Anda di halaman 1dari 3

The Universal Approach dalam MSDM memiliki perbedaan dengan Contingency Aproach.

Uraikan perbedaannya dan kapan sebaiknya digunakan

Jawaban :

Perbedaan The Universal Approach dalam MSDM dengan Contingency Aproach :

The universal Approach :

 Dinyatakan hubungan antara pendekatan SDM dan kinerja


 Membantu peneliti mendokumentasikan manfaat SDM pada semua konteks, ceteris
paribus

Contingency Aproach :

 Sikap strategik organisasi baik memperbesar atau memperkecil dampak praktek SDM
pada kinerja
 Membantu mencari lebih mendalam dalam fenomena yang diturunkan dari teori yang
lebih situasional dan preskriptif untuk praktek manajemen

Penjelasan The universal Approach :

Berbagai penelitian empiris telah menyatakan bahwa praktek-praktekMSDM secara langsung


berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Kegiatan pemilihan dan pelatihan sering kali
berkorelasi dengan produktivitas dan kinerja perusahaan. Tema pokok yang mendasari penelitian
tersebut adalah bahwa perusahaan harus menciptakan high degree of internal consistency, atau
kesesuaian antar kegiatan SDM. Mendukung pandangan sistem SDM dan kesesuaian internal
(internal fit) ditemukan bahwa praktek-praktek difokuskan pada mendorong komitmen karyawan
(misal desentralisasi pengambilan keputusan, pelatihan yang komprehensif, pemberian
penghargaan, dan partisipasi karyawan) berhubungan dengan kinerja yang lebih baik. Di sisi
lain, praktek SDM yang berfokus pada pengendalian, efisiensi, dan pengurangan keahlian dan
keleluasaan berhubungan dengan peningkatan perputaran kerja dan kinerja yang buruk. Selain
itu, investasi dalam kegiatan-kegiatan seperti pemberian insentif atau kompensasi, teknik
pemilihan staf, dan partisipasi karyawan akan menurunkan perputaran kerja, meningkatkan
produktivitas, dan meningkatkan kinerja melalui pengaruh pengembangan keahlian dan motivasi
karyawan. Selain itu, banyak studi yang berfokus pada peningkatan keahlian karyawan melalui
kegiatan SDM seperti pemilihan staf, pelatihan yang komprehensif, dan pengembangan usaha
seperti job rotation dan cross-utilization akan cenderung mempromosikan empowerment,
participative problem solving, dan teamwork with job redesign, group-based incentives, dan
transisi dari pengupahanharian untuk karyawan produksi. Dan logika yang menyatakan
hubungan antara praktek-praktek SDM dengan kinerja perusahaan didukung oleh argumen
teoritis dari berbagai disiplin ilmu. Dari ekonomi mikro, human capital theory menyatakan
bahwa orang memiliki keahlian dan kemampuan yang menyediakan nilai ekonomis bagi
perusahaan. Hal ini dikarenakan investasi perusahaan digunakan untuk meningkatkan keahlian,
pengetahuan, dan kemampuan karyawan. Peningkatan produktivitas yang diturunkan dari human
capital investment tergantung pada kontribusi karyawan terhadapperusahaan. Oleh karena itu,
semakin besar potensi kontribusi karyawan bagi perusahaan, maka semakin besar pula
kemungkinan perusahaan akan menginvestasikannya dalam human capital (melalui kegiatan-
kegiatan MSDM) dan investasi ini akan meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan.
Human capital theory juga menyatakan bahwa praktek-praktek SDM dapat secara langsung
berpengaruh bagi kinerja perusahaan. Selain itu, dari manajemen strategi dan ekonomi
organisasi, teori berdasar sumber daya dari keunggulan sumber daya memfokuskan pada peran
sumber daya internal seperti karyawan yang bermain dalam mengembangkan dan
mempertahankan kemampuan bersaing perusahaan.

Penjelasan Contingency Aproach

Pendekatan ini memandang bahwa tugas manajer adalah mengidentifikasikan teknik mana pada
situasi tertentu, di bawah keadaan tertentu dan pada waktu tertentu akan membantu pencapaian
tujuan manajemen. Perbedaan kondisi dan situasi membutuhkan aplikasi dan teknik manajemen
yang berbeda, karena tidak ada teknik, prinsip dan konsep universal yang dapat diterapkan dalam
seluruh kondisi. Pendekatan ini memasukkan variable-variabel lingkungan dalam analisanya,
karena perbedaan kondisi lingkungan akan memerlukan aplikasi konsep dan teknik manajemen
yang berbeda pula. Melalui pendekatan kontinjensi (contingency approach), pengaruhpraktek-
praktek SDM pada kinerja perusahaan dikondisikan oleh sikap strategik organisasi. Jika
pendekatan perusahaan pada persaingan tergantung pada kemampuan karyawan, kemudian
praktek-praktek SDM akan lebih memungkinkan memiliki dampak pada kinerja. Secara umum,
para peneliti membuat perbedaan antara “low road” strategis yang memfokuskan pada cost
reduction dan “high road” yang memfokuskan pada kualitas, macamatau jenis, dan pelayanan.
Ada tiga strategi utama dalam manufaktur yang berbeda satu sama lain, yaitu cost, quality, dan
flexibility. Setiap strategi, berdasarkan pendapat ahli contingency theory menyatakan bahwa
sesuatu berbeda mengenai peran potensial dari SDM dalam memperbaiki kinerja perusahaan.
Perspektif tersebut menyatakan bahwa sistem SDM yang terbaik adalah tergantung pada strategi
pemanufakturan organisasi. Melalui perspektif perilaku, karakteristik organisasi seperti strategi
yang menghendaki sikap yang unik dan perilaku peran jika kinerja menjadi efektif, dan kegiatan-
kegiatan SDM merupakan alat utama yang digunakan untuk memperoleh dan memperkuat
perilaku karyawan dalam perusahaan. Demikian pula pendapat dari teori pengendalian (control
theory) yang menyatakan bahwa kinerja efektif tergantung pada kesesuaian yang tepat praktek-
praktek SDM dengan konteks administratif yang disusun dengan strategi tertentu. Snell dan
Youndt (1995) menemukan bahwa pengaruh dari input control, behavior control, dan output
control pada sales growth dan return on assets (ROA) adalah tergantung pada kemurnian
hubungan sebab-akibat dan standar kinerja. Meskipun behavioral perspective dan control theory
cenderung memfokuskan perhatian pada pengelolaan perilakukaryawan yang ada dalam usaha
memaksimumkan kinerja, perusahaan juga memfokuskan pada kompetensi manajemen melalui
memperoleh, mengembangkan, dan menggunakan karyawan dengan pengetahuan, keahlian, dan
kemampuan tertentu. Yang lebih khusus lagi, menurut Wright et al. (1995), organisasi
menunjukkan kinerja yang lebih baik bila organisasitersebut merekrut dan memperoleh
karyawan yang memiliki kompetensi yang konsisten dengan strategi organisasi saat ini. Di sisi
lain, organisasi menunjukkan kinerja yang lebih baik ketika mereka mencari strategi yang sesuai
dengan kompetensi karyawan yang ada saat ini. Hal inilah yang mendukung kesesuaian antara
kompetensi SDM dengan strategi untuk mencapai kinerja yang lebih baik.

Sumber :

Buku bmp ekma 4369 hal. 9.17 – hal 9. 20

Anda mungkin juga menyukai