MURNI Tujuan dari bab ini adalah untuk memberikan suatu gambaran umum mengenai sifat-sifat dari matematika ekonomi. Dalam bab ini akan disajikan perbedaan antara matematika murni dan matematika terapan dalam bidang ilmu ekonomi. Tetapi perbedaaan antara matematika murni dengan matematika ekonomi tidak begitu jauh berbeda, karena tanpa memahami matematika murni tidaklah mungkin dapat mempelajari dan memahami matematika ekonomi. Hanya saja dalam mempelajari matematika murni sebagai dasar untuk matematika terapan. Namun, dalam mempelajari matematika terapan ekonomi kita harus memilih topik-topik matematika murni mana saja yang sering digunakan, misalnya fungsi, kalkulus, deret, dan matriks.Topik-topik inilah yang penting dalam penerapan ekonomi. Dengan demikian, kita harus mempelajari dan memahami topik-topik matematika murni ini, jika tidak akan sulit untuk mempelajari dan memahami matemtaika terapan. Selain itu, dalam matematika murni penggunaan simbol- simbol pada variabelnya biasanya menggunakan simbol-simbol matematika yang umum digunakan oleh para ahli matematika, seperti huruf akhir dari abjad alfabet, yaitu X, Y, dan Z. Sedangkan penggunaan simbol-simbol variabel dalam matematika ekonomi biasanya digunakan oleh ahli ekonomi sesuai dengan nama variabel ekonominya, misalnya harga = P (price), biaya = C (cost), jumlah yang diminta = Q (quantity), dan lain sebagainya. Ada suatu hal yang istimewa dalam matematika ekonomi terutama mengenai penggambaran sumbu harga (P) dalam bidang Cartesius, dimana digambarkan pada sumbu vertikal, yang sebenarnya harus pada sumbu horizontal jika kita mengikuti aturan dari matematika murni, karena variabel P ini adalah variabel bebas. Nilai-nilai variabel dalam matemtaika ekonomi biasanya diasumsikan harus bernilai non-negatif. Sedangkan nilai-nilai variabel dalam matematika murni dapat berupa negatif atau positif. Dengan kata lain,matematiak ekonomi tidak mengenal nilai
1 variabelnya yang negatif. Jadi, secara geometri nilai-nilai variabelekonomi hanya berlaku pada kuadran pertama.
1.2 TEORI EKONOMI, MATEMATIKA EKONOMI,
EKONOMETRIKA, DAN STATISTIKA EKONOMI Teori ekonomi biasanya dinyatakan dalam bentuk kualitatif. Misalnya, ika harga suatu produk naik (turun), maka jumlah yang diminta dari barang tersebut akan berkurang (bertambah), dengan asumsi variabel-variabel lainyang memengaruhi jumlah barang yang diminta adalahkonstan. Jadi, teroi ekonomi hanya menyatakan hubungan yang negatif antara variabel harga dengan jumlah yang diminta. Teori ekonomi sendiri tidak memberikan suatu ukuran angka (numerik) yang jeals mengenai hubungan di antara kedua varaiabel tersebut. Dengan kata lain, teori ekonomi tidak mengatakan berapa banyak jumlah yang diminta akan produk tersebut sebagai akibat adanya perubahan tertentu dari harga barang tadi. Selanjutnya, teori ekonomi ini dapat disederhanakan oleh ahli matematika ekonomi menjadi bentuk matematisberupa fungsi Q= f(P), dan kemudian diperjelas lagi menjadi persamaan linier, yaitu: Q = a-bP.Jadi,ahli matematika ekonomi menyederhanakan teori ekonomi yang ebrsifat kualitatif menjadi bentuk kuantitatif,dimana dalam teori ekonomi menyatakan hubungan negatif (terbalik) di antara kedua varaiabel tersebut,maka dalam bentuk matematis dinyatakan oleh parameter b yang ebrnilai negatif. Kemudian parameter adan b ini dalampersamaan di atas yang dinyatakan oleh ahli matematika ekonomi dapat ditaksir (estimated) oleh ahli ekonometrika berapa besar nilai a dan b tersebut. Tentunya ahli ekonometrika ini dalam penaksirannya harus mengikuti tero ekonomi di atas. Tetapi dalamproses pencarian nilai-nilai parameter adan b seorang ahli ekonometrika harus menggunakan operasi- operasi dan aturan-aturan matematika ekonomi. Di lain pihak seorang ahli ekonometrik dalam proses penaksiran nilai-nilai parameter a dan b tentunya membutuhkan data baik dari variabael harga maupun variabel jumlah produk ekonomi. Karena seorang ahli statistika ekonomi pekerjaan utamanya berkenaan dengan pengumpulan, pemroses, dan penyajian data ekonomi dalam bentuk tabel atau grafik. Bagi seorang ahli statistika ekonomi dalam hal pemrosesan dan penyajian data ekonomi dalam 2 bentuk tabel dan grafik harus mempunyai pengetahuan matematika ekonomi. Jadi, walaupun ekonometrika, statistika ekonomi, dan matematika ekonomi dipelajari secara terpisah, namun semuanya mempunyai keterkaitan yang erat di antara satu dengan yang lain. Namun perlu diingat bahwa matematika ekonomi merupakan faktor utamanya, karena untuk memahami ekonometrika dan statistika ekonomi kita harus mennggunakan operasi atau aturan matematika ekonomi atau matematika murni. Dengan demikian, bila kita memahami ketiga bidang studi ini akan dapat membuktikan secara empiris teori ekonomi dan selanjutnya dapat mengembangkan teori ekonomi tersebut.