MODUL SESI 2
UNDERSTANDING:
KONSEP DASAR PERUBAHAN DALAM ORGANISASI
DAN STRATEGI PERUBAHAN
DISUSUN OLEH
Dr. H A S Y I M, MM.,M.Ed
1163
Dr. RINA ANINDITA, MM
6097
Saat ini perubahan terjadi setiap saat dan disegala sektor yang mempengaruhi kegiatan
organisasi atau perusahaan. Di bidang Sumber daya manusia pola recruitment mengalami
perubahan yang cukup signifikan. Seperti sistem outsourcing dimana perusahaan tidak lagi
menemukan sendiri calon karyawan akan tetapi telah bekerjasama dengan pihak di luar
perusahaan yang dapat menyediakan sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan
orhganisasi atau perusahaan. Sistem recruitment seringkali tidak lagi didasarkan pada
lembaran sertifikat atau ijazah yang dimiliki oleh calon karyawan akan tetapi lebih didasarkan
pada keterampilan nyata daripada calon karyawan. Demikian pula perubahan pada Pada pola
pengembangan karyawan juga terjadi perubahan-perubahan mendasar dimana penggunaan
teknologi mendorong perusahaan untuk mengembangkan karyawan melalui penguasaan
teknologi.Sementara sistem pemutusan hubungan kerja menjadi persoalan tersendiri karena
sistem recruitment yang lebih banyak mengandalkan pola outsourcing yang hanya bersifat
kontrak kerja, sehingga mendorong perusahaan menyusun aturan-aturan baru dalam sistem
pemutusan hubungan kerja, yang seringkali menimbulkan gejolak penolakan.
Pada pilar keuangan muncul berbagai pola pencarian sumber-sumber permodalan seperti
sumber permodalan eksternal yang selama ini mengandalkan sponsorship atau penjualan surat
berharga telah berubah dengan munculnya sumber pembiayaan dengan pola e money yang
menerima sumber dari masyarakat dengan imbalan penggunaan dikemudian hari. Beberapa
perusahaan memperoleh permodalan bahkan keuntungan dengan cara melakukan
penggabungan dengan perusahaan se-level dengan sistem Merger. Bagi perusahaan yang
sudah exist sistem franchise merupakan alternatif lain dari cara perusahaan memperoleh
suntikan dana dan sekaligus memperoleh keuntungan yang berlipat ganda, atau model akuisisi
merupakan kegiatan yang melibatkan perubahan dalam organisasi.
Pola pengelolaan keuangan juga mengalami perubahan mendasar, banyak perusahaan yang
telah menggunakan teknologi informasi yang memungkinkan perusahaan melakukan transaksi
tanpa harus bertatap muka.
Pada pilar marketing perubahan besar-besaran juga terjadi mulai dari pola produksi, promosi,
penetapan harga sampai kepada penampilan phisik.Disruptive innovation menciptakan
pergeseran alokasi sumber daya dari pembangunan gedung sebagai lokasi perusahaan menjadi
alokasi sumber daya pengembangan teknologi informasi. Perusahaan saat ini tidak
membutuhkan penampilan fisik yang luas, perusahaan beralih kepada penciptaan aplikasi-
aplikasi yang dapat diakses oleh konsumen darimana saja. Sistem promosi bergeser dari pola
tradisional seperti billboard, leaflet, dan pola tradisional lainnya bergeser dengan
menggunakan media sosial seperti instagram, twiter, YouTube dan media sosial lain yang
lebih efektif dan lebih efisien. Dinamika perubahan terjadi dengan sangat cepat di bidang
marketing, satu-satunya pardigma lama yang tidak boleh berubah adalah “konsumen adalah
raja”, akan tetapi paradigma lain sudah mengalami perubahan seperti paradigma lama yang
menyatakan bahwa konsumen lebih cenderung memilih produk yang kuat dan tahan lama
yang menguasai pemikiran para produsen di era tahun 70an ke bawah yang mendorong
perusahaan berlomba-lomba membuat produk yang kuat dan tahan lama sesuai dengan
keinginan konsumen, paradigam ini disebut dengan orientasi produk. Paradigma lama lainnya
yang masih berorientasi logika produsen adalah bahwa penawaran barang akan menciptakan
pembeli atau supply creates its own demand yang pernah dikemukakan oleh Jean Baptiste Say,
logika ini mengganggap bahwa apapun yang ditawarkan akan dibeli oleh konsumen.
Paradigma tersebut di atas mewarnai pola pikir para produsen pada jaman itu, hal tersebut
benar adanya karena asumsi-asumsi yang melatarbelakanginya mendukung hal tersebut,
seperti kondisi perekonomian yang masih lemah, daya beli masyarakat yang rendah sehingga
konsumen harus melakukan pilihan pada produk-produk yang dapat memenuhi kebutuhannya
dalam jangka panjang dengan mengabaikan faktor lain seperti selera, kenyamanan
mengkonsumsi dan faktor-faktor lainnya.
Selain faktor perbedaan terhadap produk itu sendiri konsumen era 80an menuntut hal yang
lebih dalam hal layanan sehingga produsen tidak hanya fokus pada kualitas produk akan
tetapi juga kualitas layanan. . Para produsen pada era sebelumnya menganggap bahwa
konsumen mencari produk yang berkualitas terutama untuk produk-produk yang bersifat
tangibles Logikanya disusun berdasarkan logika produsen.
Belakangan paradigma ini bergeser ke arah munculnya permintaan konsumen yang mengarah
kepada kebutuhan akan layanan jasa. Paradigma ini didominasi oleh pepatah lama bahwa
konsumen adalah Raja, para konsumen tidak saja membutuhkan barang akan tetapi juga
layanan yang dapat memberikan kenyamanan perasaan tanpa terlalu peduli terhadap kualitas
barangnya. Perubahan ini disebut dengan service dominan logic. (baca: Vargo and Louch
dalam service dominant logic).
Perubahan bukan suatu hal yang mudah (Change is not easy, organizations must take an
ambidextrous approach Daft,2012,) perusahaan yang ingin tetap bertahan harus melakukan
perubahan karena perubahan bermanfaat bagi keberlangsungan hidup suatu
organisasi,perusahaan yang tidak beradaptasi dengan perubahan kemungkinan besar usia
organisasi tidak akan bertahan lama, hasil penelitian menunjukkan dari 11 000 produk baru
yang di perkenalkan oleh 77 perusahaan hanya 56% yang masih bertahan setelah 5 tahun
83% dari produk tersebut tidak memenuhi keinginan dan harapan konsumen
Perubahan bertujuan agar organisasi tidak menjadi statis melainkan tetap dinamis dalam
menghadapi perubahan lingkungan,perkembangan teknologi dan perubahan pola relationship.
4. Tipe Perubahan
Perubahan terdiri dari 3 tipe yang berbeda, dimana setiap tipe memerlukan strategi
manajemen perubahan yang berbeda pula. Tiga macam perubahan tersebut adalah:
(1) Perubahan Rutin, dimana telah direncanakan dan dibangun melalui proses organisasi;
(2) Perubahan Peningkatan, yang mencakup keuntungan atau nilai yang telah dicapai
organisasi;
(3) Perubahan Inovatif, yang mencakup cara bagaimana organisasi memberikan
pelayanannya.
Pada dasarnya tidak ada satupun pendekatan yang sesuai untuk Manajemen
Perubahan. Metoda-metoda yang digunakan untuk komunikasi, kepemimpinan, dan
koordinasi kegiatan harus disesuaikan dalam menemukan kebutuhan masing-masing situasi
perubahan.
