Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH DASAR DASA KOMUNIKASI

”PENGORGANISASIAN” 

Dosen Pembimbing :

M. Sulhan ,S SOS, M.AB

Di susun oleh :

1. Mochammad Fauzi 202069100092


2. Yaumi Jum’ati A 202069100062
3. Yunita 202069100032

ADMINISTRASI BISNIS IIB

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS YUDHARTA PASURUAN

TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah swt. yang telah memberikan segenap
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan benar, serta
tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai
”Pengorganisasian” 

Makalah ini kami susun guna memenuhi tugas mata kuliah Dasar Dasar Organisasi .
Selain itu, kami berharap makalah ini tidak hanya menjadi sekedar rangkaian kata-kata diatas
kertas saja. Akan tetapi dapat menjadi penambah wawasan kita dalam kehidupan
berwirausaha dan bermasyarat.

Dalam penulisan makalah ini tentunya kami sebagai penulis menemui banyak kendala
dalam proses penulisannya. Akan tetapi karena bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak
yang terlibat, kesulitan tersebut dapat teratasi. Kami juga memberikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Bapak M. Sulhan ,S SOS, M.AB. selaku dosen pengampu
mata kuliah Dasar Dasar Organisasi yang telah membimbing dan memberikan materi
selama proses pembelajaran yang berlangsung didalam kelas.

Kami sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
sekali kekurangan. Sehingga itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan
bagi perbaikan penulisan makalah kedepannya.

Akhir kata, kami tetap berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi yang


membacanya.

Wassalamu'alaikum wr.wb
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
2. 1 Pengertian Organisasi dan Pengorganisasian..................................................................6
2.2 Pendekatan Pengorganisasian...........................................................................................7
2.3 Fungsi Pengorganisasian.................................................................................................9
2.4 Staffing..........................................................................................................................11
BAB III.....................................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................15
3.2 Saran...............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengorganisasian adalah fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian
didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-
tujuan, sumber-sumber yang ada, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil
pengorganisasian adalah struktur organisasi.

Pengorganisasian (Organizing) adalah suatu langkah untuk menetapkan,


menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan yang di pandang. Seperti bentuk
fisik yang tepat bagi suatu ruangan kerja administrasi, ruangan laboratorium, serta penetapan
tugas dan wewenang seseorang pendelegasian wewenang dan seterusnya dalam rangka untuk
mencapai tujuan.

Dalam suatu organisasi yang selalu dipermasalahkan adalah tugas dan wewenang
seorang pejabat. Seorang pejabat tidak mungkin melaksanakan semua tugas secara sendirian
sehingga harus memberikan sebagian tugas itu kepada bawahannya. Pemberian tugas harus
disertai dengan penyerahan wewenang yang jelas. Sesuai dengan tujuan dari staffing yaitu
agar semua jabatan ada pejabatnya yang akan melaksanakan tugas-tugas pada setiap jabatan
tersebut sehingga sasaran perusahaan dapat tercapai.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud pengorganisasian?
2. Apa saja pendekatan pengorganisasian?
3. Apa fungsi pengorganisasian?
4. Jelaskan yang dimaksud staffing?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Agar mengetahui arti dari pengorganisasian
2. Agar mengetahui pendekatan pengorganisasian
3. Agar mengetahui fungsi pengorganisasian
4. Agar mengetahui staffing
BAB II

PEMBAHASAN

2. 1 Pengertian Organisasi dan Pengorganisasian


Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian: Organisasi adalah suatu bentuk persekutuan
antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka
pencapain tujuan yang telah ditentukan dan dalam ikatan itu terdapat seorang atau
sekelompok orang yang disebut bawahan. Sedangkan dalam arti umum organisasi merupakan
sekumpulan/sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan untuk
bekejasama dengan pembagian atau alokasi tugas dan tanggung jawab tertentu dalam system
koordinasi, kooperatif, dorongan- dorongan, dan pengaturan guna memudahkan pencapaian
beberapa tujuan yang telah ditetapkan.

Pengertian Pengorganisasian menurut Drs.H. melayu S.P. Hasibuan: adalah suatu


proses penentuan, pengelompokan, dan pengaturan bermacam-macam aktifitas yang
diperlukan untuk mencapai tujuan,menempatkan orang-orang pada setiap aktiffitas
ini,menyediakan alatalat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif
didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktifitas-aktifitas tersebut.

Sedangkan dalam arti umum pengorganisasian adalah langkah untuk merancang


struktur formal, menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan,
menetapkan tugas-tugas pokok, wewenang dan pendelegasian wewenang oleh oleh pemimpin
kepada staf dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam efisiensi.

Istilah pengorganisasian  mempunyai bermacam-macam. pengertian. Istilah tersebut


dapat digunakan untuk menunjukkan hal-hal berikut ini:
1. Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif
sumber daya-sumber daya keuangan, phisik, bahan baku, dan tenaga kerja organisasi.
2. Bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatan-kegiatannya, di mana setiap
pengelompokan diikuti dengan penugasan seorang manajer yang diberi wewenang untuk
mengawasi anggota-anggota kelompok.
3. Hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan jabatan, tugas-tugas dan para
karyawan.
4. Cara dalam mana para manajer membagi lebih lanjut tugas-tugas yang harus
dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelegasikan wewenang yang diperlukan
untuk mengerjakan tugas tersebut.

2.2 Pendekatan Pengorganisasian


Pendekatan – Pendekatan Pengorganisasian:

A. Pendekatan pencapaian tujuan (goal attainment approach)


Pendekatan pencapaian tujuan mengasumsi bahwa organisasi adalah kesatuan
yang dibuat dengan sengaja, rasional, dan mencari tujuan. Oleh karena itu,
pendekatan ini menjadi sebuah ukuran yang tepat dalam keefektifan. Tetapi, asumsi
lain juga harus diperhatikan:
1. Organisasi harus mempunyai tujuan akhir.
2. Tujuan harus diidentifikasikan dan dietapkan dengan baik agar dapat dimengerti.
3. Tujuan tersebut kalau bisa sedikit saja, agar mudah dikelola dan terealisasi.
4. Harus ada consensus atau kesepakatan umum mengenai tujuan-tujuan tersebut.

Oleh karena itu empat asumsi diatas menyatakan bahwa keefektifan sebuah organisasi
harus dinilai dengan pencapaian tujuan ketimbang caranya.

B. Pendekatan system (system approach)


Pendekatan system terhadap pendekatan organisasi mengimplikasikan bahwa
organisasi terdiri dari sub-sub bagian yang saling berhubungan. Jika salah satu sub
bagian ini mempunyai performa yang buruk, maka akan timbul dampak yang negative
terhadap performa keseluruhan system.
Keefektifan membutuhkan kesadaran dan interaksi yang berhasil dengan
konstituensi lingkungan. Manajemen tidak boleh gagal dalam mempertahankan
hubungan yang baik dengan para pelanggan, pemasok, lembaga pemerintahan, serikat
buruh, dan konstituensi sejenis yang mempunyai kekuatan untuk mengacaukan
operasi organisasi yang stabil.
Kekurangan yang paling menonjol dari pendekatan system adalah
hubungannya dengan pengukuran dan masalah apakah cara-cara itu memang benar-
benar penting. Keunggulan akhir dari pendekatan system adalah kemampuannya
untuk diaplikasikan jika tujuan akhir sangat samara atau tidak dapat diukur.
Dapat disimpulan bahwa organisasi terdiri sub bagian yang saling
berhubungan, oleh karena itu dinilai berdasarkan kemampuannya untuk dan
mempertahankan stabilitas dan keseimbangan.

C. Pendekatan stakeholders
Dikatakan efektif apabila dapat memenuhi bagi pemilik adalah laba atau
investasi, pertumbuhan penghasilan , pegawai adalah kompensasi, tunjangan
tambahan, kepuasaan pada kondisi kerja , pelanggan adalah kepuasan terhadap harga,
kualitas, pelayanan , kreditur adalah kemampuan untuk membayar hutang.

Dalam 3 (tiga) hal diatas  dapat kita ambil salah satu contoh seperti pendekatan
system, dimana pendekatan system ini sangat berpengaruh dalam organisasi yaitu sebagai
berikut :

-  Pendekatan Sistem

Pendekatan sistem memandang organisasi sebagai satu kesatuan yang saling


berinteraksi yang tak terpisahkan. Organisasi merupakan bagian dari lingkungan eksternal
dalam pengertian luas. Sebagai suatu pendekatan sistem manajemen meliputi sistem umum
dan sistem khusus serta analisis tertutup maupun terbuka.

Pendekatan sistem umum meliputi konsep-konsep organisasi formal dan


sosiopsikologis. Analis sistem manajemen spesifik meliputi struktur organisasi, desain
pekerjaan, akuntansi, sistem informasi dan mekanisme perencanaan serta pengawasan.

-  Pendekatan Kontingensi

Pendekatan kontingensi digunakan untuk menjembatani celah antara teori dan praktek
senyatanya. Biasanya antara teori dengan praktek berbeda, maka harus memperhatikan
lingkungan sekitarnya. Kondisi lingkungan akan memerlukan aplikasi konsep dan teknik
manajemen yang berbeda.

Pendekatan ini dipandang sebagai hubungan fungsional “bila maka”. Hubungan


fungsional yaitu keterkaitan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Bial ada
perubahan satu variabel akan mempengaruhi nilai variabel lainnya. Bila merupakan variabel
bebas (independent variable) dan maka merupakan variabel bergantung (dependent variable).
Faktor lingkungan merupakan variabel bebas, sedang konsep dan teknik manajemen
merupakan variabel begantung.

Dalam pendekatan kontingensi ada tiga kerangka konseptual yaitu lingkungan,


konsep-konsep dan teknik-teknik serta hubungan antara keduanya. Pendekatan kontingensi
mengkombinasikan antara pendekatan klasik dan hubungan manusia.

“Contingency Approach = Pendekatan Klasik + Pendekatan Hubungan Manusiawi”.

-  Pendekatan Nilai – Nilai Bersaing (Competing-values approach)

Pendekatan nilai-nilai bersaing, bertitik tolak dengan assumsi terdapat apa yang
disebut dengan fleksibilitas (mampu menyesuaikan diri dengan perubahan, perolehan sumber
(mampu meningkatkan dukungan dari luar dan memperluas jumlah tenaga kerja),
perencanaan (tujuan jelas dan dipahami dengan benar), produktifitas (volume keluaran tinggi,
rasio keluaran terhadap masukan tinggi), Ketersediaan informasi (saluran komunikasi
membantu pemberian informasi kepada orang mengenai hal-hal yang mempengaruhi
pekerjaan mereka), stabilitas (perasaan tenteram, kontinuitas, kegiatan yang berfungsi secara
lancar), Tempat kerja yang kondusif (pegawai mempercayai, menghormati serta bekerja sama
dengan yang lain), tenaga kerja terampil (pegawai memperoleh pelatihan, mempunyai
keterampilan dan berkapasitas untuk melaksanakan pekerjaannya dengan baik).

Nilai-nilai bersaing secara nyata melangkah lebih jauh dari pada hanya pengakuan
tentang adanya pilihan yang beraneka ragam. Pendekatan tersebut mengasumsikan tentang
adanya pilihan yang beraneka ragam. Pendekatan tersebut mengasumsikan bahwa berbagai
macam pilihan tersebut dapat dikonsolidasikan dan diorganisasi. Pendekatan nilai-nilai
bersaing mengatakan bahwa ada elemen umum yang mendasari setiap daftar criteria
Efektifitas Organisasi yang komprehensif dan bahwa elemen tersebut dapat dikombinasikan
sedemikian rupa sehingga menciptakan kumpulan dasar mengenahi nilai-nilai bersaing.
Masing-masing kumpulan tersebut lalu membentuk sebuah model keefektifan yang unik.

2.3 Fungsi Pengorganisasian


Fungsi pengorganisaian adalah proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik
yang telah dirumusakan dalam perencanaan desain dalam sebuah struktur organisasi yang
tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan
bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna
pencapaian tujuan organisasi.

Proses fungsi pengorganisasian:

1. Mangacu pada Rencana dan Tujuan Manajemen

Proses pengorganisasian dalam manajemen berangkat dari sini: Rencana dan Tujuan.
Yang telah disusun sebelumnya. Dan jangan lupa: fungsi pengorganisasian ini merupakan
eksekusi dari rencana dan tujuan. Yang diinginkan sebelumnya.

Ini adalah tahap awal dalam usaha merealisasikan rencana manajemen. Desain fungsi
pengorganisasian dipengaruhi dan disesuaikan dengan perencanaan. Arah pengorganisasian
akan ditentukan disini. Setiap personil harus memahami tujuan manajemen. Tanpa terkecuali.
Agar arahnya benar. Agar bekerjanya bisa efektif. Agar biaya yang dikeluarkan sedikit.

2. Menentukan tugas utama

Rencana dan tujuan sudah didapat. Saatnya untuk menentukan dan merinci tugas
utama pengorganisasian. Manajemen punya banyak level. Memiliki sub-sub bagian. Dalam
perusahaan terdapat manajemen keuangan, manajemen pemasaran, manajemen operasional.
Dan sub manajemen lain. Di tingkatan atau level manajemen yang lain. Yang lebih tinggi,
atau yang lebih rendah. Pada tahap ini, tugas utama setiap bagian manajemen ditentukan.
Tugas yang diberikan berbeda. Dirinci sesuai dengan bidangnya. Intinya: menetapkan
struktur perusahaan. Supaya garisnya jelas. Kewenangannya jelas. Dan tanggung jawabnya
juga jelas.

3. Membagi tugas kepada individu

Ini lanjutan tahap kedua tadi. Setelah tugas utama dirinci: siapa individu yang akan
melakukannya? Tahap ini krusial. Eksekutor rencana tadi adalah individu. Keberhasilannya
ditentukan oleh individu yang menjalankan. Salah menentukan orang: risiko gagal lebih
besar. Pada bagian ini harus hati-hati.

Setiap pekerjaan harus diserahkan kepada ahlinya. Yang sudah terbutki rekam
jejaknya. Dan juga pengalamannya. Mulai dari pekerjaan besar, hingga pekerjaan kecil.
Harus dikerjakan oleh orang yang tepat. Tidak main asal tunjuk.
4. Mengalokasikan sumber daya

Tugas sudah ditentukan. Orangnya sudah ditunjuk. Kini saatnya untuk


mengalokasikan sumber daya perusahaan. Untuk dimanfaatkan, digunakan, dan memberikan
manfaat yang maksimal. Yang dimiliki perusahaan ialah uang, mesin, bahan, pasar, resep,
atau metode yang digunakan. Semuanya diperhitungkan. Digunakan. Dan dialokasikan secara
tepat. Untuk memberikan keuntungan bagi perusahaan. Terpenting sesuai dengan
perencanaan, dengan tugas, bisa menghasilkan. Dan yang menggunakan sumber daya adalah
personel individu yang ditunjuk tadi.

5. Evaluasi strategi pengorganisasian

Evaluasi adalah tahap terakhir. Gunanya evaluasi. Melihat kembali yang terjadi. Dan
mengantisipasi yang akan terjadi. Semua hal buruk bisa saja terjadi. Kapan saja. Perubahan
tidak mengenal waktu. Kadang tanpa disertai alasan. Tiba tiba kondisi mengalami perubahan.
Drastis. Sesuatu yang tidak diprediksi sebelumnya. Yang artinya strategi pengorganisasian:
tidak sesuai. Dengan kondisi kekinian. Bisa-bisa: gagal.

2.4 Staffing
Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen yang melakukan penarikan,
penyeleksian, pengembangan dan penggunaan sumber daya manusia untuk pencapaian tujuan
organisasi secara efektif dan efisien. Staffing juga dikenal sebagai fungsi pengisian jabatan
yang bertujuan untuk memperoleh karyawan yang efektif yang akan mengisi jabatan-jabatan
kosong di organisasi perusahaan. Prinsip staffing mengarahkan karyawan yang tepat untuk
berkontribusi terhadap pencapaian tujuan dalam sistem manajemen. Dari setiap pekerja
dalam organisasi diharapkan adanya komitmen penuh terhadap organisasi, tidak sekedar
ketaatan kepada berbagai ketentuan kepegawaian yang berlaku dalam organisasi yang
bersangkutan.

Staffing berhubungan dengan manajemen dengan pendekatan struktural karena


merupakan manajemen normatif yang berangkat dari pandangan bahwa organisasi adalah
struktur dan harus dilihat serta dikelola secara struktural. Oleh karena itu, pelaksanaan
manajerial strukturalistik menekankan pada pertimbangan kedudukan, fungsi, dan tugas
setiap personalia dalam struktur masing-masing. Secara hierarkis, setiap kedudukan struktural
memiliki tingkatan dari sisi pangkat dan jabatan yang nantinya memengaruhi besar kecilnya
wewenang dan tanggung jawab masing-masing jabatan struktural. Hubungan struktural yang
dimaksudkan adalah hubungan fungsional dan aktivitas yang terjadi dalam suatu organisasi.
Staffing semacam strukturalisasi, yaitu mengorganisasikan personalia dalam kedudukan,
wewenang, jabatan, pangkat, tanggung jawab, dan semua hal yang melekat sehubungan
dengan keadaan seseorang yang duduk pada struktur tertentu, sebagaimana adanya perbedaan
insentif antara struktur yang satu dengan struktur yang lain.

