Anda di halaman 1dari 101

PATOFISIOLOGI PENYAKIT

SISTEM NEUROBEHAVIOR

Dr. Randy Anindito


MATERI UTAMA

CVD (cerebro vascular disease)


Epilepsi
Traumatic Brain Injury
Tetanus
Rabies
Schizophrenia
Demensia
Neuropati Diabetik
STROKE
Definisi Stroke

sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak


secara fokal maupun global, yang dapat menimbulkan kematian
atau kecacatan yang menetap lebih dari 24 jam, tanpa
penyebab lain kecuali gangguan vaskuler.
Menurut Penyebab dibagi menjadi:
Jenis Iskemik disebabkan emboli atau Trombus
Jenis perdarahan disebabkan pecahnya pembuluh darah otak
dapat karena berry aneuris akibat hipertensi tak terkontrol yang
mengubah morfologi arteriol otak atau pecahnya pembuluh
darah otak karena kelainan kongenital pada pembuluh darah
otak tersebut.
Menurut Black (2005) Stroke dibagi :
Transient Icchemic Attack/TIA atau serangan otak
sepintas.Transient Icchemic Attack/TIA adalah
terjadinya defisit neurologik dalam waktu 30 menit dan
berlangsung kurang dari 24 jam tanpa meninggalkan
gejala sisa.
Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND) atau
serangan otak iskemik yang reversibel. Istilah serangan
otak iskemik yang reversibel kadang-kadang digunakan
jika gejala sisa defisit neurologik masih terjadi setelah
24 jam serangan tetapi tidak mengakibatkan gejala sisa
Sroke in Evolution. atau stroke progressif terjadi dalam
beberapa jam sampai beberapa hari. Stroke progresif ini
terjadi akibat pembesaran thrombus di dalampembuluh
darah arteri. Perburukan neurologik dapat ditemukan
sampai 72 jam setelah jaringan otak mengalami infark.
Completed Stroke /Completed Stroke terjadi defisit
neurologik tidak mengalami perbaikan dalam waktu 2
3 hari.
Faktor Risiko

1). Hipertensi, yang merupakan faktor risiko utama


terjadinya strok iskemik dan strok hemoragik.
2). Penyakit kardiovaskular dan atrial fibrilasi.
3). Diabetes Melitus dapat meningkatkan risiko strok.
4). Faktor risiko lainnya : hiperlipidemia, merokok
cigarette, konsumsi alkohol berlebihan, penggunaan
kokain dan obesitas
Fungsional otak
PATOLOGI
1. Zona Oedematosa 6 hari 10
hari
2. Zona Degenerasi 6 8 bulan
3. Zona Nekrotik > 8 bulan
Zona Zona Zona Nekrotik
Oedematosa Degenerasi
Placcid 1 2 Recovery 6 8 bulan Residual lebih 6
minggu bulan / permanen
tahunan
Neurological
Improvement
1. Area Degenerasi (Bersifat iriversibel
permanen = Zona nekrotik) Disebut
area umbra
2. Area degenerasi riversibel (area

1
penumbra = Zona degenerasi)
3. Area Oedematosa (Bersifat riversibel 32
= Zona Oedematosa)
Tanda dan Gejala

Penurunan Kesadaran
Kehilangan Fungsi Motorik
Gangguan Sensori
Gangguan Komunikasi
Gangguan Perilaku dan Emosional
Disfungsi Kandung Kemih
Gangguan Koordinasi dan Gait
GEJALA DAN
TANDA
Tergantung pada : Topis Lesi
Derajat lesi (Luas Infark)

1. Gangguan Motoris
Abnomelitas Tonus
(Placcid atau Spastik)
Parese/plegia
(mono/ hemi)
Topis Lesi & Lenticulo
Striata
Hemiplegia/ hemiparese
typica nn. Cranial VII &
XII
2. Gangguan Sensoris
1) Hemidisesthesia
2) Hemikinesthesia
Pada kondisi tertentu kelainan sensoris terjadi tanpa
kelainan motoris
Contoh : Pada gambaran angiografi terjadi :
Obstruksi dan penyempitan lumen
a. Carotis communis
a. Cerebre Media kiri didaerah siphon di basis cranii
terjadi keluhan hemiastesia sisi dextra tanpa adanya
parese.
3) Central Pain ( Lesi pda kortex
sensoris)
3. Gangguan Saraf Otonom dan Fungsi
Luhur
1) Gangguan vasomotor (vasokontruksi, vasodilatasi pembuluh
darah)
2) Gangguan aktivasi kelenjar sudorivera ( keringat berlebihan)
3) Fungsi luhur (aphasia motoris dan sensoris)
Gangguan lain yang berkaitan dengan fungsi kognitif dan
memori serta fungsi psikiatrik dan emosi.
Karakteristik gangguan tersebut diatas tergantung topis lesi
dan derajat lesi
Pemeriksaan

