Disusun oleh :
Afra Syadza 210604206
Cici Krismawati 210604210
Dea Ayudina 210604211
Desi Anggraeni Mentari 210604043
Martini Oktaviani 210604316
Retno Wulandari 210604249
Siska Supriwianti 210604339
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan. Oleh kerena itu saya
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................3
1.3 Tujuan.............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................5
A. Kesimpulan...................................................................................................19
B. Saran.............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagian besar kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, infeksi, eklamsi,
persalinan lama, abortus komplikasi. Sebagian besar komplikasi kehamilan ini
dapat dicegah dengan melakukan persiapan prakonsepsi, dalam Rikerdes tahun
2010 tidak seluruh pasangan siap mehadapi proses kehamilan atau memiliki anak
salah satu alasan dari pasangan adalah ketidak tepatan waktu dari terjadinya
proses kehamilan tersebut.(Prihastuti, 2004 dalam pranata & Sadewo, 2012)
Kehamilan yang sehat membutuhkan persiapan fisik dan mental, oleh karena
itu perencanaan kehamilan harus dilakukan sebelum masa kehamilan. Proses
kehamilan yang direncanakan dengan baikakan berdampak positif pada janin dan
adaftasi fisik psikologis ibu pada kehamilan menjadi lebih baik. Hal-hal yang
perlu dipersiapkan dalam kehamilan misalnya pengaturan nutrisi pada ibu hamil.
Nutrisi yang baik juga berperan dalam proses pembentukan sperma dan sel telur
yang sehat. (Anon, 2007)
Data Rikerdes 2013,terdapat 37,1% ibu hamil anemia, yaitu ibu hamil dengan
kadar hb kurang dari 111,0 gram/dl,dengan proforsi yang hampir sama antara
kawasan perkotaan(36,4%) dan pedesaan (37,8%) peningkatan proporsi ibu hamil
usia 15-19 tahun dengan KEK dari 31,3% pada tahun 2010 menjadi 38,5% pada
tahun 2013.
Mempromosikan kesehatan keluarga prakonsepsi merupakan strategi yang
penting untuk meningkatkan kualitas anak yang akan dilahirkan sekaligus dapat
membantu upaya penurunan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi. Situasi
ini didapatkan bahwa faktor resiko yang diketahui yang merugikan ibu dan bayi
yang mungkin bisa terjadi sebelum kehamilan harus ditangani misalnya ibu
mengalami kekuranga hemoglobin (anemia) , kekurangan asam folat, dan perilaku
yang dapat menganggu kesehatan ibu dan janin pada masa kehamilan. Konseling
prakonsepsi adalah komponen penting dalam pelayanan kesehatan pra konsepsi.
3
Melalui konseling pemberi pelayanan mendidik dan merekomendasikan startegi-
strategi untuk meningkatkan kesehatan ibu dan janin (Williams et al, 2012)
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui bagaimna adaptasi psikologis pada ibu hamil
b. Bagaimana peran dan hubungan ibu dengan janin pada saat hamil
c. Untuk mengetahui respons psikologis keluarga yang mengharapkan
kehamilan
d. Untuk mengetahui respons emosional ibu saat hamil
e. Untuk mengetahui tugas psikologis ibu hamil
f. Untuk mengetahui adaptasi psikologis keluarga menyambut kelahiran
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
c. Trimester III :
1) Memiliki perasaan aneh
2) Sembrono
3) Merefleksikan pengalaman masa lalu
6
Sebaliknya bila ibunya menghargai otonominynya anak perempuan
tersebut merasa percaya diri, pemikiran ibu hamil dan nenek dari calon
anaknya membantu anak perempuan tersebut mengantisipasi dan
mempersiapkan persalinan dengan penuh kasih sayang.
Walaupun hubungan dengan ibunya adalah penting, tetapi yang
terpenting adalah suami atau ayah dari janinnya. Seorang perempuan yang
berhubungan harmonis dengan suaminya akan mempengaruhi pengaruh
emosional dan gejala fisik lebih sendikit.termasuk komplikasi waktu
melahirkan dan penyesuain post partum. Ada dua kebutuhan ibu selama
hamil perasaan dicintai nilai-nilai mempunyai anak dari suaminya
(Richardson, 1983)
Ketidaknyamanan dalam hubungan seksual dapat menjadi tekanan
pada perut juga penetrasi yang dalam, dapat mengakibatkan kram dan
sakit bokong dengan berlanjutnya kehamilan terjadinya perubahan bentuk
tubuh, citra tubuh yang mempengaruhi suami atau istri tidak nyaman
terhadap keinginan berhubungan seksual selama trimester pertama hasrat
seksual bisa menurun terutama trimester pertama bila ibu mengalami
penegangan payudara mual dan mengantuk. Pada trimester kedua ibu akan
mengalami peregangan pelvis yang dapat meningkatkan hasrat
seksualnya. Pada trimester ketiga terjadi keluhan somatik dan keluhan
fisik yang menimbulkan ketidaknyamanan yang menghilangkan hasrat
seksualnya (reynertson dan lowdermilk, 1993) Diperlukan kebebasan
untuk mengutarakan respon seksual antar pasangan, sehingga bisa berbagi
perasaan untuk menghilangkan perasaan sensitif suami harus mengetahui
perubahan fisik dan emosional pada Ibu Hamil Agar tidak merasa
bingung.
3. Hubungan Ibu Dan Janin
Hubungan ibu dengan anak dimulai selama hamil ketika ibu
menghayal dan memimpikan dirinya sebagai ibu (Rubin, 1975). Ibu ingin
dekat, hangat, bercerita kepada bayinya dan mencoba membayangkan
7
adanya tangisan bayi gangguan terhadap kurangnya kebebasan dan
kegiatan mengasuh anak hubungan ibu dan anak berkembang dalam tiga
fase selama hamil
a. Fase 1
Iya menerima kenyataan biologis tentang kehamilan dengan
pernyataan " saya hamil "dan menyatakan ide tentang anak di dalam
tubuhnya dan gambaran dirinya sebagai berikut:
1) Fikiran terpusat pada dirinya
2) Menyadari kenyataan dirinya ahamil
3) Fetus adalah bagian dari dirinya
4) Fetus seolah olah tidak nyata
b. Fase 2
Pada saat ini Ini Ibu merasakan sebagai berikut:
1) menerima tumbuhnya fetus yang merupakan makhluk yang berbeda
dengan dirinya (pada bulan kelima)
2) Timbulnya pernyataan "saya akan mempunyai seorang bayi"
3) Tumbuh kesadaran bahwa bayinya adalah makhluk lain yang
terpisah dari tubuhnya
4) Terlibat dalam hubungan ibu-anak asuhan dan tanggung jawab
5) Mengembangkan kedekatan perempuan yang menyukai kehamilan
dan direncanakan akan senang dengan kehamilannya, terasa
lengkap dengan baiknya yang dimulai lebih awal daripada
perempuan lain (koreak Griffin, 1988)
6) Menerima kenyataan mendengar denyut jantung janin merasakan
gerakan anak menempatkan perempuan tersebut pada kondisi yang
tenang sehingga dapat lebih berintropeksi dan berfantasi tentang
anaknya ia akan senang pada anak kecil.
c. Fase 3
Ini adalah proses kelekatan dan ibu merasakan sebagai berikut:
1) Merasa realistik
8
2) Mempersiapkan kelahiran
3) Mersiapan menjadi orang tua
4) Spekulasi mengenai jenis kelamin anak
5) Keluarga berinteraksi dengan menempelkan telinganya ke perut
ibu dan berbicara dengan Petus
9
adalah faktor yang penting jaringan sosial seringkali dipakai sebagai sumber
terbesar mendapatkan nasihat kehamilan.
Anggota keluarga yang lain terutama anak-anak yang lain dan kakek
atau nenek nya juga harus menyesuaikan diri dengan ibu hamil. untuk
beberapa pasangan kehamilan dapat berkembang menjadi krisis yang
merupakan gangguan atau konflik dan tidak dapat memelihara keseimbangan
titik kehamilan merupakan kematangan dari krisis yang normal yang terjadi
pada suatu keluarga kelemahan ego. kehilangan pertahanan diri tidak
tertanggulangi nya masalah yang muncul dan perubahan hubungan. Bila krisis
dapat ditanggulangi akan menghasilkan perilaku yang tidak bisa beradaptasi
pada satu atau lebih anggota keluarga dan kemungkinan keluarga pecah,
keluarga yang mampu menanggulangi krisis akan kembali berfungsi secara
normal dan bahkan terjadi ikatan yang lebih kuat.
10
sering depresi, ketidaknyamanan fisik, ketidakpuasan dengan bentuk
badannya, perubahan perasaan yang drastis dan kesulitan menerima
perubahan akibat kehamilan (lederman, 1996).
Menurut on dan Miller (1997) perempuan dengan kehamilan yang
tidak diinginkan akan mengalami peningkatan depresi,, penurunan
dukungan dari ayah dan menurunkan kepuasan hidupnya. pada awal
awal bulan kehamilan bisa jadi ibu hamil menginginkan abortus
terapeutik yang dapat menyebabkan perasaan bersalah telah menyakiti
bayinya
b. Cemas
Cemas adalah suatu emosi sejak dulu dihubungkan dengan
kehamilan yang hubungan ini tidak jelas titik cemas mungkin emosi
positif sebagai perlindungan menghadapi stressor yang bisa menjadi
masalah bila berlebihan titik bidan perlu memastikan:
1) Apakah cemas pada ibu hamil benar-benar timbul
2) Apakah cemas bisa menjadi stress
3) Apakah menurunkan kecemasan pada kehamilan bisa
menguntungkan atau bahkan tidak perlu
Banyak Penelitian terhadap tingkat kecemasan yang telah
dilakukan antara lain perbandingan tingkat kecemasan pada ibu hamil
lebih tinggi pada ibu hamil dan menurun pada ibu post partum (sing
dan dan saksena 1991). Barclay (1979) menemukan bahwa
peningkatan pengetahuan tidak menurunkan kecemasan dan juga
ditemukan bahwa perempuan yang tidak hamil menunjukkan tingkat
depresi yang lebih besar pada kehamilan daripada hasil pemantauan
pada ibu hamil itu sendiri.
Penelitian secara umum memperhatikan bahwa intervensi pada
kecemasan mempunyai efek yang menguntungkan (Ridgeway &
Matthews, 1981) sebagai berikut :
1) Persiapan untuk kecemasan
11
a) Adaptasi
b) Pendidikan
c) Pengetahuan
d) Strategi
2) Penurunan kecemasan
a) Psikologis
b) Fisik
c) Lingkungan
d) Biologis
3) Pengawasan Kecemasan a
a) Strategi Koping
b) Pendekatan
4) Penghalang stressor a
a) Menghindari
b) Memeriksa kembali prosedur dan protokol
5) Penghilangan presepsi
a) Pengobatan
b) Relaksasi
c) Distraksi
secara individu cemas dapat mengganggu (1989) menyatakan
bahwa seorang perempuan yang panik dapat mengalami
absorbsi plasenta. menurut readings (1983) faktor-faktor yang
dapat mengurangi efek dari kecemasan, penilaian kecemasan,
dukungan psikososial, dan strategi koping. intervensi bisa
dilakukan untuk faktor-faktor tersebut stress yang
berkelanjutan dapat meningkatkan perilaku yang negatif
misalnya merokok atau minum alkohol
c. Depresi
Banyak penelitian tentang depresi berfokus depresi pada
postpartum atau menilai depresi antenatal sebagai usaha untuk
12
memprediksi depresi postpartum Murray (1975) dan Ellior ( 1984)
Mencatat bahwa angka depresi tidak signifikan pada kehamilan
2. Trimester Kedua
a. Menerima Kehamilan
Langkah pertama untuk beradaptasi dengan peran sebagai ibu
adalah menerima ide untuk hamil (Mercer ,1995) . tingkat penerimaan
ini digambarkan dengan kesiapan wanita tersebut untuk hamil dan
respon emosional nya. banyak wanita merasa kaget mendapatkan
dirinya hamil penerimaan terhadap kondisi hamil sejalan dengan
penerimaan tumbuhnya anak secara nyata. kehamilan yang tidak
diterima tidak sama dengan menolak seorang anak anda. seorang
wanita bisa tidak suka hamil tetapi mencintai anak yang akan dilahirkan
kan wanita yang berbahagia dan senang dengan kehamilannya
memperlihatkan tidak adanya kekurangan secara biologis mereka
mempunyai harga diri tinggi dan percaya terhadap dirinya, baiknya,
serta kepada anggota keluarga yang lain.
Walaupun dengan kondisi yang Prima, banyak wanita mengalami
kondisi yang labil secara emosional terjadi perubahan perasaan secara
cepat, tidak dapat diprediksi titik perubahan hormonal ikut
mempengaruhi perubahan perasaan seperti menjelang menstruasi atau
selama menopause. penanganan kondisi ini termasuk intervensi dan
dukungan yang memerlukan perhatian dan konseling seperti kelahiran
misalnya cemas dan depresi pada kehamilan baik normal ataupun
abnormal juga dikaji secara klinis tentang trauma emosional dan medis
yang merupakan pengalaman banyak wanita dalam melahirkan
Banyak perempuan mendramatisir perubahan yang timbul dan merasa
sangat sensitif Tetapi ada juga yang tidak terlalu merasakan adanya
perubahan. ada beberapa teori uang menyatakan pencetusnya adalah
biologi sosial atau psikologi kenyataannya beberapa perubahan
dimungkinkan oleh banyak hal yang kompleks hal ini telah diteliti oleh
13
Grim (1961). Grrsuch dan Key (1974). Muray dan Muray ( 1975)Pada
beberapa penelitian melaporkan penemuan yang berlawanan atau
konflik gagal mengontrol faktor pemicu medis misalnya respons
emosional dan kegagalan lain dalam mengurangi atau melanjutkan
penelitian. Eliot et al ( 1983)Menyatakan bahwa pertimbangan
perempuan bervariasi baik hamil maupun tidak dengan meneliti tingkat
Pengalaman harus dihindarkan. ukuran-ukuran ini sering merupakan
prediksi tentang hasil pada post natal dengan berbagai tingkat kekuatan.
Pada trimester kedua adalah relatif tenang yang dialami ya itu morning
sickness sudah lewat dan ancaman abortus spontan juga sudah lewat
b. Murung
Emosi ibu hamil mempunyai bermacam-macam karakteristik
menangis, karena sebab-sebab yang sepele. bila ditanya mengapa ia
akan sulit memberi jawaban situasi ini mungkin tidak mengenakkan
bagi suami dan keluarganya yang menyebabkan bingung karena suami
tidak bisa menangani masalah ini ia bisa menjauh atau bersikap tidak
peduli karena ibu hamil membutuhkan lebih banyak kasih sayang dan
perhatian. Sikap suami dapat menyebabkan ia akan merasa tidak
dicintai dan tidak didukung pasangan suami istri perlu diberi pengertian
bahwa ini adalah karakteristik ibu hamil agar lebih mudah mengatasi
keadaan
c. Perubahan Citra Tubuh
Perubahan tubuh ibu hamil yang berlangsung cepat akan
menimbulkan perubahan citra tubuh. tingkat perubahan dengan faktor-
faktor kepribadian respon sosial dan sikap menghadapi kehamilan.
perubahan citra tubuh adalah normal tetapi dapat menimbulkan stres
diperlukan penjelasan dan diskusi kepada pasangan yang dapat
membantu menghilangkan stres dalam kehamilan
3. Trimester Tiga
pada trimester ketiga ini Ibu merasa:
14
a. Memiliki perasaan aneh
b. Sembrono
c. Lebih introvert
d. Merefleksikan pengalaman masa lalu
15
F. Adaptasi Psikologi Keluarga
1. Adaptasi Ayah
Ayah seringkali kelihatan "standar" sebagai pengamat istrinya hamil.
Iya diperlukan waktu konsepsi, membayar biaya dan menyiapkan penuntun
untuk matangnya anak .Sekarang pandangan tersebut telah berubah dan
seorang ayah sekarang diharapkan berperan secara penuh merawat terlibat
sebagai ayah dan pemberi nafkah sebagai respon tekanan masyarakat
pengaruh dari perubahan fe minsme dan tekanan ekonomi menyebabkan
Lebih banyak perempuan bekerja di luar rumah dan berbagi peran sebagai
orangtua. Pada pria terjadi perasaan menolak perasaan ini yang tergantung
dari banyak faktor misalnya apakah kehamilan ini direncanakan Bagaimana
hubungan laki-laki tersebut dengan istri atau pasangan pengalaman
sebelumnya dengan kehamilan dan kestabilan ekonominya.
a. Sumber Stress Ayah
Seorang ayah mengalami stres dalam transisi menjadi orang tua yang
disebabkan oleh:
1) Masalah keuangan
2) Kondisi yang tidak diinginkan selama hamil
3) Cemas bayinya tidak sehat atau normal
4) Khawatir tentang nyeri istrinya melahirkan
5) Peran selama melahirkan
sumber stres yang lain adalah:
1) Perubahan hubungan dengan istri atau pasangan
2) Hilangnya respon seksual
3) Perubahan hubungan dengan keluarga atau teman-teman laki-lakinya
4) Kemampuan sebagai orang tua Peran ayah berkembang sejalan
dengan peran Ibu secara umum Ayah yang stres menyukai anak-
anak, senang berperan sebagai ayah dan senang mengasuh anak
percaya diri dan mampu menjadi ayah membagi pengalaman tentang
kehamilan dan melahirkan dengan pasangannya (Jordan, 1990).
16
b. Cavaude
Secara tradisional, cavaude adalah ritual atau tabu oleh laki-laki
dalam transisi menjadi ayah. ini berhubungan secara biofisik dan
psikososial dengan istri dan anak misalnya dilarang makan makanan
tertentu Dilarang membawa senjata sebelum anaknya lahir, timbul
gejala-gejala fisik berupa lelah, nafsu makan meningkat, susah tidur,
depresi, sakit kepala, sakit punggung, penelitian menunjukkan bahwa
laki-laki yang memperlihatkan sindrom couvade ingin mempersiapkan
peran sebagai ayah yang lebih tinggi dan terlibat lebih aktif dalam
persiapan mempunyai anak (lLongobucco dan Preston, 1989).
c. Menyiapkan Kelahiran
Banyak Aktivitas yang dilakukan untuk menyambut kelahiran
dengan membaca buku, melihat film, Mengikuti kelas-kelas pendidikan
menjadi orang tua, dan berdiskusi dengan wanita-wanita lain. mereka
mencari tahu cara perawatan-perawatan yang memungkinkan
kan( Paters on el al 1990)
Pada multipara, mereka telah mempunyai riwayat sendiri tentang
melahirkan yang mempengaruhi persiapan persalinan nya. cemas bisa
timbul karena perhatian tentang jalan lahir yang aman selama proses
(Mercure, 1995; Rubin, 1975). rasa cemas tersebut kadang-kadang tidak
dikeluarkan tetapi bidan perlu tahu isyarat atau tanda tersebut . banyak
wanita takut menghadapi nyeri melahirkan atau pengguntingan
perineum karena mereka tidak mengerti anatomi dan proses melahirkan.
ibu perlu diberi pendidikan Bagaimana perilaku yang betul selama
melahirkan persiapan yang terbaik untuk melahirkan adalah menyadari
kenyataan secara sehat tentang nyeri, menyeimbangkan resiko dengan
rasa senang, dan keinginan tentang hadiah akhir berupa bayi (lah
Dirman, 1984). menghadapi akhir trimester 3 ibu hamil mengalami sulit
bernapas dan gerakan fetus lebih keras yang mengganggu tidur, sakit
17
punggung, sering kencing, susah defekasi dan varises selama ini dapat
menjadi masalah
Membesarnya tubuh ibu mempengaruhi kemampuan ibu untuk
mengasuh anak-anak yang lain, melaksanakan pekerjaan rutin dan
memerlukan posisi yang nyaman untuk tidur dan istirahat. saat ini
wanita tersebut menjadi pasien yang akan melahirkan yang memiliki
perasaan senang, takut, campuran perasaan. keinginan kuat untuk
mengalami berakhirnya kehamilan membuat wanita tersebut siap untuk
menghadapi kelahiran.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan:
1. Dukungan psikologis dan perhatian akan memberi dampak terhadap pola
kehidupan sosial membuka keharmonisan, penghargaan, kasih sayang, dan
empati) pada wanita hamil dan dari aspek teknis dapat mengurangi aspek
sumber daya tenaga ahli cara penyesuaian persalinan normal, akselerasi,
kendali nyeri dan asuhan neonatal).
2. Hubungan ibu dengan anak dimulai selama hamil ketika ibu menghayal
dan mimpikan dirinya sebagai ibu.
3. Pada suatu keluarga dengan ibu hamil perlu dipelihara keterbukaan,
keseimbangan, menjaga tugas perkembangan, mencari bantuan dan
dukungan agar tidak terjadi konflik.
4. Respon emosi dan psikologis ibu hamil antara lain ambivalen,, depresi,
menerima kehamilan,, perubahan citra tubuh
B. Saran
1. Bidan harus dapat memberikan asuhan pada ibu hamil dan keluarganya
dengan benar agar adaptasi psikologis nya tidak begitu berdampak negatif
bagi ibu, janin, maupun keluarganya
2. Bidan juga harus mengerti keadaan psikologi setiap Ibu Hamil Agar dapat
memberikan solusi yang terbaik untuk pasiennya
19
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono Prawirhardjo,2005. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka
Rusmiati,SKM,DRA. Maryanah, A.Md.Keb,M.Kes., Dra. Susanti Ni
Nengah,M.Kes.2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC
Bonak,Jensen,Lowdermik,2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas.
Jakarta:Buku Kedokteran EGC
Hj. Saminem,SKM.2009. Kehamilan Normal. Jakarta: Buku EGC
20