Anda di halaman 1dari 16

MATA KULIAH

Model Pembelajaran PAI


Quantum Teaching Learning (QTL)

Dosen Pembimbing :

Andriyadi S. Pd., M.pd

Disusun Oleh Kelompok 9:


Nur Chalimah

Eris Naini

INSTITUT AGAMA ISLAM


YAYASAN NURUL ISLAM MUARA BUNGO
TAHUN 2021/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kehadiran Allah SWT. Karena berkat karunia dan hidayah
nyalah sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Dalam penyusuan makalah ini kami mengalami berbagi kesulitan dan hambatan, tetapi
dengan niat yang ikhlas serta tujuan untuk membangun diri, maka makalah ini dapat kami
selesaikan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam menyusun makalah ini, khususnya Dosen Pembimbing Mata kuliah.

Harapan penyusun semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Amin Ya Robbal alamin.........

Penulis

Kelompok 9

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL------------------------------------------------------------ 1
KATA PENGANTAR------------------------------------------------------------- 2
DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------- 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah-------------------------------------- 4
B. Rumusan Masalah--------------------------------------------- 4
C. Tujuan Makalah------------------------------------------------ 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Quantum Teaching Dan Learning---------------- 5
B. Penjelasan mengenai pegaplikasian Model Pembelajaran

Quantum Teaching Dan Learning----------------------------- 6

C. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran

Quantum Teaching and Learning------------------------------- 14

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan---------------------------------------------------- 15
B. Saran------------------------------------------------------------- 15
DAFTAR PUSTAKA ------------------------------------------------------------- 16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Makalah

seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern, terutama dalam dunia
pendidikan, segala kebutuhan masyarakat pendidik yang semakin kompleks maka pendidikan
membentuk suatu system, strategi serta proses pendidikan yang begitu beragam. Kurikulum pun
juga menjadi penunjang jalannya pembelajaran. Namun, walaupun demikian, segala sesuatu
yang menyangkut tentang pendidikan, baik itu system, strategi serta proses di dalamnya, tiada
lain hanya untuk mencapai salah satu tujuan belajar yang sesuai dengan kaidah-kaidah
pembelajarannya, serta demi tercapainya pendidikan yang bermutu dan berkualitas bagi calon
guru sebagai fasilitator dan peserta didik sebagai objek dimana proses belajar berlangsung. Jika
pendidik sudah mengetahui karakter masing-masing peserta didik maka pendidik tidak akan
kesulitan untuk menyampaikan materi. Itu akan memudahkan peserta didik untuk menangkap
atau memahami materi yang diberikan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Quantum Teaching dan Learning?

2. pegaplikasian Model Pembelajaran Quantum Teaching Dan Learning

3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Quantum Teaching Dan Learning

C. Tujuan Makalah

1. Agar kita mengetahui pengertian Quantum Teaching.

2. Agar kita Mengetahui pegaplikasian Model Pembelajaran Quantum Teaching Dan


Learning.

3. Agar Kita Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Quantum


Teaching Dan Learning.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran Quantum Teaching Dan Learning

1. Model Pembelajaran Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis


dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga di
artikan suatu pendekatan yang di gunakan dalam kegiatan pembelajaran. Saat ini telah banyak
dikembangkan berbagai macam model pembelajaran, dari yang sederhana sampai model yang
agak kompleks dan rumit karena memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya.
Sedangkan model pembelajaran menurut Kardi dan Nur ada lima model pembelajaran yang
dapat digunakan dalam mengelola pembelajaran, yaitu: pembelajaran langsung, pembelajaran
kooperatif, pembelajaran berdasarkan masalah, diskusi, dan learning strategy. Dan para
pendidik dituntut agar dapat memahami dengan baik model pembelajaran yang tepat guna
memudahkan tercapainya tujuan yang diinginkan.

2. Quantum Teaching and Learning Quantum bermakna interaksi-interaksi yang


mengubah energi mejadi cahaya. Istilah pembelajaran quantum bermakna interaksi-interaksi
yang mengubah energy menjadi cahaya karena semua kehidupan adalah energi. Pembelajaran
quantum memiliki landasan filosofi: E=mc. Belajar dengan mengoptimalkan potensi diri (m) dan
kecepatan tinggi (c), tetapi situasinya nyaman dan menyenangkan sehingga menjadi cahaya
yang mencerahkan (E).Tokoh utama dibalik pembelajaran quantum adalah bobbi deporter,
seorang ibu rumah tangga yang kemudian terjun dibidang bisnis properti dan keuangan, setelah
semua bisnisnya bangkrut akhirnya menggeluti bidang pembelajaran. Dialah perintis, dan
pengembang utama pembelajaran quantum.

