Anda di halaman 1dari 30

ASET TETAP Kelompok 2

DAN
PROPERTI INVESTASI
D 1.
2.
Rezi Safutri
Besse Putri Reski Amalia
3. Rika Yoshita
D

4. Andi Nurfadhilah
5. Faradilla
6. Muh. Ainur Luthfi
7. Alya Dwi Arisanti
8. Putri Jun
9. Jumriani
Definisi Aset Tetap

Aset tetap adalah aset berwujud yang :


a. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan
barang atau jasa, untuk direntakkan kepada pihak lain atau untuk
tujuan administratif
b. Diharapkan untuk digunakan lebih dari satu periode
 
Contoh dari aset tetap adalah tanah, bangunan, peralatan
dan kendaraan yang digunakan entitas dalam kegiatan
operasionalnya dan bukan ditujukan untuk dijual kembali
dalam kegiatan normal perusahaan.
 
 
Pengakuan
Sebagaimana pengakuan untuk aset lainnya, biaya
.
perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan
hanya jika :
a. Besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan
berkenaan dengan aset tersebut mengalir ke entitas
b. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal
.
PENGUKURAN AWAL
Biaya perolehan aset tetap meliputi berikut ini :

Harga perolehannya, termasuk dengan biaya impor dan pajak yang tidak

A boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan-


potongan lain
.

Biaya yang dapat distribusikan secara langsung untuk membawa aset ke

B lokasi dankondisi yang dinginkan agar aset siap digunakan dengan


keinginan dan maksud manajemen
.

Estimasi awal pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan


C restorasi lokasi aset
• Biaya Kualifikasikan adalah asset yangmembutuhkan suatu periode waktu yang
substansial agar siap digunakan atau dijual sesuaidengan maksudnya. Berikut adalah
beberapa aset yang dapat memenuhi kriteria asetkualifikasian :

PERSEDIAAN PABRIK FASILITAS


MUNUFAKTUR PEMBANGKIT
PABRIK

ASET TAK PROPERTI


BERWUJUT INVESTASI
Pengukuran Setelah Cost Model

Pengakuan Awal Setelah diakui sebagai aset, aset tetap


dicatat sebesar:
Entitas harus memilih antara: • Biaya perolehan
• Dikurangi:
Revaluation - akumulasi penyusutan
Cost Model Model - akumulasi rugi penurunan nilai aset

Revaluation
 Sebagai kebijakan akuntansinya Model

 Menerapkan kebijakan tersebut Setelah diakui sebagai aset, aset tetap


terhadap seluruh aset tetap dalam dicatat sebesar:
• jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar
kelompok yang sama
pada tanggal revaluasi
• Dikurangi:
- akumulasi penyusutan
- akumulasi rugi penurunan nilai aset
yang terjadi pada tanggal revaluasi
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal

Revaluation Model:

Appraisal
Jika tidak ada pasar yang
Nilai Wajar dapat dijadikan dasar
penentuan nilai karena sifat
Jumlah yang dipakai untuk
aset yang khusus dan jarang
mempertukarkan suatu aset
diperjualbelikan, maka
antara pihak-pihak yang
 Entitas perlu mengestimasi
berkeinginan dan memiliki
nilai wajar menggunakan
pengetahuan memadai dalam
pendekatan penghasilan atau
suatu transaksi dengan wajar
depreciated replacement cost.
Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Revaluation Model

Revaluasi harus dilakukan secara reguler

– Untuk memastikan jumlah tercatat tidak


berbeda secara material dengan nilai wajar Akumulasi penyusutan pada tanggal
pada tanggal neraca. revaluasi diperlakukan dengan metode:
• proporsional, atau
• eliminasi.
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
Aset senilai $ 10.000 diperoleh
tanggal 1 Januari 2008 dengan masa
Metode Proporsional manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai
sisa.
tanggal 31 Desember 2008 nilai wajar
1/1/08 Aset tetap aset adalah $ 12.000. 10,000
Kas 10,000
31/12/08 Beban Penyusutan 2,000
Akumulasi Penyusutan 2,000
31/12/08 Aset Tetap 5,000
Akumulasi Penyusutan 1,000*
Surplus Revaluasi 4,000
*((12.000-8.000)/8.000) x 2.000
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
Aset senilai $ 10.000 diperoleh tanggal 1
Metode Eliminasi
Januari 2008 dengan masa manfaat
ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31
Desember 2008 nilai wajar aset adalah $
12.000.
1/1/08 Aset tetap 10,000
Kas 10,000
31/12/08 BebanPenyusutan 2,000
Akumulasi Penyusutan 2,000
31/12/08 Akumulasi Penyusutan 2,000
Aset Tetap 2,000

Aset Tetap 4,000


Surplus 4,000
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
• Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka Revaluation Model
– seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama
harus direvaluasi
• Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat Entire
revaluasi, kenaikan tersebut langsung class
dikreditkan ke ekuitas pada bagian surplus
revaluasi.
– Diakui dalam L/R sejumlah penurunan akibat To Equity
revaluasi terdahulu (jika ada). directly
• Jika jumlah tercatat aset menurun akibat revaluasi,
penurunan tersebut diakui dalam laporn laba rugi.
Negative
– Didebit ke ekuitas – sejumlah saldo kredit surplus
to P/L
revaluasi (jika ada).
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp Example
100.000 dan akumulasi penyusutan Rp
55.000 dilakukan revaluasi dan
menghasilkan nilai Rp 65.000.

Dr - Akumulasi Penyusutan 55.000 6

Cr – Aset Tetap 55.000 5

Dr – Aset Tetap 20.000 2

1
Cr – Surplus Revaluasi 20.000
0
Text Text Text Text
1 2 3 4
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Revaluation Model

• Surplus yang disajikan di ekuitas dapat


revaluasi
dipindahkan langsung ke sado laba pada saat aset
tersebut dihentikan penggunaannya.
• Namun, pemindahan ke saldo laba dapat dilakukan seiring dengan
penggunaan aset oleh entitas. (partially realized)
– Dipindahkan sebesar perbedaan penyusutan dengan revaluasian
dan penyusutan dengan biaya perolehan. (atau nilai surplus
revaluasi dibagi sisa manfaat ekonomis)
• Pemindahan surplus revaluasi tidak
Dr Surplus Revaluasi
dilakukan melalui Laporan Laba Rugi.
Cr Saldo Laba
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Revaluation Model Example

• CJS Limited bought a car with


Dr Aset tetap 50,000
a cost of $50,000 on 1 Jan.
Cr Kas 50,000
2005 and adopted the
Dr Beban Penyusutan 10,000 revaluation model.
Cr Akumulasi Penyusutan 10,000 • The estimated useful life
Dr Akumulasi Penyusutan 10,000 of the car is 5 years.
Cr Aset tetap 2,000 • On 1 Jan. 2006, the car was
Cr Surplus Revaluasi 8,000 revalued with a fair value of
$48,000 at that date.
Year ended 31.12.2006
• Prepare the journal entries for
Dr Beban Penyusutan ($48K/4) 12,000
Cr Akumulasi Penyusutan 12,000 the year ended 31 December
Surplus Revaluasi 2,000 2005 and 31 December 2006.
Dr
Cr Saldo Laba 2,000
Penyusutan
8 Setiap bagian dari asset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan
7
6
terhadap total biaya perolehan seluruh aset harus disusutkan secara terpisah.
5
4 Contoh :
3 PT Anugrah membeli sebidang tanah beserta bangunan dengan masa manfaat 50
2
1
tahun dengan harga perolehan Rp 1,25 miliar . Bangunan tersebut mempunyai
0 beberapa komponen yang nilainya signifikan dengan masa manfaat yang berbda.
A B C D Brikut adalah komponen-komponen tersebut dengan alokasi harga perolehan
masing-masing dan beban penyusutan yang dihitung menggunakan metode garis
lurus
Umur Manfaat dan Nilai Residu

Umur Manfaat
. Umur manfaat adalah :
 Suatu periode dimana aset diharapkan akan
45%
diamakan oleh entitas
 Jumlah produksi atau unit serupa yang 45%
diharapkan akan diperoleh dari aset tersebut 32%
oleh entitas
Nilai Residu
Nilai residu adalah jumlah yang diperkirakan akan diperoleh entitas saat ini dari pelepasan aset
setelah dikurangi taksirannya biaya pelepasan, jika aset tersebut telah mencapai umur dan
kondisi yang diharapkan pada akhir umur manfaatnya.
Ada 3, alternative metode penyusutan, yaitu :
 Metode garis lurus
 Metoe saldo menurun
 Metode jumlah unit
Faktor-faktor yang harus dipertimbingkan dalam menentukan umur manfaat

1. Prakiraan
daya pakai aset tetap yang
bersangkutan
2. Perkiraan tingkat kerusakan fisik
'Kerusakan teknis dan keuangan
komersial yang diakibatkan oleh
perubahan atau peningkatan produksi
3. Pembatasan penggunaan aset karena
aspek hukum atau peraturan tertentu,
seperti berakhirnya waktu

D
penggunaan sehubungan dengan sewa

D
Contoh
PT C memiliki peralatan yang dibeli pada tanggal 1 Januari 2013
dengan biaya perolehan Rp 600 juta. Estimasi umur manfaat
peralatan tersebut adalah 6 athun, tanpa nilai sisa. PT C menyusutkan
Your Picture Here peralatan dengan metode garis lurus. Pada tahun 2015 PT C
Your Picture
Here memutuskan merevisis umur manfaat peralatan mnjadi 7 tahun .

 Penyusutan per tahun untuk tahun 2013 dan 2014 = Rp 600 juta : 6
= Rp 100 juta
 Akumulasi penyusutan per 31 Desember 2014 = Rp 600 juta – ( 2×
Rp 100 juta ) = Rp 400 juta
 Penyustan per tahun setelah revisi umur manfaat = Rp 400 juta : 5
= 80 juta

Apabila PT C merevisi metode penyusutan menjadi metode saldo


menurun ganda dengan estimasi umur manfaat tidak berubah, maka :
Penyustan untuk tahun 2015 = 5/15 × Rp 400,000,000 = Rp
133,333,000

.
Penghentian Pengakuan
Penjelesan
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat :
1. Dilepaskan
2. Tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau
pelepasannya
 
Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap harus dimasukkan dalam laporan laba rugi
komprehensif pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Contoh

PT Mara membeli mesin pada tanggal 1 Juli 2012 dengan harga perolehan Rp 400 juta. Aset tersebut mempunyai
umur manfaat 10 tahun dan nilai sisa Rp 80 juta. Pada tanggal 1 Januari 2015, entitas menjual aset tersebut
dengan harga Rp 324 juta.
1. Penyustan per tahun = ( Rp 400 juta –Rp 80 juta )/ 10 tahun = Rp 32 juta
2. Akumulasi penusutan sampau tanggal 1 Januari 2015 = Rp 32 juta × 2,5 tahun = Rp 80 juta
3. Nilai tercatat pada tanggal 1 Januari 2015 = Rp 400 juta –Rp 800 juta = Rp 320 juta
4. Keuntungan penjualan aset tetap = Rp 324 juta - Rp 320 juta = Rp 4 juta

Ayat jurnal untuk mencatat penjualan mesin tersebut adalah sbb.


Keterangan Db Kr
Kas Rp 324,000,000.00
Akumulasi penyusutan Rp 80,000,000.00
Mesin Rp 400,000,000.00
Kuntungan dari penjualan aset tetap Rp 4,000,000.00
Penurunan Nilai
Entitas harus melakukan review setiap akhir periode untuk
menentukan apakah terjadi penurunan nilai atas aset
tetapnya. Dalam menentukan apakah suatu aset tetap
Your Picture Here mengalami penurunan nilai, entitas mengacu pada PSAK
48 dimana suatu aset dikatakan mengalami
penurunan jika nilai tercatatnya lebih besar
dibandingkan nilai terpulihkan.

Nilai terpulihkan adalah nilai tertinggi diantara nilai wajar


dikurangi dengan biaya untuk menjual dan nilai pakai. Nilai
wajar dikurangi nilai penjualan adalah jumlah yang dapat
dihasilkan dari penjualan suatu aset atau unit penghasil
kas dalam transaksi antara pihak-pihak yang mengerti
dan berkehendak bebas tanpa tekanan dikurangi
biaya pelepasan aset. Sedangkan nilai pakai
adalah nilai kini dari taksiran arus kas yang diharapkan
akan diterima.

.
Contoh
Pada tanggal 31 Desember 2015, PT Mentawai menetapkan ada
indikasi terjadi penurunan nilai dari bangunan yang dimilki
perusahaan. Nilai tercatat bangunan tersebut adalah Rp 1,74 miliar,
sedangkan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual ( fair value less
Your Picture Here
cost to sell ) dan nilai pakai ( value in use ) dari bangunan tersebut
masing-masing sebsar Rp 1,65 miliar dan Rpp 1,68 miliar. Nilai
terpulihkan adalah 1,68 miliar, yang merupakan nilai tertinggi antara
nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakai. Nilai tecatat
sebsar Rp 1,74 miliar lebih tinggi dibandingkan nilai terpulihkan
Rp 1,68 miliar sehingga terdapat kerugian penurunan nilai sebsar
Rp 60 juta .

