Anda di halaman 1dari 4

RAMUAN HERBAL DARI KEARIFAN LOKAL

Ramuan herbal dari kearifan local merupakan ramuan yang telah digunakan oleh masyarakat secara
turun temurun baik berupa bahan tunggal atau campuran, yang dapat diambil dari Pustaka yang telah
diakui oleh Badan POM

Contoh pustaka empiris :

 Cabe puyang warisan Nenek Moyang, 1965, Sudarman Mardisiswoyo dan Harsono
Radjakmangunsudarso, Penerbit Prapanca Jakarta

 Serat Primbon Racikan Jampi Jawi, 1960, Soeroyo Tarusuwardjo, Kraton Mangkunegaran

 Tumbuhan Berguna Indonesia, 1927, Heyne K., Terjemahan Badan Litbang Kehutanan, Jakarta
1987

 Serat Centini, Usada Bali, Flora Amboinensis

Etnomedisin :

 Survai tanaman obat pada suatu suku tertentu: RISTOJA dari Balitbangkes

 Survai penggunaan obat tradisional tertentu di suatu daerah: Konsumsi dan efektivitas jamu
gendong di daerah Sleman, Inventarisasi Ramuan Dukun bayi di Jawa Tengah Selatan

 Post marketing surveillant produk obat bahan alam tertentu: PMS jamu masuk angin di Kodya
Yogyakarta

Ruang lingkup yang harus dipenuhi oleh ramuan herbal yaitu :

 Bagian tanaman : yang digunakan harus sesuai dengan yang disebutkan secara empiris

 Cara pembuatan dan penggunaan : Jika terancam punah (endangered) tidak diperbolehkan untuk
digunakan kecuali dengan bukti penanaman kembali sehingga ketersediaannya dapat terjamin.

 Bentuk sediaan

 Indikasi

 Rasionalitas

Eksplorasi kearifan lokal berdasarkan khemotaksonomi :

 Kaidah khemotaksonomi: Dua tumbuhan yang berada dalam Genus atau Familia yang sama
memiliki profil kandungan kimia yang tidak terlalu jauh

 Kunyit, temulawak, bangle, temugiring, lempuyang memiliki kandungan kurkuminoid dan


minyak atsiri
 Penerapan yang bisa dilakukan misalnya mencari tumbuhan suku Umbelliferae untuk ramuan
jamu pegel linu

Kegunaan penerapan prinsip khemotaxonomi :

 Justifikasi komponen herbal dari kearifan local dengan membandingkan terhadap tanaman satu
familia yang telah dikenal

 Mempercepat pengambilan keputusan apakah suatu bahan penyusun ramuan herbal dari kearifan
local dapat terus digunakan (familia tertentu banyak mengandung harmful compounds)

 Usaha mencari alternative bahan asli Indonesia untuk menggantikan bahan dari luar negeri yang
dikenal ampuh khasiatnya

Peran IPTEK Dalam Pengembangan Obat Herbal


Modernisasi teknologi proses :
1. Proses otomatis, diprogram oleh sistem Komputer
2. Dilengkapi dengan alat-alat ukur yang modern dan memiliki ketelitian yang dapat
dihandalkan
3. Proses berurutan dari atas ke bawah dengan gravitasi sehingga proses menjadi efisien.
4. Ramah lingkungan dengan sistem pembersihan CIP dan SIP.
 
Setiap batch produksi telah melalui uji quality control (sesuai aturan Badan POM). 
1. Tes Aflatoksin 
2. Tes cemaran mikroba
3. Tes logam berat
4. Tes pupuk dan pestisida
5. Tes DNA ( Bebas bahan haram )
 
KUNYIT (Curcuma domestica Rhizoma) yang mengandung air, Karbohidrat, Protein,
Lemak, Mineral, Serat, Minyak Atsiri, Kurkuminoid di distilasi menghasilkan minyak
esensial dan diekstraksi diperoleh curcuminoid curcumin (demethoxycurcumin
bisdemethoxycurcumin).
Standarisasi zat aktif :
1. Rimpang kunyit segar (Kurkumin 3,64%)
2. Ekstrak kunyit cair (Kurkumin 1,23%)
3. Pemisahan light phase (oil) dan heavy phase (curcuminoid)
4. Curcuminoid serbuk (kadar 61,17%)
5. Curcuminoid kering (kadar 61,17%)
6. Curcuminoid kental setelah LLE (Isolasi) Kurkumin 28,32%
7. Curcuminoid Oil setelah LLE (Isolasi) Kurkumin 31,91%
 
TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN 
1. Kebutuhan bahan baku simplisia
2. Kendala budidaya tanaman obat
3. Supplier dan kemitraan
4. Fluktuasi pasokan bahan baku
5. Jaminan kualitas dan kuantitas
6. Teknologi dan Prasarana
Tujuan :
1. Meningkatkan kualitas tanaman obat / bahan baku simplisia
2. Budidaya tanaman obat terkendali (Menghasilkan Bibit Yang Baik)
3. Menjadi salah satu destinasi / tujuan pariwisata
 
Limbah Obat Tradisional – BOD & COD tinggi Perlu penanganan serius
BOD : jumlah oksigen yang di perlukan oleh mikro organisme aerob untuk mengoksidasi
zat organik menjadi bahan an organik.
COD : kebutuhan oksigen kimia untuk mengurai seluruh bahan organik yang terkandung
dalam air.
 
MODERNISASI PENGOLAHAN LIMBAH
UASB = Upflow Anaerobic Sludge Blancket 
Air limbah masuk dari bawah tanki anaerobic yang terdapatsludge blanket
microorganisme (terbentuk dari proses koogulasi, fkoluasi dan sedimentasi) dan diproses
sehingga menghasilkan gas juga. 
SISTEM SUPLAI UDARA UNTUK BAKTERI DI BAK AERASI : ECORATOR
PENGGANTI DIFFUSER 
Bakteri aktif yang ada di bak aerasi membutuhkan oksigen. oksigen ditransfer melalui
Ecorator (teknologi Jepang); Keunggulan: suplai oksigen stabil, no dead zone, life
timenya lebih lama dibanding diffuser.
MODERNISASI KEMASAN 
1. Kemasan lama ( Djamu Sido Muntjul dan ngeres linu )
2. Kemasan baru ( tolak angin dan esemag )
 
PRODUK MINUMAN 
- Kukubima Energi
- Alang sari
-  beras kencur

Anda mungkin juga menyukai