5. Macam-macam Perubahan :
(1) Perubahan tidak berencana, misalnya perubahan karena perkembangan ( Developmental
Change) atau Perubahan secara tiba-tiba (Accidental Change)
(2) Perubahan berencana adalah merupakan :
1) Perubahan yangg disengaja/ bahkan direkayasa oleh pihak manajemen
2) Penerapan pengetahuan tentang manusia secara sistematis dan tepat dengan maksud
melakukan tindakan yg berarti (Bennis at al).
3) Usaha untuk mengumpulkan, menggunakan data dan informasi guna memecahkan
persoalan sosial (Lewin).
4) Perubahan yg dilakukan secara sengaja, lebih banyak dilakukan atas kemauan sendiri,
sehingga proses perubahan itu lebih banyak diusahakan oleh sistem itu sendiri.
Penolakan terhadap perubahan merupakan hal yang sering terjadi pada setiap organisasi
yang merencanakan terjadinya perubahan, penolakan tersebut timbul karena adanya
kehawatiran yang dialami oleh individu-individu dalam organisasi sebagaimana
dikemukakan di atas. Pimpinan organisasi seringkali dihadapkan pada situasi yang
dilematis, namun demikian pimpinan harus tetap melakukan perubahan karena
perubahan dalam organisasi perlu dilakukan untuk perbaikan ke depan.
Beberapa strategi mengatasi penolakan dikemukakan oleh para ahli diantaranya
sebagaimana yang dikemukakan oleh Coch and French(1948), mereka mengemukakan
beberapa strategi menghadapi penolakan tergantung kepada karakteristik perubahan dan
karakteristik individu yang akan menerima perubahan yaitu:
a. Pendidikan & komunikasi
b. Partisipasi
c. Fasilitas & dukungan
d. Negosias
b. Partisipasi
Perubahan pada dasarnya akan mempengaruhi seluruh pemangku kepentingan
(stakeholders) dalam organisasi baik stakeholder internal maupun stakeholder eksternal,
oleh karena itu salah satu strategi yang terbaik adalah mengajak serta semua fihak
untuk mengambil keputusan bersama. Leader hanya sebagai fasilitator & motivator,
biarkan anggota organisasi yg ambil keputusan, dengan demikian semua stakeholder
dapat memahami permasalahn dan alasan dilakukannya perubahan, dan keputusan yang
diambil adalah merupakan keputusan bersama atau sebagian besar dari anggota
organisasi. Hal tersebut merupakan keunggulan dari strategi ini dalam menghadapi
perubahan, Namun demikian startegi ini memiliki kelemahan karena semua pihak
memiliki pendapat yang berbeda-beda sehingga keputusan akan berjalan
lambat.sehingga menyulitkan organisasi untuk bergerak secara cepat mengadaptasi
perubahan. Lebih sulit lagi jika keputusan yang akan diambil mengalami jalan buntu
d. Negosiasi.
Strategi negosiasi dapat dilakukan kepada fihak-fihak yg menentang kebijakan
organsisasi dalam melakukan perubahan, apabila kelompok penolak memiliki kekuatan
yang lebih besar- Negosisai dapat dilakukan melalui perwakilan.atau melalui media
komunikasi yang dianggap dapat menjangkau keseluruhan anggota organisasi.
Komunikasi yang dilakukan harus memuat hal-hal yang prinsip dan disampaikan secara
etis dan budaya organsisai. Negosiasi juga harus dapat memberikan gambaran yang jelas
yang dapat menguntungkan kedua belah pihak. Dalam negosiasi dapat dilakukan
kombinasi dari berbagai strategi seperti kombinasi strategi pendidikan dengan komunikasi
serta strategi lainnya.
Strategi mengatasi penolakan perubahan telah dikemukakan dalam berbagai bentuk yaitu
dengan pendekatan pendidikan dan komunikasi, partisipasi, dukungan dan fasilitas,
negosiasi, manipulasi, kooptasi serta paksaan. Pendekatan pendekatan tersebut dapat
dilakukan dalam tiga periode atau tiga fase (Lewin;1951) yaitu fase unfreezing, movement
dan refreezing seperti pada figure 1 berikut:
Fase unfreezing merupakan fase dimana upaya –upaya mengatasi tekanan -tekanan dari
kelompok penentang dan kelompok pendukung perubahan dilakukan dengan cara
Hasyim/Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 12 /
19
mencairkan kondisi status quo agar anggota organisasi menyadari akan adanya perubahan,
sehingga anggota organisasi akan mengalami guncangan antara menolak atau mendukung
perubahan pada organisasi. Guncangan ini bertujuan untuk mengidentifikasi posisi masing-
masing anggota sehingga dapat diketahui proporsi yang menolak dan proporsi yang menerima,
dari identifikasi tersebut dapat diketahui seberapa besar kekuatan yang menolak perubahan
dan bagaimana karakteristik serta alasan penolakan.Pemahaman terhadap suasana dalam
anggota organisasi, pihak manajemen dapat memilih strategi apa yang tepat yang dapat
digunakan dalam menghadapi kelompok yang menolak perubahan.
Setelah kondisi unfreezing diketahui manajemen dapat melangkah kepada fase berikutnya
yaitu fase movement yaitu fase dimana perubahan secara bertahap tapi pastimulai dilakukan.
Pada fase ini biasanya jumlah penentang perubahan mulai berkurang, sedang jumlah
pendukung bertambah. Fase movement merupakan fase yang menentukan keberhasilan
penerapan perubahan dalam organisasi, untuk mencapainya,manajemen harus segera
memperlihatkan hasil-hasil positif adanya perubahan agar anggota organisasi dapat segera
merasakan manfaat adanya perubahan. Jika kondisi dalam organisasi sudah mulai tenang
maka manajemen harus bergerak ke fase berikutnya yaitu fase refreezing.
Fase Refreezing merupakan fase dimana manajemen memasuki periode baru, Manajemen
mulai menerapkan aturan-atruan baru,cara pengelolaan organisasi yang baru, serta sistem
penyelenggaraan organisasi baru, Jika fase ini mulai memperlihatkan keberhasilan dimana
pihak yang menentang perubahan sudah berkurang, manajemen harus segera menyusun
aturan dan sistem yang bersifat permanen agar dapat diikuti dan dipatuhi oleh seluruh anggota
organisasi.
Jarak waktu antara setiap fase berbeda-berda antara satu organisasi dengan organisasi lainnya,
hal ini sangat tergantung kepada bentuk perubahan apakah perubahan yang bersifat rutin atau
perubahan yang besifat rutin, perubahan yang bersfiat pengembangan atau perubahan yang
bersifat inovatif. Selain bentuk perubahan yang mempengaruhi durasi perubahan adalah
karakteristik anggota organisasi. Berdasarkan kecepatan penerimaan suatu perubahan,
anggota organisasi dapat dikelompokkan ke dalam 5 (lima) kelompok (Rogers;2003)yaitu: (
1) Kelompok innovator,yaitu kelompok yang paling cepat menerima suatu perubahan
jumlahnya hanya sedikit (2,5%) (2) Kelompok Early adopter sebanyak 13,5% (3) Kelompok
Early Majority sebanyak 34% (4) Kelompok Late majority sebanyak 34% (5) Kelompok
Laggard sebanyak 16%.
==========hsm==========
Tugas:
Berikan contoh best practice perubahan yang saudara ketahui dan jelaskan bagiamana
proses perubahan itu terjadi apakah sukses atau tidak
Quiz:
1. Mengatasai penolakan perubahan dengan jalan memberikan pemahaman terhadap
anggota organisasi disebut dengan strategi:
a. Pendidikan dan komunikasi
b. Manipulasi
Refferencess :
1. Daft,L.Richard, New Era of Magament, South-Westrn, Cencgae Learning, 2012
2. Jones, Organization Design, Process Reengenering, and Change Management, New
york: Mc. Graw Hill, 2000
3. DDDiane Mayo and Jeanne Goodrich. Staffing for Result : A Guide to Working
Smarter, Chicago: ALA, 2002