Sistem saraf motorik terbagi ke dalam dua bagian, yaitu sistem saraf motorik bagian
atas yang terdapat di otak dan sistem saraf motorik bagian bawah yang terletak di
sumsum tulang belakang.
Saraf motorik atas berfungsi mengirim sinyal dari otak ke sumsum tulang belakang,
sedangkan saraf motorik bawah melanjutkan sinyal yang dikirim dari otak ke seluruh
saraf-saraf pada otot.
Sinyal yang dikirim tadi berfungsi untuk mengatur gerakan otot, mulai dari berjalan,
berbicara, menggenggam, menelan sampai bernapas. Jika fungsi saraf motorik ini
terganggu, maka penderita akan kesulitan dalam melakukan aktivitas tersebut.
ALS atau Lou Gehrig’s disease adalah jenis penyakit saraf motorik yang menyerang
saraf motorik atas dan bawah. Belum diketahui apa yang menyebabkan ALS, tetapi ada
dugaan kondisi ini terkait dengan faktor genetik, keturunan, dan lingkungan.
PLS adalah jenis penyakit saraf motorik yang menyerang saraf motorik atas. Belum
diketahui apa yang menyebabkan PLS pada orang dewasa. Namun, pada anak-anak,
penyakit ini disebabkan oleh mutasi pada gen ALS2, yaitu gen penghasil protein yang
dibutuhkan sel saraf motorik atas agar dapat bekerja dengan baik.
PMA menyerang saraf motorik bawah dan sampai saat ini belum diketahui
penyebabnya. Penyakit ini lebih sering terjadi pada pria.
SMA disebabkan oleh kelainan pada gen SMN1, yaitu gen penghasil protein yang
penting bagi kelangsungan hidup sel saraf motorik. SMA merupakan penyakit saraf
motorik yang menyerang saraf motorik bawah.
5. Progressive bulbar palsy (PBP)
PBP menyerang saraf motorik bawah yang terhubung dengan batang otak. Belum
diketahui apa yang menyebabkan progressive bulbar palsy pada orang dewasa, tetapi
pada anak-anak, PBP disebabkan oleh mutasi pada gen SLC52A.
6. Pseudobulbar palsy
Pseudobulbar palsy disebabkan oleh gangguan pada saraf yang membawa sinyal
dari cerebral cortex ke area batang otak bagian bawah.
7. Penyakit Kennedy
8. Sindrom pascapolio
Sindrom pascapoliso terjadi ketika sel saraf yang sudah lemah akibat
penyakit polio menjadi rusak akibat proses penuaan atau penyakit lain.
Penyakit saraf motorik dapat terjadi pada siapa saja, tetapi ada beberapa faktor yang
diduga dapat meningkatkan risiko seseorang menderita penyakit ini. Faktor-faktor itu
meliputi:
Gejala Penyakit Saraf Motorik
Gejala penyakit saraf motorik tergantung pada saraf motorik yang terserang. Biasanya,
gejala ini muncul secara bertahap sehingga akan sulit dikenali pada awalnya. Beberapa
gejala umum yang dialami penderita penyakit saraf motorik adalah:
Segera periksakan diri Anda ke dokter jika Anda merasa mengalami gejala di atas,
terutama jika ada riwayat penyakit saraf motorik pada keluarga Anda. Dengan diagnosis
dan pengobatan yang tepat, Anda dapat menjalani hidup dan beraktivitas dengan lebih
baik meski menderita penyakit ini.
Diagnosis Penyakit Saraf Motorik
Dokter akan menanyakan gejala serta riwayat penyakit kepada pasien dan
keluarganya, lalu melakukan pemeriksaan fisik. Setelah itu, dokter akan melakukan
pemeriksaan saraf.
Pemeriksaan saraf bertujuan untuk mengukur kemampuan motorik dan sensorik, daya
penglihatan, kemampuan mendengar dan berbicara, keseimbangan tubuh, fungsi saraf,
koordinasi gerak, kondisi mental, serta perubahan perilaku dan mood pasien.
Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan gejala yang
dialami pasien disebabkan oleh penyakit saraf motorik. Pemeriksaan tersebut antara
lain:
Elektromiografi (EMG), untuk melihat kelainan pada saraf motorik bagian bawah
dengan mengukur aktivitas listrik otot saat beraktivitas dan beristirahat
Tes konduksi saraf, untuk mengukur kecepatan gerak sinyal listrik di saraf-saraf
tubuh, sekaligus menyingkirkan kemungkinan gejala disebabkan oleh neuropati
perifer
Tes sampel darah, untuk mengukur kadar kreatin kinase, yaitu jenis protein yang
dibutuhkan untuk menghasilkan kontraksi otot
Tes cairan serebrospinal (cairan otak dan tulang belakang), untuk menyingkirkan
kemungkinan gejala yang dialami pasien terjadi akibat infeksi atau peradangan
Pemindaian magnetic resonance imaging (MRI), untuk mengetahui kondisi organ
dalam pasien secara keseluruhan
Biopsi (pengambilan sampel jaringan) otot atau saraf, untuk mengetahui tingkat
kerusakan otot
Pemeriksaan genetik, untuk mendeteksi kelainan pada gen
Pengobatan Penyakit Saraf Motorik
Penyakit saraf motorik (PSM) belum dapat diobati, tetapi dokter dapat melakukan
beberapa penanganan untuk meredakan gejala dan menekan tingkat keparahan
penyakit saraf motorik.
Metode penanganan yang bisa dilakukan dokter antara lain dengan pemberian obat-
obatan, seperti:
Selain dengan memberikan obat-obatan, dokter juga bisa melakukan sejumlah terapi
berikut:
Terapi fisik (fisioterapi), terapi okupasi, atau terapi wicara, untuk memperbaiki
postur tubuh, mencegah kaku sendi, memperlambat perkembangan penyakit,
dan meningkatkan kemampuan mengunyah, menelan, serta berbicara
Penggunaan alat bantu napas, untuk mencegah sleep apnea di malam hari dan
membantu pasien yang kesulitan bernapas akibat pelemahan otot pernapasan
Pengaturan pola makan dan pemasangan selang makan, untuk membantu
pasien yang mengalami kesulitan menelan
Komplikasi Penyakit Saraf Motorik
Penyakit saraf motorik merupakan penyakit yang seiring waktu dapat berkembang
menjadi lebih parah. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat penyakit saraf
motorik adalah:
Sembelit
Infeksi saluran kemih
Pneumonia
Depresi
Gagal napas
Kelumpuhan
Kematian
Pencegahan Penyakit Saraf Motorik
Seperti telah dijelaskan di atas, sebagian besar penyakit saraf motorik tidak diketahui
penyebabnya. Oleh karena itu, mencegah penyakit ini merupakan hal yang sulit
dilakukan.
Namun, bila Anda memiliki keluarga dengan riwayat penyakit saraf motorik, Anda bisa
mengetahui seberapa besar risiko Anda terserang penyakit ini dan menurunkannya ke
anak Anda, dengan melakukan pemeriksaan ke dokter.