
ergonomic untuk meciptakan metode, lingkungan dan peralatan kerja yang mampu
menstimulasi konsep tersebut sesuai dengan pekerjaan. Konsep inoi tidak hanya
dirasakan oleh fisik tapi juga psikologi. Tubuh manusia apabila dibebani kerja secara
terus menerus (dalam keadaan statis) akan menimbulkan rasa lelahdan bisa jadi
berkembang menjadi rasa nyeri pada bagian tubuh tertentu.
Pada kondisi kerja tertentu menggambarkan kecenderungan untuk mengalami
beberapa keluhan antara lain :
1. Algias : Penyakit pada juru ketik, sekretaris, pekerja yang postur tubuhnya
membungkuk ke depan, vertebral syndrome pada pembawa barang, pengantar
barang & penerjun paying.
2. Osteo articulardeiatins : Skoliosis pada operator pekerja bangku, kifosis pada
pembawa atau pemikul barang
3. Rasa nyeri pada otot dan tendon
4. Iritasi pada cabang saraf tepi
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penerapan Ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja saat bekerja selalu
dalam keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat
mencapai tujuan tersebut, perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik
dari semua pihak. Pihak pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan sebagai
lembaga yang bertanggungjawab terhadap kesehatan masyarakat, membuat
berbagai peraturan, petunjuk teknis dan pedoman K3 di Tempat Kerja serta
menjalin kerjasama lintas program maupun lintas sektor terkait dalam
pembinaannya.
2. Bahaya psikososial kerja dapat didefinisikan sebagai aspek-aspek dari desain kerja,
organisasi kerja dan manajemen kerja, serta segala aspek yang berhubungan
dengan lingkungan sosial kerja yang berpotensi dapat menyebabkan gangguan
pada psikologi dan fisik-fisiologi pekerja ( Cox & Griffiths, 2002 ) dalam Research
on Work-Related Stress 2002. Bahaya psikososial ini secara langsung atau tidak
akan berpengaruh terhadap konflik fisik dan karyawan sehari-hari, jika seorang
karyawan tidak dapat mengatasi beban bahaya ini dengan baik maka karyawan
tersebut akan jatuh dalam kondisi bosan, jenuh, stress dan akan mengalami
gangguan serta keluhan penyakit serta menurunkan produktivitas kerja keryawan.
3. Potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek psikologis
ketenaga kerjaan yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian seperti:
penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat, kepribadian,
motivasi, temperamen atau pendidikannya, sistem seleksi dan klasifikasi tenaga
kerja yang tidak sesuai, kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan
pekerjaannya sebagai akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh, serta
hubungan antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi
kerja.
B. Saran
Ashalina, Synthia. 2014. Makalah Konsep Dasar K3, Hazard dan Pengendaliannya.
Makalah.
https://www.academia.edu/8779943/MAKALAH_Konsep_Dasar_K3_Hazard
_dan_Pengendaliannya. (20 Oktober 2019).
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/62e4b9dd68248244ae
e9e0ea266a2050.pdf. (3 November 2019).