Anda di halaman 1dari 25

MODUL ACCOUNTING FOR MANAGER

(MAN 653)

MODUL SESI KE 4
ASSET

DISUSUN OLEH
Dr. Rilla Gantino, S.E., Ak., MM

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


JULI 2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 0 / 25
ASSET

1) Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :


menguraikan pengerian asset, jenis-jenis asset dan menilai asset serta mengerti tentang
pencatatan Asset dan pelaporannya

2) Concept

1. Pengertian
Aset (Asset) atau Aktiva adalah sumber daya yang dikendalikan atau dimiliki oleh sebuah
organisasi untuk menghasilkan nilai ekonomi atau pendapatan di saat ini maupun di masa
mendatang. Sumber daya yang diakui sebagai aset atau aktiva ini pada dasarnya harus dapat
diukur dengan menggunakan satuan mata uang seperti Rupiah, Dolar, Ringgit, Yuan atau
mata uang lainnya tergantung pada situasi dan kondisi yang menyertainya. Sumber daya yang
dimaksud ini juga dapat dalam berbagai bentuk, mulai dari uang tunai, mesin produksi hingga
bangunan dan hak paten.

Berikut ini adalah beberapa definisi dan pengertian Aset (aktiva) menurut para ahli.
 Pengertian Aktiva (Aset) menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Aktiva adalah
(harta) kekayaan, baik yang berupa uang maupun benda lain yang dapat dinilai dengan
uang ataupun yang tidak berwujud secara nyata, seperti hak paten.
 Pengertian Aset (Aktiva) menurut Wikipedia, Aset atau aktiva adalah sumber
ekonomi yang diharapkan memberikan manfaat usaha di kemudian hari. Aset
dimasukkan dalam neraca dengan saldo normal debit.
 Pengertian Aset (Aktiva) menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan) No. 16 revisi tahun 2011, Aset adalah semua kekayaan yang dimiliki
oleh seseorang atau perusahaan, baik berwujud maupun tidak berwujud yang berharga
atau bernilai yang akan mendatangkan manfaat bagi seseorang atau perusahaan
tersebut.
 Pengertian Aset (Aktiva) menurut Munawir (2007:30), Aset adalah sarana atau
sumber daya yang memiliki nilai ekonomis yang dapat mendukung perusahaan dalam
harga perolehannya atau nilai wajar harus diukur secara obyektif.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 1 / 25
 Pengertian Aset (Aktiva) menurut Hidayat (2011), Aset adalah benda, baik itu benda
yang berwujud (tangible) maupun yang tidak berwujud (intangible), bergerak ataupun
tidak bergerak. Keseluruhan dari hal tersebut mencakup dalam kekayaan yang di sebut
aktiva atau asetdari suatu instansi, organisasi, badan usaha ataupun dari individu
perorangan.
 Pengertian Aset (Aktiva) menurut Siregar (2004), Aset atau Aktiva adalah barang
(thing) atau sesuatu barang (anything) yang memiliki nilai guna atau ekonomi
(economic value), nilai komersial (commercial value) atau nilai tukar (exchange value)
yang dimiliki oleh suatu badan usaha, instansi atau perorangan.

Sifat Utama Aset atau Aktiva


Terdapat 3 sifat utama dari suatu Aset atau Aktiva, yaitu :
 Kepemilikan : Aset mewakili suatu kepemilikan yang pada akhirnya dapat diubah
menjadi uang tunai dan setara kas.
 Nilai Ekonomi : Aset memiliki nilai ekonomi dan dapat ditukar atau dijual.
 Sumber Daya : Aset adalah sumber daya yang dapat digunakan untuk menghasilkan
manfaat ekonomi di masa depan

2. Jenis-jenis Aset (Aktiva) dan Pengklasifikasiannya


Pada umumnya, Aset atau Aktiva dapat diklasifikasikan menjadi 3 golongan utama yaitu
pengklasifikasian Aset berdasarkan Konvertibilitas, berdasarkan Keberadaan Fisik dan
berdasarkan Penggunaannya. Berikut ini adalah jenis-jenis Aset berdasarkan klasifikasinya.

a. Konvertibilitas (Convertibility)
Yang dimaksud dengan Konvertibilitas dalam pengklasifikasian ini adalah kemudahan suatu
aset untuk dapat ditukarkan menjadi uang tunai. Berdasarkan Konvertibilitas, Aset atau Aktifa
dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu Aktiva Lancar dan Aktiva tidak lancar.

1) Aset Lancar (Aktiva Lancar)


Aset Lancar atau Aktiva Lancar yang dalam bahasa Inggris disebut dengan Current Assets ini
aset yang dapat dengan mudah dikonversikan menjadi kas (uang tunai) dan setara kas
Definisi aktiva atau aset lancar merupakan sebuah aset yang diharapkan akan ditukar (untuk
uang) selama tidak lebih dari satu tahun atau siklus akuntansi. Karakteristik utama dari aset
lancar adalah masa manfaat yang relatif singkat, yang tidak lebih dari satu tahun keuangan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 2 / 25
dan dapat dikonversi menjadi uang tunai (biasanya dalam satu tahun). Aset lancar juga
disebut aset likuid. Contoh-contoh Aset Lancar atau Aktiva lancar ini diantaranya seperti :
 Kas (Cash)
 Piutang Dagang
 Piutang Wesel
 Perlengkapan
 Persediaan Barang Dagang
 Piutang pendapatan
 Surat Berharga
 Beban Dibayar di Muka

2) Aset Tidak Lancar (Aktiva Tidak Lancar)


Aset tidak lancar atau Aktiva Tidak lancar (Non-current Assets) adalah aset yang tidak mudah
dan mudah dikonversi menjadi uang tunai dan setara kas.
Definisi aset atau properti, pabrik dan peralatan adalah sumber daya yang memiliki kekuatan
pengacara dan diharapkan akan dihargai dan digunakan untuk uang serta mempunyai sebuah
kehidupan ekonomi lebih dari satu tahun.
Aktiva atau aset jenis ini bisa digunakan dalam sebuah proses operasi dan umumnya tidak
dimaksudkan untuk dijual atau digunakan secara komersial untuk waktu yang lama. Aktiva
atau aset jenis tersebut yakni dapat disebut sebagai aset atau aset tidak lancar. Contoh aset
atau properti, pabrik dan peralatan, yakni diantaranya ialah:
 Tanah
 Mesin
 Alat angkut
 Peralatan toko dan kantor
 Gedung