Manajemen staffing menurut David Evans dalam Saefullah, memiliki ciri-ciri berikut:

1) Tugas individu yang jelas

2) Jabatan yang jelas

3) Wewenang dan tanggung jawab yang jelas

4) Deskripsi tugas dan kegiatan yang jelas, setiap tugas dijelaskan sesuai dengan
spesifikasinya yang menjelaskan secara terperinci bagi petugas masing-masing.

5) Hubungan antar unit kerja dan hubungan antar tugas yang jelas.

Dalam staffing, posisi personal dalam organisasi ditetapkan menurut urutan masing-
masing secara sistematis. Setiap struktur dikenal dengan istilah tertinggi dan terendah,
jabatan tertinggi dan terendah, serta insentif dan tunjangan tertinggi dan terendah. Jabatan
struktural sekaligus menentukan otoritas dan pengaruhnya terhadap kinerja organisasi. Secara
vertikal, otoritas yang dimiliki oleh pimpinan dengan posisinya masingmasing menunjukkan
adanya kekuatan hierarkis yang terpusat pada pimpinan puncak, seperti para presiden
direktur, yang biasanya memiliki kewenangan yang luas dalam organisasi

Pencapaian tujuan organisasi mungkin saja sudah berhasil, namun masih tetap terbuka
kesempatan untuk menyempurnakan unit-unit organisasi yang berprestasi dan hubungan-
hubungan wewenang yang telah ada. Walaupun demikian, apabila para manajer kurang cakap
memimpin organisasi tersebut, maka sudah dapat dipastikan bahwa hasilnya pun kurang baik.
Oleh karena itu, perlu diperhatikan bahwa tugas-tugas harus dilaksanakan berdasarkan
keahlian. Pengisian posisi-posisi manajerial dikatakan oleh beberapa kelompok paham
manajemen sebagai staffing, yang menganggapnya sebagai suatu fungsi lain dari manajemen.
Fungsi Staffing

1. Perencanaan Sumber Daya Manusia

Perencanaan sumber daya manusia merupakan kegiatan menaksir/menghitung


kebutuhan sumber daya manusia dan selanjutnya merumuskan upaya-upaya yang perlu
dilakukan untuk memenuhi upayaupaya tersebut. Upaya-upaya tersebut mencakup kegiatan
menyusun dan melaksanakan rencana agar jumlah dan kualifikasi personel yang diperlukan
tersedia pada saat dan posisi yang tepat sesuai dengan tuntutannya.

Perencanaan sumber daya manusia mengandung informasi tentang jabatan dan


spesifikasinya. Perencanaan dapat bersifat jangka pendek, jangka menengah, dan jangka
panjang. Perencanaan jangka pendek umumnya dibuat untuk jangka waktu satu tahun yang
dilakukan untuk mengisi jabatan pokok yang apabila tidak segera diisi, maka pelayanan
umum pada bidang tertentu akan berhenti. Perencanaan jangka menengah dimaksudkan untuk
mengisi kekosongan jabatan untuk jangka waktu dua sampai lima tahun. Perencanaan ini
dilakukan untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan ketersediaan internal berdasarkan
hasil analisis beban kerja. Sedangkan perencanaan jangka panjang dilakukan untuk
memperoleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan potensial untuk dapat
dikembangkan dalam mengatasi tantangan di masa yang akan datang.

Dalam melakukan perencanaan sumber daya manusia, terdapat beberapa syarat dan
prosedur yang perlu diperhatikan, yaitu: Syarat-syarat perencanaan sumber daya manusia:

a. Harus mengetahui secara jelas masalah yang akan direncanakannya

b. Harus mampu mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang SDM

c. Harus mempunyai pengetahuan luas tentang:

1. Rekrutmen Sumber Daya Manusia

Rekrutmen adalah upaya untuk perusahaan untuk mendapatkan tenaga kerja


yang diperlukan sesuai dengan kualifikasi yang telah ditetapkan dalam perencanaan
tenaga kerja. Rekrutmen dapat dilakukan melalui pemasangan iklan dalam media
massa, pengajuan permohonan pada institusi-institusi pendidikan, dan lain-lain.
Seleksi adalah upaya untuk memperoleh tenaga kerja yang memenuhi syarat
kualifikasi dari sekian banyak pendaftar atau calon tenaga kerja yang dimiliki oleh
perusahaan dari roses rekrutmen. Penempatan adalah proses pemilihan tenaga kerja
yang disesuaikan dengan kualifikasi yang dipersyaratkan serta menempatkannya pada
tugas yang telah ditetapkan.

