Anda di halaman 1dari 11

PATOFISIOLOGI PERADANGAN PADA

SISTEM RESPIRASI : ISPA

Dosen pengampu :

ANGGI KUSUMA, S.Kep., Ners., M.Kep

Disusun oleh kelompok 5 :

1. Bella Sinta Wati (190101052)

2. Rida Aulia (190101054)

3. Berliyana Dela Putri (190101053)

4. Muhammad Akhyar (190101086)

5. Nur Wahyu (190101087)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU

2021
KATA PENGANTAR

puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala, karena atas berkat dan

limpahan rahmatnyalah makalah tentang " ini dapat terselesaikan dengan baik titik meskipun

masih banyak kekurangan baik dari isi maupun dari cara penyajiannya.

Makalah tentang " patofisiologi peradangan pada sistem respirasi : ISPA" ini adalah

sebagai pemenuhan tugas mata kuliah keperawatan anak bagi semester 4 program studi S1

keperawatan universitas Aisyah Pringsewu.

Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing mata kuliah keperawatan

anak. serta bagi semua pihak yang turut mendukung dalam pembuatan makalah ini.

kami berharap semoga makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam mempelajari materi

tentang patofisiologi peradangan pada sistem respirasi : ISPA. semoga dapat bermanfaat bagi

pembaca dan peneliti lain yang akan menulis tentang tema yang sama, khususnya bagi Kami

sendiri sebagai penyusun.


Daftar isi

JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
1.2Tujuan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)


2.2 Definisi, klasifikasi dan tanda gejala ISPA
2.3 Etiologi, faktor, dan asupan energi
2.4 Pengobatan ISPA

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas) adalah infeksi yang menyerang
organ pernapasan di bagian atas, yaitu hidung, sinus, faring dan laring. ISPA
mencakup: tonsilitis (amandel),sinusitis, rhinitis, laringitis, faringitis. Penyakit ini
disebabkan oleh bakteri, umumnya Streptococcus, Pneumococcus, dan
H.Influenza yang kebanyakan menyerang anak-anak dan balita.
Pengetahuan dan pemahaman tentang infeksi ini menjadi penting di
samping karena penyebarannya sangat luas yaitu melanda bayi, anak-anak dan
dewasa, komplikasinya yang membahayakan serta menyebabkan hilangnya hari
kerja ataupun hari sekolah, bahkan berakibat kematian (khususnya pneumonia).
Penggunaan antibiotik bagi para penderita ISPA menjadi dampak positif,
mengingat penyebab penyakit ISPA sendiri diakibatkan oleh mikroorganisme.
Akan tetapi, penggunaan antibiotik yang kurang tepat dapat menyebabkan
resistensi pasien terhadap bakteri tersebut. Oleh karena itu, pentingnya membahas
obat-obat golongan antibiotic yang dapat diberikan bagi penderita ISPA.

1.2 Tujuan Masalah


1. Mengetahui apa itu ISPA ?
2. Bagaimana cara penobatannya ?
3. Resikonnya apa saja ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

A. Pengertian ISPA
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan istilah yang diadaptasi
dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI). Istilah ISPA
meliputi tiga unsur yakni, infeksi, saluran pernapasan dan akut, dengan pengertian
sebagai berikut:

a. Infeksi adalah masuknya, tumbuh dan berkembangbiaknya kuman atau


mikroorganisme ke dalam tubuh manusia
b. Saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta
organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA
secara anatomis mencakup saluran pernapasan bagian atas, saluran pernapasan
bagian bawah (termasuk jaringan paru-paru). Dengan batasan ini, jaringan
paru termasuk dalam saluran pernapasan (respiratory tract).
c. Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14
hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa
penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung
lebih dari 14 hari (Depkes RI, 1994 dalam Mairusnita, 2009).

Dengan demikian ISPA adalah infeksi yang berlangsung sampai 14 hari,


dimana secara klinis suatu tanda dan gejala akut akibat infeksi yang terjadi di
setiap bagian saluran pernapasan dengan berlangsung tidak lebih dari14 hari.

B. Etiologi ISPA
Infeksi saluran pernapasan akut merupakan kelompok penyakit yang
komplek dan heterogen, yang disebabkan oleh berbagai etiologi. Etiologi ISPA
terdiri dari 300 lebih jenis virus, bakteridan rickettsia serta jamur. Virus penyebab
ISPA antara lain golongan Miksovirus (termasuk didalamnya virus influenza,
virus para-influensa), Adenovirus, Koronavirus, Pikonavirus, Mikoplasma,
Herpesvirus. Bakteri penyebab ISPA antara lain Streptokokus hemolitikus,
stafilokokus, Pneumokokus, Hemofilus influenza, Bordetella pertusis,
Korinebakterium diffteria. Ricketsia penyebab ISPA adalah Koksiela burnetti.
Jamur penyebab ISPA adalah Kokiodoides imitis, Histoplasma kapsulatum,
Blastomises dermatitidis, Aspergilus, Fikomesetes.
2.2 Definisi, klasifikasi dan tanda gejala ISPA

A. Cara Penularan ISPA

Salah satu penularan ISPA adalah melalui udara yang tercemardan masuk
ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan. Adanya bibit penyakit di udara umumnya
berbentuk aerosolyakni suatu suspense yang melayang di udara, dapat seluruhnya berupa
bibit penyakit atau hanya sebagian daripadanya. Adapun bentuk aerosol dari penyebab
penyakit tersebut ada 2, yakni: droplet nuclei (sisa dari sekresi saluran pernapasan yang
dikeluarkan dari tubuh secara droplet dan melayang di udara) dan dust (campuran antara
bibit penyakit yang melayang di udara)

B. Klasifikasi Penyakit ISPA


Dalam penentuan klasifikasi penyakit dibedakan atas 2 kelompok yaitu
kelompok untuk umur 2 bulan - < 5 tahun dan kelompok umur < 2 bulan. Untuk
kelompok umur 2 bulan - < 5 tahun klasifikasi dibagi atas:
a) Pneumonia berat
1) Umur 2 bulan - < 5 tahun
Didasarkan adanya batuk atau kesukaran bernapas disertai nafas
sesak atau tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (chest
indrawing)
2) Umur < 2 bulan
Didasarkan adanya nafas cepat (fast breathing) yaitu frekuensi
pernapasan 60 kali per menit atau lebih, adanya tarikan yang kuat
pada dinding dada bagian bawah ke dalam (severe chest
indrawing).
b) Pneumonia
Untuk klasifikasi pneumonia adalah sebagai berikut:
1) Umur 2 bulan - < 1 tahun
Didasarkan pada adanya batuk atau kesukaran bernapas disertai
adanya frekuensi napas dengan napas cepat (fast breathing 50 kali
per menit).
2) Umur 1 - < 5 tahun
Didasarkan pada adanya batuk atau kesulitan bernapas disertai
frekuensi napas dengan batas napas cepat (fast breathing 40 kali
per menit).
c) Bukan pneumonia
Klasifikasi bukan pneumonia mencakup kelompok penderita bayi dan balita
dengan batuk yang tidak menunjukkan gejala peningkatan frekuensi napas dan
tidak menunjukkan adanya tarikan dinding dada bagian bawah kedalam.
Dengan demikian klasifikasi bukan pneumonia mencakup penyakit-penyakit
ISPA lain diluar Pneumonia seperti batuk pilek bukan pneumonia (common
cold, pharyngitis, tonsillitis, otitis). Pola tatalaksana ISPA hanya dimaksudkan
untuk tatalaksana penderita Pneumonia berat, Pneumonia dan batuk bukan
Pneumonia. Sedangkan penyakit ISPA lain seperti nasopharyngitis, sinusitis,
dan otitis sesuai standar

C. Tanda dan Gejala ISPA


Tanda dan gejala infeksi saluran pernapasan akut biasannya akan menetap
selama 1-2 minggu. setelah itu kondisi anak akan mereda dengan sendirinnya.
selama sakit, anak perlu di rawat di rumah agar ia dapat beristirahat dengan lebih
nyaman. meski dapat membaik sendiri, ISPA pada anak perlu di waspadai jika
semakin lama semaakin parah atau di sertai gejala berikut:
1. sesak nafas
2. nafas berbunyi
3. nyeri di bagian dada atau perut
4. kejang
5. penurunan kesadaran
6. bibir dan kuku tamak kebiruan
7. kulit menjadi pucat dan teraba dingin
8. gangguan pencernaan, seperti mual, muntah dan diare
jika terdapat beberapa gejala tersebut maka, bisa jadi ISPA pada anak sudah
menyebabkan komplikasi yang kebih berat, seperti dehidrasi, pneumonia, dan
bronkitis. kondisi – kondisi tersebut perlu segera di tangani.
2.3 Etiologi, faktor, dan asupan energi