CT Scan. Pemeriksaan awal untuk nenentukan apakah pasien


termasuk strok hemoragik atau non hemoragik. Pemeriksaan ini
dapat melihat adanya edema, hematoma, iskemia dan infark.
Angiografi Serebral. Membantu menentukan penyebab strok secara
spesifik, seperti perdarahan atau obstruksi arteri, ada tidaknya oklusi
atau rupture.
Pungsi Lumbal. Menunjukkan adanya tekanan normal dan biasanya
ada trombosisi, emboli serebral, TIA.
MRI. Menunjukkan daerah yang mengalami infakr, hemoragik,
kelainan bentuk arteri-vena.
EEG. Mengidentifikasi masalah didasarkan pada gelombang otak dan
mungkin
Brain CT : Perdarahan intraserebral di lobus frontotemporal dekstra volume
kira-kira 30 cc + midline shift (+)
Epilepsi
Epilepsi

Penyakit kronis yang ditandai dg datangnya


serangan tiba-tiba dengan atau tanpa
kejang) yang disebabkan karena Naiknya
aktivitas (depolarisasi)neuron-neuron pada
sistim saraf pusat (sistem korteks maupun
subkorteks) terjadi penurunan nilai ambang
rangsang.
EPIDEMIOLOGI

Setiap orang dpt mengalami serangan epilepsi


Setiap orang memiliki otak dg ambang ransang masing-masing yg
berbeda lebih tahan atau kurang tahan terhadap munculnya serangan.
Epilepsi dpt terjadi pd laki-laki maupun perempuan, umur berapa saja,
dan ras apa saja.
Jumlah penderita epilepsi meliputi 1-2% dari populasi.
Pengguna narkotik & peminum alkohol resiko lebih tinggi.
Pengguna narkotik mungkin mendapat serangan pertama , selanjutnya
mungkin akan terus mendapat seizure/serangan walaupun sudah
lepas dari narkotik.
dpt menyerang anak-anak, orang dewasa, orang tua bahkan
bayi yang baru lahir.
Angka kejadian epilepsi pada pria >tinggi wanita,
1-3% penduduk akan menderita epilepsi seumur hidup.
Menurut WHO sekira 50 juta penduduk di seluruh dunia
mengidap epilepsi (2004 Epilepsy.com).(5)
ETIOLOGI & PENCETUS SERANGAN

A. Genetik adalah prediposisi genetik, hubungan


keluaga
B.Cedera kepala , pembukaan dan penutupan cedera
kepala
C.Trauma (ruda paksa / benturan ) pada kepala
Trauma yang menyebabkan cedera otak pada bayi
selama proses persalinan maupun trauma kepala
yang dialami seseorang
D.Penyakit kardiovaskular (Stroke) seperti pendarahan,
iskemia
natrium, kalsium, atau magnesium)
2.Hipoglisemia (kadar gula darah
rendah)
atau hiperglisemia (kadar gula darah
meningkat)
3.Gagal ginjal ,meningkat urea
darah(uremia)
atau terjadi uremia saat dialisis.
4.Gagal hati (sakit liver berat)
peningkatan
sakithati akibat racun.
5.Hypoxia (rendah oksigen ke otak)
E.Disebabkan oleh racun
* Penggunaan obat tertentu
* Penghentian mendadak obat-obat:
Antidepresan trisiklik, lithium , antipsikhotik,aminofiline,
barbiturat, dosis tinggi penisilin,narkotika; terutama
kokain,heroin, psikotropik (amfetamin),
* Penghentian mendadak penggunaan Alkohol, terjadi
12-24 jam setelah minum terakhir dpt terjadi setelah 48
jam atau >setelah minum dihentikan
F. Infeksi
* meningitis, ensefalitis,HIV (human immunodeficiency
virus), infeksi yang berhubungan dengan HIV.
G. Dan lain-lain
* Tumor & lesi daerah otak
* Penyakit degenerativ
* Tuberous sclerosis, neurofibromatosis,
* Tay-Sachs disease, phenylketonuria (PKU), dan
Sturge-Weber syndrome.
* Kurang tidur atau istirahat.
* Sensitif pada cahaya yang terang (photo sensitive),
Patofisiologi :

Gangguan pada saluran ion natrium-kalium/kalsium karena


defisiensi enzim Na K ATP ase sehingga membran sel syaraf
tidak stabil dan timbul depolarisasi yang berlebih (timbul
serangan)
Ketidakstabilan suatu membran sel syaraf atau ketidakstabilan
pada sel-sel disekeliling sel syaraf fokus epileptikus
Gangguan fungsi yaitu jumlah neurotransmiter eksitasi
meningkat (asetilkolin, asam glutamat) dan neurotransmiter
inhibisi turun (GABA)
PATOFISIOLOGI

Serangan epilepsi proses eksitasi dlm otak lebih dominan dr pd proses


inhibisi.
Terjadi perubahan-perubahan dlm
1. neuron eksitasi aferen,
2.neuron inhibisi ,
3.perobahan konsentrasi ion ion ekstraselular,
4.pembukaan gerbang saluran ion-ion pada mem
brane (voltage-gated ion-channel opening ),
Aktivitas neuron diatur oleh konsentrasi ion ion dalam cairan
ekstraselular dan cairan intraselular, dan oleh influks keluar
masuk ion-ion melewati membran neuron.
Fase Serangan epilepsy
Phases: aura, ictus, and postictal state.
* Aura termasuk perubahan, indra rasa, penciuman,
daya penglihatan , pendengaran, dan emosional pada
epilepsi partial
* Serangan dikenal sebagai ictus. Dua tipe serangan
yaitu : partial and generalized.
Apa yang terjadi pada seseorang selama serangan tergantung
pada dimana gangguan otak dan gangguan aktivitas neuron .
* Serangan berikutnya adalah postictal state,
Pemulihan otak dari kerusakan yang dialami. Pusing
dan bingung selama yg mengalami pada fase ini.
KLASIFIKASI EPILEPSI

Klasifikasi tipe serangan Epilepsi berasal dari


daerah otak yg terganggu.
Kategori utama serangan :
* Sebagian (parsial)
* Umum (generalized)
* Serangan partial dapat jadi serangan umum
Serangan Parsial

Satu hemisphere otak.


types serangan parsial :
1. simple partial
2 complex partial.
1.Simple Partial
* tanda-tanda motoris , gejala-gejala sensoris,
tanda-tanda otonom
* symptoms (pengaturan aktivitas diluar kesadaran
oleh Sistim saraf Otonom (SSO),
* gejala-gejala psikis (mempengaruhi keadaan
kesadaran). Gangguan kesadaran
Complex Partial
* Gangguan kesadaran, ciri khas complex partial
seizures (CPS),
* tdk mampu menanggapi memberikan jalan keluar
sederhana memerintah atau melaksanakan pergerakan
kuat ,
* Otomatis dapat terjadi . otomatis dapat lebih atau kurang

koordinasi,
* aktivitas motoris diluar kemauan .
* Serangan simple complex dapat di mulai sebagai
serangan simple partial

Serangan umum (Generalized


Seizures )

Serangan , terjadi terus menerus dalam area otak yang besar ,sering
dalam kedua hemisfer.
Serangan dapat menimbulkan konvulsi atau tidak.
Umumnya ada dua tipe yaitu tonik-klonik dan absence.

Tonik-klonik (grand mal)


* Hilang kesadaran selama serangan.
* Meningkat tonus otot (rigidity) pada fase tonik,
* Diikuti dengan fase klonic, termasuk sentakan kaki
* Gejala-gejala otonom juga muncul
Absence (petit mal)
* Sering terjadi pada anak umur 5 - 12 tahun
* sering berhenti umur belasan tahun secara spontan.
* Hilang kesadaran sesaat , posisi tidak berobah .
* Berakhir setelah 10 detik atau kurang.
* Tidak ada keadaan postictal,
* Kewaspadaan berkurang selama serangan terjadi.
Myoclonic
* Serangan singkat dan tidak ketahuan
* Termasuk kontraksi otot mendadak ,
* Terjadi lebih cepat dari aktivitas klonik,
* sering kali terjadi bingung dengan menggerenyet
saraf.
* Semua umur
Keadaan yg berhubungan dg gejala
Epilepsy

Bayi dan anak anak


* Kejang-kejang pd anak-anak (West syndrome )
& Lennox-Gastaut syndrome
* hydrocephalus, cacat anomalies, dan retardasi mental .
Lennox-Gastaut syndrome
- Terjadi umur 1 tahun - 8 tahun
- Dicirikan dengan atonik, absence, and serangan
mioklonik.
- Beberapa anak-anak berkembang perlambatan
dan bermasalah dengan mental .

