Anda di halaman 1dari 12

Pancasila

sebagai
Sistem
Filsafat
09
Agung Dwi P (2003302431)
Misbahudin (2003302429)
Nessa nursaadah (2003302420)
Dhila eka pramesti (2003302418)
Irene fracilia saputri (2003302426)
Fauziah Julyana (2003302427)
Egi Pripratama (2003302402)
Pengertian sistem
 Istilah system berasal dari bahasa Yunani “systema” yang
mempunyai arti demikian :
1. Suatu keseluruhan yang tesusun dari sekian banyak bagian (“hole
compounded of several parts”-shrode dan voich, 1974:115).
2. Hubungan yang berlangsung diantara satuan-satuan atau
komponen secara teratur (an organized, functioning relationship
among units of components”-Awad,1979:44).
 Jadi, dengan kata lain istilah “systema” itu mengandung arti
sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara
teratur dan merupakan satu keseluruhan (a whole).
Secara singkat, menurut Shrode dan Voich, istilah system itu
menunjuk pada dua hal, yaitu pada sesuatu wujud (entitas) atau benda
yang memiliki tata aturan atau susunan structural dari bagian-
bagiannya, dan kedua menunjuk pada suatu rencana, metode, alat,
atau tata cara untuk mencapai sesuatu. Dan dikatakan oleh keduanya
bahwa kedua pengertian atau penggunaan tidaklah mempunyai
perbedaan yang berarti, sebab keteraturan, ketertiban, atau adnya
struktur itu merupakan hal yang fundamental (mendasar) bagi
keduanya.
1. System sebagai suatu wujud
(entitas)
Suatu system biasa dianggap merupakan
“suatu himpunan bagian yang saling berkaitan
yang saling membentuk satu keseluruhan yang
rumit atau kompleks tetapi merupakan satu
kesatuan”. Contoh wujud benda yang sesuai
dengan definisi itu adalah mobil, jam, paguyuban,
lembaga pemerintah, manusia dll.
2. System sebagai metode
Kata-kata
System yang mempunyai makna metodologik banyak sekali
dijumpai, misalnya, system control yang baik, system investasi
keuangan saya pasti meyakinkan. Kesemua penggunaan istilah
system ini jelas berbeda sekali dari penggunaan system
seperti dalam pembicaraan dahulu. Dalam hal ini system itu
dipergunakan menunjuk tata cara. Selain keteraturan,
ketertiban, yang bersifat metologik ini juga mengandung
makna adanya pendekatan yang rasional dan logic dalam
mencapai suatu tujuan.
Pancasila sebagai suatu
sistem Filsafat
Pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat
dapat dilakukan dengan cara deduktif dan induktif.

a. Cara deduktif yaitu dengan mencari hakikat Pancasila serta


menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi
keutuhan pandangan yang komprehensif.
b. Cara induktif yaitu dengan mengamati gejala-gejala sosial
budaya masyarakat, merefleksikannya, dan menarik arti dan
makna yang hakiki dari gejala-gejala itu
Kesimpulan
• Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai,
dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi
pembentukan ideologi Pancasila. Filsafat Pancasila dapat
didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional
tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan
budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-
pokok pengertiannya yang mendasar dan
menyeluruh. Pancasila dikatakan sebagai filsafat, karena
Pancasila merupakan hasil permenungan jiwa yang mendalam
yang dilakukan oleh the faounding father kita, yang dituangkan
dalam suatu sistem (Ruslan Abdul Gani). Filsafat Pancasila
memberi pengetahuan dan pengertian ilmiah yaitu tentang
hakikat dari Pancasila (Notonagoro).
Pancasila sebagai sistem filsafat memiliki ciri khas yang berbeda
dengan sistem-sistem filsafat lainnya, seperti materialisme, idealisme,
rasionalisme, liberalisme, komunisme dan sebagainya.
• Ciri sistem Filsafat Pancasila itu antara lain:
A. Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan utuh.
Dengan kata lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila
lainnya terpisah-pisah maka itu bukan Pancasila.
B. Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh itu dapat
digambarkan sebagai berikut:
1. Sila 1, meliputi, mendasari dan menjiwai sila 2,3,4 dan 5;
2. Sila 2, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, dan mendasari dan menjiwai sila 3, 4
dan 5;
3. Sila 3, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, dan mendasari dan menjiwai sila 4,
5;
4. Sila 4, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3, dan mendasari dan menjiwai sila 5;
5. Sila 5, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3,4.
Pengertian Filsafat.
istilah “falsafat” berasal dari bahasa Yunani “philein” kata
mengandung arti “cinta” dan “shopos” dalam arti hikmat (wisdom).
Istilah “filsafat” berasal dari bahasa Yunani. Bangsa Yunanilah
yang mula-mula berfilsafat seperti lazimnya dipahami orang
sampai sekarang . kata ini bersifat majemuk , berasal dari kata
“philos” yang berarti “sahabat” dan kata “Sophia” yang berarti
“pengetahuan yang bijaksana” (ished dalam bahasa belanda,
atau wisdom kata inggris , dan hikmat menurut kata arab) maka
philosophia menurut arti katanya berarti cinta pada
pengetahuan yang bijaksana.
Arti filsafat
Sesuai dengan latar belakangnya masing-masing, setiap filsuf maupun ahli filsafat meninjau
filsafat dari titik tolak dan sudut pandang yang berbeda satu dengan yang lainnya. Akibatnya rumusan
pengertan filsafat menjadi berlain-lainan pula, sehingga pengertian filsafatpun pada gilirannya juga
mengalami perkembangan.

 Jadi manusia mempunyai problema khas yang diusahakan untuk dipecahkan dengan cara berfikir yang
khas sehingga menghasilkan kesimpulan-kesimpulan pemecahan persoalan tersebut dalam suatu
himpunan pengetahuan yang khas pula. Tetapi ternyata himpunan pengetahuan yang khas ini kemudian
berfungsi ganda bagi subyek (manusia) yang berfilsafat.
a) Himpunan pengetahuan merupakan umpan balik dalam rangka menghadapi dan mengusahakan
pemecahan problema yang semula dihadapi itu agar dapat diselesaikan dengan memuaskan.
b) Himpunan pengetahuan khas ini ternyata juga dapat dan selalu dipergunakan sebagai masukan (input)
baru yang dipakai untuk titik tolak dan kerangka aduan dalam menghadapi dan mengusahakan
pemecahan problema yang dihadapi oleh subyek persoalan tersebut dapat berupa persoalan hidup
sehari-hari, persoalan monodial nasional maupun universal dan social kemasyarakatan

Dari hasil penelitian terhadap konsep-konsep pengertian filsafat dari para filsuf maupun para ahli
filsafat tersebut, pengertian filsafat dapat disederhanakan menjadi dua pengertian pokok, yaitu
mencakup pengertian filsafat sebagai produk (hasil pemikiran manusia) dan dalam hal ini bersifat
statis, dan filsafat sebagai proses sehingga dalam hal ini filsafat bersifat dinamis
Kesimpulan
  Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa
Berfilsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh.
Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran
yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila.
Sedangkan Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan
bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama antara sila
yang satu dengan sila yang lain untuk tujuan tertentu dan secara
keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh yang mempunyai
beberapa inti sila, nilai dan landasan yang mendasar.

Anda mungkin juga menyukai