Ini Penjelasannya Ketika masa MPASI, sebagian orang tua merasa bingung untuk memberi biskuit bayi
karena takut si Kecil tak dapat mencernanya dengan baik. Namun, bolehkah memberi
biskuit pada bayi?
Umumnya biskuit bayi mengandung gula yang bisa merusak giginya
Ketika memasuki masa MPASI, Anda mungkin tidak sabar untuk mulai memperkenalkan berbagai makanan padat pada bayi, salah satunya adalah biskuit bayi Biskuit bayi merupakan asupan yang bisa ditemukan dengan mudah di berbagai pusat perbelanjaan hingga minimarket. Biskuit ini umumnya juga tersedia dalam berbagai varian rasa sehingga menjadi makanan bayi instan yang cukup populer.
Alasan mengapa Anda sebaiknya tidak memberikan
biskuit bayi di awal masa MPASI Anda pun mungkin tergoda untuk memberikan si Kecil biskuit karena rasanya yang lezat dan bisa larut dengan mudah dalam susu. Akan tetapi, biskuit bukanlah makanan pengganti yang sehat untuk bayi. Biskuit bayi bahkan tidak memberi nutrisi yang cukup untuk menunjang pertumbuhan si Kecil. Berikut beberapa alasan lain mengapa Anda sebaiknya tidak memberi biskuit bayi pada masa awal MPASI:
Dibuat dari tepung terigu yang sulit dicerna oleh bayi
Semua biskuit memiliki komponen utama tepung terigu olahan atau maida. Tepung terigu olahan tersebut tidak mengandung nutrisi dan membutuhkan waktu yang lama untuk dicerna. Hal ini bisa membuat sistem pencernaan bayi bekerja terlalu keras. Jadi, hindarilah memberi biskuit bayi yang terbuat dari tepung olahan.
Mengandung lemak trans
Lemak trans merupakan jenis lemak tertentu yang digunakan dalam makanan olahan untuk mempertahankan rasa, bentuk, dan konsistensi. Akan tetapi, lemak ini juga bisa menyebabkan ketidakseimbangan kadar kolesterol baik dan jahat dalam tubuh sehingga dapat menimbulkan masalah kesehatan, seperti gangguan penglihatan, diabetes, obesitas, dan lainnya. Terdapat zat aditif di dalamnya Biskuit bayi membutuhkan bahan pengawet, seperti BHA dan BHT, agar tidak cepat rusak. Zat kimia tersebut dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker. Di samping itu, biskuit juga membutuhkan agen pengembang yang dapat menyebabkan naiknya asam lambung pada bayi dan balita.
Memicu sembelit pada bayi
Biskuit hampir tidak memiliki serat makanan di dalamnya. Terlalu banyak mengonsumsinya bisa menyebabkan sembelit parah pada bayi hingga menyebabkan komplikasi serius, seperti fisura ani, muntah, adanya darah dalam feses, dan lainnya.
Mengandung gula terlalu banyak
Makanan olahan seperti biskuit mengandung gula dalam jumlah yang tinggi. Selain memberi rasa menjadi lebih sedap, gula yang digunakan juga dapat menahan kelembapan sehingga mencegah biskuit mengering ketika bersentuhan dengan udara. Memberi makanan yang kaya akan gula bisa menyebabkan kecanduan dan berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan gigi bayi.
Menjadi pemicu alergi
Umumnya, biskuit mengandung gluten dan soy lecithin yang dapat menjadi pemicu alergi pada sebagian bayi. Reaksi alergi yang muncul bisa saja ringan atau bahkan berat, seperti ruam kulit hingga kesulitan bernapas. Akan lebih baik jika Anda mengganti biskuit bayi dengan makanan sehat, seperti sayur-sayuran atau buah-buahan. Apabila Anda tidak punya pilihan lain, sebaiknya berikan biskuit sehat yang dibuat sendiri dengan bahan-bahan alami, seperti almond, gandum, kismis, dan semacamnya ketika bayi sudah mulai mahir makan.Perhatikan juga ukuran biskuitnya, jangan memberikan biskuit berukuran kecil, pastikan biskuitnya bisa digenggam agar tidak langsung semua dimasukkan mulut anak dan menyebabkan tersedak.Jangan juga memberikan makanan atau minuman kepada anak-anak ketika mereka sedang berlari, bermain, menangis atau tertawa dan selalu perhatikan anak saat mereka makan.
