Anda di halaman 1dari 7

Rosita Dewi Tawainella, dkk / Sintesis dan Karakterisasi Sifat Kemagnetan Nanopartikel Manganese Ferrite (MnFe2 O4) dengan

Metode 1
Kopresipitasi

Sintesis Nanopartikel Manganese Ferrite (MnFe2O4) dengan Metode


Kopresipitasi dan Karakterisasi Sifat Kemagnetannya

Rosita Dewi Tawainella1, Yuni Riana1, Rusliana Fatayati1, Amelliya1,


Takeshi Kato2, Satoshi Iwata2 dan Edi Suharyadi1*
1
Laboratorium Fisika Material dan Instrumentasi (Fismatel), Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
2
Departement of Quantum Engineering, Nagoya University, Furo-cho chikusa-ku, Nagoya, Japan
*corresponding author: esuharyadi@ugm.ac.id

Abstrak – Telah disintesis nanopartikel magnetit dengan berbagai ukuran butir yang berbeda yang berasal dari bahan
MnSO4H2 O dan FeCl3.6H2O dengan metode kopresipitasi dengan memvariasi parameter suhu dan konsentrasi NaOH.
Struktur dan ukuran partikel hasil analisa X-Ray Diffraction (XRD) dan Transmission Electron Microscopy (TEM)
menunjukkan bahwa nanopartikel mengkristal dengan baik dan ada ketergantungan ukuran butir nanopartikel terhadap dua
variasi parameter sintesis tersebut. Ukuran butir yang dihitung menggunakan persamaan Scherrer menunjukkan bahwa
ukuran butir meningkat seiring peninggkatan suhu dan berkurangnya konsentrasi NaOH. Sifat kemagnetan MnFe2O4 hasil
analisa Vibrating Sample Magnetometer (VSM). Sampel dengan variasi konsentrasi NaOH, semakin kecil ukuran butir
nanopartikel, medan koersivitasnya semakin rendah. Sementara untuk sampel dengan variasi suhu, semakin kecil ukuran
butir, medan koersivitasnya semakin tinggi. Hasil VSM juga menunjukkan bahwa semakin tinggi kristalinitas sampel, nilai
magnetisasi saturasinya semakin tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ukuran butir dan kehadiran fasa
pengotor hematit (α-Fe2O 3) mempengaruhi sifat kemagnetan nanopartikel MnFe2O4.

Kata kunci: nanopartikel, MnFe2O4, kopresipitasi

Abstract – Magnetite nanoparticles have been synthesized by a variety of different grain sizes derived from FeCl3 .6H2 and
MnSO4.H2O materials by co-precipitation method with various synthesis temperature and concentration of NaOH. The
structural characteristics and particle size of MnFe2O4 were determined by X-ray diffraction (XRD) and Transmission
Electron Microscopy (TEM), its showed that nanoparticles well crystallized with various grain size which depend on synthesis
parameters. The grain sizes estimated using the Scherrer formula were found that the grain size increased with increasing
temperature synthesis and decreasing concentration of NaOH. Magnetic characterization of MnFe2O4 nanoparticles was
investigated by using a Vibrating Sample Magnetometer (VSM). Sample with various concentration of NaOH showed that
coercivity was decrease with the decrease of particle size. In other hand, samples with various synthesis temperature found
that sample with smallest grain size have high coersivity. The saturation magnetization increase when crystallinity increase.
Based on the results, it can be concluded that magnetic characterization of MnFe2O4 was influenced by grain size and
presence of an impurity phase hematite (α-Fe2O3)

Key words: nanoparticles, MnFe2O4, co-presipitation

I. PENDAHULUAN dibandingkan dengan Fe3O4, γ-Fe2O3, CoFe2O4, dan NiFe2


Pesatnya pengembangan magnetic nanoparticles jika diaplikasikan untuk magnetic resonance imaging
(MNPs) sebagai alat atau device dalam perangkat (MRI). Selain itu MnFe2O4 pada suhu ruang (20°C)
elektronika, biomedis, industri telekomunikasi dan rekayasa memiliki energi anisotropi yang rendah [5], kondisi ini akan
elektronik lainnya saat ini dikarenakan multifungsinya sifat menyebabkan energi termal pada suhu ruang akan
kemagnetan yang dimilikinya. Aplikasinya yang secara menghalangi energi anisotropi untuk kembali berada pada
beragam dalam berbagai perangkat tersebut, ketika ukuran statenya yang terendah. Fenomena ini kemudian
partikelnya lebih kecil dibandingkan dengan material memunculkan sifat Superparamagnetik pada nanopartikel
bulknya yakni dalam skala nanometer. Sebagian besar tunggal, salah satu fungsinya ketika digunakan untuk
device yang ada menggunakan nanopartikel berbahan ferrit mengobati hyperthermia cancer dengan pemberian medan
lunak, salah satunya adalah manganese ferrit (MnFe2O4). eksternal pada frekuensi yang sangat tinggi pada sel-sel
MnFe2O4 secara spesifik diaplikasikan dalam perangkat kanker yang sebelumnya telah terlokalisasi [6-7].
elektronik seperti microwave devices, chip memori Lee dkk [8] melaporkan dalam penelitian mereka
komputer, radio frequency coil fabrication, drug delivery bahwa susepsibilitas magnet dari MnFe2O4 lebih tinggi
media penyimpanan data, dan transformer cores [1]. dari ferrit lainnya seperti Fe3O4, CoFe2O4 dan NiFe2O4
Pengunaannya dalam perangkat elektronik disebabkan dengan spin magnetik sebesar 5 μb. Hal ini dikarenakan
oleh permeabilitas kemagnetannya yang tinggi [2], Momen magnetik Mn ferit (MnFe2O4) sesuai dengan skema
resistivitasnya yang jauh lebih rendah daripada CoFe2O4 dan kopling N'eel [9]. Fakta baru terus bermunculan atas kajian
NiFe2O4 [3], biokompabilitasnya yang tinggi [4], terhadap manganese ferrite dengan menggunakan beragam

Jurnal Fisika Indonesia No: 52, Vol XVIII, Edisi April 2014
ISSN : 1410-2994
Rosita Dewi Tawainella, dkk / Sintesis dan Karakterisasi Sifat Kemagnetan Nanopartikel Manganese Ferrite (MnFe2 O4) dengan Metode 2
Kopresipitasi

metode, hasilnya diperoleh variasi ukuran butir dari yang magnetic stirrer dengan kecepatan sentrifugasi 550 rpm
terkecil (4 nm) pada suhu 320°C[10], sampai yang terbesar selama 120 menit. Lengkapnya variasi suhu dan
(154,1 nm) pada suhu 420°C[11]. Namun, dari semua kajian konsentrasi NaOH dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.
tentang MnFe2O4 oleh para peneliti sebelumnya tak Larutan yang terbentuk kemudian diletakan di atas magnet
ditemukan informasi tentang pengaruh variasi suhu permanen untuk mempercepat pengendapan. Untuk
(<100°C), durasi pengadukan maupun konsentrasi meminimalisir garam yang terlarut dalam larutan MnFe2O4,
kopresipitan secara simultan terhadap ukuran butir, maka dilakukan pencucian kurang lebih 7 kali pengulangan.
struktur kristal dan sifat kemagnetan yang dihasilkan dalam Setelah proses pencucian selesai, endapan kemudian
proses sintesisasi yang dilakukan dengan metode dipanaskan dalam furnace sampai kering dengan suhu
kopresipitasi maupun metode lainnya seperti: metode sol- kontrol sekitar 80°C. Setelahnya akan diperoleh bubuk
gel, flash combustion, keramik, sitrat dll. berwarna hitam.
Oleh karena itu, dengan mengacu dari para peneliti Sampel MnFe2O4 dari berbagai variasi suhu dan
seperti disebutkan di atas dan Setiadi dkk [12], yang berhasil konsentrasi NaOH yang telah terbentuk kemudian
mensintesis nanopartikel CoFe2O4 menggunakan metode dikarakterisasi dengan X-ray Diffraction (Shimadzu model
kopresipitasi dengan melakukan variasi (suhu dan XD-3H) dengan tabung CuKα (panjang gelombang 1,5406
konsentrasi kopresipitan), maka penelitian ini dilakukan. Å) untuk mengetahui fase yang terkandung dalam sampel.
Tujuan akhirnya adalah untuk melihat ketergantungan sifat Perhitungan distribusi ukuran sampel dilakukan dengan
kemagnetan terhadap ukuran partikel, kehadiran fasa menggunakan persamaan Scherrer, seperti tercantumdi
pengotor hematite (α-Fe2 O3), derajat kristalinitas, dan bawah ini :
struktur kristal dari MnFe2O4 sehingga dapat digunakan
sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.

II. METODE PENELITIAN/EKSPERIMEN


Nanopartikel MnFe2O4 dibuat menggunakan metode
kopresipitasi dengan mencampurkan MnSo4.H2O dan
FeCl3.6H2O sebagai penyedia ion Mn2+ dan Fe3+ dengan Dengan t adalah ukuran butir kristal, k adalah konstanta
perbandingan koefisien reaksi 1:2. 0,84 gram Scherrer (0,89), λ adalah panjang gelombang sinar-X dan β
MnSo4 H2O; 2,703 gram FeCl3.6H2O dilarutkan masing- adalah lebar setengah puncak (full width at half maximum =
masing dalam 10 ml aquades sampai homogen, setelahnya fwhm) dari puncak utama. Morfologi partikel akan
dicampur jadi satu sambil menambahkan 3,37 mL HCl diinvestigasi dengan menggunakan Transmission Electron
(37%) yang diaduk kembali hingga homogen. Kemudian Microscopy (Jeol JEM 1400) dan karakterisasi sifat
masukkan campuran larutan tersebut ke dalam larutan kemagnetan dengan Vibrating Sample Magnetometer (Riken
NaOH yang telah terhomogenkan dalam 100 mL aquades Denshi Co. Ltd).
tetes demi tetes secara perlahan sambil diaduk menggunakan

Tabel 1. Parameter sintesis Nanopartikel MnFe2O4 variasi suhu sintesis

No Nama Massa Massa Volume HCL Konsentrasi NaOH Durasi Pengadukan Suhu Sintesis
Sampel MnSo4.H2O FeCl3.6H2O (ml) (M) (menit) (°C)
(g) (g)
1 E 0,84 2,703 3,37 5 120 RT
2 D 0,84 2,703 3,37 5 120 50
3 B 0,84 2,703 3,37 5 120 80

Tabel 2. Parameter sintesis Nanopartikel MnFe2O4 variasi konsentrasi NaOH

No Nama Massa Massa Volume HCL Konsentrasi NaOH Durasi Pengadukan Suhu Sintesis
Sampel MnSo4.H2O FeCl3.6H2O (ml) (M) (menit) (°C)
(g) (g)
1 C 0,84 2,703 3,37 1,5 120 80
2 B 0,84 2,703 3,37 5 120 80
3 A 0,84 2,703 3,37 10 120 80

Jurnal Fisika Indonesia No: 52, Vol XVIII, Edisi April 2014
ISSN : 1410-2994
Rosita Dewi Tawainella, dkk / Sintesis dan Karakterisasi Sifat Kemagnetan Nanopartikel Manganese Ferrite (MnFe2 O4) dengan Metode 3
Kopresipitasi

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

2 2 0 3 1 1 3 3 3 4 4 0
4 0 0 *=   F e O
2 3
*

Intensitas (a.u)

