Anda di halaman 1dari 7

Evaluasi kurikulum dilaksanakan pada Sekolah Menengah Atas

Evaluasi kurikulum bisa meliputi holistik kurikulum atau masing-masing komponen


kurikulum misalnya tujuan, isi, atau metode pembelajaran yang terdapat pada kurikulum
tersebut. Secara sederhana evaluasi kurikulum bisa disamakan menggunakan penelitian
lantaran evaluasi kurikulum memakai penelitian yang sistematik, menerapkan
mekanisme ilmiah dan metode penelitian. Perbedaan antara penilaian dan penelitian
terletak dalam tujuannya. Evaluasi bertujuan untuk mengumpulkan, menganaliasis dan
menyajikan data untuk bahan penentuan keputusan mengenai kurikulum apakah akan
direvisi atau diganti. Sedangkan penelitian memiliki tujuan yang lebih luas dan evaluasi
yaitu mengumpulkan, menganalisis dan menyajikan untuk menguji teori atau membuat
teori baru.

Proses pembelajaran perlu dievaluasi secara berkelanjutan dan secara konsisten dari
masa ke masa, evaluasi yang dilakukan harus secara menyeluruh baik aspek
keterampilan, pengetahuan dan sikap. Pelaksanaan evaluasi secara berkelanjutan dan
secara konsisten selama proses pembelajaran perlu dilakukan agar dapat mencapai
pembelajaran yang maksimal dan memeberikan keputusan berasaskan standar atau
kriteria khusus. Tujuan adanya revisi kurikulum 2013 yaitu:

a. Meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dan


penilaian.

b. Meningkatkan keterampilan guru dalam menyiapkan perangkat pembelajaran


yang sesuai dengan kurikulum 2013.

c. Meningkatkan keterampilan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di


kelas. Proses pembelajaran perlu evaluasi secara berkelanjutan dan secara
konsisten dari masa ke masa.

Setiap guru pengampu materi pengjaran sudah dilatih untuk selalu mengutamakan
kepahaman peserta didik terlebih dahulu pada setiap satuan babnya, jika sudah paham
pada bab tersebut barulah dilanjutkan pada bab berikutnya. Begitupun seterusnya ,
sehingga tidak tergesa-gesa mengejar materi selesai, akan tetapi materi disampaikan
sedikit demi sedikit agar peserta didik paham baetul dengan materi yang disampaikan
guru pada setiap sub babnya. Kemudian jika sudah selesai materi maka dapat
melakukan tahap evaluasi sebagai berikut:

1. Ulangan harian dilaksanakan setelah menyelesaikan pembahasan sebuah judul


materi/ pertemuan. Kemudian penambahan tugas rumah untuk menunjang nilai
ulangan harian.

2. Dilakukan penilaian tengah semester (PTS) pada pertengahan semester

3. Melaksanakan ulangan pada akhir semester yang sering disebut dengan


PAS(penilaian akhir semester)

Evaluasi pembelajaran dilakukan terhadap 2 aspek yaitu penilaian kemampuan siswa


dan juga penilaian terhadap perilaku siswa. Adanya evaluasi terhadap kemampuan
siswa akan membantu guru untuk dapat mengantarkan siswa dalam menentukan
keterampilan atau potensi yang ada pada diri siswa, karena melalui penilaian
kemampuan siswa amaka guru dapat dengan mudah mengetahui kemampuan dasar yang
dimiliki oleh siswa. Kemudian Evaluasi sikap siswa biasanya dilihat dari banyaknya
pelanggaran-pelanggaran yang siswa lakukan, jadi sekolah memberlakukan pemberian
poin pada setiap pelanggaran yang dilakukan oleh siswa, setiap pelanggaran siswa akan
diberi peringatan dan jika sudah mendapatkan peringatan maksimal selanjutnya
dilakukan pemanggilan orang tua ke sekolah.

Pengembang kurikulum dan pemegang kebijakan Pendidikan dapat mempertimbangkan


hasil evaluasi kurikulum dalam menetapkan kebijaksanaan pengembangan system
Pendidikan dan pengembangan kurikulum untuk masa depan. Kepala sekolah, guru
serta tenaga pengajar lainnya juga dapat mengamati hasil evaluasi kurikulum agar dapat
mengetahui perkembangan siswa, prestasi belajar, metode , dan Teknik yang digunakan
dalam penilaian.
Proses pengembangan kurikulum hingga saat ini

Pengembangan kurikulum merupakan sebuah istilah dalam rangka perubahan kurikulum


(membuat atau merubah), yang terjadi karena adanya perkembangan kehidupan
masyarakat dan IPTEKS. Pengembangan kurikulum sangat diperlukan untuk merespon
beberap hal, sebagai berikut :

1. Pekembangan IPTEKS

2. Perubahan sosial diluar sistem Pendidikan

3. Pemenuhan kebutuhan siswa

4. Kemajuan-kemajuan dalam Pendidikan

5. Perubahan sistem Pendidikan

Masih ada berbagai persepsi bahwa untuk pengembangan kurikulum itu terjadi karena
adanya perubahan pimpinan atau pengembangan kurikulum yang mengikuti suatu
periodisasi (dilakukan 5 atau 10 tahun sekali). Berikut adalah beberapa tahap tahap yang
dilakukan pemernitah dalam proses pengembangan kurikulum:

1. Studi kelayakan dan kebutuhan

Pada tahap ini pengembangan kurikulum dilakukan melalui aktivitas-aktivitas


analisis kebutuhan pendidikan dan merumuskan dasar-dasar pertimbangan.
Ada beberapa aspek yang perlu dikembangkan antara lain pengetahuan,
keterampilan, dan nilai nilai yang diperlukan di masyarakat. Cara yang
ditempuh untuk melaksanakan hal tersebut adalah dengan melakukan studi
lapangan dan studi dokumenter untuk menetapkan program yang akan
dikembangkan, menetapkan alas an pengembangan, merumuskan deskripsi
pekerjaan, menjabarkan analisis pekerjaan menjadi tugas-tugas yang lebih
rinci, merusmuskan kemampuan yang akan dikembangkan dan menjabarkan
kebutuhan pendidikan dan latihan.

2. Menyusun konsep awal perencanaan kurikulum


Berdasarkan perumusan kemampuan pada tahap pertama, selanjutnya
dirumuskan tujuan kurikulum, dalam gilirannya dilakukan perumusan isi dan
struktur kurikulum yang diinginkan. Dari kedua unsur terakhir ini, kemudian
dirancang strategi mengajar misalnya metode, media, sumber-sumber belajar
serta sistem penilaian.

3. Pengembangan rencana untuk pelaksanaan kurikulum

Pada tahap ini, pengembang kurikulum merancang rencana untuk


melaksankaan kurikulum yang mencakup beberapa hal sebagai berikut :

1. Penyusunan dokumen kurikulum sekolah

2. Pengembangan bahan ajar

3. Menentukan sumber-sumber belajar (buku, bahan ajar cetakan lainnya,


sumber masyarakat)

4. Melaksankan uji coba kurikulum di lapangan

Pengujian dilapangan bertujuan untuk mengetahui kemungkinan


pengaplikasian dan keberhasilan kurikulum. Perlu adanya uji coba dalam
suatu kelompok sampel. Dalam pelaksanaan ujij coba dapat diketahui
hambatan-hambatan yang ada, masalah-masalah yang timbul serta faktor-faktor
pendukung kurikulum. Hal yang perlu mendapat perhatian yakni keterandalan
program dan alat penilaian, kelengkapan sumber bahan ajar, kemampuan guru,
dan keberhasilan belajar siswa.

5. Pelaksanaan kurikulum

Kegiatan yang dapat dilakukan pada tahap ini yaitu kegiatan desiminasi, adalah
tahap pelaksanaan kurikulum dalam ruang lingkup yang lebih luas, misalnya
yang mencakup dua atau tiga sekolah saja. Selanjutnya pelaksanaan
menyeluruh, kurikulum dilaksanakan pada semua lembaga pendidikan sesuai
dengan jalur, jenjang, dan satuan pendidikannya.
6. Melaksanakan penilaian dan pemantauan kurikulum

Selama berlangsungnya pelaksanaakn kurikulum perlu diadakan penilaian dan


pemantauan. Kegiatan ini ditujukan pada tiga hal, yaitu penilaian dan
pemantauan pada tahap-tahap perencanaan kurikulum, pelaksanaan kurikulum,
pelaksanaan hasil kurikulum yang berkenan dengan efek dan dampaknya.

7. Pelaksanaan perbaikan atau penyempurnaan dan penyesuasian

Tahap ini baru menjadi keharusan jika berdasarkan hasil penilaian dan
pemantauan kurikulum, ternyata tterdapat hal-hal yang perlu diperbaiki dan
disesuaiakan dengan keadaan. Perbaikan mungkin dilakukan terhadap sistem
penyampaian, bahan pengajaran, cara memotivasi, instrument penilaian
instrumen, dengan sistem dan prosedur ini pengembang kurikulum oada
gilirannya akan memeroleh kurikulum baku.

Suatu rencana implementasi di atas akan dapat memudahkan interaksi para guru,
sehingga adaptasi timbal balik suatu program baru dapat terjadi. Dalam bebrapa hal,
suatu rencana implementasi akan menyediakan jembatan antara para pekerja kurikulum
dan para guru sehingga para guru dapat dilibatkan dalam menerapkan program baru.
Untuk membangun jembatan tersebut, orang-orang dalam posisi kepemimpinan
kurikulum harus mengambil inisiatif, sehingga para guru dapat memhami
danmenerapkan program baru tersebut.

Dalam konteks pengembangan kurikulum di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)


maka sekolah memiliki kewenangan untuk merancang pengembangan silabus dan
pelaksanaannya yang disesuaikan dengan tuntutan siswa dan keadaan sekolah, termasuk
menentukan hal-hal yang diajarkan,pengelolaan, pengalaman belajar, cara mengajar,
dan menilai keberhasilan suatu proses belajar mengajar. Cara mengembangkan
kurikulum tingkat SMA dapat dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut :

1. Mengembangkan kompetensi lulusan dan merumuskan tujuan-tujuan


pendidikan.
2. Pengembangan silabus, penetapan dan pengembangan yang diperlukan di
sekolah, pelaksanaan kurikulum, dan pengembangan sistem pemantauan

3. Berdasarkan kompetensi dan tujuan tersebut selanjutnya dikembangkan bidang


studi yang akan diberikan untuk merealisasikan tujuan tersebut,

4. Mengembangkan dan mengidentifikasi tenaga-tenaga kependidikan (guru dan


non-guru) sesuai degan kualifikasi yang diperlukan.

5. Mengidentifikasi fasilitas pembelajaran yang diperlukan untuk memberi


kemudahan belajar.

6. Pembentukan jaringan atau dewan kurikulum sekolah untuk mengembangkan


sistem penilaian, pemantauan, dan pengembangan kurikulum, serta
pengembangan sistem informasi kurikulum sekolah.

Penerapan kurikulum 2013 sebagai bukti bahwa sekolah diharapkan menjadi centre of
exelence dari inovasi implementasi kebijakan pendidikan saat ini yang bukan harus
dikaji sebagai wacana dalam pengelolaan pendidikan. Namun sebaliknya
dipertimbangkan sebagai Langkah strategis kearah peningkatan mutu pendidikan
Sekolah Menengah Atas(SMA).

Adanya otonom dalam pengembangan kurikulum merupakan potensi bagi sekolah


untuk meningkatkan kinerja para pengelola sekolah termasuk guru dan meningkatkan
pemahaman masyarakat terhadap pendidikan. Selain itu, otonom dalam pengembangan
kurikulum memberikan keleluasaan kepada sekolah dalam mengelola sunber daya dan
menyertakan masyarakat untuk berpatisipasi, serta mendorong profesionalisme para
pengawas, kepala sekolah, dan guru. Dalam pelaksanaan kurikulum tingkat SMA kepala
sekolah dan guru memiliki kesempatan yang sangat luas dan terbuka untuk melakukan
inovasi pengembangan kurikulum, dengan melakukan eksperimentasi-eksperimentasi di
lingkungan sekolah.
file:///C:/Users/62819/Downloads/193-Article%20Text-420-1-10-20190706.pdf

Djemari, M. (2012). Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta:


Nuha Medika.

Andriyani. (2020).evaluasi kurikulum 2013 dalam peningkatan program lifeskill di


sekolah menengah atas selamat pagi Indonesia kota baru. etheses.uin-malang. DOI :
http://etheses.uin-malang.ac.id/23383/2/17710028.pdf

Anda mungkin juga menyukai