Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MANAJEMEN PERPAJAKAN

FARADILLAH NURUL UTAMI


201930130

STIEM BONGAYA
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan, karena berkat bimbingan dan karunia-Nya penulis bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “Manajemen Perpajakan” ini.

Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas mata kuliah Manajemen Perpajakan, selain
itu juga guna memahami tentang Manajemen perpajakan.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan-
kekurangan dari segi pembahasan maupun penulisannya. Untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

Demikian makalah ini kami buat semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………… i

KATA PENGANTAR ………………………… ii

DAFTAR ISI ………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN ……………………… 4

A.Latar Belakang ………………………………………….. 4

B. Rumusan Masalah ……………………………………… 4

C. Maksud dan Tujuan ……………………………………….4

BAB II PEMBAHASAN …………………………. 5

II.1. Pengertian Manajemen Perpajakan…………………… 5

II.2. Manfaat Manajemen Perpajakan …………………………………….. 5

II.3. Variabel Yang Diperlukan Untuk Melaksanakan Manajemen Perpajakan 8

11.4 Langkah-Langkah Penerapan Manajemen Pajak ……………………………9

BAB III PENUTUP …………………………………… 13


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bagi perusahaan pajak yang dikenakan terhadap penghasilan dianggap sebagai
biaya/beban dalam menjalankan atau melakukan kegiatan usaha. Pajak sebagai biaya
akan mempengaruhi besarnya laba yang diterima maupun yang akan dikembalikan
kepada pemegang saham. Jadi pada dasarnya secara ekonomis pajak merupakan unsur
pengurang laba yang tersedia untuk dibagikan atau diinvestasikan kembali oleh
perusahaan.
Perencanaan dan Manajemen Pajak adalah sesuatu yang dapat dilakukan oleh
setiap perusahaan yang menginginkan adanya penghematan pajak. Karena tujuan dari
manajemen pajak yang bersifat ekonomis, efektif, dan efisien. Dengan menyusun
perencanaan dan manajemen pajak sejak dini perusahaan akan terhindar dari segala hal
yang mengakibatkan peningkatan beban pembayaran pajak

1.2 Rumusan Masalah


Makalah ini membahas mengenai Manajemen perpajakan.

1.3 Maksud dan Tujuan


Maksud dari dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Manajemen Perpajakan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mendapatkan
wawasan serta teori-teori mengenai Manajemen Perpajakan
BAB II
PEMBAHASAN

11.1 Pengertian Manajemen Perpajakan


Manajemen perpajakan terdiri dari dua ilmu yang berbeda yaitu manajemen dan
perpajakan. Manajemen sendiri berarti suatu proses pengelolaan, pengaturan dan
pemberdayagunaan. Sedangkan perpajakan adalah kewajiban yang harus dibayarkan oleh
warga negara atas suatu penghasilan yang didapat guna memenuhi kewajiban perpajakan
untuk kepentingan umum / orang banyak.
Manajemen perpajakan adalah suatu upaya yang dilakukan untuk meminimalisir
pengeluaran suatu bisnis / perusahaan dalam hal pembayaran pajak. Tidak bisa dipungkiri
bahwa semua orang sebenarnya tidak mau dan tidak suka membayar pajak. Tidak ada
seorangpun yang mau penghasilannya dikurangi untuk membayar pajak. Namun karena
kesadaran akan pentingnya kewajiban perpajakan, kita tidak mungkin menghindari pajak.
Setiap aktifitas kita tidak akan lepas dari pajak. Oleh karenanya, kita tetap harus
membayarkan pajak sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku di Indonesia. Hanya
saja, kita bisa melakukan langkah-langkah efisiensi, langkah-langkah bijak agar
meminimalisir pengeluaran pajak tanpa melanggar peraturan yang berlaku.
Manajemen pajak adalah sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan
benar tetapu jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh
laba dan likuiditas yang diharapkan (Sophar Lumbantoruan: 1996)