Semenjak tahun 1982 deporter mematangkan dan mengembangkan gagasan


pembelajaran quantum di Super Camp, sebuah lembaga pembelajaran yang terletak di
California, Amerika Serikat. Super Camp sendiri merupakan program percepatan quantum
learning yang ditawarkan Learning Forum, yaitu sebuah perusahaan pendidikan Internasional
yang menekankan perkembangan keterampilan akademis dan keterampilan pribadi (DePorter,
1992). Dalam program menginap selama dua belas hari ini, para peserta didik mulai usia
Sembilan hingga dua puluh empat tahun memperoleh kiat-kiat yang meningkatkan kemapuan
mereka menguasai segala hal dalam kehidupan. Hasilnya menunjukkan bahwa peserta didik
tersebut memperoleh nilai yang lebih baik, lebih banyak berpartisipasi, dan merasa bangga
akan diri mereka sendiri (Vos-Groenendal, 1991).

5
Quantum teaching and learning memiliki dua kandungan kata yang memiliki makna yang
berbeda:

1. Pertama, Quantum Teaching merupakan sebuah panduan praktis dalam belajar yang
berusaha mengakomodir setiap bakat siswa. Dalam metode quantum teaching penuh
dengan penemuan terbaru sehinga dapat meningkatkan antusiasme belajar para
siswa. Dengan adanya metode ini ruang kelas seolah-olah diumpamakan sebagai
konser music yang memadukan berbagai instrumen hingga tercipta komposisi musik
yang indah.

2. Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang
dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai
suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Prinsip quantum learning adalah
bahwa sugesti dapat mempengaruhi hasil dari situasi belajar, dan setiap detail
apapun akan memberikan sugesti positif atau negatif. Dalam penggunaan strategi ini,
peserta didik harus mengetahui terlebih dahulu gaya belajar, berpikir, dan situasi
dirinya. Segala sesuatu dapat dengan mudah dan cepat dipelajari jika didukung
suasana yang menyenangkan.

Quantum learning berakar dari upaya Georgi Lozanov, seorang pendidik berkebangsaan
bulgaria yang bereksperimen yang disebut dengan “suggestology” atau “suggestopedia”.
prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail
apapun dapat memberikan sugesti positif ataupun negatif. Istilah lainnya adalah accelarated
learning (pemercepatan belajar). Misalkan, untuk mendapatkan sugesti positif, beberapa teknik
digunakan. Para murid di kelas dijadikan nyaman. Music dinyalakan, partisipasi mereka didirong
lebih jauh. Poster-poster besar, yang menonjolkan informasi ditempel. Guru-guru yang terampil
dalam seni pegajaran mulai hadir.

Dari pemaparan di atas, ditemukan sebuah perbedaan yaitu quantum teaching diarahkan untuk
proses pembelajaran guru saat berada di kelas, berhadapan dengan peserta didik,
merencanakan pembelajaran, dan megevaluasinya. Sedangkan quantum learning merupakan
konsep untuk peserta didik agar dapat menyerap fakta, konsep, prosedur, dan prinsip sebuah
ilmu dengan cara cepat, menyenangkan dan lebih berkesan.

B. Penjelasan mengenai pegaplikasian Model Pembelajaran Quantum Teaching Dan


Learning

Dalam pembahasan kali ini kami hanya membahas pada bagian quantum teaching, di
antaranya:

1. Asas Utama Quantum Teaching bersandar pada konsep ini:


6
“Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka”.
Maksudnya yaitu mengingatkan kita pada pentingnya memasuki dunia murid sebagai langkah
pertama. Untuk mendapatkan hak mengajar, pertama-tama kita sebagai pengajar harus
membangun jembatan autentik memasuki kehidupan murid. Sertifikat mengajar atau dokumen
yang mengizinkan mengajar atau melatih hanya berarti bahwa memiliki wewenang untuk
mengajar. Hal ini tidak berarti bahwa mempunyai hak mengajar. Mengajar adalah hak yang
harus diraih, dan diberikan oleh siswa, bukan oleh Departemen Pendidikan. Belajar dari segala
definisinya adalah kegiatan full-contact. Dengan kata lain belajar melibatkan semua aspek
kepribadian manusia-pikiran, perasaan, dan bahasa tubuh di samping pengetahuan, sikap, dan
keyakinan sebelumnya serta persepsi masa mendatang.

