1. Menjelaskan kaitan qalbu yang secara bahasa artinya jantung dengan
memahami...mengapa di dalam QS al araaf jantung dikaitkan dengan memahami? Maksudnya memahami yaitu memahami ayat-ayat Al-Qur’an yang Allah berikan untuk umat manusia. Tapi kata “memahami” ini tidak cocok dengan kata “jantung” karena jantung adalah organ yang berfungsi memompa darah untuk meperdarahi seluruh sistem dalam tubuh. Kata “memahami” lebih cocok dengan organ otak, karena otak adalah organ untuk berpikir, menganalis, dan sistem memori atau akal. Bisa juga diartikan kata “memahami” dengan organ jantung yaitu sebagai pusat kehidupan. Yang artinya qalbu merupakan pusat dari dalam diri manusia untuk menaati Allah subhanallahu wa ta’ala. 2. Membuat resume tentang 7 tingkatan nafsu menurut Syekh Muhammad Nawawi Al jawi. a. Nafs al-Amarah (Ambisi) Nafsu ini seperti amarah, makan dan minum atau dorongan hewani, sifatnya angkara murka, pemarah atau sombong, ria, takabur dan ingin menang sendiri. b. Nafs al-lawamah (emosi) Nafsu ini cenderung labil, tidak beraturan, kadang baik kadang buruk tergantung situasi dan kondisi yang dihadapinya, pusat nafsu ini disebelah kiti hati seperti malas, lalai, rakus, iri, lemah. Namun, memiliki kesadaran untuk menyesali perbuatan buruknya pada kondisi ruhaninya diliputi akhlaq fadhillah. c. Nafs al-mulahimah Yaitu, nafsu yang mengilhamkan dua jalan kepada manusia yaitu kejahatan dan ketakwaan. Sifatnya taubat, penyantun dan welas asih. d. Nafs al-muthmainnah Disebut ruh al-insani karena sifatnya yang arif, bijaksana penimbang rasa, tenang dan penuh penguasaan diri. Jiwa ini terbebas dari belenggu hawa nafsu yang rendah dan berada pada ketentraman hakiki. e. Nafs ar-radhiyyah Yaitu nafsu yang ridha dengan segala ketentuan Allah subhanallahu wa ta’ala sifatnya sederhana, tawakal dan zuhud. Hatinya tidak pernah putus mengingat Allah subhanallahu wa ta’ala. f. Nafs al-mardhiyyah Nafsu yang telah memperoleh keridhoan Allah subhanallahu wa ta’ala. Bersifat khusnul khalq pada lahir dan batin. g. Nafs al-kamilah Nafsu yang sempurna rasa cintanya kepada Allah subhanallahu wa ta’ala.