Anda di halaman 1dari 7

Penyakit Saraf Motorik

Penyakit saraf motorik adalah kondisi ketika saraf motorik mengalami


kerusakan. Kondisi saraf motorik yang rusak dapat menyebabkan
penderitanya sulit berjalan, berbicara, bahkan bernapas.

Sistem saraf motorik terbagi ke dalam dua bagian, yaitu sistem saraf motorik bagian
atas yang terdapat di otak dan sistem saraf motorik bagian bawah yang terletak di
sumsum tulang belakang.

Saraf motorik atas berfungsi mengirim sinyal dari otak ke sumsum tulang belakang,
sedangkan saraf motorik bawah melanjutkan sinyal yang dikirim dari otak ke seluruh
saraf-saraf pada otot.
Sinyal yang dikirim tadi berfungsi untuk mengatur gerakan otot, mulai dari berjalan,
berbicara, menggenggam, menelan sampai bernapas. Jika fungsi saraf motorik ini
terganggu, maka penderita akan kesulitan dalam melakukan aktivitas tersebut.

Penyebab Penyakit Saraf Motorik

Penyebab penyakit saraf motorik bisa berbeda-beda, tergantung pada jenis


penyakitnya. Berikut ini adalah penjelasan mengenai jenis-jenis penyakit saraf motorik
dan penyebabnya:

1. Amyotrophic lateral sclerosis (ALS)

ALS atau Lou Gehrig’s disease adalah jenis penyakit saraf motorik yang menyerang
saraf motorik atas dan bawah. Belum diketahui apa yang menyebabkan ALS, tetapi ada
dugaan kondisi ini terkait dengan faktor genetik, keturunan, dan lingkungan.

2. Primary lateral sclerosis (PLS)

PLS adalah jenis penyakit saraf motorik yang menyerang saraf motorik atas. Belum
diketahui apa yang menyebabkan PLS pada orang dewasa. Namun, pada anak-anak,
penyakit ini disebabkan oleh mutasi pada gen ALS2, yaitu gen penghasil protein yang
dibutuhkan sel saraf motorik atas agar dapat bekerja dengan baik.

3. Progressive muscular atrophy (PMA)

PMA menyerang saraf motorik bawah dan sampai saat ini belum diketahui
penyebabnya. Penyakit ini lebih sering terjadi pada pria.

4. Spinal muscular atrophy (SMA)

SMA disebabkan oleh kelainan pada gen SMN1, yaitu gen penghasil protein yang
penting bagi kelangsungan hidup sel saraf motorik. SMA merupakan penyakit saraf
motorik yang menyerang saraf motorik bawah.
5. Progressive bulbar palsy (PBP)

PBP menyerang saraf motorik bawah yang terhubung dengan batang otak. Belum
diketahui apa yang menyebabkan progressive bulbar palsy pada orang dewasa, tetapi
pada anak-anak, PBP disebabkan oleh mutasi pada gen SLC52A.

SLC52A sendiri merupakan gen yang memberikan instruksi ke tubuh untuk


memproduksi protein yang dibutuhkan saraf motorik bawah untuk bisa berfungsi
dengan baik.

6. Pseudobulbar palsy

Pseudobulbar palsy disebabkan oleh gangguan pada saraf yang membawa sinyal
dari cerebral cortex ke area batang otak bagian bawah.

7. Penyakit Kennedy

Penyakit Kennedy merupakan jenis penyakit saraf motorik yang menyerang saraf


motorik bawah. Penyakit ini disebabkan oleh mutasi gen AR di kromosom X yang
diturunkan dari orang tua.

8. Sindrom pascapolio

Sindrom pascapoliso terjadi ketika sel saraf yang sudah lemah akibat
penyakit polio menjadi rusak akibat proses penuaan atau penyakit lain.

Faktor Risiko Penyakit Saraf Motorik

Penyakit saraf motorik dapat terjadi pada siapa saja, tetapi ada beberapa faktor yang
diduga dapat meningkatkan risiko seseorang menderita penyakit ini. Faktor-faktor itu
meliputi:

 Berusia 40–70 tahun


 Memiliki riwayat penyakit polio
 Menderita stroke, multiple sclerosis, atau gangguan saraf otak
 Memiliki keluarga dengan riwayat penyakit saraf motorik
 Paparan zat beracun, seperti logam berat, merkuri, arsenik, kromium, timbal, dan
pestisida

Gejala Penyakit Saraf Motorik

Gejala penyakit saraf motorik tergantung pada saraf motorik yang terserang. Biasanya,
gejala ini muncul secara bertahap sehingga akan sulit dikenali pada awalnya. Beberapa
gejala umum yang dialami penderita penyakit saraf motorik adalah:

 Gangguan bicara, mengunyah dan menelan


 Tertawa atau menangis tanpa sebab dan sulit dihentikan
 Otot terasa kaku, tegang, dan sering berkedut tidak terkendali
 Genggaman tangan melemah, sehingga penderita sering menjatuhkan barang
 Tungkai melemah, menyebabkan penderita sulit berjalan dan sering terjatuh
 Gangguan pernapasan yang berisiko menyebabkan gagal napas

Kapan harus ke dokter

Segera periksakan diri Anda ke dokter jika Anda merasa mengalami gejala di atas,
terutama jika ada riwayat penyakit saraf motorik pada keluarga Anda. Dengan diagnosis
dan pengobatan yang tepat, Anda dapat menjalani hidup dan beraktivitas dengan lebih
baik meski menderita penyakit ini.

Diagnosis Penyakit Saraf Motorik

Dokter akan menanyakan gejala serta riwayat penyakit kepada pasien dan
keluarganya, lalu melakukan pemeriksaan fisik. Setelah itu, dokter akan melakukan
pemeriksaan saraf.
Pemeriksaan saraf bertujuan untuk mengukur kemampuan motorik dan sensorik, daya
penglihatan, kemampuan mendengar dan berbicara, keseimbangan tubuh, fungsi saraf,
koordinasi gerak, kondisi mental, serta perubahan perilaku dan mood pasien.

Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan gejala yang
dialami pasien disebabkan oleh penyakit saraf motorik. Pemeriksaan tersebut antara
lain:

 Elektromiografi (EMG), untuk melihat kelainan pada saraf motorik bagian bawah
dengan mengukur aktivitas listrik otot saat beraktivitas dan beristirahat
 Tes konduksi saraf, untuk mengukur kecepatan gerak sinyal listrik di saraf-saraf
tubuh, sekaligus menyingkirkan kemungkinan gejala disebabkan oleh neuropati
perifer
 Tes sampel darah, untuk mengukur kadar kreatin kinase, yaitu jenis protein yang
dibutuhkan untuk menghasilkan kontraksi otot
 Tes cairan serebrospinal (cairan otak dan tulang belakang), untuk menyingkirkan
kemungkinan gejala yang dialami pasien terjadi akibat infeksi atau peradangan
 Pemindaian magnetic resonance imaging (MRI), untuk mengetahui kondisi organ
dalam pasien secara keseluruhan
 Biopsi (pengambilan sampel jaringan) otot atau saraf, untuk mengetahui tingkat
kerusakan otot
 Pemeriksaan genetik, untuk mendeteksi kelainan pada gen

Pengobatan Penyakit Saraf Motorik

Penyakit saraf motorik (PSM) belum dapat diobati, tetapi dokter dapat melakukan
beberapa penanganan untuk meredakan gejala dan menekan tingkat keparahan
penyakit saraf motorik.

Metode penanganan yang bisa dilakukan dokter antara lain dengan pemberian obat-
obatan, seperti:

 Edaravone, untuk mencegah perkembangan penyakit ALS


 Riluzole, untuk mencegah kerusakan lebih parah pada saraf motorik
 Nurinersen, untuk meningkatkan kadar protein SMN pada pasien spinal
muscular atrophy
 Obat relaksan otot, seperti baclofen, tizanidine, dan benzodiazepine, untuk
mengurangi kaku pada otot
 Botulinum toxin (botox), untuk mengurangi kaku otot dan mengatasi ngiler

Selain dengan memberikan obat-obatan, dokter juga bisa melakukan sejumlah terapi
berikut:

 Terapi fisik (fisioterapi), terapi okupasi, atau terapi wicara, untuk memperbaiki
postur tubuh, mencegah kaku sendi, memperlambat perkembangan penyakit,
dan meningkatkan kemampuan mengunyah, menelan, serta berbicara
 Penggunaan alat bantu napas, untuk mencegah sleep apnea di malam hari dan
membantu pasien yang kesulitan bernapas akibat pelemahan otot pernapasan
 Pengaturan pola makan dan pemasangan selang makan, untuk membantu
pasien yang mengalami kesulitan menelan

Komplikasi Penyakit Saraf Motorik

Penyakit saraf motorik merupakan penyakit yang seiring waktu dapat berkembang
menjadi lebih parah. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat penyakit saraf
motorik adalah:

 Sembelit
 Infeksi saluran kemih
 Pneumonia
 Depresi
 Gagal napas
 Kelumpuhan
 Kematian
Pencegahan Penyakit Saraf Motorik

Seperti telah dijelaskan di atas, sebagian besar penyakit saraf motorik tidak diketahui
penyebabnya. Oleh karena itu, mencegah penyakit ini merupakan hal yang sulit
dilakukan.

Namun, bila Anda memiliki keluarga dengan riwayat penyakit saraf motorik, Anda bisa
mengetahui seberapa besar risiko Anda terserang penyakit ini dan menurunkannya ke
anak Anda, dengan melakukan pemeriksaan ke dokter.

Anda mungkin juga menyukai