11.2 Manafaat Manajemen Perpajakan


Manfaat manajemen perpajakan adalah untuk melakukan kewajiban perpajakan dan
usaha efisiensi untuk mencapai laba, mengefisiensikan pembayaran pajak terhutang,
melakukan pembayaran pajak dengan tepat waktu, dan membuat data-data terbaru untuk
mengupdate peraturan perpajakan yang dapat dilakukan dengan cara.
1. Perencanaan Pajak. adalah langkah awal dalam manajemen pajak. Pada tahap ini
dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan agar diseleksi
jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan.Pada umumnya penekanan
perencanaan pajak adalah untuk meminimumkan kewajiban pajak.Tujuan dari
perencanaan pajak adalah merekayasa agar beban pajak (tax burden) dapat ditekan
serendah mungkin dengan memanfaatkan peraturan yang ada,dengan memaksimalkan
penghasilan setelah pajak karena pajak merupakan unsur pengurang. Tindakan tersebut
legal karena penghematan pajak dapat dilakukan dengan memanfaatkan hal-hal yang
tidak diatur (loopholes).
Ada 3 unsur perpajakan yang memotivasi dilakukannya perencanaan pajak:
a. Kebijaksanaan Perpajakan (Tax Policy)
Kebijaksanaan perpajakan merupakan alternatif dari berbagai sasaran yang hendak
dituju dalam sistem perpajakan.
Faktor yang mendorong dilakukannya suatu perencanaan pajak, yaitu:
• Pajak yang akan dipungut
• Siapa yang akan dijadikan subjek pajak
• Apa saja yang merupakan objek pajak
• Berapa besarnya tarif pajak
• Bagaimana prosedurnya
b. Undang-undang Perpajakan (Tax Law)
Kita menyadari bahwa kenyataannya di manapun tidak ada undang-undang yang
mengatur setiap permasalahan secara sempurna, maka dalam pelaksanaannya selalu
diikuti oleh ketentuan-ketentuan lain(Peraturan Pemerintah Keputusan Presiden,
Keputusan Menteri Keuangan dan DIrektur Jendral Pajak), maka tidak jarang ketentuan
pelaksanaan tersebut bertentangan dengan Undang-undang itu sendiri karena
disesuaikan dengan kepentingan pembuat kebijaksanaan dalam mencapai tujuan lain
yang ingin dicapainya.
c. Administrasi Perpajakan (Tax Administration)
Secara umum motivasi dilakukannya perencanaan pajak adalah memaksimalkan
laba setelah pajak karena pajak itu ikut mempengaruhi dalam pengembalian keputusan
atas suatu tindakan dalam operasi perusahaan untuk melakukan investasi dengan cara
menganalisis secara cermat dan memanfaatkan peluang atau kesempatan yang ada
dalam ketentuan peraturan yang sengaja dibuat oleh pemerintah untuk memberikan
perlakuan yang berbeda atas objek yang secara ekonomi hakikatnya sama (karena
pemerintah mempunyai tujuan lain tertentu) dengan memanfaatkan:
• Perbedaan tarif pajak (Tax Rates)
• Perbedaan perlakuan atas objek pajak sebagai dasar pengenaan pajak (Tax Base)
• Loopholes, Shelters dan Havens

Tahap-tahap Perencanaan Pajak


Agar Tax Planning berhasil sesuai dengan yang diharapkan, maka perencanaan itu
seharusnya dilakukan melalui berbagai urutan tahap-tahap berikut:
• Analisis informasi yang ada
• Buat satu model atau lebih rencana kemungkinan besarnya pajak
• Evaluasi pelaksanaan rencana pajak
• Mencari kelemahan dan kemudian memperbaiki kembali rencana pajak
• Mutakhirkan rencana pajak

2. Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan


Apabila pada tahap perencanaan pajak telah diketahui faktor-faktor yang akan
dimanfaatkan untuk melakukan penghematan pajak, maka langkah selanjutnya adalah
mengimplementasikan baik secara formal maupun material. Harus dipastikan bahwa
pelaksanaan kewajiban perpajakan telah memenuhi peraturan perpajakan yang berlaku.
Manajemen pajak tidak dimaksudkan untuk melanggar peraturan dan jika dalam
pelaksanaannya menyimpang dari tujuan manajemen pajak.
Untuk mencapai tujuan manajemen pajak ada dua hal yang perlu dikuasai dan
dilaksanakan, yaitu:
a. Memahami ketentuan peraturan perpajakan.
Dengan mempelajari peraturan perpajakan seperti undang-undang, Keputusan
Presiden, Keputusan Menteri Keuangan, Keputusan Dirjen Pajak, dan Surat Edaran
Dirjen Pajak dapat diketahui peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan untuk
menghemat beban pajak.
b. Menyelenggarakan pembukuan yang memenuhi syarat.
Pembukuan merupakan sarana yang sangat penting dalam penyajian informasi
keuangan perusahaan yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan dan menjadi
dasar dalam menghitung besarnya jumlah pajak terutang
Mengingat pentingnya pembukuan maka Pasal 28 Ayat 1 Undang-undang
Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 16
Tahun 200 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, telah menetapkan
bahwa Wajib Pajak Badan Indonesia wajib melakukan pembukuan.

3. Pengendalian Pajak
Pengendalian pajak bertujuan untuk memastikan bahwa kewajiban pajak telah
dilaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakan dan telah memenuhi persyaratan
formal maupun material. Hal terpenting dalam pengendalian pajak adalah pemeriksaan
pembayaran pajak. Oleh sebab itu, pengendalian dan pengaturan arus kas sangat
penting dalam strategi penghematan pajak, misalnya melakukan pembayaran pajak
pada saat terakhir tentu lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan membayar
lebih awal. Pengendalian pajak termasuk pemeriksaan jika perusahaan telah membayar
pajak lebih besar dari jumlah pajak terutang.

11.3 Variabel Yang Diperlukan Untuk Melaksanakan Manajemen Perpajakan


Terdiri dari administratif dan material.Aministratif yaitu variable yang
menyangkut bagaimana wajib pajak mampu menjalankan kewajibannya yang bersifat
administratif seperti kelengkapan penyempaian laporan yang diperlukan saat mencari
NPWP, apa saja yang diperlukan saat pembayaran pajak yang terutang, berapa
jumlahnya dan ketepatan saat pembayaran pajak tersebut.
Variabel Lainnya yaitu :
1. Kebijaksanaan Perpajakan (Tax police)
Kebijaksanaan perpajakan merupakan alternative dari berbagai sasaran yang
hendak dituju dalam sistem perpajakan.
Faktor yang mendorong :
o Siapa yang akan dijadikan subjek pajak
o Apasaja yang merupakan objek pajak
o Pajak yang akan dipungut
o Berapa besarnya tarif pajak - Bagaimana prosedurnya
2. Undang-undang Perpajakan (Tax Law)
Kita menyadari bahwa kenyataannya di mana pun tidak ada undang-undang
yang mengatur setiap permasalahan secara sempurna, maka dalam pelaksanaannya
selalu diikuti oleh ketentuan-ketentuan lain (Peraturan Pemerintah Keputusan
Presiden, Keputusan Menteri Keuangan dan Direktur Jendral Pajak), maka tidak
jarang ketentuan pelaksanaan tersebut bertentangan denganUndang-undang itu
sendiri karena disesuaikan dengan kepentingan pembuat kebijaksanaan dalam
mencapai tujuan lain yang ingin dicapainya.

3. Administrasi Perpajakan (Tax Administration)


Secara umum motivasi dilakukannya perencanaan pajak adalah
memaksimalkan laba setelah pajak karena pajak itu ikut mempengaruhi dalam
pengembalian suatu tindakan dalam operasi perusahaan untuk melakukan investasi
dengan cara menganalisis secara cermat dan memanfaatkan peluang atau
kesempatan yang ada dalam ketentuan peraturan yang sengaja dibuat oleh
pemerintah untuk memberikan perlakuan yang berbeda atas objek yang secara
ekonomi hakikatnya sama (karena pemerintah mempunyai tujuan lain tertentu)
dengan memanfaatkan:
• Perbedaan tariff pajak (Tax Rates)
• Perbedaan perlakuan atas objek pajak sebagai dasar pengenaan pajak (Tax Base)
• Loopholes, Shelters dan Havens
Ukuran yang digunakan dalam mengukur kepatuhan perpajakan wajib pajak, adalah:
1. Tax saving, yaitu upaya wajib pajak mengelakkan hutang pajaknya dengan jalan
menahan diri untuk tidak membeli produk-produk yang ada pajak pertambahan
nilainya atau dengan sengaja mengurangi jam kerja atau pekerjaan yang dapat
dilakukannya sehingga penghasilannya menjadi kecil dan dengan demikian
terhindar dari pengenaan pajak penghasilan yang besar.
2. Tax avoidance, yaitu upaya wajib pajak untuk tidak melakukan perbuatan yang
dikenakan pajak atau upaya-upaya yang masih dalam kerangka ketentuan peraturan
perundangundangan perpajakan untuk memperkecil jumlah pajak yang terhutang.
3. Tax evasion, yaitu upaya wajib pajak dengan penghindaran pajak terhutang secara
ilegal dengan cara menyembunyikan keadaan yang sebenarnya
11.4 Langkah-Langkah Penerapan Manajemen Pajak