Makanan lain yang harus dihindari bayi
Selain biskuit, ada beberapa makanan lain yang sebaiknya dihindari oleh bayi karena tak baik untuk pertumbuhannya hingga bisa menyebabkan masalah kesehatan. Adapun makanan tersebut, di antaranya:
Keripik dan crackers asin
Keripik dan crackers umumnya mengandung banyak garam. Padahal kebutuhan bayi akan garam hanya kurang dari 1 gram per hari. Ginjal kecilnya tentu akan kewalahan mencerna garam berlebih tersebut. Oleh sebab itu, hindarilah memberi bayi makan makanan yang mengandung banyak garam.
Makanan siap saji untuk anak-anak dan orang dewasa
Makanan siap saji untuk anak-anak dan orang dewasa mengandung lebih banyak gula dan garam. Ini tentu tidak cocok untuk dijadikan sebagai asupan si Kecil karena bisa menyebabkan berbagai masalah pada pencernaannya.
Makanan manis dan coklat
Makanan manis dan coklat penuh dengan kalori kosong sehingga tak akan memberi nutrisi yang cukup untuk bayi. Selain itu, gula juga tak baik untuk pertumbuhan gigi baru si Kecil. Pastikan juga untuk tidak memberikan bayi minuman ringan atau bersoda karena mengandung pemanis buatan dan kafein yang tak baik untuk tubuhnya. Jika Anda bingung dalam menentukan MPASI untuk si Kecil, Anda dapat mencari referensi dari situs-situs kesehatan terpercaya atau berkonsultasi dengan dokter. Umumnya biskuit bayi mengandung gula yang bisa merusak giginya Ketika memasuki masa MPASI, Anda mungkin tidak sabar untuk mulai memperkenalkan berbagai makanan padat pada bayi, salah satunya adalah biskuit bayi Biskuit bayi merupakan asupan yang bisa ditemukan dengan mudah di berbagai pusat perbelanjaan hingga minimarket. Biskuit ini umumnya juga tersedia dalam berbagai varian rasa sehingga menjadi makanan bayi instan yang cukup populer.
Alasan mengapa Anda sebaiknya tidak memberikan
biskuit bayi di awal masa MPASI Anda pun mungkin tergoda untuk memberikan si Kecil biskuit karena rasanya yang lezat dan bisa larut dengan mudah dalam susu. Akan tetapi, biskuit bukanlah makanan pengganti yang sehat untuk bayi. Biskuit bayi bahkan tidak memberi nutrisi yang cukup untuk menunjang pertumbuhan si Kecil. Berikut beberapa alasan lain mengapa Anda sebaiknya tidak memberi biskuit bayi pada masa awal MPASI:
Dibuat dari tepung terigu yang sulit dicerna oleh bayi
Semua biskuit memiliki komponen utama tepung terigu olahan atau maida. Tepung terigu olahan tersebut tidak mengandung nutrisi dan membutuhkan waktu yang lama untuk dicerna. Hal ini bisa membuat sistem pencernaan bayi bekerja terlalu keras. Jadi, hindarilah memberi biskuit bayi yang terbuat dari tepung olahan.
