Anda di halaman 1dari 8

KEBEBASAN BERARGUMEN DAN BEREKSPRESI DALAM RUANG PUBLIK PADA

ERA DIGITAL

Dewi Rizki Noviyanti, PendidikanMatematika, dnovi8375@gmail.com

Abstrak

Demokrasi sebagai sistem pemerintahan di Indonesia berimplikasi terhadap kesetaraan


hak, kewajiban dan perlakuan yang sama bagi seluruh warga negaranya. Kebebasan
berpendapat dasarnya yaitu hak yang dimiliki oleh setiap orang yang dijamin oleh
konstitusi ini terkandung dalam Pasal 28E ayat (3). Dengan bergesernya zaman, media
sudah tidak lagi berbentuk secara konvensional seperti koran, surat kabar, televis, radio
atau situs berita online, namun sudah tergantikan dengannew media yang berupa media
sosial. Kemajuan teknologi dan informasi ini merupakan salah satu bentuk cara
menyampaikan kebebasan hak untuk berpendapat kepada setiap individu untuk
mengekspresikannya melalui berbagai jenis komunikasi media sosial.Perkembangan
media teknologi informasi inilah yang menjadi permasalahan demokrasi. Oleh karena
itu perlu adanya pembatasan hak asasi manusia dalam berbagai aspek yang merupakan
bentuk pengendalian dan penghindaran terhadap perilakubrutal serta melanggar
kebebasan.
Kata kunci: Demokrasi, Kebebasan berpendapat, Teknologi Informasi Komunikasi
(TIK).
Abstract

Democracy as a system of government in Indonesia has implications for equal rights,


Democracy as a system of government in Indonesia has implications for equal rights,
obligations and equal treatment for all citizens. Freedom of expression is basically a
right that is owned by everyone guaranteed by this constitution contained in Article 28E
paragraph (3). With the changing times, the media is no longer in conventional forms
such as newspapers, newspapers, television, radio or online news sites, but has been
replaced with new media in the form of social media. Advances in technology and
information is a form of conveying the freedom of the right to express opinions to each
individual to express it through various types of social media communication. The
development of information technology media is the problem of democracy. Therefore,
it is necessary to limit human rights in various aspects which are a form of controlling
and avoiding brutal behavior and violating freedom.
Keywords: Democracy, Freedom of expression, Information and Communication
Technology (ICT).

PENDAHULUAN

Demokrasi yaitu bentuk pemerintahan dimana semua masyarakat negaranya memiliki


persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua masyarakat negara. Awal
istilah “demokrasi” bisa ditinjau melalui peradaban Yunani kuno yang bercorak polis. Sistem ini
berdasarkan mayoritas pada pemungutan suara. Demokrasi secara luas bisa diterima dibandingkan
dengan menggunakan sistem lainnya. Hal ini tertulis dalam UUD Pasal 28 E ayat (3) UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang menjelaskan bahwa, setiap orang berhak atas kebebasan
berserikat, berkumpul, serta mengeluarkan pendapat. Kemudian penafsiran dari pasal tersebut
diakomodir melalui UU No. 9 Tahun 1998 ihwal Kemerdekaan menyampaikan Pendapat pada
muka umum pasal 1 ayat (1) kemerdekaan memberikan pendapat artinya setiap rakyat negara guna
menyampaikan pikiran menggunakan ekspresi, goresan pena, dan demokratis serta bertanggung
jawab dengan menggunakan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Adapun 4nilai penting dalam aspek keadaan demokrasi di Indonesia, 1. Kebebasan Sipil, 2.
Partisipasi Sipil, 3. Supermasi Hukum, 4. Perlindungan HAM (Kontran.org). LokataruFoundation
menilai kebebasan berependapat di era Presiden jokowidodo mengalami perubahan yang sangat
besar dalam ruang aktualisasi diri publik.Adapun contoh dari penyempitan ber aspirasi dalam ruang
publik dengan di tunjuk dalam sebuah kasus berita di papua, kekerasan dan intimidasi. Penyempitan
gerak dalam kebebasan dalam akademik, pemberangusan serikat buruh.
Media sosial sebagai ruang publik mampu memberikan dampak positif dalam negara
demokrasi. Pasalnya aspirasi rakyat melalui publik bisa diserap melalui media sosial. Namun
kebebesanberekpresi di dalam publik sendiri masih memiki aturan aturan di negara ini serta bentuk
ham yang tidak boleh di langgar . Tapi di dalam negara demokrasi, keamanan dan kenyamanan
bernegara ialah hal yang perlu dijamin oleh pemerintah melalui kewenangannya dalam mengatur
suatu negara sebab penegakan hukum ialah variable demokrasi.
Negara Indonesia sebagai negara hukum telah mengesahkan banyak sekali aturan
internasional dalam menjunjung tinggi hak kebebasan berekspresi serta beropini. Aparat kepolisian
resmi mengeluarkan peraturan yang mengatur tentang beraspirasi di dalam media sosial demi
tercapainya keamanan dan terhindarnya penyelewengan atas kebebasan , sebagai akibatnya dapat
menganggu kebebasan orang lain. Kritikan kepada pemerintah bukanlah pelanggaran aturan,
kebebasan pada beropini dijamin pada konstitusi Indonesia. berasal adannya pembatasan pada
kebebasan berekspresi dan beropini ditujukan supaya terciptanya suatu kemanan serta
kesejahteraan antar sesama masyarakat negara.