Dengan demikian, karena belajar berurusan dengan orang secara keseluruhan, hak
untuk memudahkan belajar tersebut harus diberikan oleh pelajar dan diraih oleh guru. Jadi
masuki dahulu dunia mereka. Karena tindakan ini akan memberi seorang guru izin untuk
memimpin, menuntun, dan memudahkan perjalanan mereka menuju kesadaran dan ilmu
pengetahuan yang lebih luas. Dengan mengaitkan apa yang diajarkan dengan sebuah peristiwa,
pikiran, atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, atletik, musik, seni,
rekreasi, atau akademis mereka. Setelah kaitan itu terbentuk baru dapat membawa mereka
kedalam dunia guru, dan memberi mereka pemahaman anda mengenai isi dunia itu. Di sinilah
kosakata baru, model mental, rumus, dan lain-lain dibeberkan. Seraya menjelajahi kaitan dan
interaksi, baik siswa maupun guru mendapatkan pemahaman baru dan “Dunia Kita” diperluas
mencakup tidak hanya para siswa, tetapi juga guru. Akhirnya, dengan pengertian yang lebih
luas dan penguasaan lebih mendalam ini, siswa dapat membawa apa yang mereka pelajari ke
dalam dunia mereka dan menerapkannya pada situasi baru.

2. Prinsip Quantum Teaching

a) Segalanya berbicara, lingkungan kelas, bahasa tubuh, dan bahan pelajaran semuanya
menyampaikan pesan tentang belajar.

b) Segalanya bertujuan, siswa diberi tahu apa tujuan mereka mempelajari materi yang kita
ajarkan.

c) Pengalaman sebelum pemberian nama, Otak kita berkembang pesat dengan adanya
rangsangan kompleks, yang akan menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses
belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka
memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari.

7
d) Akui setiap usaha, menghargai usaha siswa sekecil apa pun. Belajar mengandung resiko.
Belajar berarti melangkah keluar dari kenyamanan. Pada saat siswa mengambil langkah
ini. Mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.

e) Jika layak dipelajari, layak pula dirayakan, kita harus memberi pujian pada siswa yang
terlibat aktif pada pelajaran kita. Misalnya saja dengan memberi tepuk tangan, berkata:
bagus!, baik!, dan lain-lain. Lebih jauh, dunia pendidikan akan semakin maju ke
depannya. Sebab, Quantum Teaching akan membantu siswa dalam menumbuhkan
minat agar terus belajar dengan semangat. Apalagi Quantum Teaching juga sangat
menekankan pada pentingnya bahasa tubuh. Seperti tersenyum, bahu tegak, kepala ke
atas, mengadakan kontak mata dengan siswa dan lain-lain. Humor yang bertujuan agar
kegiatan belajar mengajar tidak membosankan.

Model Quantum Teaching hampir sama dengan sebuah simfoni. Jika anda menonton sebuah
simfoni, ada banyak unsur yang menjadi factor pengalaman musik anda. Kita dapat membagi
unsur-unsur tersebut menjadi dua kategori :

A. Konteks (Context) adalah latar untuk pengalaman anda. Konteks merupakan keakraban
ruang orkestra itu sendiri (lingkungan), semangat konduktor dan para pemain musiknya
(suasana), keseimbangan instrument dan musisi dalam bekerja sama (landasan), dan
interpretasi sang maestro terhadap lembaran musik (rancangan). Unsur-unsur ini berpadu dan,
kemudian, menciptakan pengalaman bermusik yang menyeluruh.

