Mahasiswa
DINDA SAPUTRI
NIM. A3R21012
( ) ( )
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
DEPARTEMEN KEPERAWATAN MATERNITAS
DENGAN KASUS POST PARTUM SPONTAN
Oleh:
Nama : Dinda Saputri
NIM: A3R21012
C. Manifestasi Klinis
6) Perinium
Akan terdapat robekan jika di lakukan episiotomi yang akan terjadi
masa penyembuhan selama 2 minggu
7) Payudara
Payudara akan membesar karena vaskularisasi dan engorgemen
(bengkak karena peningkatan prilaktin.(Machmudah, 2015)
D. PATHWAY
Partus spontan
Estrogen,proges
Trauma Jalan Lahir Pengeluaran Janin teron,prolactin
menurun
MK : Gangguan
Eliminasi Urine MK : Nyeri Akut
E. Komplikasi
Semua wanita hamil beresiko komplikasi obstetric. Komplikasi yang mengancam jiwa
kebanykan terjadi selama persalinan, dan ini tidak dapat di prediksi. Prenatal screening tidak
mengidentifikasi semua wanita yang akan mengembangkan komplikasi. Perempuan tidak
diidentifikasi sebagai “beresiko tinggi” dapat mengembangkan komplikasi obstetric.
Kebanyakan komplikasi obstetrik terjadi pada wanita tanpa faktor resiko (Oktaputrining,
2016).
Berikut komplikasi yang mungkin terjadi pada persalinan normal :
a. Perdarahan post partum
Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500 cc yang terjadi setelah bayi
lahir pervaginam atau lebih dari 1.000 mL setelah persalinan abdominal. Perdarahan post
partum dibagi menjadi :
1. Perdarahan Post Partum Dini (early postpartum hemorrhage), perdarahan post
pasrtum dini adalah perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama setelah kala III.
2. Perdarahan pada Masa Nifas (late postpartum hemorrhae), perdarahan pada masa
nifas adalah perdarahan yang terjadi pada masa nifas (puerperium) tidak termasuk 24
jam pertama setelah kala III (Oktaputrining, 2016)
b. Atonia uteri
Atonia uteri adalah kegagalan serabut – serabut otot miometrium uterus untuk
berkontraksi dan memendek. Hal ini merupakan penyebab perdarahan post partum yang
paling penting dan bisa terjadi segera setelah bayi lahir hingga 4 jam setelah persalinan.
atonia uteri dapat menyebabkan perdarahan hebatdan dapat mengarah pada terjadinya
syok hipovolemik (Oktaputrining, 2016)
c. Retensio plasenta
Retensio Plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau lebih dari
30 menit setelah bayi lahir. Hampir sebagian besar gangguan pelepasan plasenta
disebabkan oleh gangguan kontraksi uterus. Retensio plasenta terdiri dari beberapa jenis
yaitu :
1. Plasenta adhesiva, adalah implantasi yang kuat dari jonjot korion plasenta sehingga
menyebabkan kegagalan mekanisme separasi fisiologis.
2. Plasenta akreta, adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga mencapai sebagian
lapisan miometrium.
3. Plasenta inkreta, adlah implantasi jonjot korion plasenta hingga mencapai/melewati
lapisan miometrium.
4. Plasenta pekreta, adalah implantasi jonjot korion plasenta yang menembus lapisan
miometrium hingga mencapai lapisan serosa dinding uterus.
5. Plasenta inkarserata, adalah tertahannya plasenta di dalam kavum uteri, disebabkan
oleh kontriksi ostium uteri (Oktaputrining, 2016)
d. Laserasi jalan lahir Ruptura perineum dan robekan dinding vagina tingkat perlukaan
perineum dapat dibagi dalam :
1. Derajat pertama : laserasi mengenai mukosa dan kulit perineum, tidak perlu dijahit.
2. Derajat kedua : laserasi mengenai mukosa vagina, kulit dan jaringan perineum (perlu
dijahit).