PEMBAHASAN

1. Konsep Kebebasan Berpendapat dan Berekspresi

Hak merupakan struktur yang tidak di pisahkan dari insan. Di dalam hak terdapat unsur
kepentingan , perlindungan , dan kewajiban . Hak selalu bersamaan dengan kewajiban
menjadi bentuk keseimbangan pada setiap nurani bermasyarakat. Keseimbangan antara hak,
kewajiban, serta tanggungjawab merupakan bentuk ekuilibrium dalam hidup bermasyarakat.
Sadar akan adanya suatu tanggungjawab atas setiap perbuatan akan memberikan akibat
padarakyat wajib terus ditanamkan.Kekuatan akan rasa tanggungjawab memberikan akibat
atas kehati-hatian dalam melakukan suatu perbuatan.
Kebebasan menyampaikan pendapat adalah hak yang menempel di setiap individu.
Diakuinya Hak Asasi Manusia (HAM) artinya salah satu karakteristik negara demokrasi
(Rosana, 38: 2016). Penyebutan negara demokrasi bisa ditandai menggunakan diberikannya
hak kebebasan pada rakyat negara untuk menyampaikan aspirasi, pendapat baik melalui mulut
maupun tulisan (Santoso, 234: 2019). Bisa di simpulkan bahwa demokrasi membebaskan setiap
hak aspirasi dalam bentuk mulut ke mulut dan tulisan . pada sistem bernegara keseimbangan
antara pemerintah dengan masyarakat harus seirama dalam beraspirasi . pemerintah wajib
mendengarkan setiap aspirasi dari masyarkat. dan sebaliknya masyarakat juga harus
mempunyai aturan dalam beraspirasi di dalam lingkup ruang publik .
Kebebasan berekspresi dan berpendapat merupakan hak yang sangat di waspadai . dalam
setiap rangkain norma hak asasi. Ditinjau dalam asal hak berpolitik . norma hak dan kekebasan
dalam berpendapat ini dapat menjadi bahan evaluasi negara dalam melakukan setiap keputusan
kenegaraan dalam lingkup internasional. Kebebasan aspirasi dan beropini ini sangat di butuh
dalam demokrasi . di dalam demokrasi hak beraspirasi melekat dalam tubuh demokrasi
tersebut.
Karakteristik mendalam tentang suatu negara dengan berdemokrasi ialahterlibatnya
warga negara padao pengambilan keputusan politik, baik secara pribadi atau melalui
perwakilan. Ini menyampaikan pandangan bahwa tiap orang berhak untuk mendiskusi setiap
kebijakan negara yang mengatasnamakan masyarakat. Keterlibatan warga negara dalam setiap
pengambilan keputusan politik negara. Keterlibatan orang untuk pengambilan keputusan politik
merupakan bentuk demokrasi, oleh karena itu setiap rakyat memiliki rasa tanggungjawab atas
kebijakan pemerintah.
Pada era sekarang banyak masyarakat yang secara legal bisa memberikan argumen
setiap kebijakan publik yang dirumuskan oleh pemerintah dan lembaga negara, argumen
argumen tersebut sangat berpengaruh di dalam demokrasi. Dari setiap kritikan tersebut terdapat
beberapa organisasi sering menjadi ujung tombak sebuah kritik di masyrakat namun dengan
aturan yang benar . Tujuan dari sebagian besar organisasi tersebut yakni sebagai wahana bagi
rakyat untuk memberikan seluruh pendapat serta saran mereka, pendapat dan saran ini akan
dikomunikasikan oleh organisasi-organisasi tersebut atau membantu parapengambil keputusan
buat mendengarkan.
Inilah yang membuat kehidupan warga negara saling mengikat. Namun terdapat
dampak negatif jika kebebasan berpendapat itu tidak di atur dalam sebuah pemerintahan
demokrasi pasalnya isu isu di media sosial sangat berpengaruh terdapat kebhinekaan dalam
bernegara di negara kita . pasalnya negara kita terdapat bermacam-macam suku dan ras dalam
satu negara . dapat di simpulkan dengan banyaknya perbedaan tersebut hak beraspirasi di dalam
media sosial harus di atur dalam sebuah peraturan agar tercapainya negara yang demokratis dan
makmur.

