M. JAWHARUL ARIFIN
LUGHGO 3
Isim fail sendiri dibagi menjadi dua dari jenis nampak maupun tidaknya, yaitu fail isim dhohir (
)الظَا ِه ُرdan fail isim dhamir atau isim mudhmar (ُ)ال ُمضْ َمر.
1. fa'il dhahir adalah lafadz yang menunjukan pada apa yang disebutkan tanpa pembatasan,
seperti lafadz ( زَ ْي ٌدzaid:nama orang) dan ( َر ُج ٌلseorang laki-laki).
Jadi isim dhahir adalah isim yang jika disebutkan maka akan menunjukkan apa yang
disebutkan itu.
2. Fa'il isim dhamir atau mudhmar adalah lafadz yang menunjukan kepada kata ganti orang
yang berbicara (dhamir Mutakallim), kata ganti orang yang diajak bicara (dhamir
mukhatab).
Contoh :
قلناKami berkata
قلتمKalian berkata
جئناKalian datang
Fi'il Tsulatsi mujarrad adalah setiap fi'il yang berjumlah tiga dengan tidak adanya tambahan
huruf sama sekali. Dengan kata lain kalimat fi'il yang jumlahnya hanya tiga huruf.
Untuk fi'il tsulatsi mujarrad itu sendiri mempunyai wazan yang berjumlah 6 bab, antara lain
adalah:
1. Fatkhu Dhomin adalah dibaca fatkhah 'ain fi'il pada fi'il madhi, dibaca dhomah 'ain fi'il
pada fi'il mudhore'.
2. Fatkhu Kasrin artinya adalah dibaca fatkhah 'ain fi'il pada fi'il madhi dan dibaca kasroh
'ain fi'il pada fi'il mudhore'
3. Fatkhatani artinya adalah dibaca fatkhah 'ain fi'il pada fi'il madhi dan mudhore'nya.
4. Dhomu Dhomin artinya adalah dibaca dhomah 'ain fi'il pada fi'il madhi dan
mudhore'nya.
5. Kasru Fatkhin artinya adalah dibaca kasroh 'ain fi'il pada fi'il madhi dan dibaca fatkhah
'ain fi'il pada fi'il mudhore'
6. Kasrotani artinya adalah dibaca kasroh 'ain fi'il pada fi'il madhi dan mudhore'nya.
Sifat Musyabahah adalah sifat yang serupa dengan isim fa’il yang terbentuk dari mashdar fi’il
tsulasi lazim (fi’il yang tidak membutuhkan maf’ul bih), untuk menunjukan suatu sifat yang
selalu melekat pada sesuatu atau orang yang disifatinya.
Contoh:
- Sifat Musyabahah dibentuk dari fi’il lazim, sedangkan isim fa’il dari fi’il lazim dan
muta’addi
- Sifat Musyabahah berfaidah subuts (sifat yang senantiasa melekat), sedangkan Isim fa’il
adalah sifat yang berubah-ubah (tidak lazim dan menetap), dia (isim fa’il) hanyalah sifat
yang terikat dengan masa, baik lampau, hadir dan mustaqbal.