1. Berwasiat terhadap keluarga, teman, atau orang yang dipercayai baik wasiatnya tentang
duniawi atau ukhrawi. Juga meminta keluarga untuk selalu mendoakan dan
menyempurnakan semua hal yang tidak sempat dikerjakannya. Seperti janji, hutang dan
sebagainya
2. Bersikap tenang, tegar dan sabar dari segala hal yang menimpan dirinya, bedzikir dan
berdo’a : اللهم اغفرلي .وارحمني وألحقني .بالرفيق االعلى
3. Jangan sampai putus asa dari rahmat Allah Swt. Mengharaplah ampunan dari-Nya
4. Haruslah memperbanyak sifat raja’, mengharap rahmat Allah dari pada sifat khaufnya.
1. Memberi ketenangan dan memberi semangat supaya si sakit kuat dalam menghadapi
semua yang dialaminya
2. Tidak putus asa serta mempunyai tekad hidup yang kuat.
3. Menghindari dan menjauhkan semua yang membuat yang sakit menjadi tertekan dan
sebaiknya keluarga itu melakukan apa yang membuatnya senang dan punya semangat
hidup, memberikan apa yang dia inginkan sehingga dia merasa bahwa masih ada yang
memperhatikan dirinya.
4. Berupaya dan tidak putus asa untuk mencari obat penyembuh bagi keluarganya yang
sakit.
5. Membuat suasana tentram dan damai dengan membacakan ayat suci Al-Qur’an
didekatnya, membacakan surat Yasiin dan surat Ar-Ra’du. Selanjutnya, sebagai keluarga
harus menyuruhnya untuk selalu berdzikir dan mentalqin dengan ucapan " ال اله اال هللا "
6. Suruhlah orang lain untuk menuntunnya dengan pelan.
1. Kakinya lemas,
2. Hidungnya pesek ke dalam
3. Pelipisnya cekung
4. Kulitnya seakan-akan kasar (tidak sebel) dan
5. Matanya sudah tidak ada bayangan.
1. Dahinya berkeringat
2. Mengalirkan air mata
3. Lubang hidungnya membesar
Tanda kemalangan:
Hal Yang Harus Dilakukan Bagi Orang Yang Telah Mati Sebelum Dimandikan
1. Menutup matanya yang terbuka sambil berdo`a:
وا العالمين رب يا وله لنا واغفر الغابرين عقبه فى حلفه وا المهديين فى درجته وارفع رحمه وا اغفرله اللهم
لهفيه .ونور قبره في له فسح
1. Air Mutlaq : Yaitu air yang suci dan mensucikan seperti air sumur, air sungai, air hujan,
air sumber dan lain sebagainya. Jika tidak menemukan air atau ada tapi tapi sulit untuk
memperolehnya atau ada udzur untuk memakai air seperti orang mati terbakar, maka
diperbolehkan untuk diganti dengan debu yang bersih dan suci (tayammum)
2. Kain (samper) atau baju gamis untuk menutupi badan atau aurat mayit, dan lebih baik
kalau keduanya difungsikan secara bersamaan ketika nanti memandikan.
3. Bangku (lencak, mad.) untuktempat memandikan dan di sekelilingnya
dikasih Hijab(GOMBONG)
4. Pohon pisang atau yang lainnya sebagai alas tubuh pada waktu dimandikan, bisa juga
memakai alas kaki orang yang memandikan (jika berkelompok)Beberapa kain kecil untuk
membantu membersihkan kotoran yng ada di dubur dan kemaluan dengan memperbalkan
kain tersebut di tangan kiri.
5. Harum-haruman seperti kemenyan yang diletakkan di lokasi memandikan, hal itu
dimaksudkan untuk mengantisipasi bau-bau yang tidak sedap, khawatir tercium orang
lain sehingga mengundang pembicaran
6. Kapur atau sabun untuk membantu menghilangkan kotora-kotoran mayit.
1. Orang yang mati Syahid (Orang yang mati karena memerangi orang-orang kafir dalam
menegakan Agama Allah)
2. Kafir Harbi (orang kafir yang memusuhi islam dan muslimin)
3. Bayi yang keguguran (siqtu) dan tidak lengkap anggota badannya, tidak boleh
dimandikan, tapi disunnahkan dikafani dan dikuburkan
4. Mayit yang udzur untuk memakai air (yakni kalau memakai air akan timbul
kemudharatan terhadap si mayit) seperti orang yang mati terbakar dan lain sebagainya.
Dan sebagai gantinya adalah harus ditayammumi.
1. Haruslah dimandikan ditempat yang sepi, tidak ada yang masuk kecuali orang yang
memandikan dan wali si mayit ( keluarganya ) bisa di buatkan tabir ( gombong ) tempat
memandikan.
2. Semua badan mayit harus tertutupi seperti keterangan di depan.
3. Kepanglah ( gellung) rambut mayit menjadi tiga kepangan, baik mayit perempuan atau
laki-laki yang berambut panjang, agar tidak ada rambut yang jatuh sebelum dimandikan.
4. Letakkanlah mayit di bangku atau di lencak seperti yang di jelaskan di atas.
5. Mayit diletakkan di atas alas, seperti pohon pisang atau kaki orang yang akan
memandikan agar gampang menjangkau anggota yang sulit dijangkau seperti dibagian
tubuh mayit yang sulit dijangkau.
6. Air yang ingin dipakai untuk memandikan di jauhkan dari lokasi memandikan ke tempat
ke tempat yang tidak terlalu jauh. Hal ini di maksudkan agar nanti air yang telah di pakai
tidak kena pada air yang masih suci (belum di pakai).
7. Angkatlah kepalanya dengan memberikan alas (jika berkelompok) atau sandarkan kelutut
kanan orang yang memandikan, agar air tidak masuk kedalam tubuh.
8. Lakukan tekanan (urutan) pada perut mayit dengan tangan kiri anda (orang- orang yang
memandikan) untuk mengeluarkan kotoran-kotoran yang tersisa dalam perut mayit dan
lakukanlah berulang-ulang dengan hati-hati (tidak kasar)sampai di yakini bahwa isi perut
sudah tidak ada lagi.
9. Bersihkanlah dubur dan kemaluan mayit dengan tangan kiri berbalut kain dan gantilah
kain tersebut dengan kain yang barujika sudah dipakai, dan lakukanlah sampai tiga kali
atau lebih (tergantung kebutuhan).
10. Bersihkanlah mulut, lubang, hidung, kuping, mata, kuku tangan dan kaki dan anggota
yang biasa terkena najis dan kotoran, bersihkanlah dengan air sampai tidak ada najis atau
kotoran tersisa. Namun ingat jangan sampai menyakiti mayit.
11. Berniatlah dengan niat memandikan seperti di bawah ini :
تعالى هلل .فرضا الميتة لهذه الغسل نويت / تعالى هلل .فرضا الميت لهذا الغسل نويت
12. Kemudian siramlah mayit mulai dari kepalanya (rambutnya) dagaunya (jenggotnya jika
ada) kemudian sisirlah keduanya dengan sisir yang besar giginya, lakukanlah dengan
lembut dan hati-hati dan kembalikan lagi rambut dan jenggot yang jatuh jangan di
buangMulailah menyiram dari anggota mayit yang kanan dan anggota wudhu` sesuai
dengan hadits yang berbunyi:
"الشيخان رواه يث "الحد منها الوضوء .ومواضع بميامنها..........
تعالى هلل الميتة لهذه المسنون .الوضوء نويت/ تعالى هلل الميت لهذا المسنون .الوضوء نويت
18. Kemudian siramlah lagi dengan air murni dan bersih pada seluruh badan mayit baik luar
atau bagian dalam
19. Siraman dari no. 12 sampai no. 18 dihitung satu kali
Catatan:
Lakukanlah (mandikanlah) mayit tiga atau lima kali dan seterusnya (ganjil) hal itu tergantung
kebutuhan pada diri mayit, dan diselesaikan pada hitungan ganjil juga seperti 3 kali atau 5 kali
dan seterusnya.
1. Hindari adanya kotoran atau najis yang masih melekat pada badan mayit setelah
dimandikan maka dari itu periksalah sebelum selesai dimandikan
2. Hindarkan air yang sudah terpakai dari badan mayit yang sudah bersih.
Catatan:
Jika keluar kotoran dari dubur atau kemaluan maka cukup hanya dengan membersihkannya saja
tampa mengulangnya dari awal yakni memandikannya lagi dari awal
Jika sudah selesai dimandikan kemudian dipindahkan ke tempat dimana mayit tersebut akan
dikafani. Dipindah dengan cara tetap ditutup dadannya dengan kain yang kering dan setelah
sampai pada tempatnya si mayit dihanduk agar betul-betul lebih kering.
Dan kalau mayit perempuan sebaiknya dibedaki dan diberi “cellak” dan di dahinya ditulis lafadz
Allah dengan “celak” tersebut.
MENGKAFANI
Pembiayaan
Biaya dalam mengkafani di ambil dari harta peninggalan yang tidak ada sangkut pautnya
dengan hak orang lain seperti barang gadaian dan sebagainya. Kalau harta peninggalan di atas
tidak ada maka yang berkewajiban untuk membiayai adalah orang yang punya kewajiban
memberi nafkah ketika masih hidup, jikalau orang yang berkewajiban tidak ada, maka bisa
diambil dari baitul-mal, jika baitul-mal tidak ada maka pembiayaan diambil dari harta orang
Islam yang mampu / kaya
Langkah-langkah mengkafani.
Dalam hal mengkani,kalau kita mengacu kepada haqqullah ( hak Allah) semata, maka kain
yang dibutuhkan hanya sebatas penutup aurat. Bagi laki-laki hanya sebatas penutup pusar dan
lututnya, sedangkan bagi perempuan baik orang yang merdeka atau budak adalah kain yang
dapat menutupi semua anggota tubuhnya kecuali muka dan kedua telapak tangannya. Adapun
bagi banci/waria hukum mengkafaninya disamakan dengan perempuan.
Akan tetapi kalau dipandang dari haqqullah dan haqqul adami, maka kain kafan yang dibutuhkan
untuk mengkafani laki-laki secara sempurna adalah tiga lembar kain kafan warna putih.
Sedangkan untuk perempuan dan waria adalah lima lembar kain yang terdiri dari :
Dua lembar kain panjang yang cukup untuk membungkus seluruh tubuhnya.
Kain sarung ( kain pembalut tubuh dari pusar sampai lututnya )
Baju kurung
Kerudung (kain penutup kepala dengan bentuk khusus )
Adapun kain kafan untuk anak-anak adalah satu lembar kain kafan yang cukup untuk
membungkus seluruh tubuhnya.Akan tetapi yang lebih utama tetap tiga lembar kain warna putih.
1. Bentangkan tiga lebar kain kafan yang suda dipotong sesuai denga ukuran yang
dibutuhkan dengan cara disusun, kain yang paling lebar diletakkan dipaling bawah. Kalau
ukuran lebar kain sama, geserlah kain yang ditengah kekanan sedikit dan yang paling atas
kekiri sedikit atau sebaliknya. Dan jika sendainya lebar kain kafan tidak cukup untuk
menyelimuti mayit, maka geser lagi hingga bisa menutupi mayit. Dan jika tetap tidak
bisa menutupinya, baik karena mayitnya besar atau yang lain, maka lakukan
penambahan sesuai dengan kebutuhan.
2. Lulutlah (berilah) kain kafan dengan wangi-wangian.
3. Persiapkan tiga atau lima utas kain tali dan letakkan dibawah kain yang paling bawah.
Dan agar tali dibagian dada (diatas tangan dan dibawahnya) tidak mudah bergeser,
potonglah dengan bentuk khusus. (satu utas talli yang dibagi dua, sedangkan ditengan
tetap tidak disobek)
4. Persiapkan kafan yang sudah diberi wangi-wangian kayu cendana untuk diletakkan
dibagian anggota badan tertentu antara lain sebagaimana berikut.
Hidung
Mulut
Kedua telinga (dan sebaiknya menggunakan kapasyang lebar, sekiranya bisa menutupi
seluruh muka mayit)
Kemaluan dan lubang anus.
Bagian anggota sujud, yang terdiri dari :
Dahi
Kedua telapak tangan
Kadua lutut
Jari-jari kedua kaki
1. Bentangkan dua lembar kain kafan yang sudah di potong sesuai dengan ukuran yang di
butuhkan.kemudian letakkan pula kain sarung di atasnya di bagian bawah (tempat di
mana badan antara pusar dan kedua lutut di rebahkan)
2. Persiapan baju kurung dan kerudung di tempatnya.
3. Sediaan tiga atau lima utas kain tali dan letakkandi bawah kain kafan yang paling
bawahyang telah di bentangkan.
4. Sediakan kapas yang sudah diberi wangi-wangian untuk di letakkan dibagian anggota
badan tertentu
5. Angkatlah jenazah dengan hati-hati, kemudian baringkan di atas kain kafan yang sudah di
bentangkan dan yang sudah di lulut dengan wangi-wangian.
6. Letakkan kapas di bagian anggota badan tertentu sebagaimana tersebut di cara nomor 04
cara mengkafani mayit laki-laki.
7. Selimutkan kain sarung di badan mayit antara pusar dan kedua lutut dan pasangkan juga
baju kurung berikut kain penutup kepala (kerudung).Bagi yang rambutnya panjang di
kepang menjadi dua atau menjadi tiga, dan di letakkan di atas baju kurung tempatnya di
bagian dada.
8. Setelah pemasangan baju kurung dan kerudung selesai, maka selimutkan kedua kain
kafan selembar demi selembar mulai dari yang paling atas sampai yang paling bawah,
setelah selesai ikatlah dengan tiga atau lima tali yang telah di sediakan.
SHOLAT JANAZAH
Rukun Sholat Janazah
1. Niat
Rukun yang kedua dari sholat jenazah adalah takbir sebanyak empat kali. Namuun jika
ada orang bertakbir lebih dari empat kali, maka sholatnya tidak batal, tetap sah sebab hal itu bisa
dikatakan dzikir yang tidak sampai membatalkan sholat.
ü Takbir pertama harus membaca surat al fatihah. Sunnat di baca dengan pelan-pelan (as-sir/tidak
nyaring) meski pelaksanaan sholat pada malam hari. Sunnat pula di awali
dengan ta`awwudz. Dan tidak sunnat diawali dengan do`a iftitah. Serta tidak di sunnatkan pula
ditambah dengan bacaan surat. Hal ini menurut pendapat yang mu`tamad, sebab shalat jenazah
merupakan sholat yang ringan (takhfif) kemudian setelah seseorang itu selesai baca fatihah maka
harus takbir yang kedua.
ü Pada takbir yang kedua harus membaca shalawat kepada Rasulullah. Bacaan sholawat yang
baik itu adalah seperti halnya shalawat yang dianjurkan oleh rasul yang terkenal dengan nama
shalawat ibrahimiyah yaitu:
وعل د..محم على وبارك ابراهيم أل وعلى ابراهيم على صليت كما محمد آل وعلى محمد سيدنا على صل اللهم
.مجيد حميد انك العالمين فى ابراهيم أل وعلى ابراهيم على .كماباركت محمد أل ى
ü Pada takbir yang ketuga ini harus berdo’a pada Allah untuk mayit. Doa yang biasa dibaca adalah
doa yang dibaca oleh Rasulullah:
الخط من ونقه .والبرد والثلج باالماء واغسله مدخله ووسع نزله .وأكرم عنه واعف وعافه وارحمه اغفرله اللهم
م وأعده الجنة وأدخله زوجه من خيرا .وزوجا أهله من خيرا دارا وأبدله الدنس من بيض الثوباأل نقيت كما ايا
.النار عداب ومن القبر عداب ن
Jka yang mati anak-anak dan tidak sampai pada batas baligh, maka doa yang dibaca
adalah :
و .قلوبهما على الصبر وافرغ .موازنهما به وثقل وشفيعا واعتبارا وعظة .ودخرا وسلفا ألبويه .فرطا اجعله اللهم
ال
. اجره والتحرمهما بعده تفتنا
Jika mayatnya perempuan maka tinggal merubah dhomir (hu) dirubah dengan (ha) . setelah
takbir yang ke tiga ini maka harus takbir yang nomor empat.allahu akbar.
ü Pada takbir yang ke empat ini musholli (orang yang sholat) sebelum mengucapkan salam maka
disunahkan berdo’a terlebih dahulu. Do’anya adalah;
. وله لنا واغفر بعده تفتنا وال اجره .تحرمنا ال اللهم
ü Kemudian langsung mengucap salam mengikuti imamnya. Pertama dia menoleh ke kanan dan
mengucapkan:
وبركاته هللا ورحمة عليكم السالم
Dan kemudian menoleh ke kiri dan mengucapkan kata yang sama.
. وبركاته هللا ورحمة عليكم السالم
Al- Masbuq Dalam Sholat Jenazah
Apabila ada seseorang ketinggalan takbir dari pada imam maka ia mengkodo’nya sesuai
dengan jumlah takbir yang dia tinggalkan namun Abdullah ibnu Umar dan Al-Auzai mensinyalir
bahwa kita tidak usah mengkodo’ takbir yang tertinggal,kemudian langsung salam bersama
imam.
Siqith
Siqit adalah anak yang lahir dari perut ibunya sebelum waktunya, dalam hal ini apabila
siqit lahir sebelum umur empat bulan maka tidak wajib din shalati, hal ini tidak terjadi hilaf
antara jumhurul fuqaha’dan sebaliknya apabila sampai sampai empat bulan atau lebih dan istihlal
(ada suara bersin,bergerak) maka ia wajib di sholati menurut ittifaq (kasepakatan)
Syahid
Syahid adalah seorang yang gugur dalam peperangan melawan orang kafir. Imam Malik
dan Asy-syafi’I berpendapat bahwa bagi syuhada’ yang seperti itu tidak wajib di mandikan dan
di sholati dan apabila luka dan masih ada tanda kehidupan yang sempurna (hayatul mustaqirah)
dan tidak lama kemudian dia meninggal maka wajib di mandikan dan di sholati.
HAMLUL MAYIT
1. Pemikul harus berada di bagian depan keranda (katel madura red) dan kepalanya berada di
antara dua kayu yang di letakkan di kedua bahunya. Cara ini jika yang memikul hanya dua
orang. Di depan dan di belakang.
2. Jika yang memikul empat orang, maka dua orang ada di bagian depan dan dua orang yang lain
ada di bagian belakang, masing-masing memegang ujung keranda.
3. Di pikul dengan cara mengelilingi keranda sebagaimana hadits yang di riwayatkan oleh Ibnu
Majah, Baihaqi, Abu Daud dari Ibnu Mas’ud beliau berkata:
فليدع شاء وان .فليتطوع شاء ان ثم السنة من فانه .السريركلها بجوانب فليحمل الجنازة تبع من
4. Dalam hal orang yang memikul haruslah orang laki-laki,tidak boleh perempuan. sebab
perampuan berpotensi mendatangkan fitnah.
Anjuran-anjura dalam memikul
1. Dianjurkan mempercepat jalan yang tidak sampai pada batas lari.
2. Di anjurkan janazah di iringi dengan dzikir ,baca qur’an dan baca sholawat
3. Pengantar dianjurkan berada di depan jenazah.
4. Pengantar dianjurkan berjalan kaki kecuali dalam keadaan dlorurot, maka yang
berkendaraan dianjurkan berada di belakng jenazah.
5. Pengantar dianjurkan menunggu sampai upacara penguburan selesai.
6. Pengantar dianjurkan dekat dengan jenazah.
7. Pengantar dianjurkan berdiri kecuali bagi yang mendahului jenazah maka boleh berdir
atau tidak.
8. Membuat suasana tenang/tidak ramai sambil berpikir tentang kematian dan sesudahnya.
9. Jenazah hendaknya dalam posisi siap dimasukkan kedalam kubur yakni kepalanya berada
di sebelah utara. Hal ini di maksudkan agar gampang cara memasukkannya.
MENGUBUR MAYIT
Cara menurunkan mayit
1. Diletakkan diujung kubur (disebelah utara kalau di hulukan ke utara) agar gampang
memasukkan tapi kalau hal itu tidak memungkinkan maka di masukkan dari arah
manapun tetap di benarkan, lalu mayit dikeluarkan dengan hati-hati dan diserahkan
kepada orang yang ada di dalam kubur sambil membaca:
هللا رسول ملة وعلى هللا بسم
Catatan:
ü Sebelum mayit dikubur , orang-orang yang hadir dianjurkan untuk mengambil tanah, kemudian
tanah tersebut dibacakan
Pertama: dibacakan: منها خلقناكم
Kedua: dibacakan : .وفيها نعيدكم
Ketiga: dibacakan : تارة أخرى.ومنها نخرجكم
Kemudian disertakan kedalam kubur.
Setelah itu mengambil tanah lagi dibacakan surat al-qodr tujuh kali
Tentang Mengubur Mayat dan Bentuk Kubur
Sebenarnya mengubur mayit bukanlah praktek baru yang hanya dilaksanakan ummat
Muhammad, melainkan praktek ini salah satu praktek kuno yang tetap dipelihara dan tetap
dibenarkan pleh syari’at, bahkan praktek ini merupakan praktek terkuno yang bermula dari
kematian seorang anak manusia, yaitu Habil yang dibunuh oleh Qobil saudaranya sendiri yang
sempat mengalami kebingungan cara menguburnya/menanaminya. Lalu Allah menurunkan
ilhamnya melalui seekor gagak yang menggali-gali tanah dengan paruh dan cakarnya untuk
menguburkan saudaranya yang sudah menjadi mayit, lalu dia menimbunnya sampai
menutupinya. Dengan itulah qobil mengambil ibroh yang nantinya akan menjadi pegangan
ummat manusia di seluruh dunia Allah berfirman dalam surat Al-Maidah.
Artinya: Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk
memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya.
Berkata Qabil: "Aduhai celaka Aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak
ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" karena itu jadilah Dia seorang diantara
orang-orang yang menyesal. (QS. al-Maai’dah:31)
Menguburkan mayit bertujuan untuk menjaga kehormatan mayit dan juga menjaga
agar orang yang masih hidup tidak terganggu olehnya. Dan tentunya karena adanya alasan
agama.
Bentuk kubur ada dua macam:
1. Kuburan yang disebut dengan lahd (landek, madura). Cara membuat lubang ini adalah
lubang yang dasarnya agak diperlebar seperti ukuran mayit.
2. Bentuk syaqqu (jemporean madura,). Lubang ini seperti halnya parit kemudian dikedua
sisinya dibangun dan diberi batu-bata, kemudian mayit diletakkan antara sisi batu-bata
tersebut.
Catatan:
Bagi orang yang menggali kuburan hendaknya dia melebarkan galiannya sekiranya nanti akan
memudahkan orang yang akan meletakkan mayit dan ukuran dalamnya kuburan yang digali
sekitar 216 Cm.
Bentuk Kubur
Kubur itu supaya ditinggikan kira-kira satu jengkal, agar kubur dapat dikenal, diziarahi dan
dimulyakan. Ibnu hibban menceritakan bahwa kubur rasul juga demikian. Sekarang apakah
diperbolehkan melapisi kubur dengan tanah liat? Imam Haramain dan Imam Ghazali mengatakan
tidak boleh. Yang demikian itu tidak disebutkan oleh kebanyakan ulama` madzhab syafi`I,
bahwa beliau mengatakan tidak mengapa melapisi kubur dengan tanah liat.
Adapun membangun, mengecet dan menulisi kuburan hukumnya makruh, hal ini apabila milik
sendiri, maka seandainya ada orang yang mendirikan bangunan di atas kubur berupa kubah,
bumbung atau pagar keliling hukumnya ditafsil. Jika ditanah pekuburan untuk umum (yang
diwaqafkan) maka boleh dirobohkan. Sebab mendirikan bangunan pada tanah tersebut
hukumnya haram.
Sedangkan menulis nama atau nasab dikubur dengan tujuan agar dikenal, diziarahi dan
dimuliakan maka hukumnya boleh. Dengan catatan sekedar kebutuhan. Apalagi makam-makam
para nabi, ulama` dan orang sholeh. Karena tanpa adanya pengenal tidak akan diketahui ketika
mengalami pergeseran waktu yang pada akhirnya tidak diketahui pula bahwa makam itu adalah
makam orang sholeh yang seyogyanya diziarahi karena adanya anjuran.
Catatan:
Seperti telah dijelaskan diatas bahwa membangun kubur diatas tanah yang diwaqafkan
hukumnya haran tanpaq adanya pengecualian, tapi ada sebagian ulama` yang berpendapat bahwa
membangun kubur diatas tanah yang diwaqafkan hukmnya boleh bagi para nabi, syuhada` dan
orang-orang sholeh, sekalipun berbentuk qubah. Tujuannya untuk menghidupkan peziarah yang
memang dianjurkan.
Talqin
Sebenarnya Talqin sudah menjadi perdebatan dikalangan ulama`, sebagian mereka mengatakan
bahwa talqin itu tidak dianjurkan bahkan Imam Malik sendiri memakruhkannya. sedangkan
Imam Syafi`i dan Imam Abu Hanifah menganjurkan. Karena talqin pada dasarnya
adalah tadzkir (mengingatkan tentang tauhid). Sedangkan tadzkir secara umum mempunyai
peranan penting dalam segala hal:
"المؤمنين تنفع الذكر فإن "فذكر
Apalagi bagi orang kritis yang dihadapkan pada suatu pilihan yang menetukan untung rugi
seseorang, maka mengingatkan pada kematian dengan cara talqin sangatlah dianjurkan.
Talqin sendiri dapat dibagi menjdi dua:
Yang kedua inilah yang dimaksudkan pada pembahasan talqin. Talqin yang kedua tidak ada
kesepakatan di antara empat madzhab. Sedangkan talqin bentuk pertama semua ulama` mufakat
tetang di sunnahkannya karena adanya hadits nabi SAW:
"الجنة دخل هللا اال الاله كالمه أخر كان "من:الصحيح خبر مع, )الميت حضره من (اى هللا اال اله ال موتاكم لقنو
Agar kalimat tauhid menjadi ucapan terakhir baginya yang akhirnya bisa memasukkan kedalam
surga.
Jangan sekali kali menalqin dengan lafadz yang tidak ada hubungannya dengan tauhid
seperti lafadz “”قل (katakanlah) dan sebagainya.
Hendaklah jangan sampai salah menalqin
Apabila sudah mengikuti apa yang ditalqin, sebaiknya jangan ditalqin dulu selama tidak
bicara dengan kata-kata yang lain, kecuali apabila ia hendak berbicara dengan kata-kata
selain penyaksian tersebut. Waktu itulah baru ia ditalqin lagi agar kalimat tauhid menjadi
kata terakhir baginya.