Anda di halaman 1dari 5

Tugas 1 Mingguan

Nama : Ulfa Yuherman


NIM : 21161061
Jurusan : Pendidikan Ilmu Sosial (Konsentrasi Sejarah)
Mata Kuliah : Metode Penelitian
Jadwal : Jum’at/ 13.20 s/d 15.00
Fakta:
1. Paradigma ilmu sosial
Pradigma berbicara tentang cara pandang seseorang dalam memahami
relitas kehidupan disekitarnya sehingga hal tersebut menghadirkan ciri khas tersendiri
bagaimana seseorang tersebut mendekati, mempelajari dan menjelaskan tentang realitas
realitas yang ada di dunia ini. Ilmu sosial alah ilmu tentang prerilaku kehidupan manusia
dalam segala aspek sebagai makhluk hidup yang bermasyarakat. Ilmu sosial merupakan
sebuah displin ilmu yang memiki banyak cabang disiplin ilmu yang terkait dengannya.
Seperti ilmu sejarah yang berbicara tentang waktu, ilmu sosiologi yang berbicara tentang
interaksi masyarakat, ilmu ekonomi yang berbicara tentang kebutuhan masyarakat, dan
yang lainnya. Hal ini pada akhirnya memberikan simpulan kepada kita bahwa berbicara
paradigma sosial maka kita akan berbicara tentang bagaimana cara pandang seseorang
dalam memahami realitas-realitas sosial disekitarnya sehingga hal tersebut akan
mempengaruhinya dalam hal mempelajari dan memahami tentang realitas-realitas sosial
ditengah masyarakat tersebut.
2. Perbedaan ilmu dan pengetahuan
Ilmu:
Ilmu pada hakekatnya berangkat dari pengetahuan yang sangat memberikan keraguan
pada manusia. Keraguan tersebut pada akhirnya mengundang kegiatan lanjut pada
manusia untuk lebih mengetahui dan mendalaminya. Proses untuk lebih mengetahui serta
mendalami lebih jauh tersebut dilakukan tidak dengan asal-asalan. Tetapi berproses
dengan mengikuti kaidah ilmiah. Kaidah ilmiah ini dimaksudkan dengan berbagai prosedur
keilmuan yang digunakan serta jelas dan teratur
Ilmu pada akhirnya adalah jawaban-jawaban yang didapatkan dari pertanyaan-pertanyaan
hasil keraguan dari pengetahuan. Lebih lanjut, dapat disimpulkan bahwa ilmu adalah
pengetahuan yang sudah diverivikasi secara ilmiah
Pengetahuan:
Pengetahuan pada hakikatnya adalah segala informasi yang didapatkan manusia dari
berbagai fonomena alam serta segala sisi hidup dari diri manusia itu sendiri. Pengetahuan
didapatkan melalui penerimaan dan pemahaman dari panca indra yang dimiliki manusia
sehingga tertanam dan menetap dalam fikiran, serta diolah oleh fikiran sehingga
menghadirkan semacam pertanyaan (keraguan). Keraguan merupakan bagian terpenting
yang selalu hadir ketika seorang manusia mendapatkan pengetahuan yang
didapatkannya. Maka dari itu, keraguan yang dihadirkan pengetahuan tadi akan
menggerakkan manusia untuk lebih mencari tau tentang pengetahuan tersebut. Ending
dari keraguan tadi pada akhirnya akan menghasilkan penerimaan secara utuh atau
menolak secara utuh.
3. Paradigma berfikir ilmiah
Berfikir secara ilmiah adalah upaya untuk menemukan kenyataan dan ide yang belum
diketahui sebelumnya. Ilmu merupakan proses kegiatan memastikan pengetahuan melalui
pengamatan berdasarkan teori dan menggunakan metode ilmiah. Ilmu berusaha
memahami alam sebagaimana adanya dan selanjutnya hasil kegiatan keilmuan
merupakan alat untuk meramalkan dan mengendalikan gejala alam. Adapun pengetahuan
adalah keseluruhan hal yang diketahui, yang membentuk persepsi tentang kebenaran atau
fakta. Ilmu adalah bagian dari pengetahuan, sebaliknya setiap pengetahuan belum tentu
ilmu. Manusia senantiasa berupaya mencari tahu bagaimana cara-cara menyelesaikan
masalah-masalah kehidupannya secara efektif dan efisien, memahami fenomena-
fenomena alam dan menjawab tantangan zaman.
4. Teori dan metode ilmiah
Teori:
Setiap peneliti selalu menggunakan teori. Seperti dinyatakan oleh Neuman
(2003) para peneliti menggunakan teori secara berbeda pada setiap jenis penelitian, tetapi
sejumlah teori selalu dipakai pada setiap penelitian sosial. Sumadi Suryabrata (1990)
menyatakan kajian teori perlu ditegakkan agar peneliti itu mempunyai dasar yang kokos,
dan bukan sekedar perbuatan coba coba (trial and error). David E Gray menyatakan
bahwa peneliti tidak akan dapat melakukan penelitian yang signifikan tanpa memahami
teori/pustaka yang terkait dengan bidang yang diteliti.
Karlinger (1978) mengemukakan bahwa teori adalah seperangkat konstruk,
defenisi, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fonomena secara sistematik, melalui
spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan
meramalkan fonomena. William Wiersma (1986) menyatakan teori adalah kumpulan
generalisasi yang dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai fonomena secara
sistematik. Cooper and Schinder (2003) mengemukakan teori adalah seperangkat konsep,
defenisi dan proposisi yang tersusun secara sistematis sehingga dapat digunakan untuk
menjelaskan dan meramalkan fonomena.
Dari berbagai pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa teori adalah
sekumpulan defenisi tentang fonomena berdasarkan pada pengalaman yang terbukti
