Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

(TATA CARA MERAWAT JENAZAH)


O
L
E
H
Nama Kelompok:
 HERLINA ISTIANI
 WAHYUNI
 LAILAN HUSPAINI
 RIJHALUL MUTTAQIEN
 M.FADLI ZULIKROM
KEMATIAN
Kematian merupakan sebuah jembatan pemisah antara kehidupan duniawi dan kehidupan
ukhrawi, suatu jembatan yang sangat mengerikan kecuali bagi mereka yang memperoleh rahmat
Allah Swt. Kita hidup pasti akan melalui jembatan tersebut entah kapan, Dimana, Dan Bersama
siapa? Seperti yang telah difirmankan Allah Swt.
Artinya:Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, Maka
Sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada
(Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang
telah kamu kerjakan".(QS. Al-Jummu’at: 08)
Dalam ayat lain berfirman:
Artinya:Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, Kendatipun kamu di
dalam benteng yang Tinggi lagi kokoh (QS. An-Nisaa’:78)

Yang Harus Dilakukan Oleh Orang Yang Hampir Mati

1. Berwasiat terhadap keluarga, teman, atau orang yang dipercayai baik wasiatnya tentang
duniawi atau ukhrawi. Juga meminta keluarga untuk selalu mendoakan dan
menyempurnakan semua hal yang tidak sempat dikerjakannya. Seperti janji, hutang dan
sebagainya
2. Bersikap tenang, tegar dan sabar dari segala hal yang menimpan  dirinya, bedzikir dan
berdo’a : ‫اللهم‬ ‫اغفرلي‬ .‫وارحمني‬ ‫وألحقني‬ .‫بالرفيق‬  ‫االعلى‬
3. Jangan sampai putus asa dari rahmat Allah Swt. Mengharaplah ampunan dari-Nya
4. Haruslah memperbanyak sifat raja’, mengharap rahmat Allah dari pada sifat khaufnya.

 Hal Yang Harus Dilakukan Keluarga Orang Yang Hampir Mati

1. Memberi ketenangan dan memberi semangat supaya si sakit kuat dalam menghadapi
semua yang dialaminya
2. Tidak putus asa serta mempunyai tekad hidup yang kuat.
3. Menghindari dan menjauhkan semua yang membuat yang sakit menjadi tertekan dan
sebaiknya      keluarga itu melakukan apa yang membuatnya senang dan punya semangat
hidup, memberikan apa yang dia inginkan sehingga dia merasa bahwa masih ada yang
memperhatikan dirinya.
4. Berupaya dan tidak putus asa untuk mencari obat penyembuh bagi keluarganya yang
sakit.
5. Membuat suasana tentram dan damai dengan membacakan ayat suci Al-Qur’an
didekatnya, membacakan surat Yasiin dan surat Ar-Ra’du. Selanjutnya, sebagai keluarga
harus menyuruhnya untuk selalu berdzikir dan mentalqin dengan ucapan " ‫ال اله اال هللا‬ "
6. Suruhlah orang lain untuk menuntunnya dengan pelan.

Hal Yang Harus Dihindari Ketika Sakaratul Maut

1. Mencaci, menghina yang bisa menimbulkan permusuhan.


2. Buanglah jauh-jauh watak dan perasangka yang tidak baik.
3. Berdoalah yang baik-baik, sebab doa orang yang sakit seperti halnya doa para malaikat.
4. Jangan melakukan hal yang membahayakan keluarganya seperti memberikan hartanya
sampai lebih 1I3.
5. Jangan memperbanyak bicara dengan orang lain.

 Tanda Kematian Secara Umum


Ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa orang itu hampir mati yaitu:

1. Kakinya lemas,
2. Hidungnya pesek ke dalam
3. Pelipisnya cekung
4. Kulitnya seakan-akan kasar (tidak sebel) dan
5. Matanya sudah tidak ada bayangan.

 Tanda Keberuntungan Dan Kemalangan Bagi Mereka Yang Mati 


            Tanda keberuntungan:

1. Dahinya berkeringat
2. Mengalirkan air mata
3. Lubang hidungnya membesar

Tanda kemalangan:

1. Mendelik seperti orang yang tercekik


2. warna kulitnya berubah menjadi hitam padam
3. Kedua sisi mulutnya berbusa

 Hal Yang Harus Dilakukan Bagi Orang Yang Telah Mati Sebelum Dimandikan
1.     Menutup matanya yang terbuka sambil berdo`a:
 ‫وا‬ ‫العالمين‬ ‫رب‬ ‫يا‬ ‫وله‬ ‫لنا‬ ‫واغفر‬ ‫الغابرين‬ ‫عقبه‬ ‫فى‬ ‫حلفه‬ ‫وا‬ ‫المهديين‬ ‫فى‬ ‫درجته‬ ‫وارفع‬ ‫رحمه‬ ‫وا‬ ‫اغفرله‬ ‫اللهم‬
‫لهفيه‬ .‫ونور‬ ‫قبره‬ ‫في‬ ‫له‬ ‫فسح‬

2. Menutup mulutnya yang terbuka.


3. Melepas semua pakaian yang di kenakan dan menggantinya dengan selimut (kain yang
menutupi mulai dari kepala hingga kaki) sebab pakaian yang melekat waktu kematiannya
menyebabkan dia cepat rusak.
4. Hadapkanlah mayit tersebut kearah qiblat
5. Gunakanlah sesuatu yang mebuat ruangan mayit tersebut menjadi harum, seperti
kemenyan dan sebagainya. Artinya ruangan yang ditempati tidak bau.
6. Dan perut mayit itu seyogyanya diberi benda asalkan bukan al-Quran. Sepeti halnya kaca
dan lainnya.
7. Membebaskan mayit tersebut dari semua hak yang bersangkutan dengannya seperti
hutang dan hak adami yang lainnya, juga kewajiban yang pernah di tinggalkannya ketika
dia masih sakit, seperi halnya Sholat, puasa, Zakat, dan kewajiban lainnya yang tidak dia
kerjakan pada waktu hidupnya.
MEMANDIKAN
Sesuatu Yang perlu Dipersiapkan sebelum Memandikan:

1. Air Mutlaq : Yaitu air yang suci dan mensucikan seperti air sumur, air sungai, air hujan,
air sumber dan lain sebagainya. Jika tidak menemukan air atau ada tapi tapi sulit untuk
memperolehnya atau ada udzur untuk memakai air seperti orang mati terbakar, maka
diperbolehkan untuk diganti dengan debu yang bersih dan suci (tayammum)
2. Kain (samper) atau baju gamis untuk menutupi badan atau aurat mayit, dan lebih baik
kalau keduanya difungsikan secara bersamaan ketika nanti memandikan.
3. Bangku (lencak, mad.) untuktempat memandikan dan di sekelilingnya
dikasih Hijab(GOMBONG)
4. Pohon pisang atau yang lainnya sebagai alas tubuh pada waktu dimandikan, bisa juga
memakai alas kaki orang yang memandikan (jika berkelompok)Beberapa kain kecil untuk
membantu membersihkan kotoran yng ada di dubur dan kemaluan dengan memperbalkan
kain tersebut di tangan kiri.
5. Harum-haruman seperti kemenyan yang diletakkan di lokasi memandikan, hal itu
dimaksudkan untuk mengantisipasi bau-bau yang tidak sedap, khawatir tercium orang
lain sehingga mengundang pembicaran
6. Kapur atau sabun untuk membantu menghilangkan kotora-kotoran mayit.

Mayit yang Harus Dimandikan


Mayitnya orang muslim, walaupun seorang bayi asalkan pernah merasakan hidup dan lengkap
anggota badannya.

Mayit yang Tidak boleh Dimandikan

1. Orang yang mati Syahid (Orang yang mati karena memerangi orang-orang kafir dalam
menegakan Agama Allah)
2. Kafir Harbi (orang kafir yang memusuhi islam dan muslimin)
3. Bayi yang keguguran (siqtu) dan tidak lengkap anggota badannya, tidak boleh
dimandikan, tapi disunnahkan dikafani dan dikuburkan
4. Mayit yang udzur untuk memakai air (yakni kalau memakai air akan timbul
kemudharatan terhadap si mayit) seperti orang yang mati terbakar dan lain sebagainya.
Dan sebagai gantinya adalah harus ditayammumi.

Orang yang harus memandikan


Orang yang sejenis (sekelamin) dengan si mayit atau istri dan muhrim si mayit (jika sendirian).

Orang yang tidak boleh (haram) memandikan

1. Lain kelamin dengan si mayit


2. Bukan istri atau mahram si mayit
3. Orang yang terkenal membeberkan kejelekan-kejelekan si mayit ketika dia memandikan.

Cara-cara memandikan dan hal-hal yang dianjurkan di dalamnya.


Adapun cara-cara memandikan mayit ada dua cara yang pertama ( cara yang oleh ulama’
diktakan sebagai cara yang kurang sempurna ) cukup dengan menyiramkan air keseluruh tubuh
mayit cara yang kedua :
yaitu  cara yang sempurna yaitu:

1. Haruslah dimandikan ditempat yang sepi, tidak ada yang masuk kecuali orang yang
memandikan dan wali si mayit ( keluarganya ) bisa di buatkan tabir ( gombong ) tempat
memandikan.
2. Semua badan mayit harus tertutupi seperti keterangan di depan.
3. Kepanglah ( gellung) rambut mayit menjadi tiga kepangan, baik mayit perempuan atau
laki-laki yang berambut panjang, agar tidak ada rambut yang jatuh sebelum dimandikan.
4. Letakkanlah mayit di bangku atau di lencak  seperti yang di jelaskan di atas.
5. Mayit diletakkan di atas alas, seperti pohon pisang atau kaki orang yang akan
memandikan agar gampang menjangkau anggota yang sulit dijangkau seperti dibagian
tubuh mayit yang sulit dijangkau.
6. Air yang ingin dipakai untuk memandikan di jauhkan dari lokasi memandikan ke tempat
ke tempat yang tidak terlalu jauh. Hal ini di maksudkan agar nanti air yang telah di pakai
tidak kena pada air yang masih suci (belum di pakai).
7. Angkatlah kepalanya dengan memberikan alas (jika berkelompok) atau sandarkan kelutut
kanan orang yang memandikan, agar air tidak masuk kedalam tubuh.
8. Lakukan tekanan (urutan) pada perut mayit dengan tangan kiri anda (orang- orang yang
memandikan) untuk mengeluarkan kotoran-kotoran yang tersisa dalam perut mayit dan
lakukanlah berulang-ulang dengan hati-hati (tidak kasar)sampai di yakini bahwa isi perut
sudah tidak ada lagi.
9. Bersihkanlah dubur dan kemaluan mayit dengan tangan kiri berbalut kain dan gantilah
kain tersebut dengan kain yang barujika sudah dipakai, dan lakukanlah sampai tiga kali
atau lebih (tergantung kebutuhan).
10. Bersihkanlah mulut, lubang, hidung, kuping, mata, kuku tangan dan kaki dan anggota
yang biasa terkena najis dan kotoran, bersihkanlah dengan air sampai tidak ada najis atau
kotoran tersisa. Namun ingat jangan sampai menyakiti mayit.
11. Berniatlah dengan niat memandikan seperti di bawah ini :  

‫تعالى‬ ‫هلل‬ .‫فرضا‬ ‫الميتة‬ ‫لهذه‬ ‫الغسل‬ ‫نويت‬ / ‫تعالى‬ ‫هلل‬ .‫فرضا‬ ‫الميت‬ ‫لهذا‬ ‫الغسل‬ ‫نويت‬ 

12. Kemudian siramlah mayit mulai dari kepalanya (rambutnya) dagaunya (jenggotnya jika
ada) kemudian sisirlah keduanya dengan sisir yang besar giginya, lakukanlah dengan
lembut dan hati-hati dan kembalikan lagi rambut dan jenggot yang jatuh jangan di
buangMulailah menyiram dari anggota mayit yang kanan dan anggota wudhu` sesuai
dengan hadits yang berbunyi:

"‫الشيخان‬ ‫رواه‬ ‫يث‬ ‫"الحد‬  ‫منها‬ ‫الوضوء‬ .‫ومواضع‬ ‫بميامنها‬..........

13. Kemudian siramlah bagian sebelah kiri mayit.


14. Usahakanlah airnya menyentuh ke seluruh badan mayit sampai ke bagian-bagian tertentu
seperti dubur (bagian yang terlihat ketika dalam keadaan jongkok) dan di bagian yang
tampak pada vagina wanita yang masih perawan ketika dalam keadaan jongkok, dan hal
itu hukumnya adalah wajib.
15. Pada setiap memandikan sunnah disertai dengan sabun dan harum-haruman yang lain
untuk membantu menghilangkan kotoran-kotoran yang lengket, mengawetkan kulit mayit
dan mengharumkan mayit.
16. Kemudian siramlah dengan air yang sedikit dicampur dengan kapur atau sabun
17. Kemudian wudhu’kanlah mayit tersebut dengan niat sebagai berikut:  

‫تعالى‬ ‫هلل‬ ‫الميتة‬ ‫لهذه‬ ‫المسنون‬ .‫الوضوء‬ ‫نويت‬/ ‫تعالى‬ ‫هلل‬ ‫الميت‬ ‫لهذا‬ ‫المسنون‬ .‫الوضوء‬ ‫نويت‬

18. Kemudian siramlah lagi dengan air murni dan bersih pada seluruh badan mayit baik luar
atau bagian dalam
19. Siraman dari no. 12 sampai no. 18 dihitung satu kali

Catatan:
Lakukanlah (mandikanlah) mayit tiga atau lima kali dan seterusnya (ganjil) hal itu tergantung
kebutuhan pada diri mayit, dan diselesaikan pada hitungan ganjil juga seperti 3 kali atau 5 kali
dan seterusnya.

Hal-hal yang perlu dihindari dalam memandikan

1. Hindari adanya kotoran atau najis yang masih melekat pada badan mayit setelah
dimandikan maka dari itu periksalah sebelum selesai dimandikan
2. Hindarkan air yang sudah terpakai dari badan mayit yang sudah bersih.

Catatan:
Jika keluar kotoran dari dubur atau kemaluan maka cukup hanya dengan membersihkannya saja
tampa mengulangnya dari awal yakni memandikannya lagi dari awal
Jika sudah selesai dimandikan kemudian dipindahkan ke tempat dimana mayit tersebut akan
dikafani. Dipindah dengan cara tetap ditutup dadannya dengan kain yang kering dan setelah
sampai pada tempatnya si mayit dihanduk agar betul-betul lebih kering.
Dan kalau mayit perempuan sebaiknya dibedaki dan diberi “cellak” dan di dahinya ditulis lafadz
Allah dengan “celak” tersebut.

MENGKAFANI
Pembiayaan               
      Biaya dalam mengkafani di ambil dari harta peninggalan yang tidak ada sangkut pautnya
dengan hak orang lain seperti barang gadaian dan sebagainya. Kalau harta peninggalan di atas
tidak ada maka yang berkewajiban untuk membiayai adalah orang yang punya kewajiban
memberi nafkah ketika masih hidup, jikalau orang yang berkewajiban tidak ada, maka bisa
diambil dari baitul-mal, jika baitul-mal tidak ada maka pembiayaan diambil dari harta orang
Islam yang mampu / kaya

Kadar kain kafan                  


      Boleh dibungkus ( dikafani ) dengan kain yang halal baginya yang dipakai ketika masih
hidup. Perempuan boleh dikafani dengan sutera sedangkan laki-laki tidak. Karena sutera dilarang
dipakai laki-laki ketika masih hidup sedangkan bagiperempuan sebaliknya. Namun yang afdhol
dalam mengkafani adalah menggunakan kain katun ( QOTNU ) berwarna putih dan sudah
pernah dicuci     ( bukan kain baru )

Langkah-langkah mengkafani.
      Dalam hal mengkani,kalau kita mengacu kepada haqqullah ( hak Allah) semata, maka kain
yang dibutuhkan hanya sebatas penutup aurat. Bagi laki-laki hanya sebatas penutup pusar dan
lututnya, sedangkan bagi perempuan baik orang yang merdeka  atau budak  adalah kain yang
dapat menutupi semua anggota tubuhnya kecuali muka dan kedua telapak tangannya. Adapun
bagi banci/waria hukum mengkafaninya disamakan dengan perempuan.

Akan tetapi kalau dipandang dari haqqullah dan haqqul adami, maka kain kafan yang dibutuhkan
untuk mengkafani laki-laki secara sempurna adalah tiga lembar kain kafan warna putih.
Sedangkan untuk perempuan dan waria adalah lima lembar kain yang terdiri dari :   

 Dua lembar kain panjang yang cukup untuk membungkus seluruh tubuhnya.
 Kain sarung ( kain pembalut tubuh dari pusar sampai lututnya )
 Baju kurung
 Kerudung (kain penutup kepala dengan bentuk khusus )

       Adapun kain kafan untuk anak-anak adalah satu lembar kain kafan yang cukup untuk
membungkus seluruh tubuhnya.Akan tetapi yang lebih utama tetap tiga lembar kain warna putih.

Cara mengkafani laki-laki.

1. Bentangkan tiga lebar kain kafan yang suda dipotong sesuai denga ukuran yang
dibutuhkan dengan cara disusun, kain yang paling lebar diletakkan dipaling bawah. Kalau
ukuran lebar kain sama, geserlah kain yang ditengah kekanan sedikit dan yang paling atas
kekiri sedikit  atau sebaliknya. Dan jika sendainya lebar kain kafan tidak cukup untuk
menyelimuti mayit, maka geser lagi hingga bisa menutupi mayit. Dan jika tetap tidak
bisa  menutupinya, baik karena mayitnya besar atau yang lain, maka lakukan
penambahan sesuai dengan kebutuhan.
2. Lulutlah (berilah) kain kafan dengan wangi-wangian.
3. Persiapkan tiga atau lima utas kain tali dan letakkan dibawah kain yang paling bawah.
Dan agar tali dibagian dada (diatas tangan dan dibawahnya) tidak mudah bergeser,
potonglah dengan bentuk khusus. (satu utas talli yang dibagi dua, sedangkan ditengan
tetap tidak disobek)
4. Persiapkan kafan yang sudah diberi wangi-wangian kayu cendana untuk diletakkan
dibagian anggota badan tertentu antara lain sebagaimana berikut.

a   Bagian Manfad (lubang terus) yang terdiri dari :Kedua mata

     Hidung
     Mulut
    Kedua telinga (dan sebaiknya menggunakan kapasyang lebar, sekiranya bisa menutupi
seluruh muka mayit)
     Kemaluan dan lubang anus.
     Bagian anggota sujud, yang terdiri dari :
     Dahi
     Kedua telapak tangan
     Kadua lutut
     Jari-jari kedua kaki

c.       Bagian persendian dan anggota yang tersembunyi, yang terdiri dari :

   Kedua lutut paling belakang


   Ketiak
   Kedua telingan bagian belakang
   Angkatlah dengan hati-hati dan baringkan diatas kain yang telah dipersiapkan
sebagaimana tersebut diatas.
 Tutuplah bagian anggota badan tertentu sebagaimana tersebut dinomor 4
 Selimutkan kain kafan pada jenazah selembar demi selembar nulai dari yang paling atas
hingga yang paling bawah, kemudian ikatlah dengan kain tali yang telah disediakan.

Cara mengkafani perempuan

1. Bentangkan dua lembar kain kafan yang sudah di potong sesuai dengan ukuran yang di
butuhkan.kemudian letakkan pula kain sarung di atasnya di bagian bawah (tempat di
mana badan antara pusar dan kedua lutut di  rebahkan)
2. Persiapan baju kurung dan kerudung di tempatnya.
3. Sediaan tiga atau lima utas kain tali dan letakkandi bawah kain kafan yang paling
bawahyang telah di bentangkan.
4. Sediakan kapas yang sudah diberi wangi-wangian untuk di letakkan dibagian anggota
badan tertentu
5. Angkatlah jenazah dengan hati-hati, kemudian baringkan di atas kain kafan yang sudah di
bentangkan dan yang sudah di lulut dengan wangi-wangian.
6. Letakkan kapas di bagian anggota badan tertentu sebagaimana tersebut di cara nomor 04
cara mengkafani mayit laki-laki.
7. Selimutkan kain sarung di badan mayit antara pusar dan kedua lutut dan pasangkan juga
baju kurung berikut kain penutup kepala (kerudung).Bagi yang rambutnya panjang di
kepang menjadi dua atau menjadi tiga, dan di letakkan di atas baju kurung tempatnya di
bagian dada.
8. Setelah pemasangan baju kurung dan kerudung selesai, maka selimutkan kedua kain
kafan selembar demi selembar mulai dari yang paling atas sampai yang paling bawah,
setelah selesai ikatlah dengan tiga atau lima tali yang telah di sediakan.

Cara penempatan tali


Jika tali yang tersedia itu ada tiga ,maka gunakan untuk mengikat kaki,tangan (dada0 dan
kepala.jika tali yang tersedia ada lima maka yang harus di ika adalah kaki,lutut di bawah dan di
atas tangan dan yang terahir adalah kepala.cara mengikat tali dia atas dan di bawah tangan lihat
gambar seperti di atas seperti mengkafani mayat laki-laki.
Catatan : Alahkah praktisnya jika si mayit sudah dalam keadaan kbeatul-betul kering, (kessap
madura, red) lansung saja diletakkan di atas kafan yang sudah di sediakan. Setelah itu baru
kapasnya diletakkan pada tempat yang sudah disebut di atas.

Anjuran dalam mengkafani

1. Mengunakan kain putih yang terbuat dari kain katun (qotnu)


2. Melulut kain kafan dengan wangi-wangian
3. Memberi kapas di bagin tertentu (lihat rinian pada nomor 04 cara mengkafani mayat laki-
laki)
4. Menggunakan kain kafan dengan hitungan ganjil, tiga lembar lebih utama dari dua atau
empat lembar, akan tetapi penambahan hitungan kain kafan lebih dari satu lembar lebih
baik meskipun satu termasuk hitungan ganjil sebagai penghormatan pada si mayit, jadi
dua lembar lebih utama dari satu lembar.
5. Menggunakan kain yang bagus tapi tidak mahal, yang di maksud di sini adalah kain yang
berwarna putih, bersih, suci dan tebal.

Larangan-larangan dalam mengkafani

 Menggunakan kain kafan yang mahal.


 Menulisi ayat Al-quran atau Asma’ul A’dhom
 Menggunakan kain kafan yang tipis (tembus pandang)
 Berlebih-lebihan dalam mengkafani (israf)

SHOLAT JANAZAH
Rukun Sholat Janazah

1. Niat

Niat sholat hadir  jika mayit laki-laki dan menjadi makmum


‫تعالى‬ ‫هلل‬ .‫مأموما‬ ‫كفاية‬ ‫فرض‬ ‫تكيبرات‬ ‫اربع‬ ‫هذاالميت‬ ‫اصلي على‬
‫تعالى‬ ‫هلل‬ ‫مأموما‬ ‫كفاية‬ ‫فرض‬ ‫االمام‬ ‫عليه‬ ‫صلى‬ ‫من‬ ‫اصلي على‬
‫تعالى‬ ‫هلل‬ ‫مأموما‬ ‫كفاية‬ ‫فرض‬ ‫المسلمين‬ ‫اموات‬ ‫حضرمن‬ ‫ما‬ ‫اصلي على‬
Niat sholat hadir jika mayitnya perempuan dan menjadi imam
 ‫تعالى‬ ‫هلل‬ ‫اماما‬ ‫كفاية‬ ‫فرض‬  ‫تكيرات‬ ‫اربع‬ ‫الميتة‬ ‫هذه‬ ‫اصلي على‬
‫تعالى‬ ‫هلل‬ ‫اماما‬ ‫كفاية‬ ‫فرض‬ ‫المسلمات‬ ‫اموات‬ ‫من‬ ‫حضرت‬ ‫من‬ ‫اصلي على‬
Niat sholat mayit hadir jika mayitnya laki-laki dan menjadi imam
 ‫تعالى‬ ‫هلل‬ ‫اماما‬ ‫كفاية‬ ‫فرض‬  ‫تكيرات‬ ‫اربع‬ ‫الميتة‬ ‫هذا‬ ‫اصلي على‬
‫تعالى‬ ‫هلل‬ ‫اماما‬ ‫كفاية‬ ‫فرض‬ ‫المسلمين‬ ‫اموات‬ ‫من‬ ‫حضر‬ ‫من‬ ‫اصلي على‬
Niat sholat hadir mayitnya perempuan dan menjadi makmum.
‫تعالى‬ ‫هلل‬ ‫مأموما‬ ‫كفاية‬ ‫فرض‬ ‫تكيبرات‬ ‫اربع‬ ‫الميتة‬ ‫هذه‬ ‫اصلي على‬
‫تعالى‬ ‫هلل‬ .‫مأموما‬ ‫كفاية‬ ‫فرض‬ ‫االمام‬ ‫عليها‬ ‫صلى‬ ‫من‬ ‫اصلي على‬
‫تعالى‬ ‫هلل‬ ‫مأموما‬ ‫كفاية‬ ‫فرض‬ ‫المسلمات‬ ‫اموات‬ ‫من‬ ‫حضرت‬ ‫ما‬ ‫اصلي على‬
Niat sholat ghoib (tidak ada di hadapan kita) dan menjadi imam.
 ‫تعالى‬ ‫هلل‬ ‫اماما‬ ‫كفاية‬ ‫فرض‬ ‫تكبيرات‬ ‫اربع‬ ‫المسلمين‬ ‫اموات‬ ‫من‬ ‫عليه‬ ‫الصالة‬ ‫تصح‬ ‫من‬ ‫اصليعلى‬
‫تعالى‬ ‫هلل‬ ‫اماما‬ ‫كفاية‬ ‫فرض‬ sebut namanya ‫قالن‬ ‫ابن‬ ‫فالنة‬ ‫فالن‬ ‫ابن‬ ‫فالن‬ ‫اصلي على‬
‫تعالى‬ ‫اماماهلل‬ ‫كفاية‬ ‫فرض‬ ‫اليوم‬ ‫هذا‬ ‫فى‬ ‫وكفن‬ ‫غسل‬ ‫من‬ ‫اصلي على‬
Niat sholat ghoib jadi makmum
‫تعالى‬ ‫هلل‬ ‫مأموما‬ ‫كفاية‬ ‫فرض‬ ‫االمام‬ ‫عليه‬ ‫صلى‬ ‫من‬ ‫اصلي على‬

2. Takbir Empat Kali

            Rukun yang kedua dari sholat jenazah adalah takbir sebanyak empat kali. Namuun jika
ada orang bertakbir lebih dari empat kali, maka sholatnya tidak batal, tetap sah sebab hal itu bisa
dikatakan  dzikir yang tidak sampai membatalkan sholat.
ü      Takbir pertama harus membaca surat al fatihah. Sunnat di baca dengan pelan-pelan (as-sir/tidak
nyaring) meski pelaksanaan sholat pada malam hari. Sunnat pula di awali
dengan ta`awwudz. Dan tidak sunnat diawali dengan do`a iftitah. Serta tidak di sunnatkan pula
ditambah dengan bacaan surat. Hal ini menurut pendapat yang mu`tamad, sebab shalat jenazah
merupakan sholat yang ringan (takhfif) kemudian setelah seseorang itu selesai baca fatihah maka
harus takbir yang kedua.
ü      Pada takbir yang kedua harus membaca shalawat kepada Rasulullah. Bacaan sholawat yang
baik itu adalah seperti halnya  shalawat yang dianjurkan oleh rasul yang terkenal dengan nama
shalawat ibrahimiyah yaitu:
‫وعل‬ ‫د‬..‫محم‬ ‫على‬ ‫وبارك‬ ‫ابراهيم‬ ‫أل‬ ‫وعلى‬ ‫ابراهيم‬ ‫على‬ ‫صليت‬ ‫كما‬ ‫محمد‬ ‫آل‬ ‫وعلى‬ ‫محمد‬ ‫سيدنا‬ ‫على‬ ‫صل‬ ‫اللهم‬
.‫مجيد‬ ‫حميد‬ ‫انك‬ ‫العالمين‬ ‫فى‬ ‫ابراهيم‬ ‫أل‬ ‫وعلى‬ ‫ابراهيم‬ ‫على‬ .‫كماباركت‬ ‫محمد‬ ‫أل‬ ‫ى‬
ü     Pada takbir yang ketuga ini harus berdo’a pada Allah untuk mayit. Doa yang biasa dibaca adalah
doa yang dibaca oleh Rasulullah:
‫الخط‬ ‫من‬ ‫ونقه‬ .‫والبرد‬ ‫والثلج‬ ‫باالماء‬ ‫واغسله‬ ‫مدخله‬ ‫ووسع‬ ‫نزله‬ .‫وأكرم‬ ‫عنه‬ ‫واعف‬ ‫وعافه‬ ‫وارحمه‬ ‫اغفرله‬ ‫اللهم‬
‫م‬ ‫وأعده‬ ‫الجنة‬ ‫وأدخله‬ ‫زوجه‬ ‫من‬ ‫خيرا‬ .‫وزوجا‬ ‫أهله‬ ‫من‬ ‫خيرا‬ ‫دارا‬ ‫وأبدله‬ ‫الدنس‬ ‫من‬ ‫بيض‬ ‫الثوباأل‬ ‫نقيت‬ ‫كما‬ ‫ايا‬
.‫النار‬ ‫عداب‬ ‫ومن‬ ‫القبر‬  ‫عداب‬ ‫ن‬
            Jka yang mati anak-anak dan tidak sampai pada batas baligh, maka doa yang dibaca
adalah :
‫و‬ .‫قلوبهما‬ ‫على‬ ‫الصبر‬ ‫وافرغ‬ .‫موازنهما‬ ‫به‬ ‫وثقل‬ ‫وشفيعا‬ ‫واعتبارا‬ ‫وعظة‬ .‫ودخرا‬ ‫وسلفا‬ ‫ألبويه‬ .‫فرطا‬ ‫اجعله‬ ‫اللهم‬
 ‫ال‬
. ‫اجره‬ ‫والتحرمهما‬ ‫بعده‬ ‫تفتنا‬
Jika mayatnya perempuan maka tinggal merubah dhomir (hu) dirubah dengan (ha) . setelah
takbir yang ke tiga ini maka harus takbir yang nomor empat.allahu akbar.
ü      Pada takbir yang ke empat ini musholli (orang yang sholat) sebelum mengucapkan salam maka
disunahkan berdo’a terlebih dahulu. Do’anya adalah;
. ‫وله‬ ‫لنا‬ ‫واغفر‬ ‫بعده‬ ‫تفتنا‬ ‫وال‬ ‫اجره‬ .‫تحرمنا‬ ‫ال‬ ‫اللهم‬
ü      Kemudian langsung mengucap salam mengikuti imamnya. Pertama dia menoleh ke kanan dan
mengucapkan:
‫وبركاته‬ ‫هللا‬ ‫ورحمة‬ ‫عليكم‬ ‫السالم‬
Dan kemudian menoleh ke kiri dan mengucapkan kata yang sama.
. ‫وبركاته‬ ‫هللا‬ ‫ورحمة‬ ‫عليكم‬ ‫السالم‬
Al- Masbuq Dalam Sholat Jenazah
            Apabila ada seseorang ketinggalan takbir dari pada imam maka ia mengkodo’nya sesuai
dengan jumlah takbir yang dia tinggalkan namun Abdullah ibnu Umar dan Al-Auzai mensinyalir
bahwa kita tidak usah mengkodo’ takbir yang tertinggal,kemudian langsung salam bersama
imam.

Janazah yang berhak di Sholati


            Merupakan kesepakatan para fuqaha’ bahwa bagi janazah muslim baik laki-laki maupun
perempuan,tua ataupun muda, bahkan bayi sekalipun itu masih di sholati, bahkan menurut ijma’
ulama’, bayi selama diketahui tanda-tanda kehidupannya seperti suara bersin, erak dan lain
sebagainya itu juga masih punya hak untuk dishalati.

Siqith
            Siqit adalah anak yang lahir dari perut ibunya sebelum waktunya, dalam hal ini apabila
siqit lahir sebelum umur empat bulan maka tidak wajib din shalati, hal ini tidak terjadi hilaf
antara jumhurul fuqaha’dan sebaliknya apabila sampai sampai empat bulan atau lebih dan istihlal
(ada suara bersin,bergerak) maka ia wajib di sholati menurut ittifaq (kasepakatan)

Syahid
            Syahid adalah seorang yang gugur dalam peperangan melawan orang kafir. Imam Malik
dan Asy-syafi’I berpendapat bahwa bagi syuhada’ yang seperti itu tidak wajib di mandikan dan
di sholati dan apabila luka  dan masih ada tanda kehidupan yang sempurna (hayatul mustaqirah)
dan tidak lama kemudian dia meninggal maka wajib di mandikan dan di sholati.

Meninggal karena Had (qisos atau rajam)


            Berdasarkan hadist yang di riwayatkan Al-Bukhori dari jabir orang yang meninggal
karena Had seperti dalam hadist ini meninggal karena rajam maka wajib di sholatkan karena dia
sudah taubat dengan sempurna. Seperti halnya orang yang menjalani hukum rajam karena
berzina, hukum qisos karena membunuh, hukum jilid karena menuduh orang lain telah
melakukan perzinahan. Semuanya tetap wajib disholati dan di mandikan.

Meninggal karena Membunuh   


            Menurut Al-Khottobi alasan Rasulullah tidak sholat atasnya adalah sebagai siksaan
baginya, agar dijadikan i’tibar bagi orang lain.

HAMLUL MAYIT
1.      Pemikul harus berada di bagian depan keranda (katel madura red) dan kepalanya berada di
antara dua kayu yang di letakkan di kedua bahunya. Cara ini jika yang memikul hanya dua
orang. Di depan dan di belakang.
2.      Jika yang memikul empat orang, maka dua orang ada di bagian depan dan dua orang yang lain
ada di bagian belakang, masing-masing memegang ujung keranda.
3.      Di pikul dengan cara mengelilingi keranda sebagaimana hadits yang di riwayatkan oleh Ibnu
Majah, Baihaqi, Abu Daud dari Ibnu Mas’ud beliau berkata:
‫فليدع‬ ‫شاء‬ ‫وان‬ .‫فليتطوع‬ ‫شاء‬ ‫ان‬ ‫ثم‬ ‫السنة‬ ‫من‬ ‫فانه‬ .‫السريركلها‬ ‫بجوانب‬ ‫فليحمل‬ ‫الجنازة‬ ‫تبع‬ ‫من‬
4.      Dalam hal orang yang memikul haruslah orang laki-laki,tidak boleh perempuan. sebab
perampuan berpotensi mendatangkan fitnah.
Anjuran-anjura dalam memikul
1. Dianjurkan mempercepat jalan yang tidak sampai pada batas lari.
2. Di anjurkan janazah di iringi dengan dzikir ,baca qur’an dan baca sholawat
3. Pengantar dianjurkan berada di depan jenazah.
4. Pengantar dianjurkan berjalan kaki kecuali dalam keadaan dlorurot, maka yang
berkendaraan dianjurkan berada di belakng jenazah.
5. Pengantar dianjurkan menunggu sampai upacara penguburan selesai.
6. Pengantar dianjurkan dekat dengan jenazah.
7. Pengantar dianjurkan berdiri kecuali bagi yang mendahului jenazah maka boleh berdir
atau tidak.
8. Membuat suasana tenang/tidak ramai sambil berpikir tentang kematian dan sesudahnya.
9. Jenazah hendaknya dalam posisi siap dimasukkan kedalam kubur yakni kepalanya berada
di sebelah utara. Hal ini di maksudkan agar gampang cara memasukkannya.

Larangan-Larangan dalam Memikul

1. Menyaringkan suara dengan dzikir, baca al-qur’an, shalawat dan sebagainya,


2. Menyertai dengan api, obor,dan sebagainya keuali dibutuhkan seperti pada malam hari.
3. Diikuti perempuan yang mendatngkan fitnah.
4. Duduk sbelum jenazah diturunkan.
5. Berdesak-desak dalam mengiringi jenazah.

MENGUBUR MAYIT
Cara  menurunkan mayit

1. Diletakkan diujung kubur (disebelah utara kalau di hulukan ke utara) agar gampang
memasukkan tapi kalau hal itu tidak memungkinkan maka di masukkan dari arah
manapun tetap di benarkan, lalu mayit dikeluarkan dengan hati-hati dan diserahkan
kepada orang yang ada di dalam kubur sambil membaca:

‫هللا‬ ‫رسول‬ ‫ملة‬ ‫وعلى‬ ‫هللا‬ ‫بسم‬

2. Diletakkan dengan posisi miring menghadap ke qiblat dan di belakangnya


diberi lubelluhagar simayit tetap menghadap qiblat dalam artian tidak guling ke timur.
3. Dianjurkan pipi mayit disentuhkan ke bumi atau ke lubelluh (madura.peny), yakni
gumpalan-gumpalan tanah yang dipersiapkan atas mayit, hal ini tentunya setelah kain
kafan di pipinya dibuka. Dengan demikian mayit akan nampak kehinaannya dihadapan
Allah. Maka dari itu makruh hukumnya memakai alas, bantal, peti dan sebagainya bila
tidak dibutuhkan, lain halnya bila di butuhkan seperti tanahnya berair dan sebagainya
maka tidak dimakruhkan.
4. Setelah itu mayit di tutup dengan batu bata atau semacamnya sebagai atap bagi mayit.
Namun alngkah baiknya terlebih dahulu dikumandangkan adzan dan iqomah, baru
setelah itu ditimbun dengan tanah sebagai langkah terakhir dalam menguburkan mayit.
5. Dianjurkan kubur itu hendaknya jangan ditambah dengan tanah selain tanah yang digali.

Catatan:
ü      Sebelum mayit dikubur , orang-orang yang hadir dianjurkan untuk mengambil tanah, kemudian
tanah tersebut dibacakan
Pertama: dibacakan: ‫منها خلقناكم‬ 
Kedua: dibacakan : .‫وفيها نعيدكم‬ 
Ketiga: dibacakan : ‫ تارة أخرى‬.‫ومنها نخرجكم‬  
Kemudian disertakan kedalam kubur.
Setelah itu mengambil tanah lagi dibacakan surat al-qodr tujuh kali                                                                        
Tentang Mengubur Mayat dan Bentuk Kubur
   Sebenarnya mengubur mayit bukanlah praktek baru yang hanya dilaksanakan ummat
Muhammad, melainkan praktek ini salah satu praktek kuno yang tetap dipelihara dan tetap
dibenarkan pleh syari’at, bahkan praktek ini merupakan praktek terkuno yang bermula dari
kematian seorang anak manusia, yaitu Habil yang dibunuh oleh Qobil saudaranya sendiri yang
sempat mengalami kebingungan cara menguburnya/menanaminya. Lalu Allah menurunkan
ilhamnya melalui seekor gagak yang menggali-gali tanah dengan paruh dan cakarnya untuk
menguburkan saudaranya yang sudah menjadi mayit, lalu dia menimbunnya sampai
menutupinya. Dengan itulah qobil mengambil ibroh yang nantinya akan menjadi pegangan
ummat manusia di seluruh dunia Allah berfirman dalam surat Al-Maidah. 
Artinya: Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk
memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya.
Berkata Qabil: "Aduhai celaka Aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak
ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" karena itu jadilah Dia seorang diantara
orang-orang yang menyesal. (QS. al-Maai’dah:31)
               
                Menguburkan mayit bertujuan untuk menjaga kehormatan mayit dan juga menjaga
agar orang yang masih hidup tidak terganggu olehnya. Dan tentunya karena adanya alasan
agama.
           
Bentuk kubur ada dua macam:

1. Kuburan yang disebut dengan lahd (landek, madura). Cara membuat lubang ini adalah
lubang yang dasarnya agak diperlebar seperti ukuran mayit.
2. Bentuk syaqqu (jemporean madura,). Lubang ini seperti halnya parit kemudian dikedua
sisinya dibangun dan diberi batu-bata, kemudian mayit diletakkan antara sisi batu-bata
tersebut.

Catatan:
Bagi orang yang menggali kuburan hendaknya dia melebarkan galiannya sekiranya nanti akan
memudahkan orang yang akan meletakkan mayit dan ukuran dalamnya kuburan yang digali
sekitar 216 Cm.

Bentuk Kubur
  Kubur itu supaya ditinggikan kira-kira satu jengkal, agar kubur dapat dikenal, diziarahi dan
dimulyakan. Ibnu hibban menceritakan bahwa kubur rasul juga demikian. Sekarang apakah
diperbolehkan melapisi kubur dengan tanah liat? Imam Haramain dan Imam Ghazali mengatakan
tidak boleh. Yang demikian itu tidak disebutkan oleh kebanyakan ulama` madzhab syafi`I,
bahwa beliau mengatakan tidak mengapa melapisi kubur dengan tanah liat.
  Adapun membangun, mengecet dan menulisi kuburan hukumnya makruh, hal ini apabila milik
sendiri, maka seandainya ada orang yang mendirikan bangunan di atas kubur berupa kubah,
bumbung atau pagar keliling hukumnya ditafsil. Jika ditanah pekuburan untuk umum (yang
diwaqafkan) maka boleh dirobohkan. Sebab mendirikan bangunan pada tanah tersebut
hukumnya haram.
  
Sedangkan menulis nama atau nasab dikubur dengan tujuan agar dikenal, diziarahi dan
dimuliakan maka hukumnya boleh. Dengan catatan sekedar kebutuhan. Apalagi makam-makam
para nabi, ulama` dan orang sholeh. Karena tanpa adanya pengenal tidak akan diketahui ketika
mengalami pergeseran waktu yang pada akhirnya tidak diketahui pula bahwa makam itu adalah
makam orang sholeh yang seyogyanya diziarahi karena adanya anjuran. 

Catatan:
Seperti telah dijelaskan diatas bahwa membangun kubur diatas tanah yang diwaqafkan
hukumnya haran tanpaq adanya pengecualian, tapi ada sebagian ulama` yang berpendapat bahwa
membangun kubur diatas tanah yang diwaqafkan hukmnya boleh bagi para nabi, syuhada` dan
orang-orang sholeh, sekalipun berbentuk qubah. Tujuannya untuk menghidupkan peziarah yang
memang dianjurkan.

Talqin 
Sebenarnya Talqin sudah menjadi perdebatan dikalangan ulama`, sebagian mereka mengatakan
bahwa talqin itu tidak dianjurkan bahkan Imam Malik sendiri memakruhkannya. sedangkan
Imam Syafi`i dan Imam Abu Hanifah menganjurkan. Karena talqin pada dasarnya
adalah tadzkir (mengingatkan tentang tauhid). Sedangkan tadzkir secara umum mempunyai
peranan penting dalam segala hal:
"‫المؤمنين‬ ‫تنفع‬ ‫الذكر‬ ‫فإن‬ ‫"فذكر‬
Apalagi bagi orang kritis yang dihadapkan pada suatu pilihan yang menetukan untung rugi
seseorang, maka mengingatkan pada kematian dengan cara talqin sangatlah dianjurkan.
            Talqin sendiri dapat dibagi menjdi dua:

1. (.‫)تلقين محتضر‬  menalqin orang yang sedang sakaratul maut.


2.  (‫)تلقين بعد الدفن‬ menalqin setelah di kubur.

Yang kedua inilah yang dimaksudkan pada pembahasan talqin. Talqin yang kedua tidak ada
kesepakatan di antara empat madzhab. Sedangkan talqin bentuk pertama semua ulama` mufakat
tetang di sunnahkannya karena adanya hadits nabi SAW:
"‫الجنة‬ ‫دخل‬ ‫هللا‬ ‫اال‬ ‫الاله‬ ‫كالمه‬ ‫أخر‬ ‫كان‬ ‫ "من‬:‫الصحيح‬ ‫خبر‬ ‫مع‬, )‫الميت‬ ‫حضره‬ ‫من‬ ‫(اى‬ ‫هللا‬ ‫اال‬ ‫اله‬ ‫ال‬ ‫موتاكم‬ ‫لقنو‬
Agar kalimat tauhid menjadi ucapan terakhir baginya yang akhirnya bisa memasukkan kedalam
surga.

Menalqin orang sakarat maut hendaklah:


Langsung dengan lafadz “‫”ال اله اال هللا‬ kecuali orang   kafir, maka bagi mereka harus dengan
lafadz penyaksian seperti “‫أشهد‬ "  dan sebaginya, karena tidak dianggap syah islamnya tanpa
adanya lafadz itu, selain itu harus di barengi dengan lafadz “ ‫هللا‬ ‫”محمد رسول‬. Jadi menalqin orang
kafir harus dengan lafadz:
‫هللا‬ .‫محمدرسول‬ ‫ان‬ ‫أشهد‬ ‫و‬ ‫هللا‬ ‫اال‬ ‫اله‬ ‫ال‬ ‫ان‬ ‫أشهد‬

 Jangan sekali kali menalqin dengan lafadz yang tidak ada hubungannya dengan tauhid
seperti lafadz “‫”قل‬ (katakanlah) dan sebagainya.
 Hendaklah jangan sampai salah menalqin
 Apabila sudah mengikuti apa yang ditalqin, sebaiknya jangan ditalqin dulu selama tidak
bicara dengan kata-kata yang lain, kecuali apabila ia hendak berbicara dengan kata-kata
selain penyaksian tersebut. Waktu itulah baru ia ditalqin lagi agar kalimat tauhid menjadi
kata terakhir baginya.

Menalqin mayit setelah dikubur hendaklah:

 Penalqin hendaklah duduk menghadap kearah   kepala mayit


 Hadirin hendaknya berdiri ketika talqin dibacakan.
 Penalqin hendaknya memanggil dengan nama ibunya atau ibu hawa (kalau ibunya tidak
diketahui) seperti “ ‫يا عبد هللا ابن فاطمة‬atau  ‫يا عبد هللا ابن حواء‬  
 Lafadz talqin apabila perempuan maka dhomirnya dirubah muaanats begitu juga
sebalkinya seperti: ‫أذكر‬ menjadi “ menjadi “‫( ”أذكري‬inagtlah).
 Talqin hendaknya diulang tiga kali.
 Mayit hendaknya dimintai penyaksian baik kepada para hadirin seperti kata orang yang
menalqin kepada para hadirin. “sekarang saya minta kesaksian kepada para hadirin
bahwa mayit ini baik maka insyaallah ia akan baik. Apakah hadirin menyaksikan mayit
ini baik.

Anda mungkin juga menyukai