Anda di halaman 1dari 4

PENGANGGURAN MENGUBAH POLA PIKIR MANUSIA

Orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, sedang berusaha
mendapatkan pekerjaan yang layak dan pas, atau orang yang sedang menunggu proyek
datang adalah orang yang disebut dengan tuna karya atau yang lebih akrab disapa
pengangguran. Pengangguran sudah tidak asing lagi ditelinga kita, namun sebenarnya
pengangguran memiliki beberapa jenis yaitu pengangguran terbuka (Open
Unemployment), Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment), dan setengah
menganggur (Under Unemployment). Pengangguran terbuka merupakan segelintir
masyarakat yang tidak bekerja dan tidak memiliki pekerjaan sama sekali. Penyebab dari
pengangguran ini adalah belum mendapat pekerjaan padahal sudah berusaha semaksimal
mungkin atau dikarenakan factor internal seperti sifat malas mencari pekerjaan. Jenis
pengangguran yang kedua adalah pengangguran terselubung. Pengangguran terselubung
merupakan pengangguran yang terjadi karena banyaknnya tenaga kerja untuk satu jenis
pekerjaan padahal dengan mengurangi tenaga kerja tersebut sampai jumlah tertentu tetap
tidak mengurangi jumlah produksi. Pengangguran terselubung bisa juga terjadi karena
seseorang yang bekerja tidak sesuai dengan bakat dan kemampuannya, akhirnya bekerja
secara tidak optimal. Jenis pengangguran yang terakhir adalah setengah menganggur,
pengangguran ini sering terjadi karena para pekerja tidak bekerja secara optimal dengan
alasan pekerjaan yang mereka lakukan memiliki batas waktu tertentu dan dilakukan
sementara.

Indonesia termasuk ke dalam 10 negara dengan tingkat pengangguran terbanyak


di dunia. Badan Pusat Statistika mencatat bahwa tingkat presentasi pengangguran di
Indonesia telah mencapai 7,07% dalam beberapa tahun terakhir dan jumlah itu
diperkirakan akan terus meningkat dikarenakan kondisi Indonesia saat ini yang tengah
dilanda Covid-19. Banyak masyarakat di Indonesia yang kehilangan pekerjaannya akibat
di PHK, perusahaan yang bangkrut, dan banyak alasan lain yang membuat pengangguran
semakin banyak. Belum lagi di era pandemic saat ini sangat sulit peluang untuk mencari
pekerjaan yang sesuai dan cocok. Pengangguran yang terus bertambah pasti
menimbulkan banyak dampak negative bagi keamanan masyarakat. Tingkat kejahatan
dan kriminalitas akan semakin tinggi. Banyak orang yang telah kehilangan akal karena
menganggur dan memilih untuk mencari uang dengan cepat dengan cara yang tidak
sesuai dengan hukum seperti mencuri, membegal, membunuh, menculik, dan kejahatan
lainnya yang dinilai dapat menghasilkan uang secara instan. Selain tingginya angka
kriminalitas, mental orang yang melemah karena memiliki perekonomian yang rendah
akan menimbulkan sifat yang temperamental dan gangguan mental. Gangguan mental ini
akan menyebabkan orang dapat saling membunuh satu sama lain, melakukan kekerasan,
atau melakukan bunuh diri.

Pengangguran di Indonesia tidak hanya tercipta akibat dari sulitnya mencari


pekerjaan dan dipecat, banyak kasus pengangguran di Indonesia yang disebabkan oleh
banyak orang yang tidak memiliki keterampilan karena kurang terdidik dan terlatih,
ketertinggalan Pendidikan, dan sifat malas yang menjadi titik utama dari konsep
penyebab pengangguran. Malas merupakan alasan terbesar seseorang untuk menjadi
pengangguran, sebenarnya yang seharusnya di hilangkan terlebih dahulu adalah sifat
malas, karena jika tidak berusaha kita tidak akan bisa mendapatkan emas. Jika tidak
menyelam ke lautan, kita tidak akan bisa mendapatkan Mutiara, jika kita tidak terbang ke
langit maka kita tidak akan bisa mendapatkan udara segar. Jadi pengangguran tidak
hanya disebabkan oleh factor eksternal namun juga factor internal. Presentase tingkat
kriminalitas di Indonesia selama lima tahun terakhir telah tercatat sebesar 113.000 orang
dan terus bertambah, pengangguran tersebut hanyalah terhitung dari pengangguran
terbuka.

Pengangguran di Indonesia juga akan menyebabkan kemiskinan, kebanyakan


pengangguran adalah laki-laki yang bertugas sebagai tulang punggung keluarga. Jika
seorang pengangguran itu telah berkeluarga, ia tidak akan memiliki uang yang cukup
untuk membiayai keluarganya, dan akan memunculkan benih-benih kemiskinan, anak
menjadi tidak sekolah, tidak ada bahan makanan untuk di masak dan di santap, tidak
memiliki tempat tinggal, dan dampak buruk yang lainnya. Akan banyak yang terkena
imbas dari pengangguran ini. Begitu menyedihkannya melihat anak-anak yang tidak
mendapatkan Pendidikan yang layak karena orang tua mereka adalah pengangguran
sehingga tidak mampu membiayai keluarganya dengan baik. Bahkan tidak jarang anak
yang meninggal karena gizi buruk akibat tidak memiliki biaya untuk makanan yang
cukup dan sehat. Anak-anak pun terpaksa menjadi pengamen dan pengemis jalanan
untuk mendapatkan beberapa rupiah untuk sekedar membeli jajanan atau bahkan
membeli makanan pokok.
Fenomena pengangguran ini pastinya banyak memiliki dampak yang negative
mulai dari yang ringan sampai sangat berat, tentunya pengangguran pasti ada di setiap
negara dan tidak dapat dihindari. Namun pemerintah bisa saja meminimalisir
pengangguran dan memperkecil presentase kemiskinan di Indonesia. Pemerintah dapat
membuat lahan pekerjaan baru yang dapat dikerjakan secara offline ataupun online,
disesuaikan dengan kondisi pandemic saat ini yang membuat semua serba susah karena
interaksi antar manusia terbatas dan diberlakukannya sistam yang ketat sebagai upaya
untuk meminimalisir penularan virus covid-19 ini. Pemerintah juga seharusnya
memberikan bantuan dengan bentuk tunjangan yang cukup kepada segelintir masyarakat
yang terkena PHK atau pemecatan secara sukarela. Namun peraturan mengenai uang
tunjangan atau pesangon, uang penghargaan dan uang penghargaan pada pasal 56 UU
No. 13 Tahun 2003 seringkali di langar oleh pihak perusahaan yang bertanggung jawab,
apalagi pada tahun 2020 kemarin pemerintah telah merombak dan memperbaharui isi
dari undang-undang ketenaga kerjaan yang menimbulkan banyak kontrovensi di
kalangan masyarakat Indonesia khususnya para pekerja. Tidak ada yang dapat
masyarakat lakukan dari pengambilan keputusan tersebut karena telah di sahkan oleh
presiden.

Sebenarnya banyak lapangan pekerjaan yang dapat kita buat sendiri seperti
dengan berdangang dan menginovasi hal baru, kita akan dapat membuat hal yang baru
yang diperlukan oleh masyarakat, hasil temuan dan buatan kita tentunya akan bernilai
dan dapat diperjual belikan kepada masyarakat. Selain dengan membuat sendiri, kita juga
dapat mendistribusikan atau menjual Kembali barang orang lain dengan menjadi reseller,
kita akan mendapatkan keuntungan yang lumayan dan cukup bila kita bekerja dengan
giat. Sesungguhnya lapangan pekerjaan itu tidak hanya berasal dari pemerintah, namun
dengan Pendidikan dan pengetahuan kita dapat membuatnya sendiri bahkan kita bisa
membantu orang lain untuk ikut bekerja sama dalam menjalankan suatu pekerjaan yang
kita miliki agar membantu mengurangi tingkat pengangguran dan yang terutama
mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia. Kunci dari semua keberhasilan itu tentunya
adalah menghilangkan sifat malas, menumbuhkan semangat, rasa ingin bangkit dan
berjuang agar bisa mendapatkan apa yang kita impikan dan kita mau, dan berbuat
sesuatu yang besar untuk orang yang kita sayangi dapat dijadikan motivasi agar kita
lebih berhasil dalam berusaha. Selain itu kita juga harus tetap berdoa kepada yang maha
kuasa agar lebih dipermudah dalam segala urusan, dan kita selalu diberikan Kesehatan
agar dapat terus berusaha dan berhasil mencapai apa yang kita inginkan.

Anda mungkin juga menyukai