Konteks menata panggung mempunyai empat aspek :

a) Suasana, semangat konduktor dan pemain musiknya, maksudnya suasana kelas


mencakup bahasa yang di pilih, cara menjalin rasa simpati dengan siswa, dan sikap guru
terhadap sekolah serta belajar. Suasana yang penuh kegembiraan membawa
kegembiraan pula dalam belajar.

b) Landasan, keseimbangan instrumen dan musisi, maksudnya adalah kerangka kerja:


tujuan, prinsip, keyakinan, kesepakatan, kebijakan, prosedur, dan aturan bersama yang
memberi guru dan siswa sebuah pedoman untuk bekerja dalam komunitas belajar.

c) tujuan, di kelas tujuan yang sama bagi seluruh siswa adalah mengembangkan kecakapan
dalam mata pelajaran, menjadi pelajar yang lebih baik dan berinteraksi sebagai pemain
tim, serta megembangkan keterampilan lain yang dianggap penting. Misalnya, pada
akhir tahun ini, semua orang di sini akan bisa berbahasa jepang cukup baik untuk
melakukan percakapan panjang.

8
d) prinsip, gambaran tentang cara yang dipilih para anggotanya untuk menjalani kehidupan
ini. Prinsip ini mirip dengan kesadaran bersama yang akan menuntun perilaku dan
membantu tumbuhnya lingkungan yang saling mempercayai dan mendukung. Agar
prinsip melekat, setiap orang di kelas harus setuju bahwa prinsip tersebut penting dan
harus dijunjung tinggi.

Berikut adalah satu set prinsip Quantum Teaching yang biasa disebut 8 kunci keunggulan:

o Integritas, bersikaplah jujur, tulus, dan menyeluruh.Selaraskan nilai-nilai dengan


perilaku anda

o Kegagalan Awal Kesuksesan, pahamilah bahwa kegagalan hanyalah memberikan


informasi yang anda butuhkan untuk sukses. Kegagalan itu tidak ada, yang ada
hanya hasil dan umpan balik. Semuanya dapat bermanfaat jika anda tahu cara
menemukan hikmahnya.

o Bicaralah dengan Niat Baik, berbicaralah dengan pengertian positif, dan


bertanggungjawablah untuk komunikasi yang jujur dan lurus. Hindari gosip dan
komunikasi berbahaya

o Hidup di Saat ini, pusatkan perhatian anda pada saat sekarang ini. Dan
manfaatkan waktu sebaik-baiknya. Kerjakan setiap tugas sebaik mungkin.

o Komitmen, penuhi janji dan kewajiban anda; laksanakan vivi anda.Lakukan yang
apa yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan anda.

o Tanggung Jawab, bertanggungjawablah atas tindakan Anda

o Sikap Luwes atau Fleksibel, bersikaplah terbuka terhadap perubahan atau


pendekatan baru yang dapat membantu anda memperoleh hasil yang
diinginkan.

o Keseimbangan, jaga keselarasan pikiran, tubuh, dan jiwa anda. Sisihkan waktu
untuk membangun dan memelihara tiga bidang ini.

Mengajarkan 8 kunci keunggulan kepada siswa, bisa dengan cara berikan teladan untuk
perilaku yang ingin anda lihat pada siswa; perkenalkan kunci-kunci ini melalui cerita dan
perumpamaan; terapkan kunci-kunci ini ke dalam kurikulum .

a) keyakinan, yakinlah dengan kemampuan mengajar dan kemampuan siswa


belajar. Bertindak seolah-olah menjadi guru terhebat di dunia, dengan bersikap
penuh percaya diri. Suatu saat guru akan percaya akan kemampuannya sendiri

9
b) kesepakatan, lebih formal daripada peraturan, dan merupakan daftar cara
sederhana dan konkret untuk melancarkan jalannya pelajaran. Misalnya
mengikuti 8 kunci.

c) kebijakan, mendukung tujuan komunitas belajar dan menjelaskan urutan


tindakan untuk situasi tertentu. Misalnya, jika siswa tidak dapat hadir, mereka
meminta tugas yang terlewat dari guru.

d) prosedur memberi tahu siswa apa yang diharapkan dan tindakan apa yang
diambil. Misalnya berbaris di depan pintu sebelum masuk, tempat
mengumpulkan pekerjaan rumah, dan sebagainya.

e) peraturan, lebih ketat daripada kesepakatan atau kebijakan. Melanggar


peraturan harus menimbulkan konsekuensi yang jelas. Melanggar peraturan
menimbulkan konsekuensi yang jelas. Misalnya, karena kita saling mendukung,
maka tidak ada kata ejek-ejekkan, jika ada yang melanggar, konsekuennsinya
bisa berupa peringatan, setrap, dsb.

