Anda di halaman 1dari 5

UNIVERSITAS JANABADRA JOGYAKARTA

FAKULTAS HUKUM
UJIAN MID SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2020/2021

NAMA: DWIKI DAMARJATI


NIM: 19110254
MATA UJIAN: HUKUM ACARA PIDANA
HARI/TANGGAL: SELASA, 06 APRIL 2021
KELAS: B 1
SIFAT UJIAN: TAKE HOME
DOSEN PENGUJI: HARTANTI, SH, MH

JAWABAN!

1. Hubungan hukum acara pidana dan hukum pidana merupakan pasangan yang tidak
dapat dipisahkan dan mempunyai hubungan yang erat bagai dua sisi mata
uang. Keduanya saling melengkapi sehingga jika salah satu tidak ada, lainnya
tidak akan berarti. Apabila hukum acara pidana tidak ada, hukum pidana tidak dapat
dilaksanakan dan akan menjadi hukum yang mati karena tidak ada pedoman dan
perangkat lainnya yang dapat melaksanakannya. Demikian pula hukum acara pidana
tidak dapat berbuat banyak dan menjadi hukum yang tertidur. Jika tidak ada hukum
pidana, berarti tidak ada orang yang melakukan perbuatan pidana, berarti tidak ada
orang yang diproses oleh hukum acara pidana.

2. Peradilan cepat, sederhana dan biaya ringan, yaitu asas yang menghendaki agar
peradilan dilakukan dengan cepat, artinya dalam melaksanakan peradilan diharapkan
dapat diselesaikan dengan sesegera mengkin dan dalam waktu yang sesingkat-
singkatnya
Praduga tak bersalah (presumtion of innocence) Adalah asas yang menyatakan,
bahwa seorang (terdakwa) berhak untuk dianggap tidak bersalah sampai ada putusan
pengadilan yang menyatakan kesalahannya dan memperoleh kekuatan hukum tetap.
Perlakuan yang sama didepan hukum (Equality before the law), yaitu asas yang
menyatakan, bahwa setiap orang mempunyai kedudukan yang sama didepan hukum.
Kerena itu, setiap orang harus diperlakukan sama, memperoleh hak dan kewajiban
yang sama. Tidak ada pilih kasih atau tidak pandang bulu, satu sama lain mendapat
perlakuan yang sama.Skip

3. Ilmu bantu yang menurut saya penting adalah ilmu bantu Logika, karena ilmu bantu
logika sangat dibutuhkan dalam proses penyidikan dan proses pembuktian disidang
pengadilan, kedua proses ini memerlukan cara-cara berpikir yang logis sehingga
kesimpulan yang dihasilkan pun dapat dikatakan logis dan rasional.

4. (a) Hak Terdakwa


1. Hak untuk mendapat bantuan hukum pada setiap tingkat pemeriksaan (Pasal
54 KUHAP). Contoh : terdakwa bisa didampingi oleh penasehat hukum yang
ditunjuk pada setiap pemeriksaan.
2. Hak untuk dikunjungi sanak keluarga, untuk kepentingan pekerjaan atau
keluarga (Pasal 61) Contoh : ayah atau ibu yang mengunjungi terdakwa setiap
seminggu sekali.
3. Hak menuntut ganti kerugian (Pasal 68). Contoh : terdakwa menuntut
kerugian karena kekeliruan penangkapan dan tidak terbukti.

(b) Wewenang Penyidik


1. menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya tindak pidana,
contoh : polisi menerima aduan tentang peristiwa hukum yang dialaminya.
2. mencari keterangan dan barang bukti, contoh : penyidik mencari informasi
serta barang bukti tentang dugaan tindak pidana.
3. menyuruh berhenti seorang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa
tanda pengenal diri.

5. Tidak semua tersangka dapat dilakukan penahanan dengan catatan jika tersangka
tidak memenuhi ketentuan dalam Pasal 21 ayat (4) KUHAP dan tidak ada keadaan-
keadaan sebagaimana terdapat dalam Pasal 21 ayat (1) KUHAP. Namun jika memang
sudah ada perintah penahanan atas tersangka tersebut, tersangka dapat meminta
penangguhan penahanan.