A. Etiologi
iveksi saluran pernafasan atas di sebabkan oleh bakteri dan virus yang
jumlahnnya lebih dari 300 macam. infeksi infeksi saluran pernafasan bawah
erutama peumonia di sebabkan oleh bakteri dari genus streptokokus, koronavirus,
pnemokokus dan virus mokrovirus. berdasarkan penelitian viris yang paling sering
menyebabkan ISPA pada anak adalah invluenza-A, adenovirus dan parainfluenza
virus. berdasarkan hasil penelitian Imran et al. menjelaskan bawah penbeab utama
penyakit ISPA adalah virus, tetapi pada bakteri maupun inveksi sekunder ataupun
primer dapat memberikan manifestasi klinis yang lebih berbahaya. kontak
terhadap virus dapat mencaapai 75-80% akan tetapi seperempatya saja yang
menjadi sakit aatu yang menimbulkan gejala klinis setelah beberapa hari atau
bulan.

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyakit ISPA

a) Faktor Agent (Bibit Penyakit)


Infeksi saluran pernapasan akut dapat disebabkan oleh virus, bakteri
maupun riketsia, sedangkan infeksi bakterial merupakan infeksi virus yang
disertai infeksi bakteri sekunder terutama bila ada epidemi atau pandemi.
Kuman penyebab infeksi saluran pernapasan atas yang sering adalah
disebabkan oleh virus yaitu Adenovirus dan Miksovirus. Sementara
itu, kuman penyebab infeksi saluran pernapasan bagian bawah sebagian
besar penyebabnya adalah bakteri yaitu Streptokokus pneumonia dan
Haemophylus influenza
b) Faktor Host (Pejamu)
1) Umur
Pada profil kesehatan DIY 2013 prevalensi ISPA tertinggi ada pada
kelompok umur 1-4 tahun sedangkan prevalensi pneumonia tertinggi
ada pada kelompok umur 12-23 bulan.
2) Jenis Kelamin
Berdasarkan pada Pedoman Rencana Kerja Jangka Menengah Nasional
Penanggulangan Pneumonia Balita Tahun 2005-2009, anak laki-laki
memiliki resiko lebih tinggi dari pada anak perempuan untuk terkena
ISPA.
c) Faktor Environment (Lingkungan)
Faktor lingkungan memegang peranan yang cukup penting dalam
menentukan terjadinya proses interaksi antara penjamu dengan unsur
penyebab dalam proses terjadinya penyakit. Secara garis besarnya,
faktor lingkungan terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan biologis
dan lingkungan social.

2.4 Pengobatan ISPA


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
ISPA adalah penyakit yang di sebabkan oleh virus da bakteri, dan anak-
anak sangat rentan terkena ispa, maka dari itu harus ada pengetahuan
khusus terhadap anak yang terkena ISPA, ISPA juga memiliki faktor dan
resikonnya

3.2 Saran
Di harapkan mahasiswa dapat lebih mempelajari mengenai keperawatan
anak dalam penannganan dan upaya keperawatan pada pasien anak. Mohon
maaf jika makalah yang kami buat memiliki banyak kekurangan untuk
selanjutnya kami akan mengusahakan membuat sebaik – baiknnya.
DAFTAR PUSTAKA

www.alodokter.com
Mardiah, Wiwi. 2018. Interverensi Keperawatan Inveksi Saluran Pernafasan Pada
Anak di Bawah Usia Lima Tahun. vol.7. No 4
Utami, Wuri. 2018. Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta : PT. Leutika
Nouvarelita
Diniyah, Wildani Dwi. 2019. Faktor Resiko Kejiadian Ispa Pada Anak Balita
Diwilayah Kerja. sulawesi tengah. vol 1. no 1

Anda mungkin juga menyukai