Mengandung lemak trans
Lemak trans merupakan jenis lemak tertentu yang digunakan dalam makanan olahan untuk mempertahankan rasa, bentuk, dan konsistensi. Akan tetapi, lemak ini juga bisa menyebabkan ketidakseimbangan kadar kolesterol baik dan jahat dalam tubuh sehingga dapat menimbulkan masalah kesehatan, seperti gangguan penglihatan, diabetes, obesitas, dan lainnya. Terdapat zat aditif di dalamnya Biskuit bayi membutuhkan bahan pengawet, seperti BHA dan BHT, agar tidak cepat rusak. Zat kimia tersebut dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker. Di samping itu, biskuit juga membutuhkan agen pengembang yang dapat menyebabkan naiknya asam lambung pada bayi dan balita.
Memicu sembelit pada bayi
Biskuit hampir tidak memiliki serat makanan di dalamnya. Terlalu banyak mengonsumsinya bisa menyebabkan sembelit parah pada bayi hingga menyebabkan komplikasi serius, seperti fisura ani, muntah, adanya darah dalam feses, dan lainnya.
Mengandung gula terlalu banyak
Makanan olahan seperti biskuit mengandung gula dalam jumlah yang tinggi. Selain memberi rasa menjadi lebih sedap, gula yang digunakan juga dapat menahan kelembapan sehingga mencegah biskuit mengering ketika bersentuhan dengan udara. Memberi makanan yang kaya akan gula bisa menyebabkan kecanduan dan berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan gigi bayi.
Menjadi pemicu alergi
Umumnya, biskuit mengandung gluten dan soy lecithin yang dapat menjadi pemicu alergi pada sebagian bayi. Reaksi alergi yang muncul bisa saja ringan atau bahkan berat, seperti ruam kulit hingga kesulitan bernapas. Akan lebih baik jika Anda mengganti biskuit bayi dengan makanan sehat, seperti sayur-sayuran atau buah-buahan. Apabila Anda tidak punya pilihan lain, sebaiknya berikan biskuit sehat yang dibuat sendiri dengan bahan-bahan alami, seperti almond, gandum, kismis, dan semacamnya ketika bayi sudah mulai mahir makan.Perhatikan juga ukuran biskuitnya, jangan memberikan biskuit berukuran kecil, pastikan biskuitnya bisa digenggam agar tidak langsung semua dimasukkan mulut anak dan menyebabkan tersedak.Jangan juga memberikan makanan atau minuman kepada anak-anak ketika mereka sedang berlari, bermain, menangis atau tertawa dan selalu perhatikan anak saat mereka makan.
Makanan lain yang harus dihindari bayi
Selain biskuit, ada beberapa makanan lain yang sebaiknya dihindari oleh bayi karena tak baik untuk pertumbuhannya hingga bisa menyebabkan masalah kesehatan. Adapun makanan tersebut, di antaranya: Keripik dan crackers asin Keripik dan crackers umumnya mengandung banyak garam. Padahal kebutuhan bayi akan garam hanya kurang dari 1 gram per hari. Ginjal kecilnya tentu akan kewalahan mencerna garam berlebih tersebut. Oleh sebab itu, hindarilah memberi bayi makan makanan yang mengandung banyak garam. Makanan siap saji untuk anak-anak dan orang dewasa Makanan siap saji untuk anak-anak dan orang dewasa mengandung lebih banyak gula dan garam. Ini tentu tidak cocok untuk dijadikan sebagai asupan si Kecil karena bisa menyebabkan berbagai masalah pada pencernaannya. Makanan manis dan coklat Makanan manis dan coklat penuh dengan kalori kosong sehingga tak akan memberi nutrisi yang cukup untuk bayi. Selain itu, gula juga tak baik untuk pertumbuhan gigi baru si Kecil. Pastikan juga untuk tidak memberikan bayi minuman ringan atau bersoda karena mengandung pemanis buatan dan kafein yang tak baik untuk tubuhnya. Jika Anda bingung dalam menentukan MPASI untuk si Kecil, Anda dapat mencari referensi dari situs-situs kesehatan terpercaya atau berkonsultasi dengan dokter.