Anda di halaman 1dari 8

Nama : Egi Pripratama

NIM : 2003302402
Prodi : D3 Akuntansi
Judul Esai : Perkaderan di masa pandemi

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah(IMM) merupakan salah satu organisasi ekstra


kampus yang ada di STIE Muhammadiyah Jakarta. Organisasi yang Segala bentuk gerakan
IMM tetap berlandaskan pada agama Islam yang hanif dan berkarakter rahmat bagi sekalian
alam. Ini setiap tahunnya selalu merekrut anggota untuk menjadi kader. Adapun tujuan dari
perekrutan anggota ini adalah untuk regenerasi kader. Namun, di kondisi yang seperti
sekarang ini yaitu pandemi covid-19 menyebabkan terjadi perubahan strategi perekrutan
kader atau sistem kaderisasi berbeda dari masa-masa sebelumnya.
Di tengah kondisi yang memaksa ini kita harus berpikir tepat dan bergerak cepat,
barangkali menjadi dilematis tersendiri bagi para kader-kader penggerak di tingkat bawah.
Sebab proses kaderisasi nantinya akan terhambat seiring dengan ketetapan regulasi yang
belum ada. Sejatinya proses mencari dan mengejar keilmuan tidak boleh terputus selagi hidup
kita masih bernafas (Tholalabul ‘ilmi faridhotun ‘alaa kulli muslimin wal muslimat minal
mahdi ilal lahdi). Hal inilah yang menjadi dasar bahwa dalam situasi dan kondisi apapun kita
selagi masih hidup dan bernafas tetap wajib untuk terus belajar. Berlaku juga untuk proses
kaderisasi yang merupakan proses regenerasi penerus yang lebih berkualitas tidak boleh
terhenti. Di tengah pandemi ini tetap harus dilaksanakan yaitu dengan mengadakan kaderisasi
1
secara daring.

Soal teknis dan komponen-komponen dalam kaderisasi online menjadi polemik


tersendiri yang harus diperhatikan agar dalam pelaksanaannya bisa berjalan sebagaimana
mestinya. Sebab jika kaderisasi online sudah dilakukan oleh para kader-kader penggerak
kaderisasi, jangan sampai kaderisasi hanya memenuhi data statistik (kuantitas) belaka di
tubuh IMM. Sebab hal tersebut tidak ada bedanya dengan partai yang hanya mengekspliotasi
SDM-nya. Kaderisasi harus mempunyai kesadaran nilai. Sehingga para kader-kader IMM
nantinya akan menjadi kader yang kuat dan tangguh baik secara ideologis maupun kualitas
keimanan dan keilmuannya.

1
Adawiyah, Robiatul. 2020. Menggelar Kaderisasi Online di Tengah Pandemi, Gugup dan Gagap. 
Sejak Pemerintah membuat keputusan untuk memutus mata rantai covid-19 (surat
instruksi), dampaknya pada pengkaderan pun cukup signifikan. Sehingga wabah atau
pandemi covid-19 ini menyebabkan diskusi-diskusi verbal, ngopi diwarung-warung pinggir
jalan, lingkaran intelaktual, sampai PKD yang biasanya offline harus dilaksanakan online
atau diadakan offline namun memenuhi aturan atau protokol kesehatan. Pengurus Komisariat
harus mengambil alternatif lain, supaya kaderisasi tetap hidup. Hampir sama dengan
penerapan kuliah daring di kampus, maka IMM juga memberlakukan diskusi online. Tapi
lagi-lagi ada problem karena harus mengundang keluhan dari kader-kader, dikarenakan saat
online ini tugas-tugas kuliah menumpuk. Sehingga, tatkala IMM hadir dalam upaya
melakukan kontinuitas pengkaderan (online) harus mendapat bagian kader yang sudah lelah
dan bosan setelah dicecar tugas seharian penuh oleh dosen.2

2
Busri, Mohammad. 2020. Literasi Online Bentuk Kaderisasi PMII Dimasa Covid-19.
A. Merawat Perkaderan di Tengah Pandemi

Banyak cara telah di lakukan guna mencegah penyebaran dan mempercepat


penanganan COVID-19. Mulai dari penerapan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar)
hingga penerapan protokol kesehatan di masa transisi ini, namun jumlah kasus positif Corona
kian hari kian bertambah. Untuk penanganan ini pemerintah setidaknya mengucurkan
anggaran sebesar 405,1 trilliun dari APBN 2020, guna disalurkan kepada sejumlah pos-pos
yang diperlukan untuk penanganan dampak COVID-19 baik dari sisi kesehatan maupun
ekonomi. 

Dalam fase ini berbagai tempat publik baik rumah ibadah, taman rekreasi maupun
pusat perbelanjaan sempat ditutup untuk sementara waktu. Dengan tujuan memutus mata
rantai penyebaran COVID-19. Tak terkecuali dunia kampus dengan segala hiruk pikuknya
harus ditutup sementara waktu, dengan sistem kuliah daring atau pembelajaran jarak
jauh. Yang menyebabkan segala aktivitas kemahasiswaan harus berbaris daring. 

