Anda di halaman 1dari 7

NAMA : AZDANIAH Pendidikan Profesi Ners

NIM : P07220420053 Stase : Keperawatan Gerontik

WOC HIPERTENSI pada LANSIA

Pengertian Tanda dan Gejala


Hipertensi merupakan penyakit kronis yang banyak diderita oleh lansia. Berdasarkan JNC 7 (Joint National Commitee) hipertensi ditandai dengan peningkatan tekanan sitolik ≥
a. Mengeluh sakit kepala, pusing
140 mmHg dan/atau diastolik ≥ 90 mmHg. Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau b. Lemas, kelelahan
tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg (Kodim Nasrin, 2003). c. Mudah marah
d. Sesak Nafas
Sekitar 60% hipertensi pada usia lanjut adalah hipertensi sistolik terisolasi (Isolated Systolic Hypertension) dimana terdapat kenaikan tekanan darah sistolik disertai penurunan
e. Gelisah
tekanan darah diastolik. Peningkatan tekanan darah sistolik disebabkan terutama oleh kekakuan arteri atau berkurangnya elastisitas aorta (Manurung, 2018). f. Mual
g. Muntah
h. Epitaksis (mimisan)
i. Kesadaran menurun
Etiologi

Usia diatas 60 tahun


Pemeriksaan Penunjang

Elastisitas dinding aorta menurun a. Pemeriksaan laboratorium


(Hb/Ht, BUN/Kreatinin,
Glukosa, Urinalisa)
b. CT Scan
Katup jantung menebal dan menjadi kaku
c. EKG
d. Foto thorax
Kemampuan jantung memompa darah menurun

Kehilangan elastisitas pembuluh darah

Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

Hipertensi pada Lansia

Perubahan fisik Perubahan kognitif Perubahan mental Perubahan spiritual Perubahan


Psikososial

Lansia dengan Lansia kehilangan Lansia lebih


Resistensi Penurunan Vasokontriksi Spasme penurunan daya Gangguan Depresi tentang
kekuatan dan berfokus pada
pembuluh suplai O2 ke pembuluh arteriol pada ingat kecemasan tentang kondisi hipertensi
ketegapan fisik agama
darah otak otak darah retina kondisi hipertensi yang diderita
meningkat menurun yang diderita
MK : MK : Gangguan MK :
Ketidakpatuhan Citra Tubuh
Peningkatan MK : Afterload diplopia (D.0114) (D.0083) Risiko Distress MK : MK : Keputusasaan
tekanan Risiko meningkat Spiritual(D.0100) Ansietas (D.0088)
pembuluh perfusi (D.0080)
serebral MK : Pemeliharaan MK : Koping tidak
darah otak efektif (D.0096)
tidak efektif MK : MK : Kesehatan Tidak
(D.0017) Penurunan Gangguan Persepsi Efektif (D.0117) MK : Kesiapan MK :
curah jantung Sensori (D.0085) peningkatan Ketidakberdayaan
MK : (D.0008)
Nyeri Akut MK : Defisit koping keluarga (D.0092)
MK : Intoleran pengetahuan (D.0090)
(D.0077) MK : Risiko Jatuh
aktivitas (D.0111)
(D.0143)
(D.0056)

MK : Gangguan
Pola Tidur
(D.0054)

Daftar Pustaka
Kholifah, S. N. (2016). Keperawatan Gerontik. Pertama.

Lusiyana, N. (2020). Skining Pengetahuan dan Deteksi Hipertensi Pada Lansia di Posbindu Kedungpoh , Gunung Kidul. Jurnal Abdimas Madani Dan Lestari, 02(01), 38–45.

Oktora, S. P. D., & Purnawan, I. (2018). Pengaruh Terapi Murottal Al Qur �an terhadap Kualitas Tidur Lansia di Unit Rehabilitasi Sosial Dewanata Cilacap. Jurnal Keperawatan Soedirman, 11(3), 168. https://doi.org/10.20884/1.jks.2016.11.3.710

PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik (Edisi 1).

PPNI. (2018a). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan (Edisi 1).

PPNI. (2018b). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan.

Rispawati, B. H., Halid, S., Ernawati, & Supriyadi. (2020). Pemberian Masase Kepala Dalam Menurunkan Nyeri Kepala Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Desa Dasan Tereng Narmada. Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat
(PKM), 3(1), 162–169.

Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth (edisi dela). EGC.

Sulidah, S., Yamin, A., & Diah Susanti, R. (2016). Pengaruh Latihan Relaksasi Otot Progresif terhadap Kualitas Tidur Lansia. Jurnal Keperawatan Padjadjaran, v4(n1), 11–20. https://doi.org/10.24198/jkp.v4n1.2

Sumartini, N. P., Zulkifli, Z., & Adhitya, M. A. P. (2019). Pengaruh Senam Hipertensi Lansia Terhadap Tekanan Darah Lansia Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Cakranegara Kelurahan Turida Tahun 2019. Jurnal Keperawatan
Terpadu (Integrated Nursing Journal), 1(2), 47. https://doi.org/10.32807/jkt.v1i2.37

Suwarsi, & Chasanah, U. (2017). Pengaruh Terapi Tertawa Terhadap Masalah Keperawatan Ansietas Dan Tekanan Darah Pada Lansia Di BPSTW Yogyakarta Unit Abiyoso DIY. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 1–11.

