SISTEM NEUROBEHAVIOR
1
penumbra = Zona degenerasi)
3. Area Oedematosa (Bersifat riversibel 32
= Zona Oedematosa)
Tanda dan Gejala
Penurunan Kesadaran
Kehilangan Fungsi Motorik
Gangguan Sensori
Gangguan Komunikasi
Gangguan Perilaku dan Emosional
Disfungsi Kandung Kemih
Gangguan Koordinasi dan Gait
GEJALA DAN
TANDA
Tergantung pada : Topis Lesi
Derajat lesi (Luas Infark)
1. Gangguan Motoris
Abnomelitas Tonus
(Placcid atau Spastik)
Parese/plegia
(mono/ hemi)
Topis Lesi & Lenticulo
Striata
Hemiplegia/ hemiparese
typica nn. Cranial VII &
XII
2. Gangguan Sensoris
1) Hemidisesthesia
2) Hemikinesthesia
Pada kondisi tertentu kelainan sensoris terjadi tanpa
kelainan motoris
Contoh : Pada gambaran angiografi terjadi :
Obstruksi dan penyempitan lumen
a. Carotis communis
a. Cerebre Media kiri didaerah siphon di basis cranii
terjadi keluhan hemiastesia sisi dextra tanpa adanya
parese.
3) Central Pain ( Lesi pda kortex
sensoris)
3. Gangguan Saraf Otonom dan Fungsi
Luhur
1) Gangguan vasomotor (vasokontruksi, vasodilatasi pembuluh
darah)
2) Gangguan aktivasi kelenjar sudorivera ( keringat berlebihan)
3) Fungsi luhur (aphasia motoris dan sensoris)
Gangguan lain yang berkaitan dengan fungsi kognitif dan
memori serta fungsi psikiatrik dan emosi.
Karakteristik gangguan tersebut diatas tergantung topis lesi
dan derajat lesi
Pemeriksaan
koordinasi,
* aktivitas motoris diluar kemauan .
* Serangan simple complex dapat di mulai sebagai
serangan simple partial
Serangan , terjadi terus menerus dalam area otak yang besar ,sering
dalam kedua hemisfer.
Serangan dapat menimbulkan konvulsi atau tidak.
Umumnya ada dua tipe yaitu tonik-klonik dan absence.
BERDASARKAN GCS:
4. GCS 13-15 : Cedera kepala ringan CT scan dilakukan bl ada lucid interval/
riw. kesdran menurun. evaluasi kesadaran, pupil, gejala fokal serebral +
tanda-tanda vital.
5. GCS 9-12 : Cedera kepala sedang prks dan atasi gangg. Nafas, pernafasan
dan sirkulasi, pem. Ksdran, pupil, td. Fokal serebral, leher, cedera orga lain, CT
scan kepala, obsevasi.
6. GCS 3-8 : Cedera kepala berat : Cedera multipel. + perdarahan intrakranial dg
GCS ringan /sedang.
KOMPONEN GLASGOW COMA
SCALE
E ye
E ye :: BUKA
BUKA MATA:
MATA: 1 1 4
4
V erbal
V erbal :: SUARA
SUARA :: 1
1 5
5
M otion
M otion :: GERAKAN
GERAKAN :: 1 1 -- 6
6
Pemeriksaan fisik
1. Stadium Prodromal
Gejala-gejala awal berupa demam, malaise, mual dan
rasa nyeri ditenggorokan selama beberapa hari.
2. Stadium Sensoris
Penderita merasa nyeri, rasa panas disertai kesemutan
pada tempat bekas luka. Kemudian
disusul dengan gejala cemas, dan reaksi yang berlebihan
terhadap rangsang sensorik.
GEJALA
3. Stadium Eksitasi
Tonus otot-otot dan aktivitas simpatik menjadi meninggi dengan gejala
hiperhidrosis,
Hipersalivasi
hiperlakrimasi dan pupil dilatasi.
hidrofobi.
Kontraksi otot-otot Faring dan otot-otot pernapasan dapat pula ditimbulkan
oleh rangsang sensorik seperti meniupkan udara kemuka penderita atau
dengan menjatuhkan sinar kemata atau dengan menepuk tangan didekat
telinga penderita.
Pada stadium ini dapat terjadi apnoe, sianosis, konvulsa da tahikardi. Tindak-
tanduk penderita tidak rasional kadang-kadang maniakal disertai dengan
saat-saat responsif.
GEJALA
4. Stadium Paralis
Sebagian besar penderita rabies
meninggal dalam stadium eksitasi Kadang-
kadang ditemukan juga kasus tanpa gejala-
gejala eksitasi, melainkan paresis otot-otot
yang bersifat progresif.
PENANGANAN LUKA GIGITAN
HEWAN MENULAR RABIES
Mudah lupa
Banyak pada lansia
Gangguan mengingat informasi, kembali (recall)
Gangguan mengeluarkan apa yang tersimpan dalam memori
(retrieval)
Dapat dibantu dengan memberikan isyarat (cue)
Mudah Lupa Ringan
Emil Kraepelin
Dementia precox
Eugen Bleuler
Skizofrenia
Empat A
Epidemiologi
Multifaktorial
- Model diatesis-stres
- Faktor biologis (sist limbik,ggl basalis,kortex
frontalis,neurotransmiter dopamin dan
lainnya,psikoneuroimunologi)
- Genetika
- Faktor psikososial
GEJALA KLINIS
Menggunakan DSM IV atau PPDGJ III (ICD X)
PPGDJ III ( F 20 )
a. Thought echo, thought insertion, thought withdrawal, thought broadcasting.
b. Delusion of control, delusion of influence.
c. Halusinasi komentar, berdiskusi.
d. Waham yang menetap.
e. Halusinasi menetap
f. Arus pikiran terputus atau disisipi.
g. Perilaku katatonik atau gelisah
h. Perubahan yg konsisten dan bermakna dari perilaku.
Satu gejala yg amat jelas atau dua gejala atau lebih apabila kurang jelas.
Selama satu bulan atau lebih
Subtipe Skizofrenia
Hiperglikemia
Kerusakan pembuluh darah
Dislipidemia
Hipertensi
Penyakit kardiovaskular
Gaya hidup
91
Klasifikasi Diabetic
Neuropathy
Autonomic neuropathy
Asymetric Mononeuropathy/
Mononeuropathy (motoric >> sensoric)
92
Patogenesis Diabetic
Neuropathy
Faktor Metabolik
Gula darah tinggi
Advanced glycation end products (AGEs)
Sorbitol
Kadar lipid darah abnormal
Hipertensi
Iskemia
93
94
Symmetric
Polyneuropathy
95
Autonomic Neuropathy
Peripheral mononeuropathy
Saraf tunggal rusak karena kompresi atau iskemia
Terjadi pada wrist (carpal tunnel syndrome), elbow, atau foot
(unilateral foot drop)
Gejala
numbness
edema
nyeri
97
Mononeuropathy, lanjut.
Cranial mononeuropathy
Mempengaruhi saraf III, IV dan VI yang menghubungkan otak
dan kontrol penglihatan, pergerakan mata, pendengaran, dan
rasa
Selamat Belajar