3) Aset Tak Berwujud (Intagible Fixed Assets)


Definisi aset atau sumber daya dengan surat kuasa yang tidak mempunyai sebuah bentuk fisik.
Dengan kata lain, aset atau jenis aset dapat disebut hak istimewa milik perusahaan atau
individu. Contoh aset tidak berwujud diantaranya ialah:
 Good will (nilai lebih)
 Hak Paten
 Merek Dagang

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 3 / 25
 Hak Cipta
 Franchise
 Hak Sewa
 Peralatan

4) Aset Tak Berwujud (Intangible Assets)


Aset tidak berwujud adalah aset yang tidak memiliki keberadaan fisik. Contoh aset tidak
berwujud meliputi:
 Good will (Nilai lebih yang dipunyai perusahaan dikarenakan keistimewaan tertentu)
 Hak Paten
 Hak Cipta
 Hak Sewa
 Merek Dagang
 Izin
 Kekayaan intelektual perusahaan

3. Penggunaannya (Usage)
Aset atau Aktiva juga dapat diklasifikasikan berdasarkan Penggunaannya. Berdasarkan
penggunaan operasionalnya, aset diklasifikasikan sebagai aset operasi atau aset non-
operasional.

3.1. Aset Operasi (Operational Assets)


Aset operasional adalah aset yang diperlukan dalam operasi bisnis sehari-hari. Dengan kata
lain, aset operasi digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Contoh aset operasi meliputi:
 Kas
 persediaan
 Bangunan
 Mesin
 Peralatan
 Hak Paten
 Hak Cipta
 Goodwill

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 4 / 25
3.2. Aset Non-Operasi (Assets Non-Operational)
Aset non-operasional adalah aset yang tidak diperlukan untuk operasi bisnis sehari-hari tetapi
masih dapat menghasilkan pendapatan. Contoh aset non-operasional ini diantaranya seperti :
 Investasi jangka pendek
 Surat berharga (Saham, Obligasi)
 Tanah kosong
 Penghasilan bunga dari deposito tetap

Pentingnya Klasifikasi Aset


Klasifikasi Aset sangat penting dalam dunia bisnis. Misalnya, dengan memahami aset mana
yang merupakan aset lancar dan aset tetap, maka kita dapat memahami modal kerja bersih
perusahaan kita. Pada industri yang berisiko tinggi, memahami aset mana yang berwujud dan
tidak berwujud akan membantu menentukan solvabilitas dan risikonya. Dengan menentukan
aset mana yang merupakan aset operasi dan aset non-operasional kita dapat memahami
kontribusi pendapatan dari masing-masing aset tersebut. Oleh karena itu, mengetahui cara
mengklasifikasikan aset merupakan bagian integral dari kesuksesan suatu bisnis.

Kas dan Bank


Apa yang dimaksud dengan kas (cash)? Dalam akuntansi, pengertian kas adalah harta
kekayaan perusahaan yang sifatnya sangat likuid dan berjangka pendek yang dapat
dipergunakan dengan bebas untuk kegiatan operasional perusahaan.
Pendapat lain mengatakan definisi kas adalah aktiva perusahaan yang berbentuk uang tunai
(uang kertas, uang logam, wesel, cek, dan lainnya) yang dipegang oleh perusahaan tersebut
ataupun disimpan di Bank dan dapat digunakan untuk kegiatan umum perusahaan.
Di dalam dunia bisnis, besarnya kas suatu organisasi menjadi salah satu indikator kinerja
organisasi tersebut. Dengan kata lain, semakin besar nilai kas suatu perusahaan, maka kinerja
perusahaan tersebut dianggap semakin baik.

Karakteristik Kas
Di dalam akuntansi, kas merupakan aktiva lancar yang sifatnya paling likuid karena sering
mengalami mutasi. Kas memiliki karakteristik tertentu yang membedakannya dengan aset lain
di perusahaan.
Adapun beberapa karakteristik kas adalah sebagai berikut:
 Kas merupakan aset perusahaan yang paling likuid.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 5 / 25
 Kas dapat digunakan sebagai standar pertukaran yang paling umum.
 Kas dapat digunakan sebagagi basis perhitungan dan pengukuran.
Kas di dalam perusahaan dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan peruntukannya.
Adapun beberapa jenis kas di dalam perusahaan adalah sebagai berikut:

a. Petty Cash (Kas Kecil)


Petty cash adalah kas dalam bentuk uang tunai yang disiapkan oleh perusahaan untuk
membayar berbagai pengeluaran yang nilainya relatif kecil dan tidak ekonomis bila
membayarnya dengan cek.
b. Kas di Bank
Kas di Bank adalah uang yang disimpan oleh perusahaan di rekening Bank tertentu yang
jumlahnya relatif besar dan membutuhkan keamanan yang lebih baik. Dalam hal ini, kas di
Bank selalu berhubungan dengan rekening koran perusahaan di Bank tersebut.
c. Pelaporan Kas
Pelaporan kas dapat dilakukan secara langsung. Namun, pada pelaksanaanya dapat terjadi
beberapa masalah, diantaranya:
- Cash Equivalents, disebut juga dengan setara kas, yaitu kelompok aset perusahaan
yang jangka waktunya kurang dari tiga bulan.
- Restricted Cash, kas yang dipisahkan khusus untuk membayar kewajiban di masa
mendatang yang nilainya cukup besar.
- Bank Overdrafts, rekening negatif yang terjadi karena nasabah menulis cek yang
melebihi jumlah dana yang ada di rekeningnya dan dianggap sebagai utang sehingga
dapat dilaporkan sebagai suatu ekspansi kredit.

