terbagi menjadi:
Penyebab Paraplegia
Umumnya, paraplegia terjadi akibat adanya gangguan di rangkaian
sistem saraf yang mengendalikan otot-otot di area tersebut.
Beberapa hal yang menyebabkan seseorang mengalami
paraplegia, antara lain:
Gejala Paraplegia
Paraplegia dapat terjadi tiba-tiba maupun secara
bertahap. Kelumpuhan tersebut juga dapat terjadi hilang timbul
tergantung penyebabnya. Kelumpuhan yang terjadi tidak hanya di
kedua tungkai, namun juga terjadi pada otot di daerah panggul
termasuk organ di dalamnya. Sehingga, penderita paraplegia juga
dapat mengalami hilangnya kontrol terhadap buang air besar dan
buang air kecil. Aktivitas seksual dan kesuburan juga dapat
terganggu. Selain kelumpuhan, kedua tungkai dapat mati rasa atau
malah menjadi kesemutan dan nyeri.
Beberapa penyebab dari paraplegia dapat mengakibatkan
kelumpuhan yang perlahan-lahan naik ke tubuh bagian atas.
Segera cari pertolongan medis bila Anda mengalami kesulitan
bernapas.
Diagnosis Paraplegia
Sebagai langkah awal diagnosis, dokter akan mengajukan
beberapa pertanyaan tentang riwayat kesehatan keluarga dan
gejala-gejala yang pasien alami. Kemudian, dokter akan melakukan
pemeriksaan fisik terutama pemeriksaan saraf motorik dan sensorik
penderita.
Dokter juga mungkin akan melakukan serangkaian tes pencitraan
untuk mendapatkan gambar bagian dalam tubuh secara detail.
Beberapa jenis tes pencitraan untuk mendiagnosis paraplegia,
antara lain:
Pengobatan Paraplegia
Pengobatan paraplegia tergantung dari penyebabnya. Beberapa
jenis pengobatan yang dapat diberikan terhadap penderita
paraplegia adalah:
Komplikasi Paraplegia
Penderita paraplegia akan kehilangan kendali pada tubuh bagian
bawah, sehingga menyebabkan munculnya beberapa komplikasi
yang meliputi:
Ulkus dekubitus, yaitu luka yang terjadi pada kulit yang terus
tertekan akibat tidak dapat menggerakan bagian tersebut.
Penggumpalan darah pada pembuluh darah tungkai (deep
vein thrombosis).
Pneumonia atau infeksi paru-paru.
Depresi.
Kelumpuhan otot pernapasan.