Dewasa
* epilepsi pd orang dewasa akibat penarikan alkohol
digunakan secara kronik dan ketergatungan ,
* eklamsia, dan stroke.
* Epilepsi pada wanita hamil
* Hormon
- estrogen dan progesterone meningkat secara alami
dalam keadaan selama hamil normal .
- Estrogen dapat bertindak sebagai epileptogenik
meningkat aktivitas serangan epileptik,
- progesteron diduga sebagai antiserangan epilepsi.
- Fluktuasi level hormon dpt >menyulitkan mem
prediksi dan mengontrol ibu hamil dg serangan
epilepsy
Konvulsi

Serangan epilepsy menyebabkan terjadi konvulsi. diklasifikasikan


* atonik,
* tonik,
* klonik,
* tonik klonik,
* mioklonik atau absen
Konvulsi tonik
terjadi kontraksi rigit otot, termasuk otot pernafasan, umumnya singkat
Konvulsi klonik
adalah terjadi guncangan ritmik dan lama, bersama-sama, Serangan tonik-
klonik (GTCS) juga disebut serangan grand mal
Traumatic Brain Injury
KLASIFIKASI
BERDASARKAN PATOFISIOLOGI
1. Komosio serebri : tidak ada jaringan otak yang rusak tp hanya kehilangan
fungsi otak sesaat (pingsan < 10 mnt) atau amnesia pasca cedera kepala.
2. Kontusio serebri : kerusakan jar. Otak + pingsan > 10 mnt atau terdapat lesi
neurologik yg jelas.
3. Laserasi serebri : kerusakan otak yg luas + robekan duramater + fraktur tl.
Tengkorak terbuka.

BERDASARKAN GCS:
4. GCS 13-15 : Cedera kepala ringan CT scan dilakukan bl ada lucid interval/
riw. kesdran menurun. evaluasi kesadaran, pupil, gejala fokal serebral +
tanda-tanda vital.
5. GCS 9-12 : Cedera kepala sedang prks dan atasi gangg. Nafas, pernafasan
dan sirkulasi, pem. Ksdran, pupil, td. Fokal serebral, leher, cedera orga lain, CT
scan kepala, obsevasi.
6. GCS 3-8 : Cedera kepala berat : Cedera multipel. + perdarahan intrakranial dg
GCS ringan /sedang.
KOMPONEN GLASGOW COMA
SCALE

E ye
E ye :: BUKA
BUKA MATA:
MATA: 1 1 4
4
V erbal
V erbal :: SUARA
SUARA :: 1
1 5
5
M otion
M otion :: GERAKAN
GERAKAN :: 1 1 -- 6
6
Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan kepala, mata, hidung, ekstremitas bila


tdpt luka diberikan penanganan, ukuran luka dicatat..
Pemeriksaan neurologis : GCS, tanda tekanan
intrakranial meningkat (pusing/sakit kepala, mntah,
kedran menurun, kdg kejang). Pupil, defisit neurologis
lain (lateralisasi, paresis saraf kranialis ).
Rontgen kepala, CT scan otak
EPIDURAL HEMATOM
Pengumpulan darah diantara tengkorak dg
duramater. Biasanya berasal dari arteri yg pecah
oleh karena ada fraktur atau robekan langsung.
Gejala (trias klasik) :
1. Interval lusid.
2. Hemiparesis/plegia.
3. Pupil anisokor.
Diagnosis akurat dg CT scan kepala : perdarahan
bikonveks atau lentikulerdi daerah epidural.
HEMATOM
INTRASEREBRAL

Terkumpulnya darah secara fokal yg diakibatkan oleh


regangan atau rotasional thd pemb. Drh
intraparenkim otak/ cedera penetrans.
Gamb. Khas lesi pdrh diantara neuron otak yg
relatif normal. Tepi bisa tegas/ tidak tergantung
apakah ada oedem otak/tidak.
Perdrhan intraserebral bs timbul bbrp hr kmd ssdh
trauma monitor dg pem. Tanda vital, pem.
Neurologis, bila perlu CT scan ulang.
SUBDURAL HEMATOM
Perdarahan yg mengumpul diantra korteks serebri dan
duramater regangan dan robekan vena-vena drainase yg
tdpt di rongga subdural ant. Permk. Otak dg sinus duramater.
Gjl klinik biasany tdk terlalu hebat kecuali bila terdapat efek
massa.
Berdsrkan kronologis SDH dibagi mjd :
1. SDH akut : 1- 3 hr pasca trauma.
2. SDH subakut : 4-21 hr pasca trauma.
3. SDH khronis : > 21 hari.
gamb. CT scan kepala tdp lesi hiperdens bbtk bulan sabit yg srg
tjd pada daerah yg berseberangan dg trauma (Counter Coup)
Tindakan op. dilakukan bila pdrh > 40 cc.
Bila komplikasi akut : gangg. Parenkim otak, gangg. Pemb. Drh arteri.
Bila tidak ada komplikasi disebabkan : atrofi otak mybbkan perdrhan
dan putusnya vena jembatam, gangg. Pembekuan.
Tindakan operasi dilakukan bila :
1. Perdarahan berulang.
2. Kapsulisasi.
3. Lobulat (multilobulat)
4. Kalsifikasi.
SUBARACHNOID HEMATOM

