SOAL :
1. Apa hakekat manusia melakukan penelitian dan mengapa dalam melakukan penelitian
harus menggunakan metode ilmiah?
Bobot Nilai 10
Bobot Nilai 10
3. Fenomena hukum yang berkaitan denga napa saja yang diteliti dengan metode
penelitian Hukum Normatif? Sebutkan salah satu tokoh dan pandangannya
Bobot Nilai 20
4. Fenomena hukum yang berkaitan denga napa saja yang diteliti dengan metode
penelitian Hukum sociolegal/empiris? Sebutkan salah satu tokoh dan pandangannya
Bobot Nilai 20
5.Buatlah latar belakang masalah (secara singkat- 2 hlm.) dengan mengikuti rambu-rambu
penulisan latar belakang untuk mengantarkan pada permasalahan yang akan diteriti.
Bobot Nilai 40
Selamat Mengerjakan Semoga Sukses
NAMA: DWIKI DAMARJATI
NIM: 19110254
JAWABAN!
1. Sifat manusia sebenarnya untuk selalu mencari kebenaran, dan itulah sebenarnya
konsep dasar dari penelitian. Penelitian atau Riset merupakan terjemahan dari bahasa
inggris (Research), yang merupakan gabungan dari kata re (kembali) dan to search
(mencari). Beberapa sumber lain menyebutkan bahwa research adalah berasal dari
bahasa Perancis (recherche) yang pada intinya hakekat penelitian adalah “mencari
kembali”.Penelitian memegang peranan penting dalam membantu manusia untuk
memperoleh pengetahuan baru dalam memecahkan masalah, serta penelitian yang
dilakukan oleh manusia dalam memberikan fondasi terhadap tindak serta keputusan
dalam segala aspek karena memerlukan perolehan data yang terpercaya. Menurut
Emzir, penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk
memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah. serta
Subana dan Sudrajat menyatakan bahwa pada hakikatnya penelitian adalah suatu cara
dari sekian cara yang pernah ditempuh melalui metode ilmiah, Berdasarkan pendapat
dari pada para ahli kita dapat mengambil kesimpulan bahwa penelitian memang tidak
dapat dipisahkan dari metode ilmiah karena untuk menemukan kebenaran dan
memecahkan masalah penelitian harus menggunakan metode ilmiah.
2. Metode ilmiah adalah suatu cara sistematis yang digunakan para ilmuwan dalam
memecahkan atau mencari jawaban atau masalah – masalah yang dihadapi dalam
penelitian. Penelitian sendiri untuk merupakan usaha untuk menemukan,
mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan
menggunakan metode ilmiah.
Syarat-syarat metode ilmiah , ada beberapa syarat yang dibutuhkan dalam penulisan
metode ilmiah, diantaranya sistematis, kosnisten dan operasional.
Sistematis sendiri artinya , unsur-unsur yang terdapat dalam metode ilmiah harus
tersusun dalam urutan yang logis. Serta Konsisten yang dapat diartikan , dengan
kesesuaian antara unsur-unsurnya , misalnya tujuan haruslah sesuai dengan rumusan
masalah yang dajukan. juga Operasional yang berarti metode ilmiah dapat
menjelaskan bagaimana penelitian tersebut dilakukan.
Tahapan metode ilmiah pada umumnya , terdapat tujuh langkah dasar atau tahapan
dalam penulisan metode ilmiah.
• Merumuskan masalah
Masalah biasanya berupa pertanyaan yang harus dijawab dengan melakukan
sebuah penelitian secara ilmiah.
• Mengumpulkan informasi
Setelah melakukan rumussan masalah , tahapan berikutnya yang harus
dilakukan mengumpulkan informasi atau data. Bias juga dilakukan dengan
cara observarsi atau studi literature seperti jurnal ilmiah.
• Menyusun Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih praduga
karena masih harus dibuktikan kebenarannya melalui penelitian.
• Melakukan percobaan
Untuk menguji kebenaran dari hipotesis atau jawaban sementara yang telah
dibuat , maka yang harus dilakukan adalah melakukan percobaan atau
penelitian.Penelitian harus dilakukan dengan teliti sehingga didapatkan data
yang akurat.
• Menganalisis data
Untuk tahapan kali ini data-data yang diperoleh dari hasil penelitian lalu
dicatat dan diolah kedalam bentuk grafik atau dalam bentuk yang lebih mudah
sehingga dapat dianalisis dengan mudah.
• Membuat kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cermat berdasarkan hasil percobaan,
tanpa adanya pengaruh pendapat pribadi. Kesimplan merupakan jawaban
sebenarnya dari hipotesis yang pernah diajukan.
• Mengomunikasikan hasil penelitian
Langkah terakhir ini adalah mengkomunikasikan mempublikasikan hasil
penelitian kepada orang lain dalam bentuk laporan tertulis atau melalui forum
diskusi dan seminar.