Piutang
Piutang merupakan salah satu unsur dari aktiva lancar dalam neraca perusahaan yang timbul
akibat adanya penjualan barang, jasa atau pemberian kredit terhadap debitur yang
pembayaran pada umumnya diberikan dalam tempo 30 hari sampai dengan 90 hari. Dalam
arti luas, piutang merupakan tuntutan terhadap pihak lain yang berupa uang, barang atau jasa
yang dijual secara kredit. Piutang dalam akuntansi lebih sempit pengertiannya yaitu untuk
menunjukkan tuntutan pada pihak luar perusahaan yang diharapkan akan diselesaikan dengan
penerimaan sejumlah uang tunai.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 6 / 25
Pada umumnya piutang timbul akibat dari transaksi penjualan barang dan jasa perusahaan, di
mana pembayaran oleh pihak yang bersangkutan baru akan dilakukan setelah tanggal
transaksi jual beli. Mengingat piutang merupakan harta perusahaan yang sangat penting, maka
harus dilakukan prosedur yang wajar dan cara-cara yang memuaskan dengan para debitur
sehingga perlu disusun suatu prosedur yang baik demi kemajuan perusahaan.
Dalam artikel ini akan membahas seputar piutang termasuk ciri-ciri piutang dan jenis piutang
yang ada di dalam akuntansi.

Ciri-Ciri Piutang
Ciri-ciri piutang dapat dianalisis melalui lamanya tanggungan utang yang harus dibayar
sebelum waktu yang disepakati. Lebih lengkapnya, berikut ciri-ciri adanya piutang;

- Adanya Nilai Jatuh Tempo


Nilai jatuh tempo yaitu istilah yang menjelaskan penjumlahan dari nilai transaksi utama lalu
ditambah dengan nilai bunga yang dibebankan untuk dibayarkan pada tanggal jatuh tempo.
Seorang pembeli yang melakukan transaksi dengan cara kredit bukan hanya membayar
sejumlah nilai barang yang telah dibeli, tetapi juga bunganya karena dia meminta waktu untuk
membayar barang tersebut dengan tempo.

- Adanya Tanggal Jatuh Tempo


Ciri piutang yang kedua adalah adanya tanggal jatuh tempo. Tanggal jatuh tempo dapat
diketahui dari lamanya atau umur piutang. Umumnya, penjual menggunakan dua jenis
pengukuran umur, yaitu bulan dan hari. Jika berumur bulanan, maka tanggal jatuh temponya
sama dengan tanggal pembeli melakukan transaksi kredit tersebut, hanya saja berbeda bulan.
Apabila berumur harian, maka wajib dilakukan perhitungan untuk menentukan kapan tanggal
jatuh temponya secara pasti.

- Adanya Bunga yang Berlaku


Piutang dapat terjadi dikarenakan pembeli memutuskan melakukan transaksi secara kredit dan
hal ini menimbulkan bunga. Bunga dalam hal ini dibayar sebagai bentuk konsekuensi pembeli
yang meminta waktu pembayaran tertentu dan sebagai keuntungan bagi penjual karena sudah
bersabar dalam menunggu pelunasan kredit tersebut. Untuk besaran bunga dalam hal ini
sesuai kebijakan dari penjual dalam menentukan tingkat bunga yang dipakai.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 7 / 25
Jenis Piutang
Piutang terdiri atas beberapa jenis, yaitu :

- Piutang Usaha (Account Receivable)


Piutang usaha adalah suatu jumlah pembelian kredit dari pelanggan. Piutang timbul sebagai
akibat dari penjualan barang atau jasa. Piutang ini biasanya diperkirakan akan tertagih dalam
waktu 30-60 hari. Secara umum, jenis piutang ini merupakan piutang terbesar yang dimiliki
perusahaan.

- Wesel Tagih (Notes Receivable)


Wesel Tagih adalah surat formal yang diterbitkan sebagai bentuk pengukuran utang. Wesel
tagih biasanya memiliki waktu tagih antara 60-90 hari atau lebih lama serta mewajibkan pihak
yang berutang untuk membayar bunga. Wesel tagih dan piutang usaha yang disebabkan
karena transaksi penjualan biasa disebut dengan piutang dagang (trade account).

- Piutang Lain-Lain (Other Receivable)


Piutang lain-lain mencakup selain piutang dagang. Contohnya piutang bunga, piutang gaji,
uang muka karyawan, dan restitusi pajak. Secara umum bukan berasal dari kegiatan
operasional perusahaan. Oleh karena itu, piutang jenis ini diklasifikasikan dan dilaporkan
pada bagian yang secara terpisah di neraca.

Pengelolaan Piutang
Piutang adalah aset yang cukup material. Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu manajemen
piutang yang efektif dan efisien sehingga jumlah dana yang diinvestasikan dalam piutang
sesuai dengan tingkat kemampuan perusahaan agar tidak mengganggu arus kas.
Kebijakan manajemen piutang usaha mencakup keputusan berikut:

1. Standar kredit
Standar kredit adalah kualitas minimum kelayakan kredit dari pemohon kredit yang dapat
diterima oleh perusahaan. Dengan adanya standar kredit, perusahaan dapat meningkatkan
penjualan mereka melalui penjualan kredit tetapi tidak menimbulkan risiko kredit macet yang
berlebihan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 8 / 25
Perusahaan harus menentukan standar kredit yang tepat, semakin besar manfaat yang akan
diperoleh perusahaan daripada biaya yang harus dikeluarkan perusahaan dengan adanya
standar kredit ini.

2. Ketentuan kredit
Suatu kondisi kredit menetapkan periode di mana kredit diberikan dan pengurangan tunai
(jika ada) untuk pembayaran sebelumnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi persyaratan
kredit adalah:
 Sifat ekonomis dari produk,
 Kondisi penjual,
 Ketentuan pembeli,
 Periode kredit,
 Diskon tunai
 Suku bunga bebas risiko (suku bunga bank).

3. Kebijakan kredit dan pengumpulan piutang


Kebijakan kredit dan penagihan piutang meliputi beberapa keputusan, yaitu:
 Kualitas jumlah yang diterima
 Periode kredit
 Diskon tunai
 Persyaratan khusus
 Pengeluaran untuk penagihan piutang.

Prepaid Expenses
Beban ditangguhkan adalah biaya yang dibayar dimuka jangka panjang, tetapi aset dasarnya
tidak akan sepenuhnya digunakan/dikonsumsi sampai satu atau beberapa periode masa depan
telah selesai. Maka dari itu, beban yang ditangguhkan dilakukan di neraca sebagai aset sampai
biaya tersebut digunakan. Setelah digunakan, biaya yang ditangguhkan akan diklasifikasi
sebagai beban dalam periode berjalan. Biaya yang ditangguhkan seringkali berasal dari bisnis
yang melakukan pembayaran untuk barang dan jasa yang belum diterimanya, seperti premi
asuransi dibayar di muka atau sewa.
Untuk menerima diskon, beberapa perusahaan membayar sewa dimuka. Pem-bayaran dimuka
ini dicatat sebagai biaya yang ditangguhkan di neraca dan dianggap sebagai aset sampai
dibebankan sepenuhnya. Setiap bulan, perusahaan mengakui sebagian dari sewa dibayar

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9 / 25
dimuka sebagai beban pada laporan keuangan. Setiap bulannya, entri lain dibuat untuk
memindahkan uang tunai dari biaya yang ditangguhkan di neraca ke biaya sewa pada laporan
laba rugi.

Biaya yang ditangguhkan adalah setara dengan biaya dibayar dimuka jangka panjang, yang
merupakan pengeluaran yang dibayarkan untuk aset dasar yang akan dikonsumsi pada periode
mendatang, biasanya beberapa bulan. Biaya dibayar di muka adalah rekening koran,
sedangkan biaya ditangguhkan adalah rekening tidak lancar.

Sifat dan contoh Biaya Dibayar di Muka dan Pajak Dibayar di Muka
Keduanya mempunyai manfaat kurang atau sama dengan satu tahun, sehingga
dikelompokkan sebagai harta lancar (current assets).
Menurut Standar Akuntansi Keuangan :
a. Biaya dibayar muka dimaksudkan sebagai biaya yang telah terjadi,
yang akan digunakan untuk aktivitas perusahaan yang akan datang.
b. Bagian dari biaya dibayar di muka yang akan memberikan manfaat
untuk beberapa periode kegiatan diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar.

Contoh dari perkiraan-perkiraan yang biasa digolongkan sebagai biaya dibayar di


muka adalah :
Premi asuransi (prepaid insurance)
Sewa dibayar di muka untuk masa satu tahun yang akan datang (prepaid rent)
Biaya lain-lain dibayar di muka (prepaid others), misalnya: biaya iklan di radio, televisi yang
berdasarkan kontrak, barang-barang untuk promosi (hadiah berupa gantungan kunci,
paying dan lainnya

Pada waktu terjadinya pengeluaran kas, pencatatan bisa dilakukan dengan mendebit rekening
biaya atau rekening aktiva. Oleh karena tidak semua pengeluaran itu menjadi biaya, maka
perlu diadakan penyesuaian agar sebagian pengeluaran itu menjadi biaya, maka perlu
diadakan penyesuaian agar sebagian pengeluaran tadi bisa dibebankan sebagai biaya dan
sebagian lagi merupakan aktiva yaitu biaya dibayar di muka.

Jurnal penyesuaian yang dibuat untuk biaya dibayar di muka akan tergantung kepada rekening
yang digunakan untuk mencatat pengeluaran tersebut. Donald E. Kieso mengidentifikasikan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 10 / 25
Beban Dibayar di Muka (prepaid expense) adalah sebagai beban yang dibayar secara tunai
dan dicatat sebagai aktiva sebelum digunakan atau dikonsumsi.
Apabila biaya telah terjadi, maka akun aktiva akan di debet untuk memperlihatkan jasa atau
manfaat yang akan diterima di masa depan. Pembayaran di muka biasanya berhubungan
dengan asuransi, perlengkapan, iklan dan sewa. Selain itu, pembayaran di muka juga
dilakukan ketika bangunan dan peralatan dibeli. Beban dibayar di muka akan jatuh tempo
baik karena berlalunya waktu (misalnya, sewa dan asuransi) ataupun karena pemakaian dan
konsumsi (misalnya, perlengkapan). Jatuh tempo biaya-biaya ini tidak memerlukan ayat
jurnal harian yang berulang-ulang, karena hal ini tidak perlu dan tidak praktis. Pengakuan atas
biaya-biaya ini biasanya ditunda sampai laporan keuangan dibuat.

Pada setiap tanggal laporan, ayat jurnal penyesuaian dibuat untuk mencatat beban yang
dikeluarkan selama periode akuntansi berjalan dan untuk memperlihatkan biaya yang belum
jatuh tempo dalam akun aktiva. Sebelum penyesuaian, aktiva akan ditetapkan terlalu tinggi
dan beban ditetapkan terlalu rendah. Jadi, ayat jurnal penyesuaian untuk beban dibayar di
muka akan berupa debet pada akun beban dan kredit pada akun aktiva, seperti pada gambar
dibawah ini .

Sumber : Kieso, Donald E, dkk. Akuntansi Intermediate jilid I.

Perlengkapan
Berbagai jenis perlengkapan yang berbeda telah digunakan oleh perusahaan bisnis. Sebagai
contoh, sebah kantor akuntan mungkin memiliki perlengkapan kantor (office supplies) seperti

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 11 / 25
stasioneri, amplop, dan kertas akuntansi. Sebaliknya, sebuah biro iklan bisa memiliki
perlengkapan iklan (advertising supplies) seperti kertas grafis, film video, dan kertas poster.
Perlengkapan biasanya di debet ke akun aktiva pada saat dibeli. Selama operasi, perlengkapan
yang digunakan akan ditunda sampai proses penyesuaian dilakuakan, yaitu ketika dilakukan
perhitungan fisik atas perlengkapan. Selisih antara saldo akun Perlengkapan (aktiva) dengan
biaya perlengkapan di tangan (setelah perhitungan ) mencerminkan perlengkapan yang telah
digunakan selama periode berjalan.

Persediaan (Inventory)
Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud
untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal
Jadi persediaan merupakan sejumlah barang yang disediakan untuk memenuhi permintaan
dari pelanggan. Dalam perusahaan perdagangan pada dasarnya hanya ada satu golongan
inventory (persediaan), yang mempunyai sifat perputaran yang sama yaitu yang disebut
“Merchandise Inventory” (persediaan barang dagangan).

Persediaan ini merupakan persediaan barang yang selalu dalam perputaran, yang selalu dibeli
dan dijual, yang tidak mengalami proses lebih lanjut didalam perusahaan tersebut yang
mengakibatkan perubahan bentuk dari barang yang bersangkutan.
Persediaan pada dasarnya akan menimbulkan biaya-biaya. Biaya-biaya yang ditimbulkannya
tersebut dapat berupa biaya tetap dan biaya variable.

Fungsi Inventory/Persediaan
Pada prinsipnya persediaan mempermudah atau memperlancar jalannya operasi
perusahaan/pabrik yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang-
barang serta menyampaikannya pada para pelanggan atau konsumen.
Fungsi-fungsi persediaan oleh suatu perusahaan/pabrik adalah sebagai berikut.
1. Fungsi Decoupling adalah persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat
memenuhi permintaan pelanggan tanpa tergantung pada supplier. Persediaan bahan
mentah diadakan agar perusahaan tidak akan sepenuhnya tergantung pada
pengadaannya dalam hal kuantitas dan waktu pengiriman. Persediaan barang dalam
proses diadakan agar departemen-departemen dan proses-proses individual perusahaan
terjaga “kebebasannya”. Persediaan barang jadi diperlukan untuk memenuhi
permintaan produk yang tidak pasti dari para pelanggan. Persediaan yang diadakan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 12 / 25
untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diperkirakan atau
diramalkan disebut fluctuation stock.
2. Fungsi Economic Lot Sizing. Persediaan lot size ini perlu mem-pertimbangkan
penghematan atau potongan pembeliaan, biaya pengangkutan per unit menjadi lebih
murah dan sebagainya. Hal ini disebabkan perusahaan melakukan pembelian dalam
kuantitas yang lebih besar dibandingkan biaya- biaya yang timbul karena besarnya
persediaan (biaya sewa gudang, investasi, resiko, dan sebagainya).
3. Fungsi Antisipasi. Apabila perusahan menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat
diperkirakan dan diramalkan berdasar pengalaman atau data-data masa lalu, yaitu
permintaan musiman. Dalam hal ini perusahaan dapat mengadakan persediaan
musiman (seasional inventories).

Jenis - Jenis Inventory/Persediaan


Menurut Render dan Heizer (2005), berdasarkan proses manufakturnya persediaan dibagi
menjadi empat jenis, yaitu:

a. Persediaan bahan baku (raw material inventory). Adalah persediaan yang dibeli
tetapi tidak diproses. Persediaan ini dapat digunakan untuk mendecouple
(memisahkan) para pemasok dari proses produksi.
b. Persediaan barang setengah jadi (working in process inventory). Adalah bahan
baku atau komponen yang sudah mengalami beberapa perubahan tetapi belum selesai.
Adanya work in process disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan untuk membuat
sebuah produk (disebut siklus waktu). Mengurangi siklus waktu berarti mengurangi
persediaan.
c. Persediaan pemeliharaan, perbaikan dan operasi (maintenance, repair, operating,
MRO). Pemeliharaan, perbaikan, operasi digunakan untuk menjaga agar permesinan
dan proses produksi tetap produktif. MRO tetap ada karena kebutuhan dan waktu
pemeliharaan dan perbaikan beberapa peralatan tidak diketahui.
d. Persediaan barang jadi (finished goods inventory). Adalah produk yang sudah
selesai dan menunggu pengiriman. Barang jadi bisa saja disimpan karena permintaan
pelanggan dimasa depan tidak diketahui

Sedangkan menurut Ristono (2009), berdasarkan tujuannya persediaan dibagi menjadi tiga
jenis, yaitu sebagai berikut:

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 13 / 25
a. Persediaan pengaman (safety stock). Persediaan pengaman adalah persediaan yag
dilakukan untuk mengantisipasi unsur ketidakpastian permintaan dan penyediaan.
Apabila persediaan pengaman tidak mampu mengantisipasi ketidakpastian tersebut,
maka akan terjadi kekurangan persediaan (stockout).
b. Persediaan antisipasi. Persediaan antisipasi disebut sebagai stabilization stock
merupakan persediaan yang dilakukan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang
sudah dapat diperkirakan sebelumnya.
c. Persediaan dalam pengiriman (transit stock). Persediaan dalam pengiriman disebut
work-in process stock adalah persediaan yang masih dalam pengiriman. Persediaan ini
dibagi menjadi dua kategori, yaitu: Eksternal transit stock adalah persediaan yang
masih berada dalam transportasi. Internal transit stock adalah persediaan yang masih
menunggu untuk diproses atau menunggu sebelum dipindahkan.

Komponen Biaya Inventory/Persediaan


Salah satu tujuan persediaan adalah mendapatkan biaya yang minimum. Oleh karena
itu, dalam menentukan biaya persediaaan perlu diketahui bahwa biaya-biaya yang mencakup
dalam persediaan sebagai berikut.

1. Biaya penyimpanan (holding costs atau carrying costs), yaitu terdiri atas biaya-
biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya
penyimpanan per periode akan semakin besar apabila kuantitas bahan yang dipesan
semakin banyak atau rata- rata persediaan semakin tinggi. Biayabiaya yang termassuk
sebagai biaya penyimpanan adalah:
a. biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pendingin
ruangan, dan sebagainya.
b. biaya modal (opportunity costs of capital), yaitu alternative pendapatan atas dana
yang diinvestasikan dalam persediaan,
c. biaya keusangan,
d. biaya penghitungan fisik,
e. biaya asuransi persediaan,
f. biaya pajak persediaan,
g. biaya pencurian, pengrusakan, atau perampokan,
h. biaya penanganan persediaan dan sebagainya.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 14 / 25
Biaya-biaya tersebut di atas merupakan variabel apabila bervariasi dengan tingkat persediaan.
Apabila biaya fasilitas penyimpanan (gudang) tidak variabel, tetapi tetap, maka tidak
dimasukkan dalam biaya penyimpanan per unit. Biaya penyimpanan persediaan berkisar
antara 12 sampai 40 persen dari biaya atau harga barang. Untuk perusahaaan manufakturing
biasanya, biaya penyimpanan rata-rata secara konsisten sekitar 25 persen.

2. Biaya pemesanan atau pembelian (ordering costs atau procurement costs). Biaya-
biaya ini meliputi:
a. pemrosesan pesanan dan biaya ekspedisi,
b. upah,
c. biaya telepon,
d. pengeluaran surat menyurat,
e. biaya pengepakan dan penimbangan,
f. biaya pemeriksaan (inspeksi) penerimaan,
g. biaya pengiriman ke gudang,
h. biaya utang lancar dan sebagainya.

Pada umumnya, biaya pemesanan (di luar biaya bahan dan potongan kuantitas) tidak naik
apabila kuantitas pemesanan bertambah besar. Tetapi, apabila semakin banyak komponen
yang dipesan setiap kali pesan, jumlah pesanan per periode turun, maka biaya pemesanan
total akan turun. Ini berarti, biaya pemesanan total per periode (tahunan) sama dengan jumlah
pesanan yang dilakukan setiap periode dikalikan biaya yang harus dikeluarkan setiap kali
pesan.

3. Biaya penyiapan / manufacturing (setup cost). Hal ini terjadi apabila bahan-bahan
tidak dibeli, tetapi diproduksi sendiri (didalam pabrik) perusahaan, perusahaan
tersebut menghadapi biaya penyiapan (setup cost) untuk memproduksi komponen
tertentu. Adapun didalam biaya-biaya ini terdiri dari seperti berikut:
a. Biaya mesin-mesin menganggur
b. Biaya penyiapan tenaga kerja langsung
c. Biaya penjadwalan
d. Biaya ekspedisi dan lain sebagainya

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 15 / 25
4. Biaya kehabisan atau kekurangan bahan (shortage costs) . Adalah biaya yang timbul
apabila persiapan tidak mencukupi adanya permintaan bahan. Biaya-biaya yang termasuk
biaya kekurangan bahan adalah sebagai berikut:
a. kehilangan penjualan,
b. kehilangan pelanggan,
c. biaya pemesanan khusus,
d. biaya ekspedisi,
e. selisih harga,
f. terganggunya operasi,
g. tambahan pengeluaran kegiatan manajerial dan sebagainya.

Sistem Akuntansi Persediaan


1. Perpetual (perpetual inventory system)
Sistem pencatatan perpetual selalu membuat catatan setiap terjadinya mutasi
persediaan (pembelian, penjualan, ataupun retur)
2. Periodik (periodic inventory system)
Pada akhir periode akuntansi dengan menggunakan sistem pencatatan periodik harus
melakukan pengecekan fisik terhadap persediaan (stock opname of inventories)
dengan cara mengukur dan menghitung berapa jumlah barang yang ada di gudang.

Penilaian Persediaan
1. Penilaian dengan pendekatan arus harga pokok (cost basic flow approach)
Dalam pendekatan ini terdapat dua sistem pencatatan persediaan yaitu sistem periodik dan
sistem perpetual yang masing-masing ada tiga cara penilaian persediaan, yaitu:
 FIFO (First in First Out), masuk pertama keluar pertama
Metode ini menyatakan bahwa persediaan dengan nilai perolehan awal (pertama)
masuk akan dijual (digunakan) terlebih dahulu, sehingga persediaan akhir dinilai
dengan nilai perolehan persediaan yang terakhir masuk (dibeli). Metode ini cenderung
menghasilkan persediaan yang nilainya tinggi dan berdampak pada nilai aktiva
perusahaan yang dibeli.
 LIFO (Last In First Out), masuk terakhir keluar pertama
Metode ini menyatakan bahwa persediaan dengan nilai perolehan terakhir masuk akan
dijual (digunakan) terlebih dahulu, sehingga persediaan akhir dinilai dan dilaporkan
berdasarkan nilai perolehan persediaan yang awal (pertama) masuk atau dibeli.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 16 / 25
Metode ini cenderung menghasilkan nilai persediaan akhir yang rendah dan
berdampak pada nilai aktiva perusahaan yang rendah.
 Metode Rata-rata (average method)
Dengan menggunakan metode ini nilai persediaan akhir akan menghasilkan nilai
antara nilai persediaan metode FIFO dan nilai persediaan LIFO. Metode ini juga akan
berdampak pada nilai harga pokok penjualan dan laba kotor.

2. Penilaian Persediaan Selain Arus Harga Pokok


Dalam pendekatan ini ada tiga metode yang digunakan, yaitu:
 Lower Cost of Market
Yaitu metode harga terendah antara harga pokok dan harga pasar. Metode ini dapat
diterapkan dalam kondisi persediaan tidak normal, misalnya cacat, rusak dan
kadaluarsa. Pokok dari metode ini adalah membandingkan nilai yang lebih rendah
antara nilai pasar (replacement value) dan nilai perolehan (cost). Nilai pasar yang akan
dipilih harus dibatasi, yaitu tidak boleh lebih rendah dari batas bawah (floor limit) dan
tidak boleh lebih tinggi dari batas atas (ceiling limit).
 Gross Profit Method
Metode laba kotor ini bersifat estimasi dalam penilaian persediaannya. Biasanya
diterapkan karena keterbatasan dokumen yang terkait dengan persediaan, misalnya
karena terjadi bencana kebakaran dan banjir. Dasar penilaian persediaannya adalah
pada persentase laba kotor perusahaan tahun berjalan atau rata-rata selama beberapa
tahun.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah:
1. mengestimasi nilai penjualan tahun berjalan,
2. menghitung nilai harga pokok penjualan berdasarkan pada
persentase laba kotor yang telah diketahui dan
3. menghitung estimasi nilai persediaan akhir dengan mengurangkan harga pokok
penjualan terhadap penjualan