Perdrhan fokal di daerah subarahnoid. CT


scan terdpt lesi hiperdens yg mengikuti arah
girus-girus serebri daerah yg berdktan dg
hematom.
Gjl klinik = kontusio serebri.
Penatalaks : perwatan dg medikamentosa dan
tidak dilakukan op.
EDEMA SEREBRI

Tertimbunnya cairan yg berlebihan baik pd ruang inti atau


ekstra sel otak. (berbeda dg pembengkaan otak krn tumor,
abses)
Pybb scr umum krn meningkatnya kdr air di jar. Otak
disbbkan oleh meningkatnya permeabilitas pemb. Drh
otak/ kerusakan sawar darah otak.
Pembagian edema serebri :
1. Edema vasogenik : permeabilitas pemb. Drh .
2. Edema sitotoksik : disbbkan krn jaringan saraf mengalami
hipoksia.
FRAKTUR IMPRESI

Ada 2 macam fraktur impresi :


1. Impresi fraktur tertutup : akibat pukulan benda keras yg
mengakibatkan tulang kepala melesak kedlm dg membrkan
tekanan/tdk thdp parenkim otak tanpa mengakibatkan
robeknya kulit kepala dan hub. Dg dunia luar.
2. Impresi fraktur terbuka : impresi tulang kepala + robekan
kulit kepala dan tjd hub. Dg dunia luar, bila impresi hebat
dpt tjd ribekan pada duramater.
pem. Fisik dilakukan cermat utk menentukan op. segera/
terencana atau konservatif.
Rabies
Rabies atau penyakit anjing gila adalah
penyakit hewan menular yang disebabkan
oleh virus, bersifat akut serta menyerang
susunan syaraf pusat hewan berdarah
panas dan manusia.
Rabies bersifat zoonosa artinya penyakit
tersebut dapat menular dari hewan ke manusia
Rabies sangat berbahaya. Rabies belum ada
obatnya. Apabila gejala klinis sudah timbul,
selalu diikuti dengan kematian, baik pada hewan
maupun manusia.
Semua hewan berdarah panas dapat
menularkan rabies. Anjing, kucing dan
kera/monyet di Indonesia berpotensi
menularkan rabies kepada manusia. Lebih dari
90% kasus rabies pada manusia ditularkan oleh
anjing. Oleh karena itu anjing menjadi objek
utama kegiatan pemberantasan rabies.
Virus rabies masuk ke dalam tubuh
manusia atau hewan melalui:
Luka gigitan hewan penderita rabies
Luka yang terkena air liur hewan atau
manusia penderita rabies
EPIDEMIOLOGI

Rabies (penyakit anjing gila) merupakan penyakit


zoonosa yang terpenting di Indonesia karena penyakit
tersebut tersebar luas di 18 Propinsi, dengan jumlah
kasus gigitan yang cukup tinggi setiap tahunnya (16.000
kasus gigitan), serta belum diketemukan obat/cara
pengobatan untuk penderita rabies sesingga selalu
diakhiri dengan kematian pada hampir semua penderita
rabies baik manusia maupun pada hewan.
EPIDEMIOLOGI

Jumlah rata-rata pertahun kasus gigitan pada manusia


oleh hewan penular rabies tiga tahun terakhir (1995-
1997) 15.000 kasus, diantaranya 8.550 (57 %)
divaksinasi anti rabies (VAR) dan 662 (1,5%) diberikan
kombinasi VAR dan SAR (serum anti rabies). Selama tiga
tahun ( 1995- 1997). Ditemukan rata-rata pertahun 59
kasus rabies pada manusia, seangkan 22,44 spesimen
dari hewan yang diperiksa, 1327 (59%) menunjukkan
positif rabies.
PATOGENESA

Setelah virus rabies masuk melalui luka gigitan, maka selama 2


minggu virus tetap tinggal pada tempat masuk dan didekatnya,
kemudian bergerak mencapai ujung-ujung serabut saraf posterior
tanpa menunjukkan perubahan-perubahan fungsinya. Masa inkubasi
bervariasi yaitu berkisar antara 2 minggu sampai 2 tahun, tetapi pada
umumnya 3-8 minggu, berhubungan dengan jarak yang harus
ditempuh oleh virus sebelum mencapai otak.
Sesampainya di otak virus kemudian memperbanyak diri dan
menyebar luas dalam semua bagian neuron, terutama mempunyai
predileksi khusus terhadap sel-sel sistem limbik, hipotalamus dan
batang otak
GEJALA