3. Penelitian hukum normatif memiliki kecendurungan dalam mencitrakan hokum
sebagai disiplin preskriptif dimana hanya melihat hukum dari sudut pandang norma-
normanya saja yang tentunya bersifat preskriptif dimana tema-tema penelitian nya
mencakup.
• Penelitian terhadap asas-asas hukum.
• Penelitian terhadap sistematika hukum.
• Penelitian terhadap taraf sinkronisasi vertical dan horizontal.
• Perbandingan hukum.
• Lembaga sertifikasi halal luar negeri yang melakukan proses sertifikasi halal
dan audit halal untuk pangan, obat, dan kosmetik harus dari lembaga yang
dibentuk oleh organisasi keislaman yang legal atau berbadan hukum.
• Organisasi keislaman yang legal tersebut harus memiliki kantor permanen dan
dikelola sebagaimana mestinya dengan dukungan sumber daya manusia yang
memiliki kualifikasi dan kredibilitas.
• Organisasi keislaman tersebut harus memiliki dewan atau komisi fatwa yang
berfungsi menetapkan fatwa halal serta tim ilmuwan yang memiliki keahlian
melakukan audit halal.
• Lembaga sertifikasi halal harus memiliki standard operating procedures(SOP).
Misalnya, dengan memiliki ketentuan atau prosedur pendaftaran, administrasi,
dan pemeriksaan atau audit halal ke pabrik, laporan audit, dan rapat komisi
fatwa untuk penetapan fatwa.
• Semua berkas administrasi baik formulir-formulir pendaftaran, laporan, data
tentang perusahaan dan file-file data lainnya yang dimiliki atau dikelola oleh
organisasi keislaman tersebut harus ditata dengan sistem yang baik. Hal ini
bertujuan agar perusahaan-perusahaan yang telah disertifikasi halal mudah
ditelusuri.
• Lembaga sertifikasi halal tersebut harus memiliki jaringan kerja sama yang
luas dan menjadi anggota World Halal Food Council (WHFC).
• Lembaga sertifikasi halal tersebut dapat menjalin kerja sama yang baik dengan
MUI untuk melakukan audit maupun pengawasan atas produk-produk halal di
Indonesia.Persyarayan-persyaratan sertifikasi halal produk impor tersebut
diharapkan bisa terpenuhi, agar masyarakat bisa merasa yakin dan aman dalam
penggunaannya.
yaitu:
• Asas manfaat dimaksudkan untuk mengamanatkan bahwa segala upaya
penyelenggaraan perlindungan konsumen harus memberikan manfaat sebesar-
besarnya bagi kepentingan konsumen dan pelaku usaha.
• Asas keadilan dimaksudkan agar partisipasi seluruh rakyat dapat terwujudkan
secara maksimal dan memberikan kesempatan kepada konsumen dan pelaku
usaha untuk memperoleh hak dan melaksanakan kewajibannya secara adil.
• Asas keseimbangan dimaksudkan untuk memberikan keseimbangan antara
kepentingan konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah dalam arti materiil dan
spritual.
• Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan
jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam
penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang dan jasa yang dikonsumsi,
menaati hukum dan memperoleh keadilan dalam menyelenggarakan
perlindungan konsumen serta menjamin kepastian hukum.Tujuan dari
perlindungan konsumen berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
pasal 3 adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian
konsumen untuk melindungi diri, mengangkat harkat dan martabat konsumen
dengan cara menghindarkannya dari akses negatif pemakaian barang dan/atau
jasa, meningkatkan pemberdayaan konsumen, menciptakan sistem
perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum dan
keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi sehingga
tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha, dan
meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin kelangsungan
usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan
keselamatan konsumen.Upaya pemerintah dalam mensosialisasikan Undang-
Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen untuk
mengetahui adanya kepastian hukum bahwa konsumen telah dilindungi.
Dalam melakukan sosialisasi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 terdapat
dua arus atau dua cara: pertama, dari arus atas pada departemen atau bagian
dalam struktur kekuasaaan yang secara khusus mengurusi masalah
perlindungan konsumen; kedua, dari arus bawah ada lembaga konsumen yang
kuat dan tersosialisasi secara merata di masyarakat, sekaligus secara
representatif dapat menampung dan memperjuangkan aspirasi konsumen.
Perlindungan konsumen merupakan masalah kepentingan manusia, oleh
karenanya menjadi harapan bagi semua bangsa di dunia untuk dapat
mewujudkannya. Mewujudkan perlindungan konsumen adalah mewujudkan
hubungan berbagai dimensi yang satu sama lain mempunyai keterkaitan dan
saling ketergantungan antara konsumen dan pemerintah.Pentingnya
perlindungan hukum bagi konsumen terhadap berbagai permasalahan-
permasalahan yang terjadi dan bagaimanakah mencari penyelesaiannya, maka
penulis tertarik meneliti judul ini yang akan dituangkan dalam bentuk skripsi
dalam mengambil judul “Tinjauan Yuridis terhadap Peredaran Produk Cina di
Mekkah yang dijadikan oleh-oleh Jemaah Haji asal Indonesia berdasarkan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen”