Anda di halaman 1dari 2

NAMA: DWIKI DAMARJATI

NIM: 19110254
KELAS: B1
MATKUL: HUKUM ACARA TATA USAHA NEGARA
DOSEN: T. DIANA ETHIKA, SH, M.HUM

JAWABAN!

SOAL A
1. Barus Sinarta memenuhi persyaratan sebagai penggugat seperti yang diatur dalam UU
No. 5 Tahun 1986 jo UU No. 9 Tahun 2004, karena sesuai dengan pasal 53 ayat (1)
merupakan seseorang yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu keputusan
tata usaha negara sehingga Barus Sinarta dapat mengajukan gugatan tertulis kepada
Pengadilan yang berwenang berisi tuntutan agar keputusan tata usaha negara yang
disengketakan itu dinyatakan batal .

2. Yang menjadi objek gugatan adalah sertifikat ganda berupa SHGB atas tanah yang
dikuasai Barus Sinarta.

3. Tenggang waktu mengajukan gugatan dihitung 90 hari sejak putusan atas upaya
administratif diterima oleh warga masyarakat atau sejak diumumkan oleh
pejabat/batan TUN yang menangani penyelesaian upaya administratif.

4. Yang menjadi tergugat dalam kasus tersebut adalah instansi yang menerbitkan
sertifikat/kanwil BPN Sleman (badan/pejabat TUN). Kasus tersebut terjadi di wilayah
hukum Yigyakarta berarti kasus tersebut diajukan di PTUN Daerah Istimewa
Yogyakarta

SOAL B
1. Asas Ultra Petita, yaitu asas hakim aktif membimbing penggugat dalam
penyempurnaan pembuatan surat gugatan
Asas Litis Domini, yaitu asas hakim aktif di dalam persidangan termasuk di dalam
proses pembuktian

2. Kewenangan absolut PTUN


• Kompetensi /kewenangan absolut adalah kewenangan yg berkaitan dengan
sengketa pokok.
• Kompetensi/kewenangan absolut PTUN adalah memeriksa dan mengadili
sengketa tata usaha negara.
• Berdasarkan PP No. 22 tahun 1994, kewenangan absolut PTUN ditambah
yaitu memeriksa dan mengadili sengketa kepegawaian PNS

3. Pengaturan mengenai upaya administratif dalam Perma No. 6 tahun 2018


• bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 76 ayat (3) Undang-Undang Nomor 30
Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, Pengadilan berwenang
memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa administrasi pemerintahan
setelah menempuh upaya administratif;
• bahwa ketentuan mengenai penyelesaian sengketa administrasi pemerintahan
di Pengadilan setelah menempuh upaya administratif tidak diatur secara
terperinci, sehingga sesuai dengan ketentuan Pasal 79 Undang-Undang Nomor
14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, untuk mengisi kekurangan atau
kekosongan hukum terkait dengan penyelesaian upaya administratif,
Mahkamah Agung berwenang membuat peraturan untuk keperluan tersebut;
• bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
huruf b, perlu menetapkan Peraturan Mahkamah Agung tentang Pedoman
Penyelesaian Sengketa Administrasi Pemerintahan Setelah Menempuh Upaya
Administratif;

4. Pasal 62 UU PERATUN tidak mengatur secara terperinci bagaimana mekanisme


pemeriksaan terhadap gugatan yang masuk dalam proses dismissal. Untuk mengisi
kekosongan hukum acaranya, Mahkamah Agung dalam SEMA Nomor 2 Tahun 1991
Tentang Petunjuk Pelaksanaan Beberapa Ketentuan di Dalam Undang-Undang Nomor
5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, antara lain mengatur sebagai
berikut :
• Ketua pengadilan berwenang memanggil dan mendengar keterangan para
pihak sebelum menentukan penetapan dismissal apabila dipandang perlu.
Tenggang waktu yang ditentukan menurut Pasal 5514 sejak tanggal
diterimanya keputusan tata usaha negara oleh penggugat, atau sejak
diumumkannya keputusan tersebut, dengan ketentuan bahwa tenggang waktu
itu ditunda (schors) selama proses peradilan masih berjalan menurut Pasal 62
jo Pasal 63. Dalam pada itu diminta agar ketua pengadilan tidak terlalu mudah
menggunakan Pasal 62 tersebut, kecuali mengenai Pasal 62 ayat (1) butir a
dan e.
• Pemeriksaan dismissal dilakukan oleh ketua, dan ketua dapat juga menunjuk
seorang hakim sebagai reporteur (raportir).
• Penetapan dismissal ditandatangani oleh ketua dan panitera kepala/wakil
panitera (wakil ketua dapat pula menandatangi penetapan dismissal dalam hal
ketua berhalangan) .Pemeriksaan dismissal dilakukan secara singkat dalam
rapat permusyawaratan. Pemeriksaan gugatan perlawanan terhadap penetapan
dismissal juga dilakukan dengan acara singkat (Pasal 62 ayat 4).
• Dalam hal adanya petitum gugatan yang nyata-nyata tidak dapat dikabulkan,
maka dimungkinkan ditetapkan dismissal terhadap bagian petitum gugatan
tersebut. Ketentuan tentang perlawanan terhadap penetapan dismissal juga
berlaku dalam hal ini.15

Anda mungkin juga menyukai