 Retail Method
Metode eceran ini menilai persediaan akhir dengan cara menghitung terlebih dahulu
nilai persediaan akhir berdasarkan eceran. Nilaii persediaan akhir dengan harga pokok
akan diketahui dengan cara menghitung rasio antara nilai persediaan yang tersedia
untuk dijual dengan pendekatan harga pokok dibandingkan dengan pendekatan ritel.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 17 / 25
Kemudian rasio yang diperoleh dikalikan dengan persediaan akhir yang dinilai dengan
pendekatan eceran dapat dirumuskan sebagai berikut:

Aktiva Tetap
Pengertian
Terdapat beberapa pengertian aktiva tetap menurut para ahli, yaitu sebagai berikut:
Menurut Baridwan :
Aset-aset yang berwujud yang sifatnya relatif permanen digunakan dalam kegiatan
perusahaan yang normal. Istilah permanen menunjukkan sifat dimana aset yang
bersangkutan dapat digunakan dalam waktu yang relatif lama.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan
Aktiva tetap adalah aset yang dimiliki utuk digunakan dalam produksi atau peyediaan barang
atau jasa, untuk tujuan adminstratif. Dan diharapkan untuk digunakan selama dari satu
periode.
Menurut Carl S. Warren dkk (2015:493)
Aset tetap (fixed asset) adalah “aset yang bersifat jangka panjang atau secara relatif
memiliki sifat permanen seperti peralatan, mesin, gedung, dan tanah”.
Berdasarkan pengertian-pengertian menurut para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
aktiva tetap merupakan sumber daya dalam bentuk harta benda maupun hak yang dikuasai
oleh suatu perusahaan,
Dan tidak ditujukan untuk diperjualkan dalam kegiatan normal perusahaan, yang mana aset
tersebut memiliki manfaat yang berjangka lebih dari satu tahun.

Karakteristik
Terdapat beberapa karakteristik menurut para ahli, diantaranya sebagai berikut:
Menurut Jerry J. Weygandt
Karakteristik aktiva tetap yaitu:
 Memiliki bentuk fisik dan ukurannya jelas
 Dipergunakan dalam kegiatan operasional perusahaan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 18 / 25
 Tidak untuk dijual belikan
Menurut Soemarso S.R, Karakteristik aktiva tetap yaitu:
a. Masa manfaatnya lebih dari satu tahun
b. Digunakan dalam kegiatan perusahaan
c. Dimiliki tetapi didak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan
d. Nilainya cukup besar

Berdasarkan karakteristik yang dikemukakan oleh para ahli diatas makan dapat disimpulkan
bahwa karakteristik aktiva tetap yaitu:
1. Berbentuk fisik
2. Tidak untuk diperjual belikan
3. Memiliki nilai material yang cukup besar, sehingga aktiva tersebut cukup signifikan.
4. Memiliki manfaat yang berjangka lebih dari satu tahun, serta nilai manfaat
ekonominya dapat diukur secara akurat.
5. Asset digunakan sebagai aktivitas normal suatu perusahaan dan tidak untuk
diperjualkan seperti barang dagangan, persediaan maupun ivestasi.

Jenis-jenis Aktiva Tetap dan Contohnya


Aktiva tetap dapat dibedakan menjadi dua:

1. Aktiva Tetap Berwujud


Aktiva tetap berwujud (tangible fixed assets) merupakan aktiva tetap yang memiliki bentuk
fisik dan memiliki sifat yang relatif permanen yang dipergunakan dalam kegiatan perusahaan
yang normal

Contoh :
Gedung atau bangunan
Tanah
Peralatan
Kendaraan
Mesin
dll

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 19 / 25
2. Aktiva Tetap Tidak Berwujud
Aktiva tidak berwujud (intangible assets) merupakan aktiva tetap yang tidak memiliki wujud
fisik. Pada umumnya aktiva tidak berwujud merupakan hak-hak yang dimiliki perusahaan
yang dapat dipergunakan lebih dari satu tahun.

Contoh :
Lisensi
Goodwill (nama baik perusahaan)
Merek dagang
Hak paten
Hak cipta
Haks sewa
Franchise/Waralaba

Penyusutan
Pengertian Penyusutan
Di samping pengeluaran dalam masa penggunaannya, masalah penyusutan merupakan
masalah yang penting selama masa penggunaan aktiva tetap.
Yang dimaksud dengan penyusutan menurut Akuntansi Perpajakan terapan adalah sebagai
berikut :
“Proses alokasi sebagian harga perolehan aktiva menjadi biaya (costallocation), sehingga
biaya tersebut mengurangi laba usah”

Pengertian penyusutan ini tidak sama seperti pengertian dalam ekonomi perusahaan yang
menekankan bahwa penyusutan itu merupakan cadangan untuk pembelian aktiva tetap baru
setelah aktiva tetap yang lama tidak dipakai lagi.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 17 paragraf 2 tentang
Akuntansi Penyusutan menyatakan bahwa:
“Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa
manfaat yang diestimasi, penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan kependapatan baik
secara langsung maupun tidak langsung”.

Akuntansi penyusutan merupakan suatu sistem akuntansi yang bertujuan untuk mendistribusi-
kan harga perolehan atau nilai dasar lain, setelah dikurangi nilai sisa (jika ada) dari harga

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 20 / 25
aktiva berwujud, terhadap masa pemakaian yang ditaksir untuk harga tetap yang bersangkut-
an. Penyusutan merupakan proses alokasi dan penilaian (valuation). Penyusutan untuk tahun
berjalan merupakan bagian dari biaya total yang dialokasikan pada tahun tersebut menurut
sistem yang berlaku.

Meskipun alokasi secara wajar dapat mempertimbangkan kejadian yang timbul selama tahun
berjalan, tetapi penyusutan bukanlah dimaksudkan untuk mengukur pengaruh dari kejadian
itu. Tujuan dari penyusutan adalah untuk menyajikan informasi tentang penyusutan yang
dilaporkan sebagai alokasi biaya yang diharapkan dapat berguna bagi para pemakai laporan
keuangan. Informasi tentang penyusutan merupakan hal yangcukup penting bagi pemakai
laporan keuangan, terutama dalam kaitannya earning power, yaitu mengenai:

1. Proses perbandingan beban terhadap pendapatan untuk menghitung laba periodik.


2. Tingkat keefektifan manajemen dalam menggunakan sumber daya.

Kebijakan pajak untuk penyusutan harus mempertimbangkan 3 (tiga) hal, yaitu:


1. Keadilan pajak, dengan adanya penyusutan, maka perusahaan manufaktur dan jenis
usaha yang padat modal (capital intensive) akan sangat diuntungkan dibandingkan
perusahaan jasa ataupun jenis usaha padat karya (labor intensive).
2. Kebijakan ekonomi, dengan adanya penyusutan membawa akibat pada
peningkataninvestasi (capital growth) sehingga EAT/ROI/CF menjadi meningkat.
3. Administrasi, pemilihan jenis penyusutan harus disesuaikan dengan beberapa hal,
yaitu besarnya biaya administrasi, sumber daya manusia, dan kepatuhan wajib pajak.

Faktor-faktor yang menyebabkan diadakannya penyusutan


Menurut Zaki Baridwan faktor-faktor yang menyebabkan penyusutan bisa dikelompokkan
menjadi dua yakni:
1. Faktor- faktor fisik
2. Faktor- faktor fungsional
Halhal yang menyebabkan terbatasnya masa penggunaan aktiva tetap tersebut antara lain
karena adanya faktorfaktor fisik yang mengurangi atau bahkan tidak dipergunakan lagi, yang
disebabkan karena:

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 21 / 25
1. Aus karena dipakai Oleh karena pemakaian aktiva tetap dalam proses produksi tidak
hanya sekali saja, tetapi berlangsung terus menerus secara kontiyu mengakibatkan
kapasitas dan produktivitas yang dimiliki aktiva itu akan semakin berkurang nilainya
sehingga kualitas dan kuantitas yang dihasilkan dalam proses produksi semakin
berkurang pula hasilnya.
2. Aus karena umur Setiap aktiva dapat aus seiring dengan perjalanan waktu. Sekalipun
aktiva tetap ini belum pernah dipakai, namun dengan adanya faktor kimia yang
diakibatkan oleh pengaruh alam seperti hujan, panas dan udara terhadap aktiva
tersebut akan menyebabkan kerusakan dan mungkin tidak efisien untuk dipergunakan
lagi.
3. Kerusakan-kerusakan Kerusakan suatu aktiva dapat disebabkan oleh kurang hatihati
atau kurang tepat dalam cara pengguanaan aktiva tetap, juga yang disebabkan oleh
bencana seperti; gempa bumi, banjir atau kebakaran yang tidak sepenuhnya dapat
dipergunakan kembali atau bahkan aktiva tetap itu tidak dapat dipergunakan sama
sekali.

Adapun faktor lain, selain faktor fisik yang menyebabkan perlunya diadakan penyusutan
adalah faktor fungsional yang juga dapat mengurangi atau mengakibatkan suatu aktiva tetap
tidak dapat dipergunakan lagi, yaitu:
 Ketidaklayakan
Dengan meningkatkan daya beli konsumen yang melampui kemampuan alat produksi yang
tersedia akan mengakibatkan alatalat produksi yang tersedia secara teknis masih dapat
dipergunakan, tetapi secara ekonomis telah menunjukkan kemunduran, karena tidak lagi
memenuhi syaratsyarat yang menunjang skala ekonomis. Oleh karena itu, untuk memenuhi
permintaan konsumen perlu adanya penggantian alatalat produksi baru yang mempunyai
kapasitas produksi lebih besar dibanding alatalat lama.

 Keusangan
Kemajuan dan pembaharuan teknis yang terus menerus membawa akibat alatalat produksi
yang lama secara ekonomis dianggap sudah kuno. Perbaikan dan pembaharuan teknis yang
datang terus menerus dengan cepat dapat mengakibatkan daya guna ekonomis alatalat
produksi lama akan semakin berkurang atau secara ekonomis tidak dapat dipergunakan lagi
dan perlu di ganti dengan peralatan yang baru.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 22 / 25
 Penghentian permintaan
Suatu alat produksi tidak akan mempunyai nilai karena hasil produksinya tidak dapat
dipertahankan lagi di pasaran. Ini disebabkan karena perubahan selera atau kebutuhan
konsumen yang semakin beragam. Barangbarang hasil produksi tersebut dianggap kuno oleh
konsumen, sehingga tidak dapat diandalkan lagi untuk merebutkan pangsa pasar.

Link JURNAL :
https://www.researchgate.net/publication/328912492_IMPACT_OF_THE_ASSETS_AND_L
IABILITY_MANAGEMENT_ON_FINANCIAL_PERFORMANCE_EVIDENCE_FROM_L
ISTED_COMMERCIAL_BANKS_IN_COLOMBO_STOCK_EXCHANGE
https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-1-84628-814-2_27
https://pdfs.semanticscholar.org/c063/583001ea463c3b1746c8b72004717caec5c0.pdf

Latihan :

1. Jika saudara mempunyai sebuah bisnis, maka apakah saudara akan memperkecil jumlah
fisik aktiva tetap ? Mengapa?
2. Aset diperoleh dengan timbulnya utang atau kewajiban dan atau modal. Menurut saudara
apakah sebaiknya asset didanai dengan lebih banyak utang? Mengapa?

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 23 / 25
Daftar Pustaka

1. Gopal, CA., C., Rama, 2009. Accounting for Manager. New Age International
Publishers., New Delhi
2. Collier, Paul M., 2003. Accounting for Managers: Interpreting accounting information
for decision-making. John Wiley & Sons Ltd. England
3. Warren, Carl S.Reeve, James M.; Duchac, Jonathan E, Wahyuni, Ersa Tri; Jusuf, Amir
Abadi. 2018. Accounting Edisi: 4th ed. : Indonesia adaptation, volume 1.Salemba
Empat, Jakarta

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 24 / 25

Anda mungkin juga menyukai