Yanti, A., & Leniwita, H. (2019). Modul Keperawatan Medikal Bedah II. 46. http://repository.uki.ac.id/2750/1/fmodulKMB2.pdf
Diagnosa
Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan Evidence Based Nursing
Keperawatan
Penurunan curah Luaran Utama : Curah Intervensi Utama : Perawatan
jantung (D.0008) b/d jantung (L.02008) Jantung (I.02075)
perubahan afterload Setelah dilakukan Tindakan :
intervensi selama Observasi
…………, curah jantung - Identifikasi tanda gejala primer
meningkat, dengan dan sekunder penurunan curah
Kriteria hasil : jantung
- Tekanan darah - Periksa tekanan darah dan
membaik frekuensi nadi sebelum dan
- Palpitasi menurun sesudah aktivitas
- Dispnea menurun
- PND menurun Terapeutik
- Ajarkan senam hipertensi
untuk membantu menurunkan
tekanan darah pada lansia
(Sumartini et al., 2019)

Edukasi
- Anjurkan beraktivitas fisik sesuai
toleransi
- Anjurkan beraktivitas fisik
secara bertahap
- Anjurkan berhenti merokok

Kolaborasi
Kolaborasi pemberian aritmia, jika
perlu
Nyeri akut (D.0077) Luaran Utama : Tingkat Intervensi Utama : Manajemen
b/d agen pencedera nyeri (L.08066) nyeri (I.08238)
fisiologis Setelah dilakukan Tindakan :
intervensi selama Observasi
…………, tingkat nyeri - Identifikasi lokasi, karakteristik,
menurun, dengan durasi,frekuensi nyeri
Kriteria hasil : - Identifikasi skala nyeri
- Keluhan nyeri - Identifikasi respon nyeri secara
menurun non verbal
- Meringis menurun
- Sikap protektif Terapeutik
menurun - Berikan teknik non farmakologis
- Gelisah menurun untuk mengurangi rasa nyeri,
- Kesulitan tidur seperti dengan pemberian
membaik masase kepala (Rispawati et
- Frekuensi nadi al., 2020)
membaik - Fasilitasi istirahat dan tidur

Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan
nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri

Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik
Gangguan pola tidur Luaran Utama : Pola Intervensi Utama : Dukungan tidur
(D.0003) b/d tidur (L.05045) (I.05174)
hambatan lingkungan Setelah dilakukan Tindakan :
intervensi selama Observasi
…………, pola tidur - Identifikasi pola aktivitas dan
membaik, dengan tidur
Kriteria hasil : - Identifikasi faktor pengganggu
- Keluhan sering tidur tidur
menurun
- Keluhan sering terjaga Terapeutik
menurun - Modifikasi lingkungan
- Keluhan tidak puas - Ajarkan teknik nonfarmakologi
tidur menurun untuk membantu dukungan
tidur, seperti latihan relaksasi
otot progresif (Sulidah et al.,
2016)

Edukasi
- Jelaskan pentingnya tidur cukup
selama sakit
- Anjurkan menepati kebiasan
waktu tidur
- Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang
mengganggu tidur
Ansietas (D.0080) b/d Luaran Utama : Tingkat Intervensi Utama : Reduksi
krisis situasional Ansietas ( L.09093) ansietas (L.05174)
Setelah dilakukan Tindakan :
intervensi selama Observasi
…………, tingkat - Monitor tanda tanda ansietas
ansietas menurun, (verbal dan non verbal)
dengan Kriteria hasil :
- Verbalisasi Terapeutik
kebingungan menurun - Ciptakan suasana terapeutik
- Verbalisasi khawatir untuk menumbuhkan
terhadap kondisi yang kepercayaan
dihadapi menurun - Pahami situasi yang membuat
- Perilaku gelisah ansietas
menurun - Dengarkan dengan penuh
- Konsentrasi membaik perhatian
- Motivasi mengidentifikasi situasi
yang memicu kecemasan

Edukasi
- Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien
- Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
- Latih tehnik relaksasi, salah
satunya dengan terapi tertawa
(Suwarsi & Chasanah, 2017)
(Kholifah, 2016) (Sumartini et al., 2019)
(Lusiyana, 2020)(Sulidah et al., 2016)(Oktora & Purnawan, 2018)

(Yanti & Leniwita, 2019) (Smeltzer & Bare, 2001) (PPNI, 2018a) (PPNI, 2017)(PPNI, 2018b)

Anda mungkin juga menyukai