2. Demokrasi dan Kebebasan Berekspresi dan Berpendapat Era Digital

Kebebasan yang melekat pada setiap individu salah satunya yaitu kebebasan untuk
berekspresi dan beropini. Jalannya demokrasi pada suatu negara ditandai dengan rasa
penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan HAM yang artinya kewajiban hak masyarakat
dalam penyampaian sebuah aspirasi harus di dasar dengan rasa hormat terhadap setiap individu
perlindungan terhadapa individu bermasyarakat dan melihat hak asasi manusia yang terdapat
dalam setiap insan .
Pendapat Toby Mendel yaitu adanya beberapa alasan kebebasan berekspresi menjadi hal
yang penting: 1). Ini adalah dasar demokrasi; 2). Turut berperan pada pemberantasan korupsi;
3). Mempromosikan akuntabilitas; 4). Kebebasan berekspresi dianggap cara terbaik
menemukan kebenaran. Kebebasan berekspresi tidaklah mutlak, dalam UDHR menjelaskan
bahwa kebebasan berekspresi ini tidak berarti bebas sepenuhnya. Tetapi kebebasan
berekspresipun memiliki batasan tersendiri. Pasal 19 Declaration of Human Rights
menyatakan: “(1) Everybody has obligation stothe network in which alone the free and full
development of his persona isviable. (2) With in the exercise of his right sand freedom, all and
sun dry shallbe difficulty tosuchobstacles Alaihi Salam are decided by using law totally for the
purpose of securing due recognition and respect for the right sand freedom sof other sandof
assembly the just requirement sof morality, publik order, and the welfare in
democraticsociety.”
Media sosial dan juga media sosial sebagai platform banyak sekali gosip dan tentu ini
menjadi wadah bagi masyarakat negara untuk beropini serta berekspresi. Dalam penyamapain
sebuah keputusan bernegara media sosial sangat berpengaruh dalam penyampain informasi dari
setiap lapisan masyarakat. Maka dalam setiap sebuah keputusan masyarakat bisa mengerti apa
yang di putuskan atau kemana negara ini akan di bawa. Dengan luasnya jangkauan media sosial
masa skrang harusnya pemerintah harus benar benar memikirkan setiap informasi atau
keputusan yang akan di beritakan . beda dengan dulu yang dimana informasi belum bisa
menyeluruh ke dalam setiap lapisan . media sosial pada era sekarang sebagai alat pengawasan
masyarakat terhadap pemerintah.
Upaya untuk pencegahan kebebasan berekspresi serta berpendapat yang melampaui
batas, yaitudengan undang-undang, jiwa (morality) rakyat, ketertiban sosial serta politik (publik
order) rakyat demokratis. Maka bisa ditarik suatu kesimpulan bahwa dimana kebebasan
berekspresi itu hidup turut memberi andil mengenai caranya kebebasan berekspresi itu
diterapkan. Peraturan menjadi terjemahan asal konstitusi diharapkan pada hal tentang batasan
dalam negara penganut aturan positivis. Kebebasan berpendapat memiliki tanggungjawab serta
dibatasi hukum dengan harapkan demi menghormati hak dan repotasi orang lain, perlindungan
keamanan negara, kesehatan dan moral publik.

3. Kebebasan Berekspresi Dalam Perspektif Hak Asasi Manusia

Hak asasi manusia adalah istilah yang digunakan dalam bahasa Indonesia kita menyebut
dengan HAM dalam terminologi hak asasi manusia internasional kita mengenal Human Rights
and fundamental freedoms unread ini dimaknai sebagai hak asasi manusia fundamental
freedoms yang berarti kebebasan dasar manusia. Adapun empat kebebasan dasar yang di
kemukakan oleh Franklin D Roosevelt yang pertama adalah freedom of speech, yang kedua
freedom of religion, yang ketiga Freedom from one, dan yang keempat adalah Freedom from
Fear. Hakekat dari hak asasi manusia berdasarkan ketentuan pasal 1 atau artikel Wan Universal
Declaration of Human Rights yang menentukan bahwa setiap orang dilahirkan Merdeka setiap
orang memiliki harkat dan martabat yang sama. Manusia diberikat akal sehat dan hati nurani
maka hendaknya bergaul satu sama lain dalam persaudaraan. Ketentuan ini menegaskan
mengenai hakikat hak asasi manusia bahwa setiap orang sejak dia dilahirkan itu berhak untuk
menggunakan seluruh potensi manusiawinya tanpa ada pembedaan apapun tanpa ada
diskriminasi atas dasar apapun. Termasuk diskriminasi yang didasarkan atas jenis kelamin laki-
laki maupun perempuan. Setiap orang hendaknya saling menghargai, saling menghormati, tidak
mentolerir segala bentuk kekerasan dan juga tidak mentolerir adanya permusuhan yang
diinginkan dalam kehidupan manusia.
Bebas untuk mengekspresikan pendapat merupakan hal yang penting dalam demokrasi,
sebelum Universal of Human Rights itu sah pada sidang pertama, Majelais awam PBB telah
menyatakan menyatakan bahwa “hak atas berita adalah hak asasi insan mendasar…semua
kebebasan dinyatakan ‘suci’ oleh PBB”. Kebebasan berargumen ini juga menjadi elemen yang
penting untuk berlangsungnya demokrasi dan partisipasi untuk melaksanakan pemungutan
suara. Jika masyarakat tidak dapat bebas dalam mengungkapkan pendapat mereka maka dapat
dinyatan bahwa negara itu tidak berjalan dengan baik dan juga dapat mengakibatkan suatu
pemerintahan yang otoriter.
Adanya Universal Declaration of Human Rights (UDHR) diawali dengan terbentuknya
PBB tahun 1945, bertujuan untuk memelihara perdamaian dunia. Pengertian HAM terdapat
dalam pasal 1 UU Nomor 39 tahun 99 intinya perbedaannya adalah pada penghargaan
penghormatan hak manusia itu adalah karunia dari Tuhan Yang Maha Esa. Perbedaan dari
makna hak asasi manusia dalam konteks Indonesia dan konteks berdasarkan Universal
Declaration seperangkat hak asasi manusia yang telah disepakati dan diakui berdasarkan
Universal Declaration on Human Rights pada Tahun 1948 melalui deklarasi masyarakat
internasional di perserikatan bangsa-bangsa tentu membutuhkan hukum dalam rangka
melindungi serta dalam konteks penegakan hak asasi manusia. Maklumat tersebut adalah
pengakuan atas kedudukan serta hak-hak yang sama sepenuhnya berasal dari seluruh manusia
yang artinya dasar kemerdekaan, keadilan dan perdamaian pada global. Hak diantaranya yaitu
hak hayati, hak kebebasan berpendapat, hak persamaan di depan hukum, hak untukhidup
layak, serta sebagainya.

4. Pembatasan Kebebasan Berekspresi Dalam Hak Asasi Manusia

HAM periode 2007-2010 istilah kebebasan berekspresi adalah diksi yang digunakan
dalam keseharian. Tetapi jika merujuk pada instrumen hak asasi manusia dalam Universal
Declaration of Human Rights atau International covenant on Civil and political Rights atau
juga di dalam UUD negara Republik Indonesia tahun 1945, termasuk juga peraturan atau
hukum tentang HAM yang lainnya kita tidak mengenal prediksi kebebasan untuk memperoleh
atau mencari informasi. Kebebasan untuk menggunakan media di dalam mengekspresikan atau
menyampaikan pendapat dapat diwujudkan baik dalam ucapan, tindakan maupun juga dalam
atribut. Ada pertanyaan mengenai kebebasan berekspresi namun digunakan untuk menghasut
dan mengorbankan kebencian, atau etnisitas, kebangsaan, dari usul, xenophobia (kebencian
terhadap orang asing), serta agama.
Pada Konvenan Hak-Hak Sipil Politik (International Convenant on Civil and Political
Rights/ICCPR) secara tegas dijelaskan bahwa suatu pembatasan atau pengurangan atas segala
macam kategori hak asasi, meskipun hal itu dilakukan secara situasional serta bersyarat.
International covenant on Civil and political Rights ini dikategorikan sebagai diuji bright atau
kebebasan yang boleh dibatasi. Setiap orang itu berhak menggunakan kebebasan untuk
berekspresi tetapi dalam menggunakan hak berekspresi itu ada pembatasan-pembatasan yang
diatur didalam undang-undang. Jadi ketika kita berekspresi atau menyampaikan pendapat tidak
mencederai hak orang lain yang dijamin di dalam UU maka kita bisa melaksanakan kebebasan
berekspresi tetapi ketika yang kita lakukan itu adalah dilarang oleh undang-undang maka
sesungguhnya kita sudah melakukan pelanggaran hukum atas kebebasan berekspresi tersebut
nah ini yang dimaksud dengan kebebasan berekspresi jadi kebebasan berekspresi Itu adalah
kebebasan yang dimiliki oleh setiap orang tetapi penggunaan kebebasan berekspresi itu harus
berdasarkan apa yang diatur dalam undang-undang.
Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa kebebasan untuk mengemukakan pendapat, yang
dinyatakan dalam pasal 19 ICCPR serta hak berorganisasi/berasosiasi (Pasal 21 ICCPR)
dijadikan sebagai restriksi atau pengurangan. Subjek dari derogasi termuat dalam pasal 19,
Pasal 20 serta Sub-pasal 19 dan 2. Ketentuan dalam pasal 20 menjadi pagar pembatas
menggunakan kebebasan berekspresi. Undang-undang yang dibentuk seharusnya adalah
undang-undang yang merupakan perwujudan dari perlindungan terhadap kebebasan berekspresi
bukan undang-undang yang justru meniadakan atau menghapuskan seseorang untuk
menggunakan kebebasan berekspresi. Ketika hal ini terjadi maka kita bisa melihat masyarakat
atau setiap orang itu akan kehilangan kebebasan dari rasa takut takut dalam mengemukakan
ekspresinya karena ketika akan menggunakan akan dijerat oleh undang-undang yang justru
bukan melindungi kebebasan berekspresi malah sebaliknya. Wujud dari perlindungan terhadap
kebebasan berekspresi yang seharusnya dijamin oleh negara sebagaimana ditentukan didalam
pasal 28i ayat 5 undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Kebebasan
berekspresi memang adalah merupakan hak asasi manusia tetapi ingat bahwa kebebasan itu
memiliki batasan minimal

5. Penerapan HAM Terhadap Kebebasan Mengungkapkan Pendapat Oleh Organisasi


Kemasyarakatan Di Media Sosial

Sam Issacharoff menyatakan, bentuk pembatasan yang bisa dibenarkan dan dibutuhkan
pada negara demokrasi artinya pembatasan terhadap Negara bisa melarang atau membubarkan
suatu organisasi yang bertentangan menggunakan tujuan dasar dan tatanan konstitusional.
Negara demokratis tidak hanya mempunyai hak, tetapi pula tugas buat menjamin dan
melindungi prinsip-prinsip demokrasi konstitusional (M. Asfa Firosa, 2019: 156).
Kondisi adanya kebebasan menyatakan pendapat dan berserikat, yaitu persyaratan
absolut yang lain serta harus dimiliki oleh suatu negara demokrasi (termasuk Indonesia), maka
kebebasan ini harus juga dijamin pada pada undang-undang negara yang bersangkutan. Pada
hal ini termasuk pula Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 perihal info dan Transaksi elektro
yanng mengatur aplikasi kebebasan menyatakan pendapat melalui media internet.
UU yang mengatur mengenai kebebasan menyatakan pendapat dan berserikat itu wajib
dengan tegas menyatakan adanya kebebasan menyatakan pendapat baik secara lisan maupun
tertulis. Pada rangka kebebasan menyatakan pendapat itu, maka setiap orang berhak
mengumpulkan bahan-bahan yang dibutuhkannya, sehingga harus dijamin jua haknya buat
mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, memasak serta memberikan pendapat tersebut.
Dengan itu perlu adanya ketentuan UU yang melarang siapapun termasuk pemerintah yang
ingin membatasi kebebasan berpendapat. Akan tetapi ketentuan yang seharusnya terdapat tadi
tidak ditemukan pada Undang-Undang yg mengatur tentang isu serta Transaksi elektronik tadi.
Kebebasan berpendapat tadi pada dasarnya merupakan hak serta tanggung jawab negara
demokrasi. Demokrasi yang dipahami menjadi pemerintahan dari, oleh, serta buat warga
menghendaki adanya partisipasi aktif asal rakyat untuk turut serta dalampemerintahan.
masyarakat diperlukan bisa melakukan fungsi control terhadap jalannya pemerintahan suatu
negara, dengan cara turut memberikan pandangan terhadap setiap kebijakan yang ditetapkan
pemerintah. dengan demikian maka secara tidak langsung rakyat berperan dalam jalannya
pemerintahan, melalui agunan kebebasan beropini. apabila masyarakat tidak diberikan
kesempatan buat memberikan pendapatnya pada pemerintah, maka dapat dikatakan bahwa
pemerintahan tadi bersifat otoriter.

