DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
1. ALBERTINA 5. SELVI LAURNA
2. EKA FEBRIANA 6. YANTO
3. NURYATI 7. LIGIA LAMBE
4. MARIA SORONTOU
Gangguan Sistem Saraf, Mata Kuliah Patologi, S1 Farmasi, Sikes Jayapura 2022
ANATOMI
Gangguan Sistem Saraf, Mata Kuliah Patologi, S1 Farmasi, Sikes Jayapura 2022
ANATOMI
Gangguan Sistem Saraf, Mata Kuliah Patologi, S1 Farmasi, Sikes Jayapura 2022
SARAF
Gangguan Sistem Saraf, Mata Kuliah Patologi, S1 Farmasi, Sikes Jayapura 2022
GANGGUAN SISTEM SARAF
Radang pada Sistem Saraf
Stroke
Epilepsi
Parkinson
Alzheimer
Bells Palsy
Gangguan Sistem Saraf, Mata Kuliah Patologi, S1 Farmasi, Sikes Jayapura 2022
STROKE
Gangguan Sistem Saraf, Mata Kuliah Patologi, S1 Farmasi, Sikes Jayapura 2022
STROKE = Brain Attack
• Kematian … no 3
• Kecacatan … no 1
Gangguan Sistem Saraf, Mata Kuliah Patologi, S1 Farmasi, Sikes Jayapura 2022
Definisi Stroke
BERAT :
•OTAK 1.200 - 1.400 GRAM (2 % BB)
TERHENTI SEL
30 DETIK TERGANGGU
TERHENTI KECACATAN
SEL MATI
3 MENIT
TERHENTI MENINGGAL
8 MENIT
Gangguan Sistem Saraf, Mata Kuliah Patologi, S1 Farmasi, Sikes Jayapura 2022
Defisit
lapang
pengelihatan
Defisit Defisit
emosional motorik
Manifestasi
Klinis
Defisit Defisit
Kognitif sensori
Defisit
Verbal
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Penatalaksanaan
umum khusus
• Airway and breating • TIK meningkat
• Circulation • Trombolitik agent
• Pengontrolan gula • Kejang
darah • Neuroprotektif drugs
• Posisi kepala pasien
• Pengontrolan tekanan
darah
• Pengontrolan demam
• Pengontrolan edema
serebri
Angiografi
CT-Scan
Sinar X
tengkorak
Pemeriksaan
penunjang
Ultrasonografi EEG (Elektro
Dopler Encephalogram)
Fungsi
MRI
lumbal
Faktor Risiko Komplikasi
Primer Sekunder
(Sebelum Stroke) (Sesudah Stroke)
Gaya hidup sehat Gaya hidup sehat
Modifikasi faktor risiko Mengendalikan faktor
risiko
Antiplatelet / anti
koagulan
Terapi bedah
Epilepsi
Farmakoterapi :
Phenobarbital (luminal).
Primidone (mysolin)
Difenilhidantoin (DPH, dilantin, phenytoin).
Carbamazine (tegretol).
Diazepam.
Nitrazepam (inogadon)
Ethosuximide (zarontine)
Na-valproat (dopakene)
Acetazolamide (diamox)
ACTH
Lanjutan...
Pembedahan
Pembedahan diindikasikan untuk klien
yang mengalami epilepsi akibat tumor
otak (intra kranial), abses, kista atau
adanya anomali vaskuler.
PARKINSON
Penyakit
Faktor parkinson
Onset terjadi
Peningkatan lingkungan yang terjadi
pada usia >60
usia tidak begitu <50 tahun
tahun
berpegaruh mungkin ada
faktor genetik
Prevalensi
Usia
• Penyakit Parkison paling banyak dialami pada usia lanjut dan jarang
ditemukan pada umur dibawah 30 tahun. Sebagian besar kasus ditemukan
pada usia 40-70 tahun, rata-rata pada usia 58-62 tahun dan kirakira 5% muncul
pada usia dibawah 40 tahun. (PERDOSSI, 2008).
Amerika
Indonesia
• Di Indonesia belum ada data prevalensi penyakit Parkinson yang pasti, namun
diperkirakan terdapat sekitar 400.000 penderita penyakit Parkinson. Penyakit
ini lebih banyak ditemukan pada pria dari pada wanita dengan angka
perbandingan 3:2 (Joesoef, 2007).
Etiologi
Faktor resiko tidak diketahui, tetapi terdapat hipotesis,
diantaranya; infeksi oleh virus yang non konvensional
(belum diketahui), reaksi abnormal terhadap virus yang
sudah umum, pemaparan terhadap zat toksik yang belum
di ketahui, terjadinya penuaan yang prematur atau
dipercepat.
Selain itu, beberapa hal yang dapat menyebabkan gejala
parkinson, antara lain:
Obat, seperti : fenotiazin, benzamid, metildopa, dan
reserpin, metoklopramid, SSRI, Amiodarone, Diltiazem,
Asam Valproat
Keracunan logam berat (Mn)
Anoksia (keracunan Co)
Pasca trauma, dll.
Patofisiologi
Abnormalitas patologis yang utama : degenerasi sel
dengan hilangnya neuron dopaminergik yang
terpigmentasi di pars compacta subtansia nigra di otak
dan ketidakseimbangan sirkuit motor ekstrapiramidal
(pengatur gerakan di otak)
Pada orang normal, dopamine berkurang 5% perdekade
Pada penderita parkinson, dopamine berkurang 45%
selama dekade pertama setelah diagnosis
Biasanya gejala baru muncul ketika dopamine di striatal
sudah berkurang sampai 80%
Degenerasi saraf dopamine pada nigrostriatal
menyebabkan peningkatan aktivitas kolinergik striatal -
> efek tremor
Patofisiologi
• Pada tahun 1921, Charles Foix
berhasil mengungkapkan secara
tepat kelainan di batang otak,
yaitu di subtansia nigra
mesensefalon sebagai substrat
penyakit parkinson.
• Pemeriksaan makroskopis
memperlihatkan daerah yang
pucat (depigmentasi) pada pars
kompakta subtansia nigra yang
dengan jelas menunjukkan
lenyap atau berkurangnya
jumlah sel-sel neuromelanin
yang menghasilkan dopamin
pada penyakit parkinson
Gejala dan tanda
Tanda utama Tremor, pada saat istirahat keparahan relatif
stabil
Inkontinensia Demensia
Depresi Dysphagia
Gangguan Konstipasi,
Tidur dll
Diagnosis
Kemungkinan diagnosis tepat jika pasien menunjukkan bradikinesia,
tremor, kekakuan
Perlu dilihat ada info sejarah penggunaan obat (drug induced
parkinsonism)
Dengan melakukan anamnesis dan pemeriksaan yang seksama,
umumnya diagnosis parkinson sudah dapat ditegakkan. Hanya sedikit
saja pemeriksaan penunjang lain dibutuhkan setelah evaluasi klinik
yang lengkap. Pada tiap kunjungan perlu diproleh:
Tekanan darah yang diukur dalam keadaan berbaring dan berdiri untuk
mendeteksi hipotensi ortostatik, yang dapat pula diperberat oleh
medikasi
Menilai respon terhadap stress
Mencatat dan menilai kemampuan fungsional
Pemeriksaan penunjang
Sekali diagnosis, dapat dievaluasi perkembnagan penyakitnya dengan
skala Hoehn dan Yahr
Skala Hoehn dan Yahr
Stage 0 Tidak ada tanda-tanda penyakit
Nutrisi
Edukasi
Latihan
Terapi Farmakologi
Meningkatkan kadar dopamin endogen
Early Onset
(kelompok yang menderita pada usia
kurang 58 tahun)
Late Onset
(kelompok yang menderita pada usia
lebih dari 58 tahun)
FAKTOR PENYEBAB PENYAKIT ALZHEIMER
Usia
(> 65 tahun)
Gaya Hidup
Riwayat
dan
Keluarga dan
Kesehatan
Genetika
Jantung
Jenis Kelamin
(Perempuan risiko
Alzheimer)
PENCEGAHAN PENYAKIT ALZHEIMER
Konsumsi
makanan
sehat
Terapkan
Hindari
Gaya
cidera
Hidup
kepala
Sehat
Olahragakan Olahragakan
Pikiran Anda Tubuh Anda
BELL’S PALSY
Pengertian Bell’s Palsy
Teori
iskemik
vaskuler
Teori
infeksi
virus
Teori
Teori
imunolog
herediter
i
Gambaran Klinis • timbul secara mendadak
• penderita menyadari
adanya kelumpuhan pada
salah satu sisi wajahnya
pada waktu bangun pagi,
bercermin atau saat sikat
gigi/berkumur
• Bell’s palsy hampir selalu
unilateral.
• Pada sisi wajah yang
terkena, ekspresi akan
menghilang sehingga
lipatan nasolabialis akan
menghilang
• kedipan mata berkurang
Diagnosis Diagnosa Banding
Otitis Media
Herpes Zoster
Supurativa dan
Otikus
ANAMNESIS
PEMERIKSAA Mastoiditis
N FISIK
Sindroma
Guillain – Barre
Trauma kapitis
dan Miastenia
Gravis
PEMERIKSAA PEMERIKSAA
N N
NEUROLOGI PENUNJANG
Tumor
Leukimia
Intrakranialis
Istirahat
terutama pada
keadaan akut
Kortikosteroid :
• steroid sangat efektif dan harus digunakan
untuk meningkatkan kemungkinan pemulihan
kembali fungsi nervus fasialis.
• Dosis : 60 mg/hari selama 5 hari lalu dilakukan
penurunan dosis dalam waktu 5 hari
Medikamentosa berikutnya yaitu diturunkan 10 mg/hari
Terapi
Antiviral :
• Dosis Acyclovir diberikan 400 mg 5 kali sehari
selama 10 hari atau Valaciclovir 500 mg 2 kali
sehari selama 5 hari
• Bell’s palsy awitan awal antiviral yang
dikombinasikan dengan steroid tidak
meningkatkan probabilitas pemulihan kembali
Fisioterapi nervus fasilalis >7%
Operasi
Komplikasi Prognosis
Crocodile tear phenomene Prognosis Bell’s palsy baik yaitu sekitar 80-
90% penderita sembuh dalam waktu 6
Synkinesis minggu sampai tiga bulan tiga bulan tanpa
ada kecacatan
Tic Facialis sampai Penderita yang berumur 60 tahun atau
Hemifacial Spasme lebih, mempunyai peluang 40% sembuh
total dan beresiko tinggi meninggalkan
gejala sisa
Jika tidak sembuh dalam waktu 4 bulan,
maka penderita cenderung meninggalkan
gejala sisa
Hanya 23 % kasus Bells palsy yang mengenai
kedua sisi wajah