1. Stadium Prodromal
Gejala-gejala awal berupa demam, malaise, mual dan
rasa nyeri ditenggorokan selama beberapa hari.
2. Stadium Sensoris
Penderita merasa nyeri, rasa panas disertai kesemutan
pada tempat bekas luka. Kemudian
disusul dengan gejala cemas, dan reaksi yang berlebihan
terhadap rangsang sensorik.
GEJALA

3. Stadium Eksitasi
Tonus otot-otot dan aktivitas simpatik menjadi meninggi dengan gejala
hiperhidrosis,
Hipersalivasi
hiperlakrimasi dan pupil dilatasi.
hidrofobi.
Kontraksi otot-otot Faring dan otot-otot pernapasan dapat pula ditimbulkan
oleh rangsang sensorik seperti meniupkan udara kemuka penderita atau
dengan menjatuhkan sinar kemata atau dengan menepuk tangan didekat
telinga penderita.
Pada stadium ini dapat terjadi apnoe, sianosis, konvulsa da tahikardi. Tindak-
tanduk penderita tidak rasional kadang-kadang maniakal disertai dengan
saat-saat responsif.
GEJALA

4. Stadium Paralis
Sebagian besar penderita rabies
meninggal dalam stadium eksitasi Kadang-
kadang ditemukan juga kasus tanpa gejala-
gejala eksitasi, melainkan paresis otot-otot
yang bersifat progresif.
PENANGANAN LUKA GIGITAN
HEWAN MENULAR RABIES

Setiap ada kasus gigitan hewan menular rabies harus


ditangani dengan cepat dan sesegera
mungkin. Untuk mengurangi/mematikan virus rabies yang
masuk pada luka gigitan, usaha yang paling efektif ialah
mencuci luka gigitan dengan air (sebaiknya air mengalir)
dan sabun atau diteregent selama 10-15 menit, kemudian
diberi antiseptik (alkohol 70 %, betadine, obat merah
Luka gigitan tidak dibenarkan untuk dijahit, kecuali
jahitan situasi. Bila memang perlu sekali untuk dijahit
(jahitannya jahitan situasi), maka diberi Serum Anti
Rabies (SAR) sesuai dengan dosis, yang disuntikan
secara infiltrasi di sekitar luka sebanyak mungkin dan
sisanya disuntikan secara intra muskuler.
Disamping itu harus dipertimbangkan perlu tidaknya
pemberian serum/ vaksin anti tetanus, anti biotik untuk
mencegah infeksi dan pemberian analgetik
PENCEGAHAN DAN
PEMBERANTASAN RABIES

Hindari kejadian penggigitan


Pintu pagar tertuliskan AWAS ANJING GALAK
Anjing dirantai 2 meter jika rumah tidak berpagar
Anjing ditutup mulutnya terutama jika dibawa keluar rumah
Vaksinasi rabies pada anjing, kucing, kera/ monyet
peliharaan secara teratur setiap tahun
Bila anjing menggigit, observasi anjing dalam 10 sampai 14
hari, bila anjing mati, laporkan ada kemungkinan RABIES
DEMENSIA
Allah, Dia-lah yang menciptakan kamu dari keadaan
lemah, kemudian Dia menjadikan kamu sesudah keadaan
lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan kamu
sesudah kuat itu lemah kembali dan beruban. Dia
menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dia-lah Yang
Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. QS 30 (Ar Rum) : 54

Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di


antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling
lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun
yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Kuasa QS. 16 (An Nahl) : 70
Data Demografi

Jumlah populasi Usia 60 tahun keatas (dalam juta orang)


Tahun Juta Persen
1961 4,5
1971 5,3 4,3
1980 8,0 5,5
1990 11,6 6,3
2000 16,2 7,6
2010 17,2 7,4
2020 29,0 11,1
Diambil dari :BPS Profile Kesehatan Indonesia, Departemen Kesehatan RI
Kemunduran Memori Fisiologis

Mudah lupa (forgetfulness) bisa terjadi pada :


Proses otak menua (fisiologis)
Proses penyakit otak a.l.alzheimer (patologis)

Mudah lupa
Banyak pada lansia
Gangguan mengingat informasi, kembali (recall)
Gangguan mengeluarkan apa yang tersimpan dalam memori
(retrieval)
Dapat dibantu dengan memberikan isyarat (cue)
Mudah Lupa Ringan

Benign senescent forgetfulness (BSF)