3. Lingkungan, Ruang Orkestra, yaitu adalah cara anda menata ruang kelas: pencahayaan,
warna, pengaturan meja dan kursi, tanaman, musik, semua hal yang mendukung proses belajar.

a) Lingkungan sekeliling, lingkungan yang ada di sekeliling membantu daya ingat, seperti
sebuah gambar lebih berarti daripada seribu kata. Bias juga dengan menciptakan poster
ikon (gambar-gambar yang nantinya akan dipajang pada dinding), poster afirmasi
(poster motivasi dengan pesan-pesan yang membuat siswa semangat).

b) Alat Bantu, benda yang dapat mewakili suatu gagasan. Seperti boneka untuk mewakili
tokoh dalam karya sastra.

c) Pengaturan Bangku, pengaturan bangku disesuaikan dengan jenis interaksi yang akan
digunakan. Seperti setengah lingkaran untuk diskusi kelompok. Jika bangku sulit
dipindahkan bias dengan membalikkan badan dengan berinteraksi kelompok kecil, atau
duduk di lorong antara bangku.

d) Tumbuhan, aroma, hewan peliharaan, dan unsur organik lainnya. Tumbuhan menambah
keadaan estetika, binatang dapat menenangkan dan mengeluarkan sifat penyanyang,
aroma memicu respon seperti ketenangan, depresi, kelaparan, kecemasan, seksualitas.

e) Musik, bisa digunakan untuk menata suasana hati, mengubah keadaan mental siswa,
dan mendukung lingkungan belajar.

10
4. Rancangan, interpretasi sang maestro terhadap lembaran musik, maksudnya adalah
penciptaan terarah unsur-unsur penting yang bisa menumbuhkan minat siswa, mendalami
makna, dan memperbaiki postur tukar-menukar informasi. Kerangka Rancangan Belajar
Quantum Teaching TANDUR :

a) Tumbuhkan : Manfaatkan kehidupan pelajar.dengan menyertakan diri mereka, pikat


mereka, Tumbuhkan minat dengan memuaskan “Apakah Manfaatnya BAgiKu” (AMBAK).
Dengan menyertakan pertanyaan, pantomime, lakon pendek dan lucu, drama, video, cerita.
Didalam buku Quantum teaching dijelaskan kunci kelucuan sebuah lelucon, jika kita
memberikan sebuah lelucon apakah anda akan termotivasi untuk mendengarkan? apakah anda
akan mendapatkan “ger” yang muncul setelah lelucon diceritakan? jika tidak pikirkan kembali
untuk menyusun ulang. Karena seperti kunci lelucon di awal lelucon itu sendiri yaitu memberi
siswa pilihan yang cepat dan mudah.

b) Alami : Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar.
Unsur ini memberi pengalaman kepada siswa, dan memanfaatkan hasrat alami otak untuk
menjelajah. Pengalaman membuat anda dapat mengajar “melalui pintu belakang” untuk
memanfaatkan pengetahuan dan keingintahuan mereka. Misalnya dengan cara permainan,
gunakan jembatan keledai, perankan unsure-unsur baru dal;am bentuk sandiwara, beri mereka
tugas kelompok dan kegiatan yang mengaktifkan pengetahuan yang sudah mereka miliki.

c) Namai : Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi ; sebuah “masukan”. Penamaan
memuaskan hasrat alami otak untuk memberikan identitas, mengurutkan, dan mendefinisikan.
Penamaan dibangun di atas pengetahuan dan keingintahuan siswa saat itu. Penamaan adalah
saatnya untuk mengajarkan konsep, keterampilan berpikir, dan strategi belajar. Misalnya
dengan menggunakan susunan gambar, warna, alat Bantu, kertas tulis, dan poster di dinding.
Dari situ guru membuat mereka penasaran, penuh pertanyaan mengenai pengalaman mereka.

d) Demonstrasikan : Sediakan kesempatan bagi pelajar untuk menunjukan bahwa mereka


tahu.misalnya dengan sandiwara, video, permainan, rