Anda di halaman 1dari 6

UJIAN AKHIR SEMESTER

Nama Mahasiswa : Nurhidayat


NIM : 200901502084
Hari/tanggal : Senin, 6 Desember 2021
Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan
Dosen Pengampu : Drs. H. Abdul Rijal,M.Si.
A. Soal Teori
1. Apa yang dimaksud dengan Persediaan, dan bagaimana mengukurnya?
2. Apa yang anda ketahui tentang aset tetap? Dan mengapa harus didepresiasi
(disusutkan)?
3. Jelaskan apa itu Aset Tak Berwujud, dan kapan suatu perusahaan dapat mengakui
“Goodwill”?
B. Soal Studi Kasus
1. Kerjakan Latihan 6.3 halaman 265 pada buku wajib.
2. Kerjakan soal 7.2 halaman 307 pada buku wajib.

JAWABAN :
A. Soal Teori
1. Persediaan adalah aset yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa dalam
bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau
pemberian jasa. Persediaan harus diukur berdasarkan mana yang lebih rendah antara
biaya atau nilai realisasi neto.

2. Aset tetap dalam akuntansi adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan


dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak
lain, atau untuk tujuan administratif; dan diharapkan untuk digunakan selama lebih
dari satu periode. Fixed asset harus dinilai secara berkala untuk memastikan bahwa
biaya yang dicatat dalam neraca keuangan telah sesuai dengan pembebanan biaya
yang seharusnya. Dalam accounting hal ini dikenal dengan nama Depresiasi atau
penyusutan, depresiasi sangat dibutuhkan karena aset akan kehilangan nilai
residunya selama periode waktu tertentu. Mengapa di aset tetap perlu disusutkan?
Karena hal ini yang memungkinkan bahwa nilai fixed asset akan selalu berkurang
didasarkan pada umur manfaat fixed asset yang tergolong lama bahkan bisa lebih dari
setahun. Contohnya pemakaian Laptop, saat dibeli hingga bertahun-tahun setelahnya
Laptop akan tetap dapat digunakan tanpa mengurangi fungsi dari Laptop tersebut.
Pemanfaatan aset dengan jangka waktu yang lama tidak akan menjadikan fungsi aset
menjadi hilang, dan ikarenakan fungsi asset yang tetap sama selama umur manfaatnya
sehingga untuk mencatat biaya aset dalam neraca keuangan perlu untuk dilakukan
penyusutan nilai fixed asset secara berkala dengan periode waktu tertentu untuk
memastikan nilai sebenarnya dari suatu aset. Jika tidak dilakukan depresiasi, maka
nilai aset yang tercatat dalam neraca keuangan akan selalu lebih tinggi dari nilai
sebenarnya. Depresiasi aset juga akan berpengaruh kepada laporan keuangan yang
dilaporkan ke Pajak, semakin besar nilai depresiasi maka margin rugi laba akan
semakin berkurang.
Depresiasi fixed asset dapat dilakukan setiap bulannya dengan menggunakan metode
penyusutan aset garis lurus atau saldo menurun ganda. Modul depresiasi yang
dimiliki oleh Activo, membantu Perusahaan untuk melakukan depresiasi aset hanya
dengan satu langkah mudah.

3. Aset tidak berwujud adalah aset tetap sebuah perusahaan yang memiliki umur lebih
dari satu tahun. Sesuai dengan namanya, aset ini tidak dapat dilihat dengan mata
karena tidak memiliki bentuk fisik. Aset tetap tidak berwujud ini biasanya dikelola
oleh perusahaan untuk mendapatkan keuntungan operasional perusahaan. Pengakuan
Goodwill dilakukan ketika perusahaan membeli perusahaan lain melalui akuisisi
dimana perusahaan membayar lebih besar dari asset bersih yang dapat diidentifikasi
atas perusahaan yang dibelinya.

B. Soal Studi Kasus


1. Soal 6.3
PT Maju Jaya menjual satu produk. Berikut Informasi yang tersedia untuk bulan Januari.
Tgl Keterangan Kuantitas Harga (Rp)
01-Jan Persediaan awal 100 unit Rp 12,000
04-Jan Penjualan 80 unit Rp 16,000
11-Jan Pembelian 150 unit Rp 13,000
13-Jan Penjualan 120 unit Rp 17,500
20-Jan Pembelian 160 unit Rp 14,000
27-Jan Penjualan 100 unit Rp 18,000

Perusahaan menggunakan asumsi arus biaya FIFO. Semua pembelian dan penjualan dilakukan
secara kredit.
Diminta :

A. Asumsikan perusahaan menggunakan sistem periodik. Siapkan semua ayat jurnal yang
dibutuhkan, termasuk jurnal penutup akhir bulan untuk mencatat beban pokok penjualan!
penghitungan fisik mengindikasikan nilai saldo akhir persediaan untuk bulan Januari senilai
110 unit.

Persediaan barang yang siap dijual (unit) adalah :


Tanggal Keterangan Kuantitas Harga (Rp)
Persediaan
01-Jan 100 unit x Rp 12,000 Rp 1.200.000
awal
11-Jan Pembelian 150 unit x Rp 13,000 Rp 1.950.000
20-Jan Pembelian 160 unit x Rp 14,000 Rp 2.240.000
Persediaan yang siap dijual 410 unit Rp 5.390.000
Unit persediaan akhir adalah = Persediaan yang siap dijual - unit yang terjual
410 unit - 300 unit = 110 unit
Persediaan akhir = 110 unit x Rp 14,000 = Rp 1,540,000
Beban Pokok Penjualan = Persediaan yang siap dijual - persediaan akhir
Rp 5,390,000 - Rp 1,540,000 = Rp 3,850,000
Sistem Persediaan Periodik
Persediaan awal, 100 unit pada harga Rp 12.000    
Akun persediaan menunjukkan saldo persediaan sebesar    
1
Rp12.000    

Penjualan 80 unit pada harga Rp 16.000    


Rp1.280.00
Piutang Dagang  
0
4
Rp1.280.00
  Penjualan  
0
     
Pembelian 150 unit pada harga Rp 13.000    
Rp1.950.00
Pembelian  
1 0
1 Rp1.950.00
  Utang Dagang  
0
     
Penjualan 120 unit pada harga Rp 17.500    
Rp2.100.00
Piutang Dagang  
1 0
3 Rp2.100.00
  Penjualan  
0
     
Pembelian 160 unit pada harga Rp 14.000    
Rp2.240.00
Pembelian  
2 0
0 Rp2.240.00
  Utang Dagang  
0
     
2 Penjualan 100 unit pada harga Rp 18.000    
7 Rp1.800.00
Piutang dagang  
0
  Penjualan   Rp1.800.00
0
     
Penjurnalan pada akhir periode, saldo akhir persediaan
   
110 unit pada harga Rp 14.000
Persediaan (akhir) Rp1.540.00  
Rp3.850.00
Beban Pokok Penjualan  
  0
Rp4.190.00
  Pembelian  
0
Rp1.200.00
  Persediaan Awal  
0

B. Hitunglah Laba Bruto Menggunakan Sistem Periodik

Laba Bruto = Penjualan Bersih – HPP


= 5.180.000 – 3.850.000
= 1.330.000

C. Asumsikan perusahaan menggunakan sistem perpetual. Siapkan jurnal entri yang dibutuhkan

Tanggal Keterangan Kuantitas Harga (Rp)


Persediaan
01-Jan 100 unit Rp 12,000
awal
04-Jan Penjualan 80 unit Rp 16,000
11-Jan Pembelian 150 unit Rp 13,000
13-Jan Penjualan 120 unit Rp 17,500
20-Jan Pembelian 160 unit Rp 14,000
27-Jan Penjualan 100 unit Rp 18,000

Persediaan barang yang siap dijual (Unit) :


Tanggal Keterangan Kuantitas Harga (Rp)
Persediaan
01-Jan 100 unit x Rp 12,000 Rp 1.200.000
awal
11-Jan Pembelian 150 unit x Rp 13,000 Rp 1.950.000
20-Jan Pembelian 160 unit x Rp 14,000 Rp 2.240.000
Persediaan yang siap dijual 410 unit Rp 5.390.000

unit persediaan akhir adalah = Persediaan yang siap dijual - unit yang
terjual
410 unit - 300 unit = 110 unit
Persediaan akhir :
110 unit x Rp 14,000 = Rp 1,540,000
Beban Pokok Penjualan = Persediaan yang siap dijual - persediaan akhir
Rp 5,390,000 - Rp 1,540,000 = Rp 3,850,000
Sistem Persediaan Perpetual
Persediaan awal, 100 unit pada harga Rp
   
12.000
1 Akun persediaan menunjukkan saldo
   
persediaan sebesar
Rp12.000    
Penjualan 80 unit pada harga Rp 16.000    
Piutang Dagang Rp1.280.000  
4
  Penjualan   Rp1.280.000
     
Pembelian 150 unit pada harga Rp 13.000    
1 Persediaan Rp1.950.000  
1   Utang Dagang   Rp1.950.000
     
Penjualan 120 unit pada harga Rp 17.500    
1 Piutang Dagang Rp2.100.000  
3   Penjualan   Rp2.100.000
     
Pembelian 160 unit pada harga Rp 14.000    
2 Persediaan Rp2.240.000  
0   Utang Dagang   Rp2.240.000
     
Penjualan 100 unit pada harga Rp 18.000    
2 Piutang dagang Rp1.800.000  
7   Penjualan   Rp1.800.000
     
Beban Pokok penjualan Rp 3.850,000  
 
  Persediaan   Rp 3.850,000
Penjurnalan pada akhir periode, saldo akhir persediaan 110 unit pada harga Rp
14.000
 
(Tidak ada penjurnalan)
 
Akun persediaan menunjukkan saldo akhir    
  Sebesar Rp 1,540,000 (Rp 1,200,000 + Rp
   
4,190,000 - Rp 3,850,000)

D. Hitunglah Laba Bruto Jika Menggunakan Sistem Perpetual

Laba Bruto = Penjualan Bersih – HPP


= 5.180.000 – 3.850.000
= 1.330.000
2. Soal 7.2
Jawaban :
Tanggal Pengeluaran Pinjaman Khusus Pinjaman Umum Rata-Rata Tertimbang
01-Mar-15 Rp 1.080.000 Rp 1.080.000.000
01-Apr-15 Rp 1.296.000 Rp 920.000.000 Rp 282.000.000
01-Mei-15 Rp 1.800.000 Rp 376.000.000 Rp 1.200.000.000
01-Jul-15 Rp 3.600.000 Rp 1.800.000.000 Rp 1.800.000.000
Rp 3.600.000.000 Rp 3.282.000.000
Biaya pinjaman yang dapat dikapitalisasi:
Pinjaman khusus (9% x Rp2M) = 180.000.000
Pinjaman Umum (12% x 3.282.000.000) = 393.840.000
Total Biaya Pinjaman dikapitalisasi = 573.840.000
Biaya perolehan gedung :
Pengeluaran 1 Maret 2015 1.080.000.000
Pengeluaran 1 April 2015 1.296.000.000
Pengeluaran 1 Mei 2015 1.800.000.000
Pengeluaran 1 Juli 2015 3.600.000.000
Biaya pinjaman yang dikapitalisasi 573.840.000
Total Biaya perolehan gedung 8.349.840.000
Ayat jurnal :
01-Mar-15 Bangunan Rp 1.080.000.000
Kas Rp 1.080.000.000
01-Apr-15 Bangunan Rp 1.296.000
Kas Rp 1.296.000
01-Mei-15 Bangunan Rp 1.800.000
Kas Rp 1.800.000
01-Jul-15 Bangunan Rp 3.600.000
Kas Rp 3.600.000
31-Des-15 Bangunan Rp 573.840.000
Beban Bunga Rp 566.160.000
Kas Rp 1.140.000.000

Anda mungkin juga menyukai