Anda di halaman 1dari 9

Nama: winda permata

Nim :19010017

KASUS SISTEM IMUN

HIV/AIDS

Seorang pria usia 40 tahun dirawat di RS dengan keluhan diare selama 5 minggu
Perawat melakukan pengkajian :

 Pemeriksaan fisik : terdapat skorbut pada mulut pasien, masa otot berkurang,
lemas, anemis.

 Tanda vital : Suhu: 38oC, Nadi: 90 x/menit, RR: 20 x/menit dan

 Riwayat kesehatan : pada masa muda tn. A ditemukan adanya riwayat


berganti-ganti pasangan.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM
IMUNOLOGI HIV/AIDS

A. PENGKAJIAN

1. Identitas (Data Demografi)

2. Riwayat kesehatan keluarga

3. Riwayat kesehatan pasien

a. Keluhan utama : pasien mengatakan tidak nafsu makan

b. Keluhan tamabahan :

- batuk sejak 2 minggu, timbul kadang-kadang

- demam yang hilang timbul

- bercak merah semakin menggelembung

- sulit menelan

- mual tapi tidak muntah

- sariawan

- Berkeringat pada malam hari

- BB menurun 5 kg dalam 1 bulan

- terdapat skorbut pada mulut pasien,

- masa otot berkurang,

- lemas,

- anemis.

c. Riwayat penyakit sekarang : Pasien diare cair ± 10 sehari, berkeringat,demam

d. Riwayat penyakit lalu : pasien mengatakan pernah berganti-ganti pasangan

4. Alergi : Tidak ada alergi


5. Pengkajian :

a. Aktifitas/ Istirahat

Gejala : Mudah lelah, perubahan pola tidur

Tanda : Kelemahan otot, masa otot menurun

b. Sirkulasi
Gejala : Penyembuhan yang lambat (anemia)
Tanda : Pucat, menurunya volume nadi perifer

c. Integritas dan Ego


Gejala : Stress berhubungan dengan keputusasaan
Tanda : cemas,depresi, menarik diri
d. Eliminasi
Gejala : Diare intermiten, terus-menerus, nyeripanggul, rasa terbakar saat miksi
Tanda : feces encer, nyeri tekan abdominal, lesi atau abses rectal, perianal
e. Makanan/ Cairan
Gejala : Anoreksia, mual muntah,disfagia
Tanda : Tugor kulit buruk, lesi rongga mulut, kesehatan gigi dan gusi yang
buruk
f. Hygiene
Gejala : Tidak dapat menyelesaikan AKS
Tanda : Penampilan tidak rapi, kurang perawatan diri
g. Neurosensori
Gejala : Pusing, kelemahan otot, tremor, perubahan pengelihatan
Tanda : Tremor , kejang, ansietas, reflek tidak normal
h. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri umum/lokal, sakit kepala,rasa terbakar, nyeri dada
Tanda : bengkak sendi , nyeri kelenjar, nyeri tekan
i. Pernafasan
Gejala : Nafas pendek progresif, batuk, sesak pada dada
Tanda : Takpinea, perubahan pada nafas, adanya sputum
j. Seksualitas
Gejala : Riwayat berprilaku seks beresiko tinggi, penggunaan pil pencegah
kehamilan
Tanda : Herpes genetalia, kehamilan

6. Pemeriksaan Fisik

a. Pengukuran TB : 160 cm

b. Pengukuran BB : 43 kg

c. Pengukuran tanda vital :

 TD : 120/80 mmHg
 Nadi : 90 x/menit
 Suhu : 38oC
 Respirasi : 20 x/menit

d. Tingkat Kesadaran : Composmentis

e. Pemeriksaan fisik

inspeksi : konjungtiva pucat, lesi disekitar leher, JVP meningkat, terdapat


purpura,skorbut

Auskultasi : suara nafas wheezing +/- , ronci +/+

Palpasi : hati dan limpa teraba

Perkusi :

B. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

a. Test laboratorium : Digunakan untuk mendiagnosis HIV dan memantau


perkembangan penyakit serta respon terhadap penyakit HIV
b. Test antibodi serum : Screining HIV dan ELISA, hasil test positif tapi
bukan diagnosa
c. Test blot westrem : mengkonfirmasi diagnosa HIV
d. Sel T limposit : penurunan jumlah total
e. Sel T4 Helper : indikator sistem imun (jumlah 200)
f. T8 (sel supersor sitopatik), Rasio terbalik (2:1) atau lebih besar dari sel
suppresor pada sel helper (T8 ke T4) mengindikasikan supresi imun
g. P24 (protein pembungkus HIV) : peningkatan nilai kuantitatif protein
mengidentifikasi progresi infeksi
h. Kadar Ig : peningkatan terutama IgA, IgG,IgM yang normal atau mendekati
normal
i. Reaksi rantai polimerase : Mendeteksi DNA virus dalam jumlah sedikit
pada infeksi sel perifer monoseluler

HASIL TES LAB :

-Hb : 9 gr/dL

- Leukosit : 20:000 u/L

- Trombosit : 160.000/ ul

- LED : 30mm

-Na : 8mmol/L

-K : 2,8 mmol/L

- Q : 110 mmol/L

-Protein : 3,5

j. CD 4 + : 200 sel/ml

k. ELISA : Tidak menegakan diagonsa AIDS tapi hanya menunjukan bahwa


seseorang terinfeksi atau pernah terinfeksi HIV. Orang yang dalam darahnya
terdapat antibody HIV maka Seropositif

l. Indirect Immunofloresence : Pengganti pemeriksaan western blot untuk


memastikan seropositifitas
m. RIPA (Radio Immuno Precipitation Assay) : mendeteksi protein daripada
antibody

C. ANALISA DATA

No Data Masalah Penyebab


1 DO : - Sariawan,porsi makan Ketidakseimbangan intake inadekwat
Yang dihabiskan 1/3 porsi nutrisi : kurang dari
- BB menurun 5 kg dalam 1 kebutuhan tubuh
bulan
DS : Pasien mengatakan tidak
nafsu makan,mual,sulit menelan.
2 DO : Pasien diare cair ± 10 x Kekurangan Diare
sehari, berkeringat,demam,mata volume cairan
anemis tubuh
DS : pasien mengatakan lemas
3 DO : - Pasien tidak mampu Intoleransi aktifitas kelemahan
beraktivitas umum.
-Tidak dalam memenuhi
ADL
-Masa otot berkurang
DS : Pasien mengatakan lemas

4 DO : - Pasien terlihat cemas dan Koping keluarga cemas dan takut


Gelisah inefektif terhadap
- Pasien suka bertanya pada penyakit.
perawat tentang
penyakitnya
DS : - Pasien mengatakan

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake inadekwat
2. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan diare
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum.
4. Koping keluarga inefektif berhubungan dengan cemas dan takut terhadap
penyakit.

E. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan intake inadekwat
Tujuan dan kriteria hasil :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama .....x24jam diharapkan
kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria hasil :
a. Intake kalori dan protein adekuat (diet TKTP)
b. Serum albumin dan protein dalam batas normal.
c. Menghabiskan porsi makan yang diberikan

Intervensi :

a. Monitor kemampuan mengunyah dan menelan.


R : intake menurun dihubungkan dengan nyeri tenggorokan dan mulut.
b. Monitor intake dan output
R : menentukan data dasar.
c. Anjurkan oral hygiene sebelum makan.
R : mengurangi anoreksia.
d. Anjurkan untuk beri makan ringan dengan porsi sedikit tapi sering
R : memenuhi kebutuhan nutrisi yang kurang.

2. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan diare

Tujuan dan kriteria hasil :

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama .....x24jam diharapkan


keseimbangan cairan elektrolit dipertahankan dengan kriteria hasil :

a. Intake dan output seimbang


b. Turgor kulit normal
c. Membran mukosa lembab
d. Kadar urin normal
e. Tidak diare setelah lima hari perawatan.

Intervensi :

a. Monitor tanda dehidrasi


R : volume cairan deplesi merupakan komplikasi dan dapat dikoreksi
b. Monitor intake dan output
R : melihat kebutuhan cairan yang masuk dan keluar.
c. Atur pemberian infus dan elektrolit
R : memenuhi kebutuhan intake yang peroral tidak terpenuhi
d. Kolaborasikan pemberian obat anti diare.
R : mencegah kehilangan cairan tubuh lewat diare.
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum.

Tujuan dan kriteria hasil :

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama .....x24jam diharapkan tidak


terjadi intoleransi aktivitas dengan kriteria hasil :

a. Pasien dapat mengidentifikasi faktor yang menurunkan toleransi aktivitas


b. Pasien memperlihatkan kemajuan dalam beraktivitas
c. Pasien melaporkan penurunan gejala dan intoleransi aktivitas
Intervensi :

a. Monitor adanya peningkatan aktivitas


R : Mengetahui tingkat mobilitas
b. Anjurkan istirahat
R : Istirahat memulihkan kembali energi untuk beraktivitas
c. Tingkatkan aktivitas secara bertahap
R : Mendorong peningkatan kemampuan untuk  beraktivitas
d. Motivasi pasien untuk beraktivitas ringan
R : Menumbuhkan percaya diri pasien untuk beraktivittas
4. Koping keluarga inefektif berhubungan dengan cemas dan takut terhadap
penyakit
Tujuan dan Kriteria hasil :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama .....x24jam diharapkan
koping keluarga efektif dengan kriteria hasil :
a. Pasien dan keluarga berinteraksi dengan cara yang konstruktif
b. Pesien dan keluarga tidak cemas

Intervensi :

a. Kaji koping keluarga terhadap sakit pasein dan perawatannya


R : Memulai suatu hubungan dalam bekerja secara konstruktif dengan
keluarga

b. Biarkan keluarga mengungkapkana perasaan secara verbal


R : Mereka tak menyadari bahwa mereka berbicara secara bebas

c. Ajarkan kepada keluaraga tentang penyakit dan transmisinya.


R : Menghilangkan kecemasan tentang transmisi melalui kontak
Sederhana

Anda mungkin juga menyukai