Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MODEL PEMBELAJARAN PAI


“Pembelajaran Kontekstual”

Dosen Pengampu: Andriyadi S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 3
Aldi Saputra PI.01.220.4732

Nia Pujiyanti PI.01.220.4684

Titi Anjli PI.01.220.4716

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAM ISLAM YASNI BUNGO
TAHUN AJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik
dan hidayah sehingga terselesainya penyusunan makalah guna memenuhi tugas mata
kuliah Model Pembelajaran PAI dengan judul “Pembelajaran Kontkstual” dapat
selesai sesuai yang diharapkan.
Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkonstribusi
dalam pembuatan makalah ini. Makalah ini juga diharapkan dapat menambah
pengetahuan kita tentang Pembelajaran kontekstual.
Terlepas dari itu semua , kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Untuk itu dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Muara Bungo, Oktober 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata pengantar ...................................................................................................... i


Daftar isi ............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 5
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3
2.1 Pengertian Pembelajaran Kontekstual ................................................ 6
2.2 Prinsip Pembelajaran Kontekstual ...................................................... 8
2.3 Komponen Pembelajaran Kontekstual ................................................ 10
2.4 Kelebihan Pembelajaran Kontekstual ................................................. 12
2.5 Kelemahan Pembelajaran Kontekstual................................................ 12
2.6 Lnglah Pelaksanaan Pembelajaran Kontektual ................................... 12
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 14
3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah


Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL)
merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa
untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan
materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial,
dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara
fleksibel da-pat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan /konteks ke
permasalahan/ konteks lainnya.

CTL merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi


dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Sagala (2009: 92) dan Riyanto (2010: 168-
169) menguraikan langkah-langkah penerapan pembelajaran kontekstual. Oleh karena
itu, pada makalah ini penjelasan tentang pembelajaran kontekstual akan dibahas
secara mendalam.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian dari pembelajaran kontekstual?
2. Apakah prinsip pembelajaran kontekstual?

4
3. Apa saja komponen-komponen yang terdapat dalam pembelajaran
kontekstual?
4. Apakah kelebihan dari pembelajaran kontekstual?
5. Apakah kelemahan dari pembelajaran kontekstual?
6. Bagaimana langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran kontekstual?

1.3Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian dari pembelajaran kontekstual
2. Mengetahui prinsip pembelajaran kontekstual
3. Mengetahui komponen-komponen yang terdapat dalam pembelajaran
kontekstual
4. Mengetahui kelebihan dari pembelajaran kontekstual
5. Mengetahui kelemahan dari pembelajaran kontekstual
6. Mengetahui langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran kontekstual

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pembelajaran Kontekstual


Proses pembelajaran kontekstual beraksentuasi pada pemrosesan
informasi, individualisasi, dan interkasi sosial. Pemrosesan informasi
menyatakan bahwa siswa mengolah informasi, memonitornya, dan menyusun
strategi berkaitan dengan informasi tersebut. Inti pemrosesan informasi adalah
proses memori dan berpikir.

Menurut Susdiyanto, Saat, dan Ahmad (2009: 27), pembelajaran


kontekstual adalah proses pembelajaran yang bertolak dari proses pengaktifan
pengetahuan yang sudah ada, dalam arti bahwa apa yang akan dipelajari tidak
terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, sehingga pengetahuan yang
akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki
keterkaitan satu sama lain.

Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang berorientasi


pada penciptaan semirip mungkin dengan situasi “dunia nyata”. Melalui
pembelajaran kontekstual dapat membantu guru mengaitkan antara materi
yang diajarkan dengan situasi nyata, sehingga dapat membantu siswa untuk
memahami materi pelajaran. Sehubungan dengan itu, Suprijono (2011: 79)
menjelaskan bahwa pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and
Learning (CTL) merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa

6
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat. Penjelasan ini dapat dimengerti bahwa pembelajaran kontekstual
adalah strategi yang digunakan guru untuk menyampaikan materi pelajaran
melalui proses memberikan bantuan kepada siswa dalam memahami makna
bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya
dengan konteks kehidupan mereka sendiri dalam lingkungan sosial dan
budaya masyarakat.

Senada dengan itu, Sumiati dan Asra (2009: 14) mengemukakan


pembelajaran kontekstual merupakan upaya guru untuk membantu siswa
memahami relevansi materi pembelajaran yang dipelajarinya, yakni dengan
melakukan suatu pendekatan yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengaplikasikan apa yang dipelajarinya di kelas. Selanjutnya,
pembelajaran kontekstual terfokus pada perkembangan ilmu, pemahaman,
keterampilan siswa, dan juga pemahaman kontekstual siswa tentang hubungan
mata pelajaran yang dipelajarinya dengan dunia nyata. Pembelajaran akan
bermakna jika guru lebih menekankan agar siswa mengerti relevansi apa yang
mereka pelajari di sekolah dengan situasi kehidupan nyata di mana isi
pelajaran akan digunakan.

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat dipahami bahwa pembelajaran


kontekstual mengutamakan pada pengetahuan dan pengalaman atau dunia
nyata, berpikir tingkat tinggi, berpusat pada siswa, siswa aktif, kritis, kreatif,
memecahkan masalah, siswa belajar menyenangkan, mengasyikkan, tidak
membosankan, dan menggunakan berbagai sumber belajar.

7
2.2 Prinsip Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual memiliki beberapa prinsip dasar. Adapun
prinsip-prinsip dalam pembelajaran kontekstual menurut Suprijono (2011: 80-
81) adalah sebagai berikut.

1. Saling ketergantungan, artinya prinsip ketergantungan merumuskan


bahwa kehidupan ini merupakan suatu sistem. Lingkungan belajar
merupakan sistem yang mengitegrasikan berbagai komponen
pembelajaran dan komponen tersebut saling mempengaruhi secara
fungsional.
2. Diferensiasi, yakni merujuk pada entitas-entitas yang beraneka ragam dari
realitas kehidupan di sekitar siswa. Keanekaragaman mendorong berpikir
kritis siswa untuk menemukan hubungan di antara entitas-entitas yang
beraneka ragam itu. Siswa dapat memahami makna bahwa perbedaan itu
rahmat.
3. Pengaturan diri, artinya prinsip ini mendorong pentingnya siswa
mengeluarkan seluruh potensi yang dimilikinya. Ketika siswa
menghubungkan materi akademik dengan konteks keadaan pribadi
mereka, siswa terlibat dalam kegiatan yang mengandung prinsip
pengaturan diri.

Selanjutnya, secara rinci prinsip pembelajaran kontekstual sebagai


berikut:

1. Menekankan pada pemecaham masalah,


2. Mengenal kegiatan mengajar terjadi pada berbagai konteks seperti
rumah, masyarakat, dan tempat kerja.
3. Mengajar siswa untuk memantau dan mengarahkan belajarnya
sehingga menjadi pembelajar yang aktif dan terkendali.
4. Menekankan pembelajaran dalam konteks kehidupan siswa.

8
5. Mendorong siswa belajar satu dengan lainnya dan belajar bersama-
sama.
6. Menggunakan penilaian otentik.

Lain halnya dengan Nurhadi, ia mengemukakan prinsip-prinsip


pembelajara kontekstual yang perlu diperhatikan guru, yakni:

1. merencanakan pembelajaran sesuai dengan kewajaran mental


sosial.
2. membentuk kelompok yang saling bergantung.
3. menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran
yang mandiri.
4. mempertimbangkan keragaman siswa.
5. mempertimbangkan multi intelegensi siswa.
6. menggunakan teknik-teknik bertanya untuk meningkatkan
pembelajaran siswa, perkembangan masalah, dan ketrampilan
berpikir tingkat tinggi.
7. menerapkan penilaian autentik. Penilaian autentik merupakan
antitesis dari ujian stanar, penilaian autentik memberi
kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan kemampuan
terbaik mereka sambil mempertunjukkan apa yang sudah
mereka pelajari

Merujuk pada prinsip-prinsip di atas, maka pembelajaran kontekstual


berorientasi pada upaya membantu siswa untuk menguasai tiga hal, yakni:

1. pengetahuan, yaitu apa yang ada di pikirannya membentuk


konsep, definisi, teori, dan fakta.
2. kompetensi atau keterampilan, yaitu kemampuan yang
dimiliki untuk bertindak atau sesuatu yang dapat dilakukan.

9
3. pemahaman kontekstual, yaitu mengetahui waktu dan cara
bagaiman menggunakan pengetahuan dan keahlian dalam
situasi kehidupan nyata

2.3 Komponen Komponen Yang Terdapat Pada Pembelajaran Kontekstual

Dalam pembelajaran kontekstual, ada beberapa komponen utama


pembelajaran efektif. Komponen-komponen itu merupakan sesuatu yang tak
terpisahkan dalam pembelajaran kontekstul. Komponen-komponen dimaksud
adalah konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menemukan
(inquiry), masyarakat belajar (learning community), permodelan (modeling),
refleksi (reflection), dan penilaian sebenarnya (authentic assessment).

1. Konstruktivisme; yakni mengembangkan pemikiran siswa akan belajar


lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan
mengkonstruksi sendiri pengetahuan atau keterampilan barunya. Sumiati
dan Asra (2009: 15) mengemukakan lima elemen belajar
konstruktivisme, yaitu:
 pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activiating
knowledge),
 perolehan pengetahuan baru (acquiring knowledge),
 pemahaman pengetahuan (understanding knowledge),
 mempraktekkan pengetahuan (applyng knowledge).
 melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan
pengetahuan tersebut (reflecting knowledge).
2. Bertanya; yakni mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan
bertanya. Melalui proses bertanya, siswa akan mampu menjadi pemikir
yang handal dan mandiri. Dalam sebuah pembelajaran yang produktif,
kegiatan bertanya berguna untuk:

10
 menggali informasi, baik administrasi maupun akademik.
 mengecek pemahaman siswa.
 membangkitkan respon pada siswa.
 mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa.
 mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa
 memfokuskan pengetahuan siswa pada sesuatu yang
dikehendaki guru.
 membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa.
 menyegarkan kembali pengetahuan siswa.
3. Menemukan; merupakan bagian inti dari pembelajaran kontekstual.
Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan
hanya hasil megingat seperangkat fakta-fakta, tetapi juga hasil dari
menemukan sendiri.
4. Masyarakat belajar; yaitu menciptakan masyarakat belajar (belajar
daam kelompok). Hasil belajar diperoleh dari sharing antarteman,
antarkelompok, dan antara yang tahu ke yang belum tahu.
5. Permodelan; menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
Dengan adanya model, siswa akan lebih mudah meniru apa yang
dimodelkan. Pemodel tidak hanya orang lain, guru atau siswa yang lebih
mahir dapat bertindak sebagai model.
6. Refleksi; dilakukan pada akhir pembelajaran. Refleksi merupakan upaya
untuk melihat kembali, mengorganisir kembali, menganalisis kembali,
mengklarifikasi kembali, dan mengevaluasi kembali hal-hal yang telah
dipelajari.
7. Penilaian sebenarnya; yaitu upaya pengumpulan berbagai data yang bisa
memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Data dikumpulkan
dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat melakukan
pembelajaran. Hal-hal yang bisa digunakan sebagai dasar menilai

11
prestasi siswa adalah proyek/kegiatan dan laporannya, PR, kuis, karya
siswa, presentasi atau penampilan siswa, demonstrasi, laporan, jurnal,
hasil tes tulis, dan karya tulis.

2.4 Kelebihan Dari Pembelajaran Kontekstual

 Peserta didik mampu menghubungkan teori dengan kondisi di


lapangan yang sebenarnya.
 Peserta didik dilatih agar tidak tergantung pada menghapal materi.
 Melatih peserta didik untuk berpikir kritis dalam meghapdapi suatu
permasalahan.
 Melatih peserta didik untuk berani menyampaikan argumen,
bertanya, serta menyampaikan hasil pemikiran.
 Melatih kecakapan interpersonal untuk berhubungan dengan orang
lain.
2.5 Kelemahan Dari Pembelajaran Kontekstual
 Membutuhkan waktu lama dalam pelaksanaannya.
 Membutuhkan banyak biaya
2.6 Langkah Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual

Langkah-langkah penerapan pembelajaran kontekstual sebagai berikut:

1. mengembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih


bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan
mengkonstruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan
barunya.
2. melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua
pokok bahasan.
3. mengembangkan sikap ingin tahu siswa dengan bertanya.

12
4. menciptakan masyarakat belajar.
5. menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
6. melakukan refleksi di akhir pertemuan.
7. melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

Di sisi lain, berdasarkan Center for Occupational Research and


Development (CORD), penerapan strategi pembelajaran kontekstual
digambarkan sebagai berikut:

1. Relating, belajar dikaitkan dengan konteks pengalaman


kehidupan nyata. Konteks merupakan kerangka kerja yang
dirancang guru untuk membantu siswa agar yang dipelajari
bermakna.
2. Experiencing, belajar adalah kegiatan “mengalami”, siswa
berproses secara aktif dengan hal yang dipelajari dan berupaya
melakukan eksplorasi terhadap hal yang dikaji, berusaha
menemukan dan menciptakan hal baru dari apa yang
dipelajarinya.
3. Applyng, belajar menekankan pada proses pendemonstrasian
pengetahuan yang dimiliki dalam kenteks dan pemanfaatannya.
4. Cooperating, belajar merupakan proses kolaboratif dan
kooperatif melalui belajar berkelompok, komunikasi
interpersonal, atau hubungan intersubjektif.
5. Transferring, belajar menekankan pada terwujudnya
kemampuan memanfaatkan pengetahuan dalam situasi atau
konteks baru.

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL)
merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi
siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan
mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari
(konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki
pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel da-pat diterapkan (ditransfer)
dari satu permasalahan /konteks ke permasalahan/ konteks lainnya.

Pembelajaran kontekstual mengutamakan pada pengetahuan dan


pengalaman atau dunia nyata, berpikir tingkat tinggi, berpusat pada siswa,
siswa aktif, kritis, kreatif, memecahkan masalah, siswa belajar
menyenangkan, mengasyikkan, tidak membosankan, dan menggunakan
berbagai sumber belajar.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://dirman-djahura.blogspot.co.id.Konseppembelajarankontekstual.
http://www.m-edukasi.web.id/2011/12/pengertian-pembelajaran-kontekstual-ctl.html
http://duniadesisrini.blogspot.com/2017/10/makalah-pembelajaran-
kontekstual.html?m=1
Maharani.2011.Pengertian Pembelajaran Kontekstual Ctl/Contectual Teaching
Hermawan,Ayahanda Iwan.2014.Strategi Pembelajarn Kontektual

15

Anda mungkin juga menyukai