Berbagai macam agenda organisasi tentunya tidak dapat terlaksanakan. Dikarenakan


berkurangnya intensitas tatap muka antar mahasiswa yang menjadi kendala dalam setiap
program kerja organisasi yang telah direncanakan.  Sebagaimana yang terjadi pada Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), terhentinya aktivitas kemahasiswaan berdamapak pada
terhambatnya proses perkaderan dan agenda kaderisasi yang seharusnya sudah tertunaikan.

Meski demikian, kita harus mencari solusi atas kebuntuhan yang terjadi. Sebagai
insan akademis yang mampu berfikir kritis,  tentu menjadi nilai lebih bagi kita sebagai
mahasiswa untuk menyelesaikan problematika yang ada dengan tetap berpegang teguh atas
keyakinan dan perjuangan membela kaum mustadh'afiin. Sejauh ini sudah banyak kader-
kader IMM di berbagai daerah yang telah berinisiatif melakukan aksi-aksi sosial dalam
menggalang dana, menyediakan bantuan dan berpartisipasi dalam mensosialisasikan
pencegahan virus Corona. 

Kehadiran IMM di tengah masyarakat, merupakan realitas historis yang membawa


pesan perkaderan dan perjuangan untuk mengakselerasikan perubahan masyarakat yang
konstruktif menuju tata sosial yang lebih baik (masyarakat madani). karena masyarakat
madani adalah sebuah sistem sosial yang tumbuh berdasarkan prinsip-prinsip demokrasi,
berkeadaban, keadilan, egaliter, dan juga prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara
kebebasan individu dengan kestabilan masyarakat.

Terlepas dari pesan perkaderan diatas, cukup banyak banyak ruang-ruang diskusi
maupun seminar berbasis online yang telah diadakan. Pengembangan proses pembinaan
kader melalui media digital memberikan kemudahan bagi setiap kader dalam mengakses
berbagai kegiatan dan ilmu yang disampaikan. Ini merupakan sebuah langkah yang inovatif
agar proses perkaderan yang ada dalam himpunan tetap berjalan dengan baik dan mengikuti
regulasi yang berlaku. Walaupun dalam keadaan pandemi, pembinaan terhadap kader harus
tetap di optimalkan. Karenanya merupakan kebutuhan yang mendasar dalam sebuah
organisasi untuk mempersiapkan generasi penerus yang mampu menjadi tulang punggung
organisasi. Meskipun sejauh ini memang belum maksimal dalam pengaplikasiannya dan
terdapat berbagai macam kendala.  Karena pada dasarnya proses perkaderan bukan hanya
sebatas jenjang training yang ada di IMM, melainkan pengembangan potensi yang ada di
dalam diri setiap kader. karena sejatinya proses perkaderan adalah pembentukan
menuju insan kamil. 

Suatu kelaziman apabila perkaderan IMM dilakukan penyegaran sebagaimana


tuntutan zaman, terlebih di tengah wabah COVID-19 yang mengharuskan kita agar tetap
menjaga jarak dan meminimalisir kegiatan di tempat keramaian.  Merujuk pada pedoman
perkaderan, IMM menggunakan pendekatan sistematik dalam menjalankan fungsinya sebagai
organisasi kader dan seluruh proses perkaderannya. Karenanya kader memiliki arti dan
kedudukan yang khusus sebagai sekelompok orang direkrut, berproses dan dibina secara
khusus dan terus menerus untuk menunaikan tujuan organisasi. 

Lalu,  bisakah proses/rangkaian latihan formal diadakan secara daring? 

Tentu saja bisa, semua keputusan tergantung kepada kebutuhan dan


kesanggupan setiap komisariat maupun cabang. Dalam hal ini Basic Training (Latihan
Kader-I) dan Intermediate Training (Latihan Kader-II). Dengan mekanisme pelatihan yang
disederhanakan namun tetap dengan kerangka acuan dan panduan dari Instruktur.

Bagaimana dengan pencapaian indikator dan aspek-aspek penilaian? 


Dalam hal ini sebagaimana saya katakan di awal bahwa penyelenggaraan latihan
formal tergantung pada kebutuhan dan kesanggupan lembaga. Tentu saja penyelenggaraan
latihan formal daring memiliki resiko dan kendala yang rumit dalam berbagai aspek.  Namun
permasalahan ini dapat terselesaikan dengan soliditas tim yang kuat dan komunikasi yang
baik dengan pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaannya. Tentunya dengan pelonggaran
regulasi dalam pelaksanaan latihan formal yang ada guna mempermudah proses kaderisasi di
masa pandemi.

Disamping itu juga kita harus mengoptimalkan segala sumber daya yang ada serta
fokus pada ranah pengembangan potensi kreatif yang sejatinya menjadi ruh dari
keberlangsungan himpunan.  Dengan demikian proses perkaderan dan agenda kaderisasi
dapat berjalan dengan baik di tengah pandemi COVID-19.3

B. Pemamfaatan Dan Pengembangan Iptek di Perkaderan

Pemanfaatan atau implementasi teknologi dalam kegiatan operasional organisasi akan


memberikan dampak yang cukup signifikan bukan hanya dari efisiensi kerja tetapi
jugaterhadap budaya kerja baik secara personal, antar unit, maupun keseluruhan institusi.
Berdasarkan struktur organisasi, pemanfaatan teknologi informasi diklasifikasikanmenjadi 3
kategori, yaitu:

a) Perbaikan efisiensi : Pemanfaatan teknologi informasi untuk perbaikan


efisiensiditerapkan pada level operasional organisasi. Pada kategori ini,
pemanfaatanteknologi informasi diukur dengan penurunan waktu dan biaya proses. 
b) Perbaikan efektivitas : Pemanfaatan teknologi informasi untuk perbaikan
efektifitasditerapkan pada level manajerial organisasi. Pada kategori ini,
pemanfaatanteknologi informasi diukur dengan kemudaan dan kecepatan memperoleh
statuspencapaian target organisasi.4
c) Strategic Improvement : Pemanfaatan teknologi informasi untuk
strategicimprovement (perbaikan daya saing) diterapkan pada level eksekutif
organisasi. Padakategori ini, pemanfaatan teknologi informasi diukur dengan
kemudahan danketepatan pengambilan keputusan oleh eksekutif.

3
Merawat Perkaderan HMI di Tengah Pandemi Halaman 3 - Kompasiana.com
4
(DOC) Peranan Teknologi dalam Organisasi | Ashri Nooraida Permana - Academia.edu
Peradaban bangsa dan masyarakat dunia di masa depan sudah dipahami dan disadari
akan berhadapan dengan situasi serba kompleks dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan,
sebut saja antara lain; cloning, cosmology, cryonics, cyberneties, exobiology, genetic,
engineering dan nanotechnology. Cabang-cabang IPTEK itu telah memunculkan berbagai
perkembangan yang sangat cepat dengan implikasi yang menguntungkan bagi manusia atau
sebaliknya. Dan ditengah kondisi saat ini IPTEK sangat berperan penting di Perkaderan

Untuk mendayagunakan Iptek diperlukan nilai-nilai luhur agar dapat


dipertanggungjawabkan. Rumusan 4 (empat) nilai luhur pembangunan Iptek Nasional, yaitu :

1) penerapan Iptek harus dapat dipertanggungjawabkan baik secara moral,


lingkungan, finansial, bahkan dampak politis
2) pembangunan Iptek memberikan solusi strategis dan jangka panjang, tetapi
taktis dimasa kini, tidak bersifat sektoral dan tidak hanya memberi implikasi
terbatas.
3) berorientasi pada segala sesuatu yang baru, dan memberikan apresiasi tinggi
terhadap upaya untuk memproduksi inovasi baru dalam upaya inovatif untuk
meningkatkan produktifitas.
4) keseluruhan tahapan pembangunan Iptek mulai dari fase inisiasi, perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, evaluasi, implikasi pada bangsa harus baik, yang
terbaik atau berusaha menuju yang terbaik.
Kesimpulan

Di tengah kondisi yang memaksa ini kita harus berpikir tepat dan bergerak cepat,
barangkali menjadi dilematis tersendiri bagi para kader-kader penggerak di tingkat bawah.
Sejatinya proses mencari dan mengejar keilmuan tidak boleh terputus selagi hidup kita masih
bernafas (Tholalabul ‘ilmi faridhotun ‘alaa kulli muslimin wal muslimat minal mahdi ilal
lahdi). Hal inilah yang menjadi dasar bahwa dalam situasi dan kondisi apapun kita selagi
masih hidup dan bernafas tetap wajib untuk terus belajar. Berlaku juga untuk proses
kaderisasi yang merupakan proses regenerasi penerus yang lebih berkualitas tidak boleh
terhenti.

Dengan memperhatikan perkembangan dan kemajuan zaman dengan sendirinya


pemanfaatan dan penguasaan IPTEK mutlak diperlukan untuk mencapai kesejahteraan
organisasi. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan
ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan.
Perkembangan teknologi memang sangat diperlukan. Setiap inovasi diciptakan untuk
memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta
sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia.
Daftar Pustaka

Link

Adawiyah, Robiatul. 2020. Menggelar Kaderisasi Online di Tengah Pandemi, Gugup dan


Gagap. Diakses di https://serikatnews.com/menggelar-kaderisasi-online-di-tengah-pandemi-
gugup-dan-gagap

Alifian, Dani. 2020. Modernisasi Kaderisasi di Tengah Pandemi Covid-19. Diakses


di http://www.kolom.or.id/2020/05/moderisasi-kaderisasi-di-tengah.html?m=1

Hermawan, Andika H. 2020. Kaderisasi di Era Pandemi Global. Diakses


di http://www.kolom.or.id/2020/05/kaderisasi-di-era-pandemi-global.html?m=

SPI.pdf

(DOC) Peranan Teknologi dalam Organisasi | Ashri Nooraida Permana - Academia.edu

Anda mungkin juga menyukai