secara empiris, sehingga dapat dijadikan sebagai dasar untuk menjelaskan sebuah
fonomena secara sistematis.
Metode Ilmiah:
Kriteria dan langkah metode ilmiah
Metode Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para
ilmuwan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini menggunakan langkah-
langkah yang sistematis, teratur dan terkontrol.
Kriteria metode ilmiah meliputi:
a. Berdasarkan fakta
b. Bebas dari prasangka
c. Menggunakan prinsip prinsip analisis
d. Menggunakan hipotesis
e. Menggunakan ukuran objektif
f. Menggunakan teknik kuantifikasi
Langkah langkah metode ilmiah diantaranya:
a. Memilih dan mendefinisikan masalah
b. Survei terhadap data yang tersedia
c. Memformulasikan hipotesis
d. Membangun kerangka analisis serta alat alat untuk menguji hipotesis
e. Mengumpulkan data primer
f. Mengolah, menganalisis, serta membuat interpretasi
g. Membuat generalisasi dan kesimpulan
h. Membuat laporan
5. Etika penelitian
Prinsip Dasar Etika Penelitian
Etika penelitian adalah pertimbangan rasional mengenai kewajiban‐kewajiban moral
seorang peneliti atas apa yang dikerjakannya dalam penelitian, publikasi, dan
pengabdiannya kepada masyarakat. Selain penguasaan metodologi yang
memungkinkannya untuk mendapat pengetahuan tentang bidang yang
menjadi  perhatiannya, seorang peneliti perlu memberikan perhatian pada prinsip‐prinsip
etika penelitian sebagai berikut.
a. Prinsip menghormati martabat manusia dan hak masyarakat
Prinsip ini menegaskan bahwa manusia adalah pribadi yang memiliki kehendak bebas
dan kemampuan untuk bertanggungjawab atas keputusan‐keputusannya.
Berdasarkan prinsip ini, seorang peneliti wajib: ƒ
1) menghormati manusia sebagai makhluk yang memiliki otonomi, yang memiliki
kemampuan dalam bernalar dan mengambilkeputusan
2) menghormati martabat dan harkat setiap individu dan hak‐haknya atas privacy
dan konfidensialitas
3) menghargai hak masyarakat atas kekayaan kulturalnya sebagai bukti
penghormatan atas martabat manusia
4) melindungi hak dan kesejahteraan pribadi dan komunitas yang tidak memiliki
kemampuan untuk mengambil keputusan yang otonom karena alasan usia,
gender, ras, etnisitas,    bahasa, orientasi seksual, dan status ekonomi, serta
berusaha meniadakan prasangka yang timbul karena perbedaan‐
perbedaantersebut.
5) memberikan perlindungan kepada partisipan penelitian terhadap kemungkinan
timbulnya kerugian dan penyalahgunaan dalampenelitian.
b. Prinsip berbuat baik(beneficence)
Prinsip ini menegaskan kewajiban peneliti untuk berbuat baik, mengusahakan manfaat
semaksimal mungkin, dan meminimalkan kerugian bagi setiap orang yang terlibat
dalam penelitian. Setiap tindakan yang dapat merugikan partisipan penelitian perlu
dipertimbangkan dengan hati‐hati dengan menerapkan prinsip do no harm, termasuk
dalam kasus adanya konflik kepentingan.
c. Prinsip keadilan
Prinsip ini menegaskan bahwa setiap peneliti memiliki kewajiban etis untuk
memperlakukan    setiap orang secara fair berdasarkan keterlibatannya dalam
penelitian. Prinsip ini juga menjamin pembagian yang seimbang dalam hal beban dan
manfaat yang diperoleh partisipan penelitian baik individu maupun masyarakat
berdasarkankeikutsertaan dalampenelitian.
d. Prinsip integritas keilmuan
Prinsip ini menegaskan bahwa setiap peneliti memiliki kewajiban etis untuk menjaga
integritas keilmuan dengan menghargai kejujuran, kecermatan, ketelitian, dan
keterbukaan dalam penelitian, publikasi dan penerapannya.Peneliti wajib berpegang
pada komitmennya untuk menjunjung tinggi obyektivitas dan kebenaran. Pelanggaran
atas hak kekayaan intelektual (haki), pencurian data dan karya orang lain selain
merupakan pelanggaran atas prinsip ini, juga merupakan pelanggaranhukum.
e. Prinsip kepercayaan dan tanggungjawab
Prinsip ini menegaskan bahwa peneliti wajib membangun kepercayaan dengan mitra
peneliti, partisipan penelitian dan semua yang terlibat dalam penelitian. Prinsip ini juga
menegaskan bahwa peneliti perlu menyadari tanggung jawab profesional dan
keilmuannya terhadap masyarakat dan terhadap komunitas tempat ia bekerja. Dalam
rangka menjunjung      tinggi      dan     menegakkan standarprofesionalitasnya, setiap
peneliti harus peka terhadap perkembangan IPTEKS, situasi sosial,  budaya dan
dampak penelitian terhadap  masyarakat.
f. Prinsip keterbukaan
Prinsip yang dimaksud dengan keterbukaan adalah bahwa peneliti harus terbuka
terhadap partisipan penelitian perihal deskripsi dan tujuan penelitian serta rincian
keterlibatan partisipan.Peneliti tidak boleh menyembunyikan tujuan penelitian dari
partisipan penelitian.
Bahan Bacaan
Fenti Hikmawati. 2017. Metodologi Penelitian. Depok: PT. Rajagrafindo Persada
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Komisi Etika Penelitian Unika Atma Jaya Jakarta. 2010. Pedoman Etika Penelitian. Jakarta: Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Kepada masyarakat Unika Atma Jaya

Anda mungkin juga menyukai