Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang


Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai
kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas
sumber daya manusia. Anemia dalam kehamilan disebut “potensial danger to mother and
child” (potensial membahayakan ibu dan anak) merupakan perhatian serius dari semua pihak
yang terkait dalam pelayanan kesehatan pada line terdepan (Manuaba I.B.G 1998,hal 29)
Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan pada tahun 2009 tercatat
91.020 (87,29%) ibu hamil yang menderita anemia dari 104.271 ibu hamil yang
memeriksakan diri, diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu anemia ringan 45.510 (50%),
anemia sedang 42.043 (46,19%), dan anemia berat 3.467 (3,81%). (Profil Dinas Kesehatan
Sulawesi Selatan, 2009)
Berdasarkan data yang didapatkan dari bagian Antenatal Care ( ANC ) di Puskesmas
Minasa Upa periode Januari sampai Desember 2009 jumlah ibu hamil yang menderita
anemia tercatat 109 orang (88.99%) dari 1450 ibu hamil yang memeriksakan kehamilan.
Yang menderita anemia ringan (Hb 9-10 gram %) adalah 97 orang (10.09%),anemia sedang
(Hb 7-8 gram %) adalah 11 orang (0.91%) dan anemia berat (Hb < 7 gram % ) adalah 1 orang
(0%).(Medical Record Puskesmas Minasa Upa Makassar)
Salah satu upaya pencegahan dan penanggulangan Anemia gizi pada Ibu Hamil adalah
melalui pemberian tablet Fe (zat besi). Data yang dikumpulkan berdasarkan laporan dari
Bidang Peran serta Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Makassar dari 32.966 orang Ibu
Hamil, sebesar 14.8% atau 4.872 orang Ibu Hamil mendapatkan 90 tablet Fe dari Fasilitas
Kesehatan Dasar yang ada di Kota Makassar. Upaya ini diharapkan dapat menurunkan resiko
yang mungkin timbul bagi Ibu Hamil di masa persalinannya akibat anemia.
(http://datinkessulsel.files.wordpress.com/2009/01/profil-makassar-07.pdf, akses 19 April
2010)
Berdasarkan dengan masih tingginya kejadian anemia di Indonesia khususnya di Sul-Sel,
mendorong penulis untuk mengkaji permasalahan dan memaparkannya lewat karya tulis
ilmiah dengan judul ”Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny “S” Gestasi 24 Minggu
dengan “anemia sedang” sebagai wujud perhatian dan tanggung jawab penulis dalam
memberikan konstribusi pemikiran pada berbagai pihak yang berkompeten dengan masalah
tersebut guna mencari solusi terbaik atas permasalahan diatas.
B.   Ruang Lingkup Penulisan
Adapun ruang lingkup dalam penulisan karya tulis ilmiah adalah “ Manajemen Asuhan
Kebidanan Pada Ny “S” Gestasi 24 Minggu dengan sanemia sedang di Puskesmas Minasa
Upa Makassar yang dilaksanakan pada tanggal 24 April dan 22 Mei 2010.

C.  Tujuan Penulisan


1.    Tujuan Umum
Dapat melaksanakan Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny.“S” gestasi 24 minggu
dengan Anemia Sedang di Puskesmas Minasa Upa Makassar yang dilaksanakan pada tanggal
24 April dan 22 Mei 2010 dengan menggunakan pendekatan asuhan kebidanan sesuai
dengan wewenang bidan.

2.    Tujuan Khusus


a.    Dapat melaksanakan pengkajian dan analisis data pada Ny.“S” gestasi 24 minggu dengan
Anemia Sedang di Puskesmas Minasa Upa Makassar pada tanggal 24 April dan 22 Mei 2010.
b.    Dapat merumuskan diagnosa/masalah aktual pada Ny.“S” gestasi 24 minggu dengan Anemia
Sedang di Puskesmas Minasa Upa Makassar pada tanggal 24 April dan 22 Mei 2010.
c.    Dapat merumuskan diagnosa/masalah potensial pada Ny.“S” gestasi 24 minggu dengan
Anemia Sedang di puskesmas Minasa Upa Makassar pada tanggal 24 April dan 22 Mei 2010.
d.   Dapat mengidentifikasi perlunya tindakan segera dan kolaborasi pada Ny.“S” gestasi 24
minggu dengan Anemia Sedang di puskesmas Minasa Upa Makassar pada tanggal 24 April
dan 22 Mei 2010.
e.    Dapat menetapkan rencana tindakan asuhan kebidanan pada Ny.“S” gestasi 24 minggu
dengan Anemia Sedang di puskesmas Minasa Upa Makassar pada tanggal 24 April dan 22
Mei 2010.
f.    Dapat melaksanakan tindakan asuhan kebidanan yang telah disusun pada Ny.“S” gestasi 24
minggu dengan Anemia Sedang di puskesmas Minasa Upa Makassar pada tanggal 24 April
dan 22 Mei 2010.
g.    Dapat mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan pada Ny.“S” gestasi 24 minggu
dengan Anemia Sedang di puskesmas Minasa Upa Makassar pada tanggal 24 April dan 22
Mei 2010.
h.    Dapat mendokumentasikan semua temuan dan tindakan yang telah diberikan pada Ny.“S”
gestasi 24 minggu dengan Anemia Sedang di puskesmas Minasa Upa Makassar pada tanggal
24 April dan 22 Mei 2010.

D.  Manfaat Penulisan


Adapun manfaat penulisan pada kasus tersebut diatas adalah :
1.    Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III Kebidanan
Stikes Mega Rezky Makassar.

2.    Manfaat program, sebagai salah satu sumber informasi bagi Dinas Kesehatan dalam
menentukan kebijakan khususnya dalam penanganan Manajemen Asuhan Kebidanan pada
Ny ”S” Gestasi 24 minggu dengan Anemia Sedang.
3.    Sebagai bahan bagi institusi pendidikan dalam penerapan penulisan karya tulis ilmiah
selanjutnya.
4.    Sebagai tambahan pengalaman berharga bagi penulis untuk memperluas dan menambah
wawasan dalam asuhan kebidanan.

E.   Metode Penulisan


Dalam menyusun karya tulis ini, metode yang digunakan adalah:
1.    Studi Kepustakaan
Mempelajari buku-buku/literatur, mengambil data dari internet, membaca buku yang
berkaitan dengan anemia.

2.    Studi Kasus


Dengan menggunakan metode pendekatan masalah dalam asuhan kebidanan yang
meliputi pengkajian dan analisa data, menetapkan diagnosa/masalah aktual dan potensial,
mengidentifikasi tindakan dan mengevaluasi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
anemia serta mendokumentasikan.
Untuk menghimpun data/informasi dalam pengkajian menggunakan teknik:
a.        Anamnese/wawancara
Penulis melakukan tanya jawab dengan klien dan keluarganya guna mendapatkan data yang
diperlukan untuk memberikan asuhan kebidanan pada klien tersebut.
b.        Pemeriksaan fisik
Melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis pada klien dengan cara inspeksi, palpasi,
auskultasi, perkusi dan pemeriksaan penunjang (laboratorium), serta pemeriksaan diagnostik
lainnya dengan menggunakan format pengkajian.
c.        Pengkajian psikososial, ekonomi dan spiritual
Pengkajian psikososial, ekonomi dan spiritual meliputi status emosional, respon terhadap
kondisi yang dialami serta pola interaksi klien terhadap keluarga, petugas kesehatan dan
lingkungannya, keadaan ekonomi dan hubungan klien dengan Tuhan.

3.    Studi Dokumentasi

Studi ini dilakukan dengan mempelajari status klien yang bersumber dari catatan
dokter/bidan maupun dari hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik lainnya yang
berkaitan dengan anemia sedang.

4.    Diskusi
Diskusi dengan tenaga kesehatan yaitu bidan atau dokter yang menangani langsung klien
tersebut dan dosen pembimbing karya tulis ilmiah.

F.   Sistematika Penulisan


Adapun sistematika yang digunakan untuk menulis karya tulis ini terdiri dari :
BAB I. PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
B.   Ruang Lingkup
C.   Tujuan Penulisan
1.    Tujuan Umum
2.    Tujuan Khusus
D.  Manfaat Penulisan
E.   Metode Penulisan
F.   Sistematika Penulisan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


A.  Tinjauan Tentang Kehamilan
1.    Pengertian Kehamilan
2.    Diagnosis Kehamilan
3.    Perubahan Fisiologi yang terjadi dalam Kehamilan
4.    Perubahan Psikologi Wanita Hamil
B.   Tinjauan Tentang Antenatal
1.    Pengertian Antenatal
2.    Tujuan Asuhan Antenatal
3.    Kebijakan Program dan Teknis Asuhan Antenatal
4.    Informasi Penting untuk setiap Kunjungan Antenatal.
C.   Tinjauan Tentang Anemia
1.    Pengertian Anemia
2.    Patofisiologi Anemia
3.    Macam-macam Anemia
4.    Tanda dan Gejala Anemia
5.    Pengaruh Anemia terhadap Kehamilan
6.    Diagnosis Anemia Pada Kehamilan
7.    Pencegahan dan Penangan Anemia
D.  Proses Manajemen Asuhan Kebidanan
1.    Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan
2.    Tahapan dalam Manajemen Asuhan Kebidanan
E.   Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)
BAB III. STUDI KASUS
angkah 1 : Identifikasi Data Dasar
angkah 2 : Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual
angkah 3 : MerumuskanDiagnosa/Masalah Potensial
angkah 4 : Identifikasi Perlunya Tindakan Segera/ Kolaborasi Asuhan
Kebidanan
angkah 5 : Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan
angkah 6 : Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan
angkah 7 : Evaluasi Hasil Asuhan Kebidanan.
BAB IV. PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan tentang kesenjangan antara teori dan fakta yang didapatkan sesuai
dengan proses manajemen kebidanan.
BAB V. PENUTUP
A.  Kesimpulan
B.   Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.Tinjauan Umum Tentang Kehamilan


1.   Pengertian Kehamilan
a.   Kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid
terakhir (Saifuddin A.B, 2006, hal. 89).
b.   Kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari ovulasi sampai persalinan aterm, sekitar 280
hari (Manuaba I.B.G, 1998, hal.125).
2.   Diagnosis Kehamilan
a.Tanda- tanda presumtif ( tidak pasti )
1)   Amenore ( tidak dapat haid)
Untuk menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan yang akan terjadi yang dihitung
dengan menggunakan rumus neagles
2)   Mual dan muntah ( nausea and vomiting) biasanya terjadi pada bulan – bulan pertama
kehamilan hingga akhir triwulan pertama.
3)   Ngidam ( ingin makan khusus).
Mengidam sering terjadi pada bulan – bulan pertama akan tetapi akan menghilang dengan
makin tuanya kehamilan
4)   Tidak tahan suatu bau – bauan
5)   Pingsan.
Sering dijumpai bila berada pada tempat – tempat ramai dianjurkan untuk tidak pergi
ketempat ramai pada bulan – bulan pertama kehamilan.
6)   Tidak ada selera makan ( Anoreksia)
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, kemudian nafsu makan timbul lagi.
7)   Lelah ( fatigue ).
8)   Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri, disebabkan pengaruh estrogen dan
progesterone yang merangsang duktus dan alveoli payudara.
9)   Sering buang air kecil (BAK) karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar,
gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan gejala ini akan
kembali oleh karena kandung kemih tertekan oleh kepala janin.
10)Konstipasi / Obstipasi oleh karena penurunan perstitaltik usus oleh pengaruh hormone steroid.
11)Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormone kortikosteroid plasenta dijumpai pada muka, aerola
payudara, leher dan dinding perut.
12)Varices, sering dijumpai pada kehamilan triwulan terakhir.
b.Tanda pasti kehamilan (tanda positif) yaitu:
1)   Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa atau diraba, juga bagian- bagian janin
2)   Denyut jantung janin
a.Didengar dengan stetoskop- monoral Laennec
b.Dicatat dan didengar dengan alat Doppler
c.Dicatat dengan feto- elektro kardiogram
d.Dilihat pada ultrasonografi
3).Terlihat tulang – tulang janin dalam foto- rontgen. (Mochtar R 1999, hal 43-45)
3.   Perubahan Fisiologi Yang Terjadi Dalam Kehamilan
a.   Uterus
Uterus yang semula beratnya 30 gram akan membesar sehingga menjadi seberat 1000
gram dibawah pangaruh estrogen dan progesteron. Otot rahim mengalami hiperplasia dan
hipertropi menjadi lebih besar, lunak dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena
pertumbuhan.
b.   Vagina
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh hormon
estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan (tanda chadwick).
c.   Ovarium
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung corpus luteum gravidarum
akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta pada umur kehamilan 16
minggu.Korpus luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron yang fungsinya
akan diambil alih oleh plasenta.
d.   Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan untuk persiapan laktasi.
Perkembangannya dipengaruhi oleh hormon estrogen, progesteron dan somatomammotropin.
Estrogen menyebabkan hipertrofi sistem saluran payudara. Progesteron mempersiapkan dan
menambah jumlah sel asinus. Sedangkan somatomam- motropin berfungsi mempengaruhi sel
asinus untuk membuat kasein, laktabumin dan laktoglobulin serta merangsang pengeluaran
kolostrum.
e.   Sirkulasi darah
Volume darah semakin meningkat secara fisiologi dengan adanya pencairan darah yang
disebut hidremia. Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi
pertumbuhan janin dalam rahim. Tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan
peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodilusi yang disertai anemia fisiologis.

f.    Sistem respirasi


Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat memenuhi kebutuhan
O2 disamping itu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar pada
umur kehamilan 32 minggu ke atas sehingga tidak jarang menimbulkan rasa sesak.

g.   Sistem pencernaan


Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat sehingga
menyebabkan hipersalivasi, morning sickness, muntah dan lambung terasa panas. Hormon
progesteron menyebabkan gerakan usus makin berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi.

h.  Sistem perkemihan


Pada bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus yang membesar
sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan bila
uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan bila kepala janin mulai
turun ke bawah pintu atas panggul keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung
kencing mulai tertekan kembali.

i.    Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu.
Pigmentasi ini disebabkan karena pengaruh Melanophore Stimulating Hormone (MSH) yang
meningkat. Hiperpigmetansi bisa terjadi pada striae gravidarum, areola mammae linea nigra,
dan pipi (cloasma gravidarum).

j.    Metabolisme dalam kehamilan


Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar,
dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan memberikan
ASI. Metabolisme Basal naik sebesar 15-20% terutama pada trimester ketiga. Berat badan ibu
hamil akan bertambah antara 6,5 – 16,5 kg atau terjadi kenaikan berat badan sekitar seperdua
kilogram tiap minggu.

4.   Perubahan Psikologi Wanita Hamil


Beberapa perubahan psikologi pada wanita hamil yang sering terjadi selama masa
kehamilan :
a.   Perubahan Pada Trimester Pertama.
Ketika wanita pertama kali mengetahui dirinya mungkin hamil ia merasa syok dan
menyangkal walaupun kehamilan tersebut direncanakan. Periode awal ketidakyakinan adalah
hal umum yang terjadi dan sebagaian besar wanita mengalami kegembiraan tertentu karena
mereka berencana membentuk hidup baru. Setiap wanita membayangkan tentang kehamilan
dalam pikiran-pikirannya sendiri, selain itu pengalaman hidup dan kebudayaan akan
mempengaruhi kondisi psikologinya.
b.    Perubahan Pada Trimester Kedua.
Trimester kedua biasanya lebih menyenangkan.Tubuh wanita telah terbiasa dengan
tingkat hormon yang tinggi. Ibu dapat menerima kehamilannya dan menggunakan pikiran
serta energinya lebih konstruktif. Janin masih tetap kecil dan belum menyebabkan
ketidaknyamanan. Pada trimester ini ibu merasakan gerakan janinnya pertama kali,
pengalaman tersebut menandakan pertumbuhan serta kehadiran makhluk baru dan hal ini
sering menyebabkan calon ibu memiliki dorongan psikologi yang besar.
c.   Perubahan Pada Trimester Ketiga.
Trimester ketiga ditandai dengan klimaks kegembiraan emosi karena kelahiran bayi.
Sekitar bulan ke-8 mungkin terdapat periode tidak semangat dan depresi, ketika janin
membesar dan ketidaknyamanan bertambah. Sekitar dua minggu sebelum melahirkan
sebagian wanita hamil mulai mengalami perasaan senang. Reaksi calon ibu terhadap
persalinan ini secara umum tergantung pada persiapan dan persepsinya. Terhadap kejadian
ini, diharapkan suami dapat memberi rasa aman dan mendukung istri dalam melakukan
berbagai kegiatan. Dengan cara ini akan muncul rasa percaya diri sehingga sang istri akan
memiliki mental yang kuat untuk menghadapi persalinannya. Selain suami, dukungan
keluarga juga sangat berarti. (Hamilton Persis Mary, 1999, hal.63)

B.   Tinjauan Tentang Antenatal Care

1. Pengertian Antenatal Care


Antenatal Care adalah perawatan sebelum persalinan ditujukan pada pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim.(Manuaba I.B.G, 1998, hal.129).

Antenatal Care adalah pengawasan sebelum anak lahir terutama ditujukan pada anak.
(Mochtar R, hal.49).

2. Pelayanan Antenatal Care


Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter
spesialis kebidanan, dokter umum, bidan pembantu dan perawat bidan) untuk ibu selama
kehamilannya sesuai dengan standar minimal pelayanan antenatal care yang meliputi 7T
yaitu timbang berat badan, ukut tinggi badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi
tetanus toxoid, ukur tinggi fundus uteri, pemberian tablet besi minimal 90 derajat selama
kehamilan, test penyakit menular seksual (PMS) dan temu wicara dalam rangka persiapan
rujukan. (Saifuddin A.B, 2006, hal.282)
3. Tujuan Pengawasan Antenatal
a.   Tujuan Umum
Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu selama dalam kehamilan sehingga
didapatkan ibu dan janin yang sehat.
(Mochtar R, 1999, hal. 47)
b.   Tujuan Khusus
1)  Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.
2)  Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan janin.
3)  Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4)  Mempersiapkan persalinan cukup bulan melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya
dengan trauma seminimal mungkin.
5)  Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
6)  Mempersiapkan ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang
secara normal. (Saifuddin A.B,2006, hal.90)

4.    Kebijakan Program dan Teknis Asuhan Antenatal


a.    Kebijakan Program Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit empat kali
selama kehamilan yaitu:
1)   Satu kali pada triwulan pertama.
2)   Satu kali pada triwulan kedua.
3)   Dua kali pada triwulan ketiga.
Pelayanan/asuhan standar minimal termasuk “7 T”
1)   Timbang berat badan.
2)   Ukur tekanan darah.
3)   Ukur tinggi fundus uteri.
4)   Pemberian imunisasi (tetanus toksoid) TT lengkap.
5)   Pemberian tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan.
6)   Tes terhadap penyakit menular seksual.
7)   Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
Pelayanan/asuhan antenatal ini hanya dapat diberikan oleh tenaga profesional dan tidak dapat
diberikan oleh dukun bayi.(Saifuddin, A.B, 2002, hal 90)

b.    Kebijakan Teknis


Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Itu
sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilannya.
Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-komponen sebagai
berikut :
1)   Mengupayakan kehamilan sehat.
2)   Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila
diperlukan.
3)   Persiapan persalinan yang bersih dan aman.
4)   Perencanaan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi.
(Saifuddin A.B,2006,hal.90)
5.    Jadwal Kunjungan Antenatal
a.    Kunjungan Antenatal Care untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak
minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut :
1)   Trimester I : 1 kali
2)   Trimester II : 1 kali
3)   Trimester III : 2 kali,
(Profil Departemen Kesehatan)
b.    Jadwal pemeriksaan Antenatal Care adalah :
1)   Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya terlambat satu
bulan.
2)   Periksa ulang satu kali sebulan sampai kehamilan
c.    Trimester ketiga (antara minggu ke-28 – 36).
1)   Sama pada trimester pertama dan kedua.
2)   Palpasi abdominal untuk mengetahui adatujuh bulan.
3)   Periksa ulang dua kali sebulan sampai kehamilan sembilan bulan.
4)   Periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan sembilan bulan.
5)   Periksa khusus apabila ada keluhan-keluhan.
Pengawasan Antenatal sangat penting dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan
kematian ibu maupun perinatal. Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan
ditemukannya berbagai kelainan yang menyertai hamil secara dini sehingga dapat
diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinan dan nifas.
(Manuaba I.B.G, 1998,hal.128)

C.   Tinjauan Tentang Anemia


1.    Pengertian Anemia
a.    Anemia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan menurunnya kadar zat warna merah
dalam sel darah merah atau eritrosit yang disebut sebagai haemoglobin.
(http:www//sinarharapan.co.id, diakses 19 April 2010).

b.    Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dimana kadar hemoglobin dibawah 11 gr %.
( Saifuddin, AB,2006 hal 281)

c.    Anemia berarti kurangnya hemoglobin dalam darah, yang disebabkan oleh jumlah sel darah
merah yang terlalu sedikit (Guyton,A.C,2007, hal.447)

2.    Macam-Macam Anemia Dalam Kehamilan


a.    Anemia Defisiensi Besi
Anemia dalam kehamilan yang sering dijumpai adalah anemia kekurangan zat besi. Hal ini
disebabkan karena kurangnya zat besi dalam makanan, karena gangguan resorbsi, atau karena
terlampau banyaknya zat besi yang keluar dari badan, misalnya pada perdarahan.
b.    Anemia Megaloblastik
Anemia ini disebabkan karena defisiensi asam folik, malnutrisi dan infeksi yang kronik.
c.    Anemia Hipoplastik
Anemia ini disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru.
d.   Anemia Hemolitik
Anemia ini disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari
pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila ia hamil, maka
anemia biasanya menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin pula bahwa kehamilan
menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia.
(Wiknjosastro H, 2006, hal.451-458)
3.    Klasifikasi anemia :
1)   Menurut Depkes
a.    Normal > 10,5 gr%.
b.    Anemia Ringan 9 – 10,4 gr%.
c.    Anemia Sedang 7,6 – 8,9 gr%.
d.   Anemia Berat < 7,5 gr%.
2)   Menurut WHO yang dikutip dalam buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan, 2000, hal.30 yang dapat dilakukan dengan
menggunakan metode Sahli yaitu :
1.    Hb 11 gr% tidak anemia.
2.    Hb 9 – 10 gr% anemia ringan
3.    Hb 7 – 8 gr% anemia sedang.
4.    Hb < 7 gr% anemia berat.
4.    Patofisiologi Anemia
Anemia lebih sering ditemukan dalam kehamilan karena keperluan akan zat-zat makanan
makin bertambah dan terjadi pula perubahan-perubahan dalam darah dan sumsum tulang.
Volume darah bertambah banyak dalam kehamilan, yang lazim disebut hidremia atau
hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel-sel darah kurang dibandingkan dengan plasma,
sehingga terjadi pengenceran darah (hemodilusi). Pertambahan tersebut berbanding sebagai
berikut: plasma 30%, sel darah 18%, dan hemoglobin 19%. Hemodilusi dianggap sebagai
penyesuaian diri secara fisiologi dalam kehamilan dan bermanfaat bagi ibu yaitu dapat
meringankan beban kerja jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, yang
disebabkan oleh peningkatan cardiac output akibat hipervolemia. Kerja jantung lebih ringan
apabila viskositas darah rendah. Resistensi perifer berkurang pula, sehingga tekanan darah
tidak naik. Kedua, pada perdarahan waktu persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang lebih
sedikit dibandingkan dengan apabila darah itu tetap kental. Bertambahnya darah dalam
kehamilan sudah mulai sejak kehamilan umur 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam
kehamilan antara 32 dan 36 minggu. (Wiknjosastro H, 2006, hal.448).

5.    Tanda dan Gejala Anemia


Gejala umum yang terjadi pada seseorang dengan anemia adalah lemas, pusing, cepat
lelah, mudah mengantuk, konsentrasi menurun, pandangan berkunang-kunang terutama bila
bangkit dari duduk, tampak pucat. Kepucatan dapat dilihat pada konjungtiva
(http://www.sinarharapan.com, akses 19 April 2010).

6.    Pengaruh Anemia terhadap Kehamilan


a.    Bahaya selama kehamilan
1)   Tumbuh kembang janin terlambat dengan berbagai manifestasi kliniknya.
2)   Menimbulkan hiperemesis gravidarum dan gestosis.
3)   Menimbulkan plasenta previa.
4)   Dapat menimbulkan solusio plasenta.
b.    Bahaya terhadap persalinan
1)   Persalinan berlangsung lama.
2)   Sering terjadi fetal distress.
3)   Persalinan dengan tindakan operasi.
4)   Terjadi emboli air ketuban.
c.    Bahaya selama post partum
1)   Terjadi perdarahan post partum.
2)   Mudah terjadi infeksi puerperium.
3)   Dapat terjadi retensio plasenta atau plasenta rest.
4)   Subinfolusi uteri.
5)   Bayi lahir dengan anemia. (Manuaba I.B.G,2000, hal.30-32)
d.   Bahaya terhadap janin
1)   Abortus.
2)   Terjadi kematian intra uterin.
3)   Persalinan prematuritas tinggi.
4)   Berat badan lahir rendah.
5)   Kelahiran dengan anemia.
6)   Dapat terjadi cacat bawaan.
7)   Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal.
8)   Intelegensia rendah. ( Manuaba I.B.G, 2000, hal.31-32 )

7.    Diagnosis Anemia pada Kehamilan


a.    Anamnese
Dengan anamnese akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-
kunang dan keluhan mual muntah lebih berat pada hamil muda. (Manuaba I.B.G, hal.30).

b.    Pemeriksaan Fisik


Keluhan lemah, kulit pucat, sementara tensi masih dalam batas normal, pucat pada
membran mukosa, dan konjungtiva oleh karena kurangnya sel darah merah pada pembuluh
darah kapiler serta pucat pada kuku dan jari tangan (Saifuddin A.B, 2006, hal.282).

c.    Pemeriksaan Darah


Pemeriksaan dan pengawasan Hb untuk menentukan derajat anemia dapat dilakukan
dengan menggunakan alat sahli. Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama
kehamilan terutama pada trimester satu dan trimester tiga.(Manuaba I.B.G, 1998, hal.30).

8.    Pencegahan dan Penanganan Anemia


a.    Pencegahan Anemia Menurut Para Ahli
Untuk mencegah terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan
sebelum hamil sehingga dapat diketahui data dasar kesehatan ibu tersebut, dalam
pemeriksaan kesehatan disertai pemeriksaan laboratorium termasuk pemeriksaan tinja
sehingga diketahui adanya infeksi parasit.
Untuk daerah dengan frekuensi anemia kehamilan yang tinggi sebaiknya setiap wanita
hamil diberi sulfas ferrosus atau glukonat ferrosus 1 tablet sehari.Selain itu, wanita
dinasihatkan pula untuk mengkonsumsi lebih banyak protein, mineral dan vitamin. Makanan
yang kaya zat besi antara lain kuning telur, ikan segar dan kering, hati, dagiung, kacang-
kacangan dan sayuran hijau. Makanan yang kaya akan asam folat yaitu daun singkon, bayam,
sawi ijo, sedangkan makanan yang mengandung vitamin C adalah jeruk, tomat, mangga,
pepaya dan lain-lain.(Wiknjosastro H, 2006,).
b.    Penanganan Anemia
1)   Anemia Ringan
Dengan kadar Hemoglobin 9-10 gr% masih dianggap ringan sehingga hanya perlu
diberikan kombinasi 60 mg/ hari besi dan 400 mg asam folat peroral sekali sehari. (Arisman,
2004, hal.150-151).

2)   Anemia Sedang


Pengobatannya dengan kombinasi 120 mg zat besi dan 500 mg asam folat peroral
sekali sehari. (Arisman, 2004, 150).

3)   Anemia Berat


Pemberian preparat parenteral yaitu dengan fero dextrin sebanyak 1000 mg (20 ml)
intravena atau 2x10 ml intramuskuler. Transfuse darah kehamilan lanjut dapat diberikan
walaupun sangat jarang diberikan mengingat resiko transfusi bagi ibu dan janin. (Sarwono
Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan hal 125)

D. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan

1.    Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan


Manajemen asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan
keputusan yang berfokus pada klien (Simatupang E.J, 2006, hal.7).

2.    Tahapan dalam Manajemen Asuhan Kebidanan


Proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah. Manajemen asuhan kebidanan
dimulai dengan identifikasi data dasar dan diakhiri dengan evaluasi asuhan kebidanan.
Ketujuh langkah terdiri dari keseluruhan kerangka kerja yang dapat dipakai dalam segala
situasi. Langkah tersebut sebagai berikut :

a)       Langkah I. Identifikasi Data Dasar


Identifikasi data merupakan langkah awal dari manajemen kebidanan, langkah yang
merupakan kemampuan intelektual dalam mengidentifikasi masalah klien, kegiatan yang
dilaksanakan dalam rangka identifikasi data dasar meliputi pengumpulan data dan
pengolahan.

a.      Pengumpulan data


Dalam pengumpulan data mencari dan menggali data/fakta atau informasi baik dari klien,
keluarganya maupun tim kesehatan lainnya atau data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan
pada pencatatan dokumen medik, hal yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :
1.        Wawancara
Wawancara/anamnese adalah tanya jawab yang dilakukan antara bidan dan klien, keluarga
maupun tim medis lain dan data yang dikumpulkan mencakup semua keluhan klien tentang
masalah yang dimiliki.
2.        Observasi dan pemeriksaan fisik
Pada saat observasi dilakukan inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi. Pemeriksaan fisik
dilakukan dari ujung kepala sampai ujung kaki (head to toe).

b.      Pengolahan data


Setelah data dikumpulkan secara lengkap dan benar maka selanjutnya dikelompokkan
dalam :
1)     Data subyektif
Meliputi identitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit, riwayat menstruasi, riwayat
persalinan, riwayat nifas dan laktasi yang lalu, riwayat ginekologi, dan KB, latar belakang
budaya, pengetahuan dan dukungan keluarga serta keadaan psikososial.
2)     Data obyektif
Menyangkut keadaan umum, tinggi dan berat badan, tanda-tanda vital dan keadaan fisik
obstetri.
3)     Data penunjang
Meliputi hasil pemeriksaan laboratorium.

b)   Langkah II. Merumuskan diagnosa/masalah aktual

Diagnosa adalah hasil analisis dan perumusan masalah yang diputuskan berdasarkan
identifikasi yang didapat dari analisa-analisa dasar. Dalam menetapkan diagnosa bidan
menggunakan pengetahuan profesional sebagai data dasar untuk mengambil tindakan
diagnosa kebidanan yang ditegakkan harus berlandaskan ancaman keselamatan hidup klien.

c)    Langkah III. Merumuskan diagnosa/masalah potensial


Bab ini mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin akan terjadi pada klien jika tidak
mendapatkan penanganan yang akurat, yang dilakukan melalui pengamatan, observasi dan
persiapan untuk segala sesuatu yang mungkin terjadi bila tidak segera ditangani dapat
membawa dampak yang lebih berbahaya sehingga mengancam kehidupan klien.