Terkait usia tua
Gangguan mengingat kembali (recall)
masih fisiologis, ump.lupa nama
teman, nama presiden pertama RI
Mudah Lupa Ringan
MUDAH LUPA
WAJAR DIJUMPAI PD USIA LANJUT, TERUTAMA USIA DIATAS 50
TAHUN
DIDAPATI 30 % DARI USIA LANJUT, KELUHANNYA DAPAT BERUPA
LUPA MENARUH BENDA
LUPA JANJI
LUPA NAMA ORANG, WAJAH
LUPA NAMA BENDA
LUPA NAMA PERISTIWA, DLL
AKTIVITAS SEHARI-HARI NORMAL, FUNGSI KOGNISI LAINNYA
NORMAL
GANGGUAN KOGNITIF RINGAN

GANGGUAN MEMORI LEBIH BERAT, MUDAH LUPA


YANG LEBIH PARAH DAN AGAK LAMA.
FUNGSI KOGNITIF LAINNYA SECARA UMUM MASIH
BAIK.
DAPAT MELAKUKAN AKTIVITAS DASAR SEHARI- HARI,
AKTIVITAS YANG KOMPLEK MULAI TERGANGGU
10 12 %/tahun BERKEMBANG PENYAKIT
ALZHEIMER.
TEST FUNGSI KOGNISI DAN MEMORI DIBAWAH RATARATA
Definisi Demensia

Suatu kondisi klinis yang ditandai oleh


kemerosotan daya ingat, intelektualitas dan
emosional. Sehingga mengakibatkan
ketidakmampuan melakukan kegiatan sehari-
hari secara normal.
Klasifikasi demensia

1. Berdasarkan umur : senilis, presenilis


2. Berdasarkan gejala klinis : global, afasik, visuo perseptif
3. Berdasarkan anatomi ; kortikal, subkortikal
4. Berdasarkan perjalanan penyakit :
demensia reversibel + 10-12% disebabkan alkohol, obat-
obat, kelainan psikiatri, penyakit meningitis, trauma
kepala, hidrosefalus komunikan
demensia non reversibel: proses degeneratif
tergolong kedalamnya demensia yang paling banyak
ditemui : demensia alzheimer dan vaskuler
Demensia Alzheimer

Biasanya ada faktor resiko : riwayat


keluarga, alzheimer umur > 50 thn,
penyakit down`s syndrome ,parkinson
Progresif, sangat chronis
Diagn. pasti dengan otopsi otak
Kriteria diagnosa probable Alzheimer:

1. Ditemukan demensia secara klinis (test mini mental)


2. Defisit 2 atau lebih bidang kognitif (memori, bahasa, atensi, orientasi,
fungsi eksekutif, visuospatial)
3. Perburukan memori/kognitif progresif
4. Tak ada gangguan kesadaran
5. Tak ada penyakit otak dan gangguan sistemik
(khas: perburukan intelektual dan tingkah laku, mengganggu
pekerjaannya dan lingkungan)
ADL mencakup :

Aktivitas Dasar (basic ADL) :


berpakaian, perawatan diri, makan minum, toilet,
berpakaian, jalan, mandi, mobilitas, dll
Aktivitas Instrumental (IADL) :
mengurus keuangan pribadi, memasak,
menelepon, berbelanja ke pasar, bepergian,
berobat, dll
Gejala klinis dibagi 3 stadium:

1 Std Amnesia : yang menonjol : amnesia diskalkulia,


spontanitas , gangguan memori jangka pendek,
pertanyaan berulang-ulang tak mampu hafal no telpon,
bingung terhadap masalah, (memori jangka panjang : baik)
std ini berlangsung 2-4 tahun
2 Std Bingung, kognisi progresif, afasia, agnosia, apraksia,
disorientasi waktu dan tempat, mengem- bara, salah
mengenal anak, suami, isteri, kadang- kadang bicara porno,
std ini berlangsung 2-10tahun
3 Std Akhir (setelah 6-12 tahun sakit) akinetik, membisu hampir
vegetatif, inkontinesia, lemah, langkahnya kecil-kecil,
mudah terinfeksi (saluran kemih, nafas).
Tujuan pengobatan

Mempertahankan kualitas hidup


Memperlambat progresivitas
Mengobati penyakit penyerta
Membantu keluarga, memberi
informasi cara-cara penanganan yang
manfaat
Kemandirian ADL (activity daily living)
SCHIZOFRENIA
SKIZOFRENIA

Gangguan Skizofrenia umumnya ditandai oleh :


- Distorsi pikiran dan persepsi.
- Afek yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul (blunted).
- Kesadaran jernih, biasanya kemampuan intelektual tetap
dipertahankan.
Sejarah

Emil Kraepelin
Dementia precox
Eugen Bleuler
Skizofrenia
Empat A
Epidemiologi

Di USA prevalensi seumur hidup 1-1,5%


Laki-laki = perempuan
Laki-laki onsetnya lebih awal dari pada perempuan.
Etiologi