Rekrutmen (pengadaan) tenaga pendidik dan kependidikan merupakan


seperangkat kegiatan dan proses yang dipergunakan untuk memperoleh sejumlah
orang yang bermutu pada tepat dan waktu yang tepat sesuai dengan ketentuan hukum
sehingga orang dan sekolah dapat saling menyeleksi berdasarkan kepentingan terbaik
masing-masing dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Rekrutmen dilakukan
karena adanya lowongan kerja (vacancy) dengan beberapa alasan, yaitu: (a)
berdirinya organisasi baru, (b) perluasan pekerjaan, (c) membesarnya lembaga, (d)
banyaknya beban tugas, (e) mutasi pegawai, (f) adanya pegawai yang pensiun, dan (g)
adanya pegawai yang meninggal dunia

2. Seleksi Sumber Daya Manusia

Seleksi merupakan proses di mana organisasi-organisasi memutuskan orang


yang akan atau tidak akan diizinkan masuk ke organisasi-organisasi. Beberapa standar
umum yang harus dipenuhi pada proses seleksi apa pun. Menurut Dessler
mengemukakan lima standar seleksi, yaitu:

(a) keandalan atau reliability,

(b) keabsahan atau validity,

(c) generalisasi atau generalizability,

(d) pemanfaatan atau utility,

(e) legalitas atau legality


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Organisasi merupakan sekumpulan/sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara
formal dipersatukan untuk bekejasama dengan pembagian atau alokasi tugas dan tanggung
jawab tertentu dalam system koordinasi, kooperatif, dorongan- dorongan, dan pengaturan
guna memudahkan pencapaian beberapa tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan
pengorganisasian adalah langkah untuk merancang struktur formal, menetapkan,
menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok,
wewenang dan pendelegasian wewenang oleh oleh pemimpin kepada staf dalam rangka
mencapai tujuan organisasi dalam efisiensi.

Untuk pendekatan pengorganisasian ada beberapa diantaranya ialah pendekatan


pencapaian tujuan (goal attainment approach), pendekatan system (system approach), dan
pendekatan stakeholders. Fungsi pengorganisasian sendiri ialah proses yang menyangkut
bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumusakan dalam perencanaan desain dalam
sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang
kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara
efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.

Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen yang melakukan penarikan,


penyeleksian, pengembangan dan penggunaan sumber daya manusia untuk pencapaian tujuan
organisasi secara efektif dan efisien. Staffing semacam strukturalisasi, yaitu
mengorganisasikan personalia dalam kedudukan, wewenang, jabatan, pangkat, tanggung
jawab, dan semua hal yang melekat sehubungan dengan keadaan seseorang yang duduk pada
struktur tertentu, sebagaimana adanya perbedaan insentif antara struktur yang satu dengan
struktur yang lain.

3.2 Saran
Sebaiknya dalam mengambil keputusan atau tindakan dalam berbagai bentuk
organisasi menggunakan proses pengorganisasian dan staffing yang benar, agar organisasi
tersebut berjalan dengan lancar tanpa adanya hambatan. Dalam pengorganisasian dan staffing
sudah diatur beberapa hal terkait mengelola sebuah organisasi atau perusahaan dengan
mudah. Maka sudah seharusnya kita mengambil dan menimbang mana yang bisa kita
gunakan dalam berorganisasi.
DAFTAR PUSTAKA

Arief, Bowo. 2008. Pengorganisasian. Fakultas Ekonomi. Universitas Mercu Buana:


Jakarta.
Astuti. Manajemen Pendidikan. Cet. I; Samata-Gowa: Gunadarma Ilmu, 2016.
Azzubaidi, Zaenuddin Ahmad. Hadits Shahih Bukhari. Jilid I; Semarang: Toha Putra,
1986.
Dessler. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat, 2015. Engkoswara
dan Aan Komariah. Administrasi Pendidikan. Cet. III; Bandung: Alfabeta, 2012.
Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Cet. VII; Jakarta:
Bumi Aksara, 2008.
https://mardajie.wordpress.com/perilaku-organisasi/pendekatan-pendekatan-organisasi/
https://dykaandrian.blogspot.com/2014/12/pengantar-manajemen-5-
pengorganisasian.html
Siagian, Sondang P. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cet. XXIII; Jakarta: Bumi
Aksara, 2015.

Anda mungkin juga menyukai