KELOMPOK 4
Perhitungan BEP
Perhitungan BEP bisa dilakukan dalam bentuk unit atau price tergantung
kebutuhan.
a. Rumus Matematis
1. Break even point dalam unit.
Keterangan :
BEP : Break Even Point
FC : Fixed Cost
VC : Variabel Cost
P : Price per unit
S : Sales Volume
Contoh Soal:
Diketahui PT. TP memiliki usaha di bidang alat perkakas martil dengan
data sebagai berikut :
1. Kapasitas produksi yang mampu dipakai 100.000 unit mesin martil.
2. Harga jual persatuan diperkirakan Rp. 5000,- unit
3. Total biaya tetap sebesar Rp. 150.000.000,- dan total biaya variabel
sebesar Rp.250.000.000,-
Perincian masing-masing biaya adalah sebagai berikut :
1. Fixed Cost
Overhead Pabrik : Rp. 60.000.000,-
Biaya disribusi : Rp. 65.000.000,-
Biaya administrasi : Rp. 25.000.000,-
Total FC : Rp.150.000.000,-
2. Variable Cost
Biaya bahan : Rp. 70.000.000,-
Biaya tenaga kerja : Rp. 85.000.000,-
Overhead pabrik : Rp. 20.000.000,-
Biaya distribusi : Rp. 45.000.000,-
Biaya administrasi : Rp. 30.000.000,-
Total VC : Rp.250.000.000,-
Penyelesaian untuk mendapatkan BEP dalam unit maupun rupiah.
Penyelesaian :
Kapasitas produksi 100.000 unit
Harga jual per unit Rp. 5000,-
Total Penjualan 100.000 unit x Rp 5000,- = Rp. 500.000.000,-
b. Pendekatan Gravik
Kemudian rumus BEP yang kedua yaitu pendekatan grafik
menggambarkan hubungan antara volume penjualan dengan biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan serta laba. Selain itu juga untuk mengetahui
biaya tetap dan biaya variabel dan tingkat kerugian perusahaan. Asumsi
yang digunakan dalam analisis peulang pokok ini adalah bahwa harga jual,
biaya variabel per unit adalah konstan.
Penentuan break even point pada grafik, yaitu pada titik dimana terjadi
persilangan antara garis penghasilan penjualan dengan garis biaya total. dan
Apabila titik tersebut kita tarik garis lurus vertikal ke bawah sampai sumbu X
akan tampak besarnya break even point dalam unit. dan Kalau titik itu ditarik
garus lurus horizontal ke samping sampai sumbu Y, akan tampak besarnya break
even point dalam rupiah.
B. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas dibutuhkan dalam rangka mengetahui sejauh mana
dampak parameter-paremater investasi yang telah ditetapkan sebelumnya boleh
berubah karena adanya faktor situasi dan kondisi selama umur investasi, sehingga
perubahan tersebut hasilnya akan berpengaruh secara signifikan pada keputusan
yang telah diambil.
Tujuan Analisis Sensitivitas :
1. Menilai apa yang akan terjadi dengan hasil analisis kelayakan suatu kegiatan
investasi atau bisnis apabila terjadi perubahan di dalam perhitungan biaya atau
manfaat.
2. Analisis pasca kriteria investasi yang digunakan untuk melihat apa yang akan
terjadi dengan kondisi ekonomi dan hasil analisa bisnis jika terjadi perubahan
atau ketidaktepatan dalam perhitungan biaya atau manfaat.
Jenis Sensitivitas
• Sensivitas terhadap dirinya sendiri sensivitas pada saat kondisi BEP, yaitu saat NPV
= 0 atau AE = 0
• Sensivitas terhadap alternatif lain
Jika terdapat 2 atau lebih alternatif yang harus dipilih mana yang akan dilakukan
Kedua alternatif diposisikan pada kondisi BEP, shg: maka NPVn = NPVn+1
Casf flow
Investasi 1000 jt
Annual Benefit 400 jt
Annual Cost 50 jt
Nilai Sisa 700 jt
Umur Investasi 4 th
Suku Bunga (i) 10%
n
Sensitivitas Investasi saat NPV = 0 atau ∑CFt (FBP)t= 0
t=10
NPV = I + Ab (P/A,i,n) + S(P/F,i,n) – Ac(P/A,i,n)
0 = I + 400 (P/A, 10,4) + 700 (P/F, 10,4) – 50 (P/A, 10,4)
0 = I + 400 (3,170) + 700 (0,6830) – 50 (3,170)
0 = I +1587,6
I = Rp 1587,6 juta
Artinya investasi sensitif pada nilai Rp1.587,6 juta, di many jika biaya investasi
meningkat dari Rp1.000 juta sampai Rp1.587,6 juta invesatasi masih tetap layak, namun
jika kenaikan telah melampaui angka Rpl.587,6 juta, maka investasi dimaksud tidak layak
lagi.
Artinya Annual Benefit akan sensitif pada angka Rp214,63 juta, jika realisasi benefit
lebih kecil dari angka tersebut, maka investasi menjadi tidak feasibel lagi. Jadi,
penurunan benefit hanya dibenarkan sampai angka Rp214,63 juta tersebut.
n
Sensitivitas investasi saat NPV = 0 atau ∑CFt (FBP), = 0
t=0
NPV = I + Ab (P/A,i,n) + S(P/F,i,n) – Ac(P/A,i,n)
Artinya operational cost akan sensitif pada nilai Rp235,36 juta, apabila peningkatan
biaya operasional melebihi angka di atas, investasi yang sebelumnya feasibel akan
berubah menjadi tidak feasibel lagi.
Dengan coba-coba memasukkan nilai "i" dicari nilai NPV mendekati nol:
Jika i=10%
NPV = — 1000+400(P/A,10,4)+700(P/F,10,4)-50(P/A,10,4)
NPV = — 1000+400 (3,170)+700(0,6830)-50(3,170)
NPV = Rp 587,6 juta
Jika i=15%
NPV+
317
Jadi, investasi akan sensitif pada kenaikan suku bunga melebihi nilai 30,18 %.
Suatu rencana investasi menyediakan tiga alternatif dengan perkiraan cash flow
seperti tabel berikut.
Annual Cost 50 jt 75 jt 50 jt
Umur Investasi 4 th 3 th 6 th
Karena umur masing-masing alternatif tidak sama, maka analisis evaluasi sebaiknya dilakukan
dengan metode Annual Ekuivalen (AE), yaitu
AE = ∑CFt (FBA)t
t=0
Dari hasil perhitungan di atas, diketahui alt A >> alt B >> alt C. artinya, A menjadi terbaik
pertama dan B terbaik kedua, sehingga alt A dipilih sebagai keputusan pemilihan. Untuk itu,
perlu dianalisis sejauh mana alternatif A sensitif terhadap alternatif B jika salah satu parameter A
berfluktuasi.
Jika yang diperhatikan sensitivitas investasi A terhadap alternatif B, yaitu: Investasi
A sensitif terhadap alt B jika NPVB=NPVA atau AEB = AEA
AEB = — I (A/P,i,n) + Ab + S (A/F,i,n) — Ac
154,32 = — I (A/P,10,4) + 400 + 700 (A/F, 10,4) — 50 154,32
= — 1 (0.3155) + 400 + 700 (0.2155) — 50 154,32 = — 0.3155
I + 500,85
346,53
346.53
Artinya investasi A sensitif pada nilai Rp 1095,35 juta terhadap alternatif B, dan jika nilai
investasi A melebihi angka tersebut, maka pilihan beralih pada alternatif B.
Dengan cara yang sama, sensitivitas benefit, cost, maupun suku bunga alt A
terhadap alt B dapat dihitung dengan cara yang sama.
Benefit A sensitif terhadap alt B jika NPVB = NPVA atau AEB = AEA
AEB = — I (A/P,i,n) + Ab + S (A/F,i,n) — Ac
154,32 = — 1000 (A/P,10,4) + Ab + 700 (A/F,10,4) — 50
154,32 = — 1000 (0.3155) + Ab + 700 (0.2155) — 50
154,32 = — 214,65 + Ab
Ab = Rp 368,97 juta
Artinya annual benefit A sensitif pada nilai 368,97 rupiah juta terhadap alternatif B, dan jika
annual benefit A kurang dari angka di alas, pilihan beralih pada alternatif B. sekarang dan tahap
kedua setelah tahun ke-6.