3. Derajat ketiga : laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum dan
spinkter ani.
4. Derajat empat : laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum dan
spinkter ani yang meluas hingga ke rektum . rujuk segera (Oktaputrining, 2016)
F. Penatalaksanaan
1. Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)
2. 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan kiri
3. Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan
perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas, pemberian
informasi tentang senam nifas.
4. Hari ke- 2 : mulai latihan duduk
5. Hari ke- 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan (Sanjaya, 2018)
G. Pemeriksaan Penunjang
3. Konstipasi b.d penurunan motilitas gastrointestinal d.d defekasi kurang dari 2 kali
seminggu, pengeluaran feses lama dan sulit, feses keras, peristaltic usus menurun,
mengejan saat defekasi, distansi abdomen(D.0049)
4. Gangguan Eliminasi Urin b.d kelemahan otot pelvis d.d desakan berkemih , urin
menetes, distensi kandung kemih, berkemih tidak tuntas, volume residu urin meningkat,
(D.0040)
I. Intervensi
DIAGNOSA
NO LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)
KEPERAWATAN
Manajemen Nyeri (1.08238)
Observasi
a. Identifikasi, lokasi, karateristik,
durasi, frekuensi, kualitas dan
Setelah dilakukan
intensitas nyeri
Nyeri Akut b.d agen tindakan keperawatan
b. Identifikasi skala nyeri
pencedera fisik d.d px selama 4 jam
c. Identifikasi factor yang
mengeluh nyeri,tampak diharapkan Tingkat
memperberat dan memperingan
meringis,bersikap Nyeri (L.08066)
nyeri
protektif,gelisah,frekue menurun
Terapeutik
nsi nadi meningkat, Kriteria hasil:
d. Berikan teknik nonfarmakologi
1 sulit tidur, TD a. Keluhan nyeri
untuk mengurangi nyeri
meningkat, pola napas menurun
e. Control lingkungan yang
berubah,nafsu makan b. Meringis menurun
memperberat nyeri
berubah,berfokus pada c. Skiap protektif
f. Fasilitasi istirahat dan tidur
diri sendiri (D.0077) menurun
Edukasi
d. Gelisah menurun
g. Jelaskan penyebab, periode dan
e. Frekuensi nadi
pemicu nyeri
membaik
h. Jelaskan strategi mengurangi nyeri
Kolaborasi
i. Kolaborasi pemberian anlgetik,
jika perlu
2 Menyusui tidak efektif Setelah dilakukan Pijat Laktasi (I.03134)
b.d payudara bengkak Tindakan selama 1x24 Observasi :
d.d px merasa cemas, jam di harapkan Status a. Monitor kondisi mammae dan
asi tidak menetes,BAK menyusui Membaik putting
gizi
J. IMPLEMENTASI
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan
mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan
berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat Tindakan kolaborasi adalah tindakan
keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan bersam dokter atau petugas kesehatan
lain
Pelaksanaan keperawatan/implemetasi harus sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan sebelumnya dan pelaksanaan ini disesuaikan dengan masalah yang terjadi
(Mitayani, 2013).
