Jawaban :
Contingency Aproach :
Sikap strategik organisasi baik memperbesar atau memperkecil dampak praktek SDM
pada kinerja
Membantu mencari lebih mendalam dalam fenomena yang diturunkan dari teori yang
lebih situasional dan preskriptif untuk praktek manajemen
Pendekatan ini memandang bahwa tugas manajer adalah mengidentifikasikan teknik mana pada
situasi tertentu, di bawah keadaan tertentu dan pada waktu tertentu akan membantu pencapaian
tujuan manajemen. Perbedaan kondisi dan situasi membutuhkan aplikasi dan teknik manajemen
yang berbeda, karena tidak ada teknik, prinsip dan konsep universal yang dapat diterapkan dalam
seluruh kondisi. Pendekatan ini memasukkan variable-variabel lingkungan dalam analisanya,
karena perbedaan kondisi lingkungan akan memerlukan aplikasi konsep dan teknik manajemen
yang berbeda pula. Melalui pendekatan kontinjensi (contingency approach), pengaruhpraktek-
praktek SDM pada kinerja perusahaan dikondisikan oleh sikap strategik organisasi. Jika
pendekatan perusahaan pada persaingan tergantung pada kemampuan karyawan, kemudian
praktek-praktek SDM akan lebih memungkinkan memiliki dampak pada kinerja. Secara umum,
para peneliti membuat perbedaan antara “low road” strategis yang memfokuskan pada cost
reduction dan “high road” yang memfokuskan pada kualitas, macamatau jenis, dan pelayanan.
Ada tiga strategi utama dalam manufaktur yang berbeda satu sama lain, yaitu cost, quality, dan
flexibility. Setiap strategi, berdasarkan pendapat ahli contingency theory menyatakan bahwa
sesuatu berbeda mengenai peran potensial dari SDM dalam memperbaiki kinerja perusahaan.
Perspektif tersebut menyatakan bahwa sistem SDM yang terbaik adalah tergantung pada strategi
pemanufakturan organisasi. Melalui perspektif perilaku, karakteristik organisasi seperti strategi
yang menghendaki sikap yang unik dan perilaku peran jika kinerja menjadi efektif, dan kegiatan-
kegiatan SDM merupakan alat utama yang digunakan untuk memperoleh dan memperkuat
perilaku karyawan dalam perusahaan. Demikian pula pendapat dari teori pengendalian (control
theory) yang menyatakan bahwa kinerja efektif tergantung pada kesesuaian yang tepat praktek-
praktek SDM dengan konteks administratif yang disusun dengan strategi tertentu. Snell dan
Youndt (1995) menemukan bahwa pengaruh dari input control, behavior control, dan output
control pada sales growth dan return on assets (ROA) adalah tergantung pada kemurnian
hubungan sebab-akibat dan standar kinerja. Meskipun behavioral perspective dan control theory
cenderung memfokuskan perhatian pada pengelolaan perilakukaryawan yang ada dalam usaha
memaksimumkan kinerja, perusahaan juga memfokuskan pada kompetensi manajemen melalui
memperoleh, mengembangkan, dan menggunakan karyawan dengan pengetahuan, keahlian, dan
kemampuan tertentu. Yang lebih khusus lagi, menurut Wright et al. (1995), organisasi
menunjukkan kinerja yang lebih baik bila organisasitersebut merekrut dan memperoleh
karyawan yang memiliki kompetensi yang konsisten dengan strategi organisasi saat ini. Di sisi
lain, organisasi menunjukkan kinerja yang lebih baik ketika mereka mencari strategi yang sesuai
dengan kompetensi karyawan yang ada saat ini. Hal inilah yang mendukung kesesuaian antara
kompetensi SDM dengan strategi untuk mencapai kinerja yang lebih baik.
Sumber :