E
2 0 3 0 4 0 5 0 6 0 7 0 8 0
2 th e ta ( d e r a ja t)

Gambar 1. Hasil pengujian XRD sampel dengan variasi suhu sintesis

Gambar 1 menunjukan pola XRD dari sampel MnFe2O4 mengalami kenaikan secara signifikan dengan penambahan
dengan variasi Suhu. Notasi E untuk suhu kamar, B untuk Konsentrasi NaOH. Berdasarkan Nilai-nilai parameter kisi
suhu 80°C dan D untuk suhu 50 °C. Analisa kualitatif yang ada, disimpulkan bahwa ketiga sampel mampu
dengan menggunakan software origin akhirnya puncak mengkristal dengan baik. Dengan nilai kristalinitas tertinggi
utama ditemukan berada pada daerah 2θ sekitar 35°C yang pada sampel C dengan konsentrasi NaOH 1,5 M. Hal ini
merupakan puncak bidang (311) dari MnFe2O4 yang diprediksi sebagai akibat dari adanya absorpsi endapan
berbentuk kubik spinel. Dilihat dari ketinggian puncak hidroksida terhadap kation-kation Na selama
utama, sampel B memiliki intensitas paling tinggi dan paling berlangsungnya proses sintesis dan sukarnya memisahkan
tajam dibanding sampel E dan D. Hal ini menunjukkan pengotor dan endapan murni yang diinginkan dalam
bahwa sampel B memiliki derajat kristalinitas yang paling proses pencucian. Selain puncak-puncak yang merupakan
tinggi dari kedua sampel yang ada. Dimana tingginya derajat karakteristik MnFe2O4, muncul pula puncak lain, yaitu
kristalinitas ini dipengaruhi oleh adanya proses nukleasi dan puncak α-Fe2O3 (hematite) yang bersifat antiferomagnetik
crystal growth yang berlangsung secara cepat dan simultan pada suhu (< 950 K) [13], dan berlaku sebagai pengotor.
sebagai akibat tingginya derajat lewat jenuh larutan ketika Kehadiran α-Fe2O3 (hematite) secara visual ditandai dengan
suhu dalam proses sintesisasi dinaikan. warna sampel yang agak kecokelatan [14], sebagai akibat
Selanjutnya, Gambar 2 merupakan pola XRD Dari hasil dari adanya reaksi oksidasi antara ion-ion sampel dengan
Variasi konsentasi NaOH (1,5 M dinotasikan dengan C, 5 M ion-ion oksigen.
dinotasikan dengan B dan 10 M dinotasikan dengan A).
Berdasarkan Tabel 4, diperlihatkan nilai parameter kisinya

311 400 333


220 440 *=   F e 2O 3

*
Intensitas (a.u)

20 30 40 50 60 70 80
2 th e ta ( d e ra ja t)

Gambar 2. Hasil pengujian XRD sampel dengan variasi konsentrasi NaOH

Jurnal Fisika Indonesia No: 52, Vol XVIII, Edisi April 2014
ISSN : 1410-2994
Rosita Dewi Tawainella, dkk / Sintesis dan Karakterisasi Sifat Kemagnetan Nanopartikel Manganese Ferrite (MnFe2 O4) dengan Metode 4
Kopresipitasi

[440]
[333]
[400]
[311]
[220]

Gambar 3. Hasil pencitraan TEM nanopartikel MnFe2O4

Tabel 3. Hasil pengamatan VSM pada sampel dengan variasi suhu

No Nama Parameter Kisi Ukuran Butir Koersivitas Magnetisasi Ketinggian


Sampel (nm) (Oe) Saturasi Intensitas puncak
(emu/g) (311)
(a.u)
1 E 8,451 9,362 78 3,65 34,2
2 D 8,465 14,879 209 8,74 42,34
3 B 8,478 18,611 97 14,53 104,58

Tabel 4. Hasil pengamatan VSM pada sampel dengan variasi konsentrasi NaOH

No Nama Parameter Kisi Ukuran Butir Koersivitas Magnetisasi Ketinggian


Sampel (nm) (Oe) Saturasi Intensitas puncak
(emu/g) (311)
(a.u)
1 C 8,492 25,362 107 6,41 138,55
2 B 8,478 18,611 97 14,53 104,58
3 A 8,456 14,760 67 18,95 71,58

Sifat magnetik nanopartikel MnFe2O 4 dapat diketahui


Photogarafi TEM menggunakan sampel A (ditunjukan berdasarkan hasil VSM. Hasil yang diperoleh menunjukan
pada Gambar 3), hasil dari gambar memperlihatkan fase adanya karaketer yang berbeda-beda disesuaikan dengan
kubik spinel. Pada gambar sebelah kiri sebagai hasil analisa perlakuan selama berlangsungnya proses sentrifugasi. Dari
kualitatif dengan menggunakan software ImageJ pengamatan VSM diperlihatkan nilai koersivitas yang
diperlihatkan adanya aglomerasi yang menyebabkan membesar seiring dengan kenikan suhu dan mengecil
rendahnya dispersibilitas nanopartikel yang diperoleh. dengan perubahan konsentrasi kopresipitan (ditunjukan pada
Area difraksi elektron diperlihatkan hampir sama untuk Tabel 3 dan 4), hal ini diperjelas pada tampilan inset.
semua sampel. Dari gambar sebelah kanan, ditunjukan Pada sampel dengan variasi suhu diperoleh nilai koersivitas
adanya puncak-puncak yang merupakan indikator dari sebesar 78;209; dan 97 Oe masing-masing untuk sampel
sebuah nanopartikel manganese ferrite. Pola cincin yang E, D dan B. Berdasarkan nilai koersivitas sampel E,
ditandai dengan garis putus-putus mengindikasikan disimpulkan bahwa hasil ini menunjukan tidak adanya
kristalinitas yang tinggi dari material nanopartikel magnetik signifikansi antara medan eksternal yang diberikan dan
ini. Difraksi yang dihasilkan sekaligus mengidentifikasi efek magnetisasi nanopartikel agar kembali ke posisi nol
indeks millernya, secara berurutan dari yang paling dalam dengan ukuran butir yang dihasilkan. Dugaan awal bahwa
sampai terluar yaitu: (220), (311), (400), (333), (440). hal ini dipengaruhi oleh adanya penggumpalan (aglomerasi)
Hasil TEM ini sejalan dengan hasil analisa dari XRD. yang disebabkan terjadinya pergeseran domain, dari single
Jurnal Fisika Indonesia No: 52, Vol XVIII, Edisi April 2014
ISSN : 1410-2994
Rosita Dewi Tawainella, dkk / Sintesis dan Karakterisasi Sifat Kemagnetan Nanopartikel Manganese Ferrite (MnFe2 O4) dengan Metode 5
Kopresipitasi

domain ke multidomain. Jelasnya ditampakan pada kurva derajat kristalinitas terhadap ukuran butir dan magnetisasi
histeresis, (ditunjukan pada Gambar 7). saturasinya. Nilai yang ada didukung dengan sinkronnya
Nilai koersivitas sampel dengan variasi konsentrasi nilai parameter kisi dan koersivitas (jelasnya ditunjukan
NaOH masing-masing untuk sampel C, B dan A adalah pada Tabel 3 dan 4).
107; 97; 67 Oe. Hasil ini menunjukan bahwa besarnya
medan eksternal yang dibutuhkan oleh nanopartikel yang
termagnetisasi untuk kembali ke posisi nol berbanding lurus Tabel 5. Rasio α-Fe2O 3 di dalam sampel MnFe2O4
dengan ukuran butir yang dihasilkan (ditunjukan pada Tabel
4). Sampel Parameter Magnetisasi Rasio Luasan
Ukuran partikel yang dihasilkan beberapa puluh Kisi Saturasi (α-Fe2O3/
(emu/g) MnFe2O4)
nanometer dapat dianggap sebagai domain tunggal dan
karenanya, menampilkan sifat berbeda dari bulknya. Hal ini A 8,456 18,95 0,61
memberi gambaran adanya kecenderungan sampel untuk B 8,478 14,53 0,63
C 8,492 6,41 0,62
berperilaku sebagai material superparamagnetik. Walau
D 8,465 8,74 0,62
belum ada kepastian terhadap analisa ini, dikarenakan nilai E 8,451 3,65 0,59
koersivitasnya yang tidak nol.
Berdasarkan Tabel 3 dengan variasi suhu, ditunjukan
Untuk melihat pengaruh fasa pengotor hematit (α-
beragamnya nilai magnetisasi saturasi (Ms), dengan nilai
Fe2O3), terhadap sifat kemagnetan MnFe2O4, maka
terbesar dimiliki oleh sampel B. Hal serupa juga terjadi
berdasarkan Tabel 5, diperlihatkan bahwa pada sampel
pada sampel dengan variasi konsentrasi NaOH, dimana nilai
dengan suhu kamar (dinotasikan dengan E), nilai
magnetisasi terbesar didapatkan oleh sampel A. Beragamnya
magnetisasi saturasinya sangatlah kecil, berbanding lurus
nilai magnetisasi saturasi ini disebabkan oleh beberapa
dengan nilai rasio luasan α-Fe2O3/ MnFe2O4) yakni 3,65
faktor, yaitu ukuran butir partikel, derajat kristalinitas serta
emu/g dan 0,59. Makna fisisnya hal ini dikarenakan
kehadiran fasa pengotor α-Fe2O3 (hematite).
kehadiran fasa pengotor hematite (α-Fe2O3) yang bersifat
Dari gambar teridentifikasi bahwa nanopartikel
paramagnetik pada suhu kamar. Faktanya bahwa nilai
dengan ukuran butir paling kecil (sampel E), memiliki kurva
magnetisasi saturasi yang ada meningkat seiring dengan
magnetisasi berbentuk huruf S landai (9,362 nm) dengan
besarnya rasio luasan (α-Fe2O3/ MnFe2O4), namun agak
nilai magnetik saturasi (Ms) 3,65 emu/g yang membentuk
menyimpang dari nilai parameter kisinya disebabkan adanya
loop histerisis, sementara itu sampel A dengan ukuran butir
aglomerasi. Tingginya derajat kristalinitas dan dekatnya
(14,760 nm) yang lebih besar memiliki kurva magnetisasi
parameter kisi dengan material bulknya yakni 8,5 (Å),
berbetuk S agak tegak dan memiliki nilai magnetisasi
mengindikasikan nilai magnetisasi akan semakin mendekati
saturasi 18,95 emu/g. Informasi visual ini memberikan
material bulknya.
makna bahwa pada sampel E telah terjadi penggumpalan
(aglomerasi). Berdasarkan studi literatur diterangkan bahwa 20

pada suhu kamar (20°) nanopartikel MnFe2O4 memiliki 15

energi anisotropi yang rendah dengan nilai magnetisasi 10


Magnetisasi (emu/g)

saturasi yang sangat besar yakni; 175 Oe [1]. Hal ini sangat 5
jauh berbeda dengan hasil yang diperoleh pada sintesis ini 0 0.2

seperti ditunjukan pada Tabel 4. Secara detil dijelaskan -5


bahwa semakin kecil ukuran partikel maka momen -10 0.0

magnetik pada nanopartikel cenderung lebih tidak stabil. -15


Ketidakstabilan momen magnetik pada partikel dengan -0.2
-20 -0.2 0.0 0.2
ukuran butir yang lebih kecil disebabkan oleh energi
-15 -10 -5 0 5 10 15
anistropi yang dimiliki oleh partikel tersebut jauh lebih kecil Medan M agnet (kOe)
dibandingkan dengan nanoparikel berukuran besar, Gambar 4. Kurva loop histeresis sampel A
akibatnya bila diberikan medan magnet eksternal maka
momen magnetik dengan ukuran butir yang lebih kecil akan 20

lebih reaktif dalam merespon medan eksternal yang 15

diberikan. 10
Magnetisasi (emu/g)

Dalam kajian tentang derajat kristalinitas, 5

disimpulkan bahwa pada variasi suhu kristalinitas 0 0.2

meningkat seiring dengan adanya peningkatan ukuran butir -5


partikel dan magnetisasi saturasi. Hasil ini agak tidak -10 0.0

rasional, karena semakin kecil ukuran butir, maka suatu -15


partikel akan mudah termagetisasi, hasilnya dengan -20 -0.2
-0.2 0.0 0.2

diperolehnya nilai Ms yang lebih besar dengan bentukan -15 -10 -5 0 5 10 15


grafik yang kristalin dan tidak amorfus [12]. Berbeda M edan Magnet (kOe)

dengan hasil pada variasi konsentrasi, dimana berdasarkan Gambar 5. Kurva loop histeresis sampel B
Tabel 4, diperlihatkan adanya kesesuaian antara kenaikan

Jurnal Fisika Indonesia No: 52, Vol XVIII, Edisi April 2014
ISSN : 1410-2994
Rosita Dewi Tawainella, dkk / Sintesis dan Karakterisasi Sifat Kemagnetan Nanopartikel Manganese Ferrite (MnFe2 O4) dengan Metode 6
Kopresipitasi

20 Gambar 8. Kurva
durasi pengadukan loop diberikan
yanga histeresis sampel
dalamE sintesis.
15 Sedangkan sifat kemagnetan, untuk sampel dengan variasi
10 konsentrasi NaOH menunjukkan bahwa ketika ukuran butir
Magnetisasi (emu/g)

5 semakin kecil maka nilai koersivitasnya juga semakin kecil


0.2
yang menunjukkan sifat nanopartikel yang mulai
0
bertransformasi dari ferromagnetik ke sifat
-5
superparamagnetik. Sedangkan untuk sampel dengan variasi
-10 0.0 suhu menunjukkan semakin kecil ukuran butir maka
-15 koersivitasnya ternyata semakin besar, yang disebabkan oleh
-20 -0.2
pergeseran domain partikel dari single domain ke
-0.2 0.0 0.2
multidomain. Selain itu kehadiran fasa pengotor
-15 -10 -5 0 5 10 15
menyebabkan penurunan sifat kemagnetan nanopartikel
Medan Magnet (kOe)
MnFe2O 4.
Gambar 6. Kurva loop histeresis sampel C
PUSTAKA
20 [1] Sam, S., Nesaraj, S. A., 2011. Preparation of MnFe2O4
15
nanoceramic Particles by Soft Chemical Routes,
International Journal of Applied Science and Engineering,
10
Karunya university, India.
Magnetisasi (emu/g)

5 [2] Ahmed, M.A., Okasha, N., El-Dek, S.I., 2008. Preperation


0 0.2 and Characterization of nanometric mn ferrite via Different
Methode, Nanotechnology, Cairo university, Egypt.
-5
[3] Lotger F K 1964 J. Phys. Chem. Solids 25 345.
-10 0.0
[4] Tomsdorf, U.I., Bigall, N.C., Kaul, M.G., Bruns, O.T.,
-15 Nikolic, M.S., Mollwitz, B., Sperling, R.A., Reimer, R.,
-20 -0.2 Hohenberg, H., Parak, W.J., Förster, S., Beisiegel, U., Adam,
-0.2 0.0 0.2
G., Weller, H., 2007. Size and surface effects on the MRI
-15 -10 -5 0 5 10 15
relaxivity of manganese ferrite nanoparticle contrast agents.
Medan Magnet (kOe)
Nano Lett, 7, 2422-2427.
Gambar 7. Kurva loop histeresis sampel D [5] Zuo, X., Yang, A., Yoon, S., Christodoulides, J., Harris, V.
G., and Vittoria, C. 2005. Large induced magnetic anisotropy
20 in manganese spinel ferrite films. Applied Physics Letters,
87, 15: 2505-2507.
15 [6] Ritter, J.A.; Ebner, A.D.; Daniel, K.D.; Stewart, K.L.
10
Application of high gradient magnetic separation principles
to magnetic drug targeting. J. Magn. Magn. Mater. 2004,
Magnetisasi (emu/g)

5 280, 184-201.
[7] Zheng, W.; Gao, F.; Gu, H. Magnetic polymer nanospheres
0
with high and uniform magnetite
0.2
-5 [8] Lee, J.H., Huh, Y.M., Jun, Y.-W.; Seo, J.-W.,Jang, J.-T.,
Song, H.-T., Kim, S.J., Cho, E.-J., Yoon, H.-G., Suh, J.-S.,
-10 0.0 Cheon, J., 2006. Artificially engineered magnetic
-15 nanoparticles for ultrasensitive molecular imaging. Nature
-0.2 Me, 13, 95-99.
-20 -0.2 0.0 0.2

-15 -10 -5 0 5 10 15
[9] Takadate, K., Yamamoto, Y., Makino, A., Yamaguchi, T and
Sasada, I., 1998. J. Appl. Phys. 83 6854.
Medan Magnet (kOe)
[10] Nikumbh A K, Nagawade A V, Tadke V B and Bakare P P
Gambar 7. Kurva loop histeresis sampel E 2001 J. Mater. Sci. 36 653.
[11] Ahmed, M.A., Okasha, N., El-Dek, S.I., 2008. Preperation
IV. KESIMPULAN and Characterization of nanometric mn ferrite via Different
Methode, Nanotechnology, Cairo university, Egypt.
[12] Setiadi, E, A., Shabrina N., Utami HRB., Fahmi Nur, F.,
Sintesisasi dengan metode kopresipitasi telah mampu
Kato, T., Iwata Sathosi, dan Suharyadi, E,. 2013. Sintesis
menghasilkan Nanopartikel MnFe2O4. Hasil yang Nanopartikel Cobalt Ferrite (CoFe2O 4) dengan Metode
diperoleh menunjukkan bahwa ukuran butir Kopresipitasi dan Karakterisasi Sifat Kemagnetannya,
meningkat seiring dengan kenaikan suhu sintesis dan Indonesian Journal of Applied Physics, Yogyakarta,
akan menurun seiring dengan kenaikan konsentrasi Indonesia.
NaOH dan lamanya durasi pengadukan yanga diberikan

Jurnal Fisika Indonesia No: 52, Vol XVIII, Edisi April 2014
ISSN : 1410-2994
Rosita Dewi Tawainella, dkk / Sintesis dan Karakterisasi Sifat Kemagnetan Nanopartikel Manganese Ferrite (MnFe2 O4) dengan Metode 7
Kopresipitasi
[13] Gubin, S.P., Koksharov, Y.A., Khomutov, G.B. dan
Yurkov, G.Y., 2005. Magnetic nanoparticles: preparation,
structure and properties, Russian Chemical Reviews, 6,489-
520.
[14] Tartaj, P., Morales, M.d.P., Verdaguer, S.V., Carreno, T.G.
dan Serna, C.J., 2003. The preparation of magnetic
nanoparticles for applications in biomedicine, J. Phys. D:
Appl. Phys., 36, R182-R197

Jurnal Fisika Indonesia No: 52, Vol XVIII, Edisi April 2014
ISSN : 1410-2994

Anda mungkin juga menyukai