Kete Db Kr
Rugi Penurunan nilai Rp 60,000,000.00
Akumulasi penrunan nilai Rp 60,000,000.00
PENGUNGKAPAN
Laporan keuangan mengungkapkan kelompok aset tetap antara
Your Picture Here lain :
Your Picture Dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tercatat
Here
bruto Metode penyusutan yang digunakanUmur manfaat dan tarif
penyusutan yang digunakan Jumlah tercatat bruto dan akumulasi
penyusutan (dijumlahkan dengan akumulasi rugi penurunan nilai)
pada awal dan akhir periode Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal
dan akhir periode.
Sesuai PSAK 25, Untuk aset tetap pengungkapan tersebut dapat
muncul dari perubahan estimasi dalam
•Nilai Residu
•Estimasi biaya pembongkaran, pemindahan atau restorasi suatu aset
tetap
•Umur manfaat
•Metode penyusutan
Definis Properti Investasi
8 Menurut PSAK 13 (revisi 2007) properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau
7 bagian dari suatu bangunan atau keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau penyewa melalui
6 sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau kenaikan nilai keduanya dan tidak untuk :
5 a. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan
4 administratif
3
b. Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari
2
contoh properti investasi: tanah. Bangunan, bangunan yang belum terpakai dan disewakan
1
0 kepada pihak lain. Sedangkan contoh aset yang bukan termasuk properti investasi adalah :
A B C D 1) Properti yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari
2) Properti dalam proses pembangunan atau pengembangan atas nama pihak ketiga
3) Properti yang digunakan sendiri Ini termasuk aset tetap
4) Properti dalam proses konstruksi atau pengembangan
5) Property yang disewakan kepada entitas lain dengan cara sewa pembiayaan
Perbedaan properti investasi dengan aset tetap adalah properti investasi harus berbentuk
properti (tanah, bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau keduanya) dan digunakan untuk
menghasilkan rental atau kenaikan nilai
Pengakuan

Biaya perolehan properti investasi


harus diakui sebagai aset hanya
jika : 32% 45%
a. Besar kemungkinan manfaat
ekonomis di masa depan berkenaan
dengan aset tersebut
akan mengalir ke entitas
b. Baya perolehan aset dapat dikur
secara andal
.
Pengukuran Awal
Pada saat pengakuan awal, properti investasi yang memenuhi
kualifikasi untuk diakui sebagai aset harus diakui sebesar biaya
perolehan. Biaya perolehan tersebut meliputi harga perolehan dan
setiap pengeluaran yang dapat distribusikan secara langsung.
Pengeluaran yang dapat didistribusikan secara langsung termasuk,
biaya jasa hukum pajak penjualan, dan biaya transaksi lainnya. Jika aset
yang diperoleh tidak dapat diukur dengan nilai wajar, maka biaya
perolehan properti investasi diukur dengan jumlah tercatat dari aset
yang diserahkan
Pengukuran Setelah Perolehan

Entitas harus memilih nilai


wajar atau model biaya
sebagai kebijakan
akumulasi untuk
pengukuran setelah
perolehan.
Model Biaya

Properti investasi dicatat


sebesar biaya perolehan
dikurangi akumulasi
penyusutan dan akumulasi
rugi penurunan nilai
Model nilai wajar

Berbeda dengan model revaluasi, model nilai wajar dalam


properti investasi harusditerapkan untuk seluruh properti
investasi bukan hanya untuk kelompok tertentu saja.Perbedaan
lainnya dengan model revaluasi adalah selisih yang timbul dari
penyesuaian ke nilai wajar langsung diakui dalam laporan laba
rugi komprehensif dan tidak dilakukanpenghitungan
penyusutan apabila entitas memilih menggunakan model nilai
wajar.
Penghentian pengakuan

Properti investasi dihentikan pengakuannya pada


saat pelepasan atau ketika propertiinvestasi
tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan
tidak memiliki manfaatekonomis di masa depan.
Pelepasan properti investasi dapat dilakukan
dengan cara dijualatau disewakan secara sewa
pembiayaan.
D
D
Thank you

Anda mungkin juga menyukai