K. EVALUASI
Evaluasi keperawatan menggunakan teknik SOAP pada klien dengan post partum
spontan, bila menemukan masalah baru menggunakan SOPIER evaluasi meliputi
evaluasi/catatan perkembangan yang dialami oleh klien setelah diberikan implementasi
keperawatan (Mitayani, 2013). Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan post partum
spontan adalah sebagai berikut:
1) Nyeri berkurang
2) Status menyusui membaik
3) Eliminasi fekal membaik
4) Eliminasi urin membaik
DAFTAR PUSTAKA
SDKI DPP PPNI PPNI, Tim Pokja (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia edisi 1
Cetakan II . Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
SLKI DPP PPNI PPNI, Tim Pokja (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia edisi I
Cetakan II. Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
SIKI DPP PPNI PPNI, Tim Pokja (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1
Cetakan II. Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
I. IDENTITAS / BIODATA
Asuhan Keperawatan pada ibu Nifas Page 15
STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung
II. ANAMNESA
Anamnesa pada tanggal : 22 November 2021 jam : 14.00
1. Keluhan utama : Nyeri pada luka jahitan episotomi
2. Riwayat Penyakit/riwayat kehamilan dan persalinan sekarang :
Px mengatakan nyeri pada luka jahitan episiotomy . Px mengeluhkan nyeri seperti di
tusuk-tusuk di bagian perineum,dengan skala nyeri 6, nyeri dirasakan terus menerus.Px
tampak gelisah dan mengatakan sulit tidur. Px juga mengatakan cemas belum bisa untuk
menyusui anaknya karena payudaranya membengkak dan terasa nyeri,asi tidak
memancar . Saat di periksa oleh perawat di dapatkan K/U cukup, TTV TD: 130/90
mmHg, S: 36,50C, N: 96 x/mnt, RR: 22 x/mnt .
3. Riwayat Obstetri :
A. Riwayat Menstruasi :
Menarche : Umur 13 Th Teratur / tdk teratur : Teratur
Siklus : 28 hari Lamanya : 7 hari
2. Keadaan Ketuban
Pecah jam : 05.30
: Jernih
Warna air ketuban
: Khas
Bau air ketuban
: Tidak terkaji
Banyaknya air ketuban
: Tidak ada
Lain – lain
3. Keadaan Placenta
Lahir jam : 06.10 WIB( lengkap)
: Spontan
Spontan / 17cterus17
: 20 cm
Lebar
: 3 cm
Tebal
: 500 gram
Berat
: 30 cm
Panjang tali pusat
: Lateralis
Insersi
: Tidak ada kelainan
Kelainan – kelaian
4. Keadaan Perineum : Intak / epis / cterus
5. Jumlah Perdarahan : +150 cm
6. Pengobatan yang diberikan : inf RL,antrain,ceftri,oxytocin
7. Penyulit Persalinan : Tidak ada
6. Pola Kebiasaan :
Px mengerjakan pekerjaan rumah,dan menanam bunga di taman
7. Data Spiritual :
Selama di RS px belum melakukan ibadah karena sedang berada dalam masa nifas
8. Genogram :
: Laki-laki
Perempuan
: Pasien
Asuhan Keperawatan pada ibu Nifas Page 18
STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung
:Tinggal
serumah
Jahitan : D II
Tanda infeksi : Tidak ada tanda infeksi
I. Lochia
Warna : Lubra merah segar
Bau : Anyir
Jumlah : 3 x ganti pembalut
J. Keadaan anus
Hemoroid : Tidak ada
Nyeri : Tidak ada nyeri pada anus
K. Genetalia luar
Bartolinitis : Tidak ada pembengkakan
Kelainan lain : Tidak ada kelainan
IV. PEMERIKSAAN LAIN ( Bilamana perlu )
1. Laboratorium
A. Darah
Hb sahli / talquis : 9,5 mg/dl
Golongan darah :A
Darah lengkap : Terlampir
B. Urien
Protein urine : Negativ
Lain – lain : Tidak ada
2. Foto Rontgen : Tidak ada
3. U S G :
Janin : tunggal
Mahasiswa
( __________________ )
NIM. ………………
ANALISA DATA
Nama pasien : Ny D
Umur : 25 thn
No. Register : 05-33-66
KEMUNGKINAN
KELOMPOK DATA PENYEBAB MASALAH
(Pohon Masalah)
Jalan lahir,proporsi panggul,letak Nyeri Akut (D.0077)
janin dan HIS normal
DS:
Mayor :
Px mengeluh nyeri Partum spontan
pada luka bekas
episiotomy
Minor: - Post partum spontan
DO:
Mayor:
Px tampak meringis Pengeluaran janin
kesakitan
P: nyeri pada luka
jahitan episiotomy Episiotomy
Q: seperti di tusuk-
tusuk
R: di perineum Jaringan terputus
Asuhan Keperawatan pada ibu Nifas Page 21
STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung
S: skla nyeri 6
T: terus menerus
Px tampak gelisah Merangsang area sensorik
Frekuensi nadi px
meningkat 96 x/mnt
dari sebelum px Gangguan rasa nyaman,nyeri
melahirkan N:80 x/mnt
Px sulit tidur
Minor : Nyeri akut
DS:
Mayor: Jalan lahir,proporsi panggul,letak Menyusui Tidak Efektif
Px merasa cemas janin dan HIS normal (D.0029)
karena bayinya tidak
bisa menyusu
dikarenakan payudara Partum spontan
px bengkak
Minor :-
DO: Post partum spontan
Mayor:
Terdapat nyeri tekan
pada payudara px saat System endokrin
di palpasi
ASI tidak
menetes/memancar Estrogen,progesterone,prolactin
BAK bayi kurang dari menurun
8 kali dalam 24 jam
(bayi belum BAK) Pembengkakan payudara
Payudara tampak
bengkak
Minor : Menyusui tidak efektif
Intake bayi tidak
adekuat
Bayi terus menangis
saat di susui
TANGGAL TANGGAL
NO DIAGNOSIS KEPERAWATAN TTD
MUNCUL TERATASI
22-11-2021 Nyeri Akut b.d agen pencedera fisik 23-11-2021
1
d.d px mengeluh nyeri,tampak
meringis,bersikap
protektif,gelisah,frekuensi nadi
meningkat, sulit tidur, TD meningkat,
pola napas berubah,nafsu makan
berubah,berfokus pada diri sendiri
(D.0077)
Menyusui tidak efektif b.d payudara
bengkak d.d px merasa cemas, asi
2 22-11-2021 tidak menetes,BAK bayi kurang dari 8 23-11-2021
kali dalam 24 jam,nyeri pada
payudara,bayi menangis terus menerus
saat di susui. (D.0029)
2 Menyusui tidak efektif b.d Setelah dilakukan Tindakan Pijat Laktasi (I.03134)
payudara bengkak d.d px selama 1x24 jam di harapkan Observasi :
merasa cemas, asi tidak Status menyusui Membaik a. Monitor kondisi mammae dan putting a. Untuk melihat kondisi payudara dan
menetes,BAK bayi kurang (L.03029) b. Identifikasi keinginan ibu untuk menyusui putting apakah normal atau ada
dari 8 kali dalam 24 Kriteria hasil: c. Identifikasi pengetahuan ibu tentang pembengkakan
jam,nyeri pada a. Perlekatan bayi pada menyusui b. Untuk mengetahui minat ibu dalam
payudara,bayi menangis payudara ibu meningkat Terapeutik menyusui
terus menerus saat di susui. b. Miksi bayi lebih dari 8 d. Posisikan ibu dengan nyaman c. Untuk mengetahui kemampuan
(D.0029 kali/24 jam e. Pijat dari mulai kepala,leher,bahu, pengetahuan ibu tentang menyusui
c. Tetesan/pancaran ASI punggung dan payudara d. Posisi yang nyaman bisa membuat
Dx 2 22-11-2021 22-11-2021
(Menyusui 21.00 S: px mengatakan cemas karena
2 tidak efektif 14.35
Pijat Laktasi (I.03134) payudaranya membengkak dan
)
1. Memonitor kondisi tidak bisa menyusui anaknya.
mammae dan putting O:
H/ payudara px tampak - Tampak ASI tidak
bengkak, putting menonjol menetes
14.40
2. Mengidentifikasi - Tampak payudara px
keinginan ibu untuk membengkak
menyusui - Terdapat nyeri tekan
H/ px mengatakan ingin pada payudara px
menyusui anaknya - Bayi belum BAK
14.45
3. Mengidentifikasi - Intake bayi tidak
pengetahuan ibu adekuat
tentang menyusui - Bayi menangis saat