d)   Langkah IV. Identifikasi Perlunya Tindakan Segera dan Kolaborasi


Menentukan intervensi yang harus segera dilakukan oleh bidan atau dokter kebidanan. Hal
ini terjadi pada penderita gawat darurat yang membutuhkan kolaborasi dan konsultasi
dengan tenaga kesehatan yang lebih ahli sesuai keadaan klien. Pada tahap ini, bidan dapat
melakukan tindakan emergency sesuai kewenangannya,kolaborasi maupun konsultasi untuk
menyelamatkan ibu dan bayi. Pada bagian ini pula,bidan mengevaluasi setiap keadaan klien
untuk menentukan tindakan selanjutnya yang diperoleh dari hasil kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain. Bila klien dalam keadaan normal tidak perlu dilakukan apapun sampai tahap
kelima.

e)    Langkah V. Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan


Mengembangkan tindakan komprehensif yang ditentukan pada tahap sebelumnya, juga
mengantisipasi diagnosa dan masalah kebidanan secara komprehensif yang didasari atas
rasional tindakan yang relevan dan diakui kebenarannya sesuai kondisi dan situasi
berdasarkan analisa dan asumsi yang seharusnya boleh dikerjakan atau tidak oleh bidan.

f)    Langkah VI. Impelementasi


Implentasi dapat dikerjakan keseluruhan oleh bidan bekerja sama dengan tim kesehatan
lain. Bidan harus bertanggung jawab terhadap tindakan langsung, konsultasi maupun
kolaborasi, implementasi yang efisien akan mengurangi waktu dan biaya perawatan serta
meningkatkan kualitas pelayanan pada klien.

g)   Langkah VII. Evaluasi


Langkah akhir manajemen kebidanan adalah evaluasi. Pada langkah ini,bidan harus
mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien.
(Varney, 1999, hal.25-27)

E.Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)


1.    Data Subyektif
Data atau fakta yang merupakan informasi termasuk biodata, mencakup nama, umur,
tempat tinggal, pekerjaan, status perkawinan, pendidikan serta keluhan-keluhan, diperoleh
dari hasil wawancara langsung pada pasien atau dari keluarga dan tenaga kesehatan lainnya.

2.    Data Obyektif


Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik mencakup inspeksi, palpasi, auskultasi,
perkusi serta pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium dan diagnostik.

3.    Assesment
Merupakan keputusan yang ditegakkan dari hasil perumusan masalah yang mencakup
kondisi, masalah dan prediksi terhadap kondisi tersebut. Penegakan diagnosa kebidanan
dijadikan sebagai dasar tindakan dalam upaya menanggulangi ancaman keselamatan
pasien/klien.

4.    Planning/perencanaan
Rencana kegiatan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh bidan dalam
melakukan intervensi untuk memecahkan masalah pasien/klien.
5.    Pendokumentasian Asuhan Kebidanan. ( Simatupang E.J, 2006, hal.61)
Catatan SOAP menggambarkan ke tujuh langkah pola fikir Varney dalam lima langkah
kompetensi inti bidan sebagian pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.1 : Jenis Pendokumentasian Asuhan Kebidanan


Lima Langkah
Tujuh Langkah dari Kompetensi Inti Soap/Note/ Progres
Helen Varney Bidan Note
Indonesia/APD
1.Pengumpulan data 1.Pengumpulan data 1. Data subjektif
2. Data objektif

2. Identifikasi 2. Identifikasi diagnosa3.Assesment/ diagnose


diagnosa/masalah aktual. masalah
3.Antisipasi diagnosa/
Masalah potensial
4. Menilai perlunya tindakan
segera/ konsultasi/rujukan

5. Menyusun rencana3.Membuat rencana 4.Planning/rencana


tindakan asuhan tindakan
kebidanan a. Konsultasi rujuk
b. Penarikan diagnostik
6. Implementasi asuhan 4. Implementasi c. Pemberian
pengobatan
7. Evaluasi asuhan5. Evaluasi d. Pendidikan kesehatan
kebidanan dan konseling
kesehatan
e. Follow up kesehatan
Sumber : Modul Konsep Asuhan Kebidanan Pusdiknakes, 2000, hal.15

Standar nomeklatur diagnosa kebidanan

a.Diakui dan disakan oleh profesi

b.Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan

c.Memiliki ciri khas kebidanan

d.Di dukung oleh pihak juggement lingkup praktek kebidanan.

Anda mungkin juga menyukai