6. (a) Pada pasal 21 ayat 1 KUHAP tidak ada ketentuan yang menyatakan bahwa setiap
tersangka pasti ditahan. Namun juga dapat dilakukan perintah penahanan terhadap
seorang tersangka atau terdakwa yang diduga keras melakukan tindak pidana
berdasarkan bukti yang cukup, dilakukan dalam hal:
1. adanya keadaan yang menimbulkan kekhawatiran bahwa tersangka akan melarikan
diri, 2. adanya keadaan yang menimbulkan kekhawatiran bahwa tersangka akan
merusak atau menghilangkan barang bukti
3. adanya keadaan yang menimbulkan kekhawatiran bahwa tersangka akan
mengulangi tindak pidana.

(b) Badak dapat ditahan mulai penyidikan sampai pemeriksaan di Pengadilan Tinggi
selama 290 hari..

(c) Pidana yang masih harus dijalani oleh Badak adalah 3 tahun 4 bulan.

7. (a) apabila perkara masih ada di tangan penyidik atau penuntut umum, benda tersebut
dapat dijual lelang atau dapat diamankan oleh penyidik atau penuntut umum, dengan
disaksikan oleh tersangka atau kuasanya;
apabila perkara sudah ada di tangan pengadilan, maka benda tersebut dapat
diamankan atau dijual lelang oleh penuntut umum atas izin hakim yang
menyidangkan perkaranya dan disaksikan oleh terdakwa atau kuasanya.

(b) 1. Sebelum ada putusan hakim benda yang dikenakan penyitaan dikembalikan
kepada orang atau kepada mereka dari siapa benda itu disita, atau kepada orang atau
kepada mereka yang paling berhak, apabila:
a. Kepentingan penyidikan dan penuntutan tidak memerlukan lagi;
b. Perkara tersebut tidak jadi dituntut karena tidak cukup bukti atau ternyata tidak
merupakan tindak pidana;
c. Perkara tersebut dikesampingkan untuk kepentingan umum atau perkara tersebut
ditutup demi hukum, kecuali apabila benda itu diperoleh dari suatu tindak pidana atau
yang dipergunakan untuk melakukan suatu tindak pidana.
2. Apabila perkara sudah diputus, maka benda yang dikenakan penyitaan
dikembalikan kepada orang atau kepada mereka yang disebut dalam putusan tersebut,
kecuali jika menurut putusan hakim benda itu dirampas untuk negara, untuk
dimusnahkan atau untuk dirusakkan sampai tidak dapat dipergunakan lagi atau jika
benda tersebut masih diperlukan sebagai barang bukti dalam perkara lain.”
8. (a) 1. ruang dimana sedang berlangsung sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat,
Dewan Perwakilan Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
2. tempat dimana sedang berlangsung ibadah dan atau upacara keagamaan;
3. ruang dimana sedang berlangsung sidang pengadilan.Skip

(b) Penggeledahan yang dilakukan diluar wilayah kekuasaan penyidik, dimungkinkan


untuk dilakukan sepanjang tindakan penggeledahan tersebut diketahui oleh Ketua
Pengadilan Negeri dan didampingi oleh penyidik dari daerah hukum dimana
penggeledahan itu dilakukan, sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 36 KUHAP.

9. Tertangkap tangan adalah tertangkapnya seorang pada waktu sedang melakukan


tindak pidana, atau dengan segera sesudah beberapa saat tindak pidana itu dilakukan,
atau sesaat kemudian diserukan oleh khalayak ramai sebagai orang yang
melakukannya, atau apabila sesaat kemudian padanya ditemukan benda yang diduga
keras telah dipergunakan untuk melakukan tindak pidana itu yang menunjukkan
bahwa ia adalah pelakunya atau turut melakukan atau membantu melakukan tindak
pidana itu.

Ketentuan mengenai tangkap tangan memiliki kekhususan sebagai


berikut:
a. penangkapan dilakukan tanpa surat perintah,
b. penangkap harus segera menyerahkan tertangkap beserta barang bukti yang ada
kepada penyidik atau penyidik pembantu terdekat.
c. Penangkapan dapat dilakukan oleh siapapun, baik anggota POLRI maupun
pengamanan swadaya masyarakat
d. Penangkapan dilakukan di mana pun tanpa batasan tempat.

10. Jika proses penyidikan telah selesai maka sesuai pasal 110 KUHAP ayat 1 yaitu :
“Dalam hal penyidik telah selesai melakukan penyidikan, penyidik wajib segera
menyerahkan berkas perkara itu kepada penuntut umum.”

Anda mungkin juga menyukai