Anda di halaman 1dari 13

BAB 6

PENERAPAN FUNGSI LINIER (LANJUTAN)

6.5 PENGARUH PAJAK PADA KESEIMBANGAN PASAR


Penjualan atas suatu produd biasanya dikenakan pajak oleh
pemerintah. Jika produk tersebut dikenakan pajak t per unit, maka
akan terjadi perubahan keseimbangan pasar atas produk tersebut,
baik harga maupun jumlah keseimbangan. Jadi, jika pemerintah
mengenakan pajak t per unit pada produk tertentu akan
mengakibatkan harga produk tersebut naik dan jumlah yang
diminta/ditawarkan atas barang tersebut akan berkurang. Hal ini
dikarenakan bahwa produsen biasanya mengalihkan tanggungan
pajaknya sebagian kepada konsumen yang akan membeli produk
tersebut.
Jika fungsi permintaan adalah,
P=f(Q) (6.17)
Fungsi penawaran sebelum dikenakan pajak t per unit adalah,
P=F(Q) (6.18)
dan fungsi penawaran setelah dikenakan pajak t per unit adalah,
Pt = F(Q) + t (6.19)
maka keseimbangan pasar yang baru E t (Qt,Pt) diperoleh dengan
memecahkan Persamaan (6.17) dan (6.19), yaitu:
P=f(Q) dan Pt = F(Q) + t
Sedangkan keseimbangan pasar mula-mula E (Q e,Pe) diperoleh
dengan memecahkan Persamaan (6.18) dan (6.19), yaitu:
P=f(Q) dan P=F(Q)
Keseimbangan pasar mula-mula dan keseimbangan pasar setelah
kena pajak dapat dilihat pada Gambar 6.11.

1
P

● E t= (Qt,Pt) St

Pt ● ●
Pe ● ●B ● E (Qc,Pc)
c ● ●A
P2 ●

P 1●

● ● Q
0 Q t Qe

Gambar 6.11 Keseimbangan Pasar Mula-mula dan Setelah


Kena Pajak

Secara geometri, pajak yang dikenakan oleh pemerintah sama


dengan menggeserkan kurva penawaran mula-mula ke atas setinggi t
per unit.
Kasus lain dapat terjadi bila fungsi penawaran mula-mula
berbentuk Q=G(P), maka ada kemungkinan bagi kita untuk
menyelesaikan ke dalam bentuk P=f(Q) yang lebih mudah, tetapi jika
tidak, fungsi penawaran setalah pajak adalah,
P – t = F(Q) (6.20)
dan jumlah yang ditawarkan
Q = G(Pt – t) (6.21)
Sedangkan keseimbangan pasar setelah kena pajak dapat diperoleh
dengan memecahkan Persamaan (6.17) dan (6.21), yaitu:
Permintaan: P = f(Q)
Penawaran : Q = G(Pt – t)

2
Penerimaan pajak total oleh pemerintah adalah,
T = t Qt (6.22)
Dimana: T = Jumlah penerimaan pajak oleh pemerintah
Qt = Jumlah keseimbangan setelah dikenakan pajak
T= Pajak per unit produk
Penerimaan pajak total T oleh pemerintah ditunjukkan oleh luas
jajaran genjang P1AEtP2 pada gambar 6.11. Penerimaan pajak total T
oleh pemerintah sebagian ditanggung oleh produsen dan sebagian
pula ditanggung oleh konsumen. Besarnya pajak yang ditanggung
oleh konsumen adalah luas segi empat P eBEtPt atau dapat
dirumuskan, yaitu:
(Pt – Pe)(0Qt) (6.23)
Sedangkan pajak yang ditanggung oleh produsen adalah luas segi
empat PeBAC atau penerimaan total pemerintah dikurangi dengan
besarnya beban pajak yang ditanggung oleh konsumen, yaitu:
T – {(Pt – Pe)(0Qt)} atau (Pe – C)(0Qt) (6.24)

Contoh 6.6
Jika fungsi permintaan suatu produk ditunjukkan oleh P=15–Q dan
fungsi penawaran P=0,5Q+3.Terhadap produk tersebut dikenakan
pajak oleh pemerintah sebesar Rp. 3 per unit.
(a) Berapakah harga dan jumlah keseimbangan pasar sebelum dan
sesudah kena pajak?
(b) Berapa besar penerimaan pajak total oleh pemerintah?
(c) Berapa besar pajak yang ditanggung oleh konsumen dan
produsen?
(d) Gambarkanlah harga dan jumlah keseimbangan sebelum dan
setelah pajak dalam satu diagram!

Penyelesaian;
Pd = Ps, maka 15 – Q = 0,5Q+3
–1,5Q = –12
Q= 8
P = 15 – 8
P=7
Jadi, keseimbangan pasar sebelum kena pajak E(8,7)

Keseimbangan setelah pajak


3
Permintaan: Pd = 15 – Q
Penawaran setelah pajak: Pst = 0,5+3+3
Pst = 0,5Q+6
Jika Pdt = Pst , maka 15 – Q = 0,5Q+6
– 1,5Q = – 9
Q= 6
P=15 – 6
P=9
Jadi, keseimbangan pasar setelah kena pajak E t(6,9)
Penerimaan pajak total oleh pemerintah:
T=(3)(6)=18
Besarnya pajak yang ditanggung oleh konsumen:
(9 – 7)(6)=12
Besarnya pajak yang ditanggung oleh produsen:
18 – 12 = 6 atau (7 – 6) (6) = 6
Grafik keseimbangan pasar setelah kena pajak ini ditunjukkan oleh
Gambar 6.12

P=0,5Q+6
St

15●
S

9● ● E(6,9) P=0,5Q+3

● ● ● E(8,7)
6 ● ●

3 ●

● ● ● Q
0 6 8 15

4
6.6 PENGARUH SUBSIDI PADA PADA KESEIMBANGAN
PASAR
Jika pemerintah memberikan subsidi atau suatu produk tertentu,
harga yang dibayar oleh konsumen akan turun, sedangkan jumlah
yang diminta atas produk tersebut akan bertambah. Penurunan harga
tersebut adalah sebesar subsidi s yang diberikan oleh pemerintah.
Secara geometri, penurunan harga ini adalah pergeseran kurva
penawaran sejauh s per unit. Jika fungsi permintaan mula-mula
P=f(Q), fungsi penawaran sebelum subsidi adalah P=f(Q), dan fungsi
penawaran setelah diberikan subsidi,
P=F(Q) – s, (6.25)
Maka keseimbangan pasar yang baru setelah diberikan subsidi oleh
pemerintah Es (Qs, Ps) diperoleh dengan memecahkan secara serentak
Persamaan (6.17) dan (6.25), yaitu:
P=f(Q) dan P=F(Q) – s
Titik keseimbangan pasar baru setelah diberikan subsidi oleh
pemerintah nampak seperti dalam Gambar 6.13.
Besarnya subsidi yang diberikan oleh pemerintah adalah:
S = s Qs (6.26)
dimana: S = Jumlah subsidi yang diberikan pemerintah
Qs = Jumlah produk setelah subsidi
s = Subsidi per unit produk
Besarnya subsidi yang diberikan oleh pemerintah ditujukkan
oleh luas jajaran genjang P1AEsP2, dalam Gambar 6.13. Subsidi ini
sebagian dinikmati oleh produsen dan sebagian lagi dinikmati oleh
konsumen. Besarnya subsidi yang dinikmati oleh konsumen adalah
segi empat PsEsBPe, yaitu:

5
P

●(0,P) E t= (Qe,Pe) S

C● ●A Ss
Pe ● ● ●B

Ps ● ● E s= (Qs,Ps)
P1 ●

P 2● (Q,0)
● ● ● Q
0 Q t Qe

Gambar 6.13 Keseimbangan Pasar Mula-mula dan Setelah


Subsidi

(Pe – Ps)(0Qs) (6.27)


Sedangkan besarnya subsidi yang dinikmati oleh produsen adalah
segi empat PeBAC atau besarnya subsidi yang diberikan oleh
pemerintah dikurangi dengan besarnya subsidi yang dinikmati oleh
konsumen, yaitu:
S – {(Pe – Ps)(0Qs)} atau (C – Pe)(0Qs) (6.28)
Contoh 6.7
Fungsi permintaan suatu produk ditunjukkan oleh P=15–Q dan
fungsi penawarn P=0,5Q+3. Jika pemerintah memberikan subsidi
sebesar Rp.1,5 per unit produk, (a) berapakah harga dan jumlah
keseimbangan sebelum dan sesudah subsidi? (b) Berapa besar
subsidi yang diberikan oleh pemerintah? (c) berapa besar subsidi
yang dinikmati oleh konsumen dan produsen? (d) gambarkanlah
dalam satu diagram!
6
Penyelesaian;
a) Keseimbangan pasar sebelum subsidi adalah P=7 dan Q=8 (lihat
penyelesaian Contoh 6.6 sebelumnya)
b) Fungsi penawaran sebelum subsidi: Ps = 0,5Q+3
Fungsi penawaran setelah subsidi: Pss = 0,5Q+3 – 1,5
= 0,5Q+1,5
Jika Pd=Pss, maka 15 – Q = 0,5Q +1,5
–1,5Q = –13,5
Q =9
P=15 – 9= 6
Jadi, keseimbangan setelah subsidi E s (9,6)
c) Besarnya subsidi yang diberikan oleh pemerintah:
S = (1,5)(9) = 13,5
d) Besarnya subsidi yang dinikmati oleh konsumen adalah:
(7 – 6 )(9) = 9
Besarnya subsidi yang dinikmati oleh produsen adalah:
13,5 – 9 = 4,5 atau (7,5 – 7) (9) = 4,5
Grafik keseimbangan pasar setelah subsidi ini ditunjukkan oleh
Gambar 6.14.
P

P=15–Q P=0,5Q+3

15● E= (8,7)

7,5● ●
7● ● ●

6● ● E s= (9,6) Ps=0,5Q+1,5
3●

1,5●
● ● ● Q
0 8 9 15

7
8
P

 Qs

Pe E=(Qe,Pe)

Qd
● ● Q
0 Qe

Gambar 6.7 Keseimbangan Pasar

Dimana: Qd = Jumlah produk yang diminta


Qs = Jumlah produk yang ditawar
E = Keseimbangan pasar
Qe = Jumlah keseimbangan
Pe = Harga keseimbangan
Perhatikan bahwa pada Gambar 6.7 perpotongan antara kurva
permintaan dan kurva penawaran terjadi pada kuadrat I. Hal ini
mempunyai arti ekonomi, karena baik harga maupun jumlah
keseimbangan mempunyai nilai positif. Namun adakalanya bisa
terjadi perpotongan antara kurva permintaan dan kurva penawaran
tetapi bukan di kuadran I. Hal ini tentunya tidak mempunyai arti
ekonomi (lihat Gambar 6.8). Karena salah satu variabel, yaitu
jumlah keseimbangan pasar (Qd) mempunyai nilai negatif.

P Qs


E=(Q e,Pe)
● ●
●P e
9
Qd
● Q
- Qe 0

Gambar 6.8 Keseimbangan Pasar yang Tidak Mempunyai Arti


Ekonomi

Contoh 6.3
Fungsi permintaan dan penawaran dari suatu barang ditunjukkan
oleh persamaan berikut:
Qd = 6 – 0,75P
Qs = –5 + 2P
a. Berapa harga dan jumlah keseimbangan pasar?
b. Tunjukkanlah secara geometri keseimbangan pasar tersebut!

Penyelesaian:
a) Syarat Keseimbangan pasar Qd= Qs
Bila Qd = Qs , maka 6 – 0,75P = –5 + 2P
– 2,75P = –11
P =4
Untuk memperoleh nilai Q substitusikan nilai P= 4 ke dalam salah
satu persamaan permintaan atau penawaran sehingga,
Q = 6 – 0,75 (4)
Q=6–3
Q=3
Jadi, harga dan jumlah keseimbangan E (3,4).

b) Menggambarkan keseimbangan pasar:


Untuk fungsi permintaan Qd = 6 – 0,75P
Jika P=0, maka Q=6, sehingga titik potong dengan sumbu Q
adalah (6,0)
Jika Q=0, maka P=8, sehingga titik potong dengan sumbu P
adalah (0,8¿
Untuk fungsi penawaran Qs = –5 + 2P
Jika P=0, maka Q= –5, sehingga titik potong dengan sumbu
Q adalah (–5,0)
10
Jika Q=0, maka P=2,5, sehingga titik potong dengan sumbu
5
P adalah (0, ¿
2
Grafik keseimbangan pasar ini ditunjukkan oleh Gambar 6.9.

8● (0,8) Q s= –5 + 2P

4 ● E=(3,4)

2,5 ● Q d= 6 – 0,75P

(6,0)
● ● Q
0 3 6
Gambar 6.9

Contoh 6.4
Fungsi permintaan suatu ditunjukkan oleh P d = 6 – 2Q dan fungsi
penawarannya adalah Ps = 12 + Q.
a. Berapa harga dan jumlah keseimbangan pasar?
b. Tunjukkanlah secara geometri keseimbangan pasar tersebut!
Penyelesaian:
a) Syarat Keseimbangan pasar Pd= Ps
Bila Pd = Ps , maka 6 – 2Q = 12 + Q
– 3Q = 6
Q=–2
Untuk memperoleh nilai P substitusikan nilai Q= –2 ke dalam
salah satu persamaan permintaan atau penawaran sehingga,
P = 6 – 2 (– 2)
Q=6+4
Q = 10
Jadi, harga dan jumlah keseimbangan E (–2,10).

b) Menggambarkan keseimbangan pasar:


Untuk fungsi permintaan Pd = 6 – 2Q
11
Jika Q=0, maka P=6, sehingga titik potong dengan sumbu P
adalah (0,6)
Jika P=0, maka Q=3, sehingga titik potong dengan sumbu Q
adalah (3,0¿
Untuk fungsi penawaran P =12 + Q
Jika Q=0, maka P= 12, sehingga titik potong dengan sumbu
P adalah (0, 12)
Jika P=0, maka Q=–12, sehingga titik potong dengan sumbu
Q adalah (– 2, 0¿
Grafik keseimbangan pasar yang tidak mempunyai arti ekonomi
ini ditunjukkan oleh Gambar 6.10.

P P s = 12+Q

●12
E=((–2,10)
● ●10
●6

P d = 6 – 2Q
● Q
-2 0

Gambar 6.10

12
13

Anda mungkin juga menyukai