Seni rupa adalah ungkapan ide atau perasaan yang estetis dan bermakna dari senimannya
yang diwujudkan dalam media rupa yang bisa ditangkap dan dirasakan dengan rabaan. Karya
tersebut merupakan hasil pengolahan konsep garis, titik, bentuk, bidang, tekstur, warna dan gelap
terang yang diatur sedemikian rupa dengan prinsip-prinsip tertentu.
Berdasarkan dimensinya, karya seni rupa dibagi dua yaitu karya seni rupa tiga dimensi
yang mempunyai tiga ukuran atau memiliki ruang dan karya seni rupa dua dimensi yang
mempunyai dua ukuran. Dalam pembuatannya tidak jarang para seniman menemui banyak
kesulitan karena kerumitan-kerumitannya, oleh sebab itu karya mereka biasanya akan dihargai
sangat mahal.
Tradisional berasal dari kata “tradisi” yang memiliki arti bahwa suatu kelompok atau
lembaga, kebiasaan, artefak ataupun perilaku yang didasari oleh aturan maupun norma tertentu
baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis dan diturunkan secara turun temurun dari suatu
generasi ke generasi selanjutnya.
Seni rupa tradisional adalah semua hal yang berkaitan dengan nilai-nilai filosofi di dalam
suatu komunitas masyarakat tertentu yang dijaga kemurnian dan keutuhannya secara turun-
temurun. Contohnya adalah ukiran Toraja, patung suku Asmat, batik tulis keraton dan lain
sebagainya. Karya seni rupa tradisional diciptakan dan dibentuk kembali dengan mengikuti
aturan yang ketat berdasarkan sistem yang sesuai dengan keyakinan tertentu yang berada di
masyarakat. Karya seni rupa umumnya ditemukan dan dibuat di daerah yang masih memegang
erat norma atau adat istiadat yang diwariskan para leluhur. Dalam konteks perkembangan seni
rupa di Barat (Eropa), istilah seni rupa tradisional ini menunjukkan pada otoritas penguasa
agama (gereja), raja dan para bangsawan.
Para seniman tradisional menciptakan sebuah karya berdasarkan keinginan atau aturan
yang telah ditetapkan sesuai ”selera” institusi-institusi tersebut dan berlangsung dalam rentang
waktu yang panjang. Perubahan umumnya terjadi pada fungsi dari benda-benda kriya tersebut
semula sebagai benda pakai atau benda-benda pusaka kini dukanan sebagai benda hias atau
cindera mata. Perubahan sistem sosial dan budaya masyarakat serta kemajuan teknologi berperan
besar mempengaruhi perubahan fungsi benda-benda tersebut.
a) Ciri-ciri Seni Rupa Tradisional:
Penciptaannya selalu berdasarkan pada filosofi sebuah aktivitas dalam suatu budaya,
bisa berupa aktivitas religius maupun seremonial/istanasentris
Tidak terpengaruh aliran dalam akademisi dan ruang lingkup seni murni.
wayang
keris-contoh-seni-rupa-tradisional-indonesia-serupa.id
kain-songket-contoh-seni-rupa-tradisional-indonesia-serupa.id
kain-batik-contoh-seni-rupa-tradisional-indonesia
Seni rupa modern adalah karya seni yang mulai muncul sekitar akhir abad ke-19. Seni
rupa modern adalah gaya atau metode seni baru yang tidak lagi mementingkan subyek tertentu.
Seniman modern menjadikan dunia yang dihadapi saat ini sebagai obyek lukisan seolah-olah
obyek tersebut baru diciptakan.
Fungsionalitas diprioritaskan
Kreativitas
Minimalis
Orisinalitas
Rasionalitas
Universal
Kontemporer memiliki arti “kekinian” atau kondisi dan waktunya sama dengan saat ini.
Seni rupa kontemporer adalah sebuah istilah untuk karya seni rupa masa kini.
Seni rupa kontemporer adalah perkembangan seni yang terpengaruh dampak modernisasi. Seni
rupa kontemporer digunakan sebagai istilah umum sejak istilah Contemporary Art berkembang
di Barat sebagai produk seni yang dibuat sejak Perang Dunia II.
Seni rupa kontemporer ini telah berkembang di Indonesia dengan seiring semakin
beragamnya teknik dan medium yang digunakan untuk memproduksi suatu karya seni, juga
karena telah terjadi suatu percampuran antara praktik dari disiplin yang berbeda, pilihan artistik,
dan pilihan presentasi karya yang tidak terikat batas-batas ruang dan waktu.
Tidak terikat dengan aturan atau pakem/pedoman seni rupa zaman dulu
Meleburnya batas-batas antara seni lukis, seni patung, grafis, omong kosong, anarki,
hingga aksi politik