KESIMPULAN

Hak merupakan struktur yang tidak di pisahkan dari insan. Di dalam hak terdapat unsur
kepentingan , perlindungan , dan kewajiban . Kebebasan berekspresi dan berpendapat merupakan
hak yang sangat di waspadai . dalam setiap rangkain norma hak asasi. Ditinjau dalam asal hak
berpolitik . norma hak dan kekebasan dalam berpendapat ini dapat menjadi bahan evaluasi negara
dalam melakukan setiap keputusan kenegaraan dalam lingkup internasional. Kebebasan aspirasi dan
beropini ini sangat di butuh dalam demokrasi . di dalam demokrasi hak beraspirasi melekat dalam
tubuh demokrasi tersebut.
Dapat di simpulkan dengan banyaknya perbedaan tersebut hak beraspirasi di dalam media
sosial harus di atur dalam sebuah peraturan agar tercapainya negara yang demokratis dan makmur.
Jalannya demokrasi pada suatu negara ditandai dengan rasa penghormatan, perlindungan, dan
pemenuhan HAM yang artinya kewajiban hak masyarakat dalam penyampaian sebuah aspirasi
harus di dasar dengan rasa hormat terhadap setiap individu perlindungan terhadapa individu
bermasyarakat dan melihat hak asasi manusia yang terdapat dalam setiap insan .
Kita berekspresi atau menyampaikan pendapat tidak mencederai hak orang lain yang
dijamin di dalam UU maka kita bisa melaksanakan kebebasan berekspresi tetapi ketika yang kita
lakukan itu adalah dilarang oleh undang-undang maka sesungguhnya kita sudah melakukan
pelanggaran hukum atas kebebasan berekspresi tersebut nah ini yang dimaksud dengan kebebasan
berekspresi jadi kebebasan berekspresi Itu adalah kebebasan yang dimiliki oleh setiap orang tetapi
penggunaan kebebasan berekspresi itu harus berdasarkan apa yang diatur dalam undang-undang.
Masyarakat menghendaki adanya partisipasi aktif asal rakyat untuk turut serta
dalampemerintahan. masyarakat diperlukan bisa melakukan fungsi control terhadap jalannya
pemerintahan suatu negara, dengan cara turut memberikan pandangan terhadap setiap kebijakan
yang ditetapkan pemerintah. dengan demikian maka secara tidak langsung rakyat berperan dalam
jalannya pemerintahan, melalui agunan kebebasan beropini. apabila masyarakat tidak diberikan
kesempatan buat memberikan pendapatnya pada pemerintah, maka dapat dikatakan bahwa
pemerintahan tadi bersifat otoriter.

DAFTAR REFERENSI

Lusky Selian, Della dan Cairin, Melina, 2018, KEBEBASAN BEREKSPRESI DI ERA
DEMOKRASI, Lex Scientia Law Review, Volume 2, No. 2, 189-198.
Bahuda Sistawan, Agung Yundi, 2019, KEBEBASAN BEREKSPRESI MENURUT PASAL 27
AYAT (3) UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK, Justitia
Jurnal Hukum, Volume 3, No.1, Halaman. 1-9.
M. Arsyad, Rahmad dan Nadjib, Muh., 2011, KEBEBASAN BERPENDAPAT PADA MEDIA
JEJARING SOSIAL, Jurnal Komunikasi KAREBA, Volume 1, No. 1, Halaman. 77-83
Marwandianto, dan Ardani Nasution, Hilmi, 2020, HAK ATAS KEBEBASAN BERPENDAPAT
DAN BEREKSPRESI DALAM KORIDOR PENERAPAN PASAL 310 DAN 311 KUHP,
Jurnal HAM, Volume 11, Nomor 1, Halaman 1-25
Nasution, Latipah, 2020, Hak Kebebasan Berpendapat dan Berekspresi Dalam Ruang Publik
di Era Digital, ‘Adalah: Buletin Hukum dan Keadilan, Volume 4, No. 3, Halaman 37-48.

Lampiran Cek Plagiarisme:

Anda mungkin juga menyukai