Multifaktorial
- Model diatesis-stres
- Faktor biologis (sist limbik,ggl basalis,kortex
frontalis,neurotransmiter dopamin dan
lainnya,psikoneuroimunologi)
- Genetika
- Faktor psikososial
GEJALA KLINIS
Menggunakan DSM IV atau PPDGJ III (ICD X)
PPGDJ III ( F 20 )
a. Thought echo, thought insertion, thought withdrawal, thought broadcasting.
b. Delusion of control, delusion of influence.
c. Halusinasi komentar, berdiskusi.
d. Waham yang menetap.
e. Halusinasi menetap
f. Arus pikiran terputus atau disisipi.
g. Perilaku katatonik atau gelisah
h. Perubahan yg konsisten dan bermakna dari perilaku.

Satu gejala yg amat jelas atau dua gejala atau lebih apabila kurang jelas.
Selama satu bulan atau lebih
Subtipe Skizofrenia

F 20.0 Skizpfrenia Paranoid


F 20.1 Skizofrenia Hebefrenik
F 20.2 Skizofrenia Katatonik
F 20.3 Skizofrenia tak terinci
F 20.4 Depresi Pasca Skizifrenia
F 20.5 Skizofrenia Residual
F 20.6 Skizofrenia Simpleks
NEUROPATI DIABETIK
Diabetic Neuropathy :

Adanya gejala dan/atau tanda-tanda


disfungsi saraf perifer pada individu
dengan diabetes setelah mengeksklusi
penyebab lain

berpengaruh pada mood, pekerjaan dan


kualitas hidup pasien

meningkatkan morbiditas dan


mortalitas, terutama merupakan
patogenesis dari foot ulcer - amputasi
89
Diabetic Neuropathy
Terjadi pada 55% pasien diabetes

32% pasien mengalami nyeri sangat

39% pasien nyeri neuropati tidak


diterapi

Lebih dari 60% amputasi nontraumatic


ekstremitas bawah (di US) terjadi pada
individu- diabetes.
Faktor Resiko

Hiperglikemia
Kerusakan pembuluh darah
Dislipidemia
Hipertensi
Penyakit kardiovaskular
Gaya hidup

91
Klasifikasi Diabetic
Neuropathy

Peripheral simetric distal polyneuropathy


(sensoric >> motoric)

Autonomic neuropathy

Asymetric Mononeuropathy/
Mononeuropathy (motoric >> sensoric)

92
Patogenesis Diabetic
Neuropathy

Faktor Metabolik
Gula darah tinggi
Advanced glycation end products (AGEs)
Sorbitol
Kadar lipid darah abnormal
Hipertensi
Iskemia
93
94
Symmetric
Polyneuropathy

Bentuk paling lazim dari diabetic neuropathy


Mengenai ekstremitas bawah distal dan
tangan (stocking-glove sensory loss)
Gejala/tanda
Nyeri, rasa terbakar pada feet, leg, hand, arm
Numbness
Tingling
Paresthesia

95
Autonomic Neuropathy

Mengenai saraf otonom yang mengendalikan organ internal


Genitouri
kontrol kandung kemih (43-87% DM1, 25% DM-2))
erectile dysfunction (35-90%)
Gastrointestinal
Kesulitan menelan (50%) Konstipasi
GET turun (40%) Diare
Kardiovaskular (50%)
HR cepat-tidak teratur
Hipertensi orthosatik
Disfungsi sudomotor - kulit kaki kering
Gagal merespons - hipoglikemia 96
Mononeuropathy

Peripheral mononeuropathy
Saraf tunggal rusak karena kompresi atau iskemia
Terjadi pada wrist (carpal tunnel syndrome), elbow, atau foot
(unilateral foot drop)
Gejala
numbness
edema
nyeri

97
Mononeuropathy, lanjut.

Cranial mononeuropathy
Mempengaruhi saraf III, IV dan VI yang menghubungkan otak
dan kontrol penglihatan, pergerakan mata, pendengaran, dan
rasa

Gejala dan tanda-tanda


Nyeri unilateral dekat mata yang kena
Paralisis otot mata
Penglihatan ganda
98
99
10
Pencegahan &
Pengobatan

Kendalikan gula darah:


Penurunan 40-60% perkembangan neuropati
Penurunan HbA1c 1% - penurunan 22-37% komplikasi mikrovaskular
Diet sehat
Olah raga teratur
Batasi alkohol
Berhenti merokok
Perawatan kaki
Kendalikan faktor resiko
10
Terima Kasih

Selamat Belajar

Anda mungkin juga menyukai