Anda di halaman 1dari 6

ISI1A3 - KALKULUS

BAB 6: INTEGRAL
RISKA YANU FA’RIFAH, S.Si., M.Si. (RYF)

Anti Turunan

Suatu fungsi 𝐹 dikatakan anti turunan dari 𝑓 pada 𝐼 apabila


𝐹 ′ (𝑥) = 𝑓(𝑥)
untuk setiap 𝑥 ∈ 𝐼
Ibaratnya anti turunan ini adalah invers dari turunan, sehingga di dalam anti turunan ini
adalah proses untuk mendapatkan 𝑓(𝑥).
Contoh 1.
𝐹1 (𝑥 ) = 5𝑥 3 + 3𝑥 2 + 5, maka 𝐹1 ′(𝑥 ) = 15𝑥 2 + 6𝑥 sehingga 𝑓 (𝑥 ) = 15𝑥 2 + 6𝑥.
𝐹2 (𝑥 ) = 5𝑥 3 + 3𝑥 2 + 20, maka 𝐹1 ′(𝑥 ) = 15𝑥 2 + 6𝑥 sehingga 𝑓 (𝑥 ) = 15𝑥 2 + 6𝑥
𝐹1 (𝑥 ) dan 𝐹2 (𝑥 ) merupakan anti turunan dari 𝑓 (𝑥 ) pada ℝ.
Dari contoh di atas, dapat diketahui bahwa anti turunan dari 𝑓 (𝑥 ) itu sangat banyak
(lebih dari 1)
Contoh 2.
𝐹 (𝑥 ) = 𝐶, dimana C adalah konstanta maka 𝐹 ′ (𝑥 ) = 0.
Ini menunjukkan bahea anti turunan dari 𝑓(𝑥 ) = 0 adalah sebuah fungsi konstan.
Contoh 3.
Misalkan dua fungsi 𝑓 dan 𝑔 memenuhi hubungan 𝑓′(𝑥 ) = 𝑔′(𝑥). Selisih fungsi 𝑓 dan
𝑔 dapat dituliskan menjadi ℎ(𝑥 ) = 𝑓(𝑥 ) − 𝑔(𝑥) sehingga didapatkan
ℎ′(𝑥) = 𝑓′(𝑥) − 𝑔′(𝑥 ) = 0.
Dari Contoh 2, hal ini berarti ℎ(𝑥 ) = 𝐶 dan 𝐶 = 𝑓 (𝑥 ) − 𝑔(𝑥 ) atau 𝑓 (𝑥 ) = 𝑔(𝑥 ) + 𝐶
Contoh ini memberi kesimpulan bahwa dua fungsi yang turunannya sama,
maka kedua fungsi tersebut berbeda dalam konstanta (lihat contoh 1).

Integral Tak Tentu


Berdasarkan contoh 1dapat disimpulkan bahwa keluarga fungsi anti turunan dari 𝑓 (𝑥 )
adalah Integral Tak Tentu dari 𝑓 (𝑥 ) dan dilambangkan dengan:

∫ 𝑓 (𝑥 ) 𝑑𝑥 = 𝐹 (𝑥 ) + 𝐶

Keterangan:
𝑓 (𝑥 ) disebut dengan integran
ISI1A3 - KALKULUS
BAB 6: INTEGRAL
RISKA YANU FA’RIFAH, S.Si., M.Si. (RYF)

𝑑𝑥 disebut dengan intergrator


𝐹 (𝑥 ) disebut dengan fungsi primitive
𝐶 adalah konstanta dengan nilai sembarang dari −∞ hingga ∞
Contoh 4.

∫ 15𝑥 2 + 6𝑥 𝑑𝑥 = 5𝑥 3 + 3𝑥 2 + 𝐶

Teorema dalam Integral Tak Tentu


a. ∫ 𝑑𝑥 = 𝑥 + 𝐶
b. ∫ 𝑘 ⋅ 𝑓(𝑥 ) 𝑑𝑥 = 𝑘 ∫ 𝑓 (𝑥 ) 𝑑𝑥 , 𝑘 adalah konstanta
c. ∫ 𝑓 (𝑥 ) ± 𝑔(𝑥) 𝑑𝑥 = ∫ 𝑓 (𝑥 ) 𝑑𝑥 ± ∫ 𝑔(𝑥) 𝑑𝑥
𝑥 𝑟+1
d. ∫ 𝑥 𝑟 𝑑𝑥 = +𝐶, 𝑟 ≠ 1
𝑟+1

e. ∫ sin 𝑥 𝑑𝑥 = − cos 𝑥 + 𝐶 Ingat, Jangan sampai Tertukar!!


Turunan dari sin 𝑥 adalah cos 𝑥 sedangkan anti
f. ∫ cos 𝑥 𝑑𝑥 = sin 𝑥 + 𝐶
turunannya adalah −cos 𝑥 + 𝐶
g. ∫ sec2 𝑥 𝑑𝑥 = tan 𝑥 + 𝐶
h. ∫ csc2 𝑥 𝑑𝑥 = − cot 𝑥 + 𝐶
Contoh 5.
Tentukan hasilnya
a. ∫ 2𝑑𝑥
b. ∫ 2𝑥 2 𝑑𝑥
5
c. ∫ √𝑥 3 𝑑𝑥
Jawaban:
𝑥 0+1
a. ∫ 2𝑑𝑥 = 2. 0+1
+ 𝐶 = 2𝑥 + 𝐶
𝑥 2+1 2
b. ∫ 2𝑥 2 𝑑𝑥 = 2 ∫ 𝑥 2 𝑑𝑥 = 2 [ 2+1 ] + 𝐶 = 3 𝑥 3 + 𝐶
3 8
+1
5 3/5 𝑥5 𝑥5 55
c. ∫ √𝑥 3 𝑑𝑥 = ∫ 𝑥 𝑑𝑥 = [ 3 ]+𝐶 = 8 + 𝐶 = 8 √𝑥 8 + 𝐶
+1
5 5

Metode Substitusi

Jika 𝑟 ∈ ℚ, 𝑟 ≠ 1 dan 𝑔 adalah sebuah fungsi yang mempunyai turunan, maka

∫ 𝑓(𝑔(𝑥 )) ⋅ 𝑔′(𝑥 )𝑑𝑥 = ∫ 𝑢 𝑑𝑢 = 𝐹 (𝑢) + 𝐶 = 𝐹(𝑔(𝑥 )) + 𝐶


ISI1A3 - KALKULUS
BAB 6: INTEGRAL
RISKA YANU FA’RIFAH, S.Si., M.Si. (RYF)

Dari persamaan di atas, diketahui bahwa:


𝑔 (𝑥 ) → 𝑢
𝑔′(𝑥 )𝑑𝑥 → 𝑑𝑢
Berdasarkan persamaan di atas, dapat pula dikembangkan menjadi:
𝑟 ′( 𝑟
𝑢𝑟+1 [𝑔(𝑥)]𝑟+1
∫(𝑔(𝑥 )) ⋅ 𝑔 𝑥 )𝑑𝑥 = ∫ 𝑢 𝑑𝑢 = +𝐶 = +𝐶
𝑟+1 𝑟+1
Contoh 6.
Hitunglah:

∫(𝑥 2 + 5)5 ⋅ 2𝑥 𝑑𝑥

Jawaban
𝑢 = (𝑥 2 + 5)
𝑑𝑢 = 2𝑥 𝑑𝑥
𝑢5+1 [𝑥 2 + 5]6
∫ 𝑢5 𝑑𝑢 = +𝐶 = +𝐶
5+1 6
Contoh 7.
Tentukan:

∫ √5𝑥 − 4𝑑𝑥

Jawaban:
𝑑𝑢 1
Misalkan 𝑢 = 5𝑥 − 4 sehingga 𝑑𝑥 = 5 → 𝑑𝑢 = 5𝑑𝑥 atau 𝑑𝑥 = 5 𝑑𝑢

Berdasarkan pemisalan tersebut, maka bentuk integral dapat disubstitusi menjadi:


1
∫ √5𝑥 − 4𝑑𝑥 = ∫ √𝑢 ⋅ 𝑑𝑢
5
1 1 1 1
= ∫ 𝑢2 ⋅ 𝑑𝑢 = ∫ 𝑢2 𝑑𝑢
5 5
1 3
1 𝑢2+1 1 𝑢2
= [ ]+𝐶 = [ ]+𝐶
5 1+1 5 3
2 2
1 2 3 2
= ⋅ (𝑢 )2 + 𝐶 = √(5𝑥 − 4)2 + 𝐶
5 3 15
ISI1A3 - KALKULUS
BAB 6: INTEGRAL
RISKA YANU FA’RIFAH, S.Si., M.Si. (RYF)

Teorema Dasar Kalkulus

Teorema Dasar Kalkulus I


Misalkan 𝑓(𝑥) kontinu di [𝑎, 𝑏] dan 𝐹(𝑥) merupakan anti turunan dari 𝑓(𝑥) maka:
𝑏

∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = 𝐹 (𝑏) − 𝐹(𝑎)


𝑎

Contoh 8.
Selesaikan:
𝜋

∫ sin 2𝑥 𝑑𝑥
𝜋
2

Jawaban:
𝑑𝑢 1
Misal 𝑢 = 2𝑥 sehingga 𝑑𝑥 = 2 → 𝑑𝑢 = 2𝑑𝑥 atau 𝑑𝑥 = 2 𝑑𝑢

Dan untuk batas menjadi:


𝜋
→𝜋
2
𝜋 → 2𝜋
Integral di atas dapat diubah menjadi:
𝜋 𝜋
1
∫ sin 2𝑥 𝑑𝑥 = ∫ sin 𝑢 ⋅ 𝑑𝑢
2
𝜋 𝜋
2 2
2𝜋
1 1 2𝜋 1 2𝜋
= ∫ sin 𝑢 𝑑𝑢 = [− cos 𝑢 | = − [(cos 𝑢) | ]
2 2 𝜋 2 𝜋
𝜋

1 1 1
= − [(cos 2𝜋) − (cos 𝜋)] = − (1 − (−1)) = − (2) = −1
2 2 2
Contoh 9.
Dapatkan hasilnya dari:
5

∫|𝑥 − 2| 𝑑𝑥
1

Fungsi di dalam intergral merupakan bentuk mutlak, sehingga kemungkinannya adalah:


ISI1A3 - KALKULUS
BAB 6: INTEGRAL
RISKA YANU FA’RIFAH, S.Si., M.Si. (RYF)

(𝑥 − 2), 𝑥 ≥ 2
𝑓 (𝑥 ) = |𝑥 − 2| = {
−(𝑥 − 2), 𝑥 < 2
Sehingga bentuk integralnya adalah:
5 2 5

∫|𝑥 − 2| 𝑑𝑥 = ∫ −(𝑥 − 2 )𝑑𝑥 + ∫ 𝑥 − 2 𝑑𝑥


1 1 2
1 2 1 5
= − ( 𝑥 2 − 2𝑥)| + ( 𝑥 2 − 2𝑥)|
2 1 2 2
1 2 1 5
= (− 𝑥 2 + 2𝑥)| + ( 𝑥 2 − 2𝑥)|
2 1 2 2
1 1 1 1
= [(− 22 + 2(2)) − (− 12 + 2(1))] + [( 52 − 2(5)) − ( 22 − 2(2))]
2 2 2 2
1 25
= [(−2 + 4) − (− + 2)] + [( − 10) − (2 − 4)]
2 2
3 5 4 1 9 10
= [2 − ] + [ + ] = + = =5
2 2 2 2 2 2

Teorema Dasar Kalkulus II


Misalkan 𝑓(𝑥) kontinu di [𝑎, 𝑏] dan 𝑥 merupakan sebuah titik dalam [𝑎, 𝑏], maka:
𝑥

𝐷𝑥 (∫ 𝑓(𝑡)𝑑𝑡) = 𝑓 (𝑥 ) = 𝐹′(𝑥)
𝑎

Secara umum dapat ditulis menjadi:


𝑢(𝑥)

𝐷𝑥 ( ∫ 𝑓(𝑡)𝑑𝑡) = 𝑓(𝑢(𝑥 )) ⋅ 𝑢′(𝑥)


𝑎

Dan
𝑣(𝑥)

𝐷𝑥 ( ∫ 𝑓 (𝑡)𝑑𝑡) = [𝑓(𝑣(𝑥 )) ⋅ 𝑣′(𝑥)] − [𝑓(𝑢(𝑥 )) ⋅ 𝑢′(𝑥)]


𝑢(𝑥)

Contoh 10.
Hitunglah 𝐺 ′(𝑥 ) dari
𝑥

𝐺 (𝑥 ) = ∫ √1 + 𝑡 3 𝑑𝑡
1

Jawaban:
ISI1A3 - KALKULUS
BAB 6: INTEGRAL
RISKA YANU FA’RIFAH, S.Si., M.Si. (RYF)

𝑓 (𝑡) = √1 + 𝑡 3 𝐺 ′(𝑥 ) = √1 + 𝑥 3
Contoh 11.
Dapatkan 𝐹 ′ (𝑥 ) dari
𝑥2

𝐹 (𝑥 ) = ∫ √1 + 𝑡 3 𝑑𝑡
4

Jawaban:
Misal:
𝑑𝑢
𝑢(𝑥 ) = 𝑥 2 → 𝐷𝑥 (𝑥 2 ) = = 2𝑥
𝑑𝑥
sehingga
𝑓 (𝑡) = √1 + 𝑡 3 𝐹 ′ (𝑥 ) = 𝑓(𝑢(𝑥 )) ⋅ 𝑢′ (𝑥 ) = √1 + (𝑥 2 )3 ⋅ 2𝑥 = 2𝑥√1 + 𝑥 6

Anda mungkin juga menyukai