1. Analysis of the existing data base (Analysis informasi yang ada)


Tahap pertama dari proses pembuatan perencanaan pajak adalah menganalisis
komponen yang berbeda atas pajak yang terlibat dalam suatu proyekdan
menghitung seakurat mungkin beban pajak yang harus ditanggung.Ini hanya bisa
dilakukan dengan mempertimbangkan masing-masing elemen dari pajak baik
secara sendiri-sendiri maupun secara total pajak yang harus dapat dirumuskan
sebagai perencanaan pajak yang paling efesien. Adalah juga penting untuk
memperhitungkan kemungkinan besarnya penghasilan dari suatu proyek dan
pengeluaran-pengeluaran lain diluar pajak yang mungkin terjadi.Untuk itu seorang
manajer perpajakan harus memperhatikan faktor-faktor baik dari segi internal
maupun eksternal yaitu:
1) Fakta yang relevan
2) Faktor pajak
3) Faktor non pajak lainnya
2. Design of one more possible tax plans (Buat satu model atau lebih rencana
kemungkinan besarnya pajak)
Model perjanjian internasional dapat melibatkan satu atau lebih tindakan
berikut:
1) Pemilihan bentuk transaksi operasi atau hubungan internasional.
2) Pemilihan dari negara asing sebagai tempat melakukan investasi atau
menjadi residen dari negara tersebut.
3) Penggunaan satu atau lebih negara tambahan
3. Evaluating a tax plan (Evaluasi pelaksanaan rencana pajak)
Perencanaan pajak sebagai suatu perencanaan merupakan bagian kecil dari
seluruh perencanaan strategik perusahaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi
untuk melihat sejauh mana hasil pelaksanaan suatu perencanaan pajak terhadap
beban pajak. Perbedaan laba kotor dan pengeluaran selain pajak atas berbagai
alternatif perencanaan. Variable-variabel tersebut akan dihitung seakurat mungkin
dengan hipotesis sebagai berikut:
1) Bagaimana jika rencana tersebut tidak dilaksanakan
2) Bagaimana jika rencana tersebut dilaksanakan dan berhasil dengan baik
3) Bagaimana jika rencana tersebut dilaksanakan tapi gagal
Dari ketiga hipotesis tersebut akan mengeluarkan hasil yang berbeda.Kemudian
berdasarkan hasil tersebut barulah dapat ditentukan apakah perencanaan pajak
tersebut layak untuk dilaksanakan atau tidak.
4. Debugging the tax plan (Mencari kelemahan dan kemudian memperbaiki
kembali rencana pajak)
Hasil suatu perencanaan pajak harus dievaluasi melalui berbagai rencana yang
di buat. Keputusan terbaik perencanaan pajak harus sesuai dengan bentuk transaksi
dan tujuan operasi. Perbandingan berbagai rencana harus dibuatsebanyak mungkin
sesuai bentuk perencanaan pajak yang di inginkan. Kadang suatu rencana harus
diubah mengingat adanya perubahan peraturan perpajakan.Tindakan perubahan
harus tetap dijalankan, walaupun diperlukan penambahan biaya atau kemungkinan
keberhasilan sangat kecil. Sepanjang masih besar penghematan pajak (tax saving)
yang bisa diperoleh, rencana tersebut harus tetap di jalankan. Karena bagaimana
pun juga kerugian yang ditanggung merupakan kerugian minimal.Jadi tetap akan
sangat membantu jika pembuatan suatu rencana disertai dengan pemberian
gambaran/perkiraan berapa peluang kesuksesan dan berapa potensial laba yang
akan diperoleh jika berhasil maupun kerugian potensial jika terjadi kegagalan.
5. Updating the tax plan (Mutakhirkan rencana pajak)
Meskipun suatu rencana pajak telah dilaksanakan dan proyek juga telah
berjalan, namun juga masih perlu memperhitungkan setiap perubahan yang terjadi
baik dari undang-undang maupun pelaksanaannya di negara dimana aktivitas
tersebut dilakukan yang mungkin mempunyai dampak terhadap komponen dari
suatu perjanjian, yang berkenan dengan perubahan yang terjadi diluar negeri atas
berbagai macam pajak maupun aktivitas informasi bisnis yang tersedia sangat
terbatas. Pemuktahiran dari suatu rencana adalah konsekuensi yang perlu dilakukan
sebagaimana dilakukan oleh masyarakat yang dinamis. Dengan memberikan
perhatian terhadap perkembangan yang akan datang maupun situasi yang terjadi
saat ini, seorang manajer akan mampu mengurangi akibat yang merugikan adanya
perubahan, dan pada saat yang bersamaan mampu mengambil kesempatan untuk
memperoleh manfaat yang potensial.Perencanaan pajak merupakan langkah awal
dalam manajemen pajak.Manajemen pajak itu sendiri merupakan sarana untuk
memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar, tetap ijumlah pajak yang
dibayarkan dapat ditekan seminimal mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas
yang diharapkan
6. Langkah selanjutnya adalah pelaksanaan kewajiban perpajakan (tax
implementation ) dan pengendalian pajak (tax control ).
Pada tahap perencanaan pajak ini, dilakukan pengumpulan dan penelitian
terhadap peraturan perpajakan.Tujuannya adalah agar dapa dipilih jenis tindakan
penghematan pajak yang akan dilakukan. Pada umumnya, penekanan perencanaan
pajak (tax planning) adalah untuk meminimalisasi kewajiban pajak baik dengan
memenuhi ketentuan perpajakan (lawful) maupun yang melanggar peraturan
perpajakan (unlawful), seperti tax avoidance dan tax evasion.Dengan menyusun
perencanaan dan manajemen pajak sejak dini perusahaanakan terhindar dari segala
hal yang mengakibatkan peningkatan beban pembayaran pajak.
BAB III
PENUTUP

111.1 Kesimpulan
Manajemen perpajakan adalah suatu strategi manajemen untuk
mengendalikan,merencanakan, dan mengorganisasikan aspek-aspek perpajakan dari sisi yang
dapat menguntungkan nilai bisnis perusahaan dengan tetap melaksanakan kewajiban
perpajakan secara peraturan dan perundang-undangan. Sehingga dengan adanya perencanaan
pajak yang didukung suatu konsep manajeman pajak yang jelas,diharapkan dapat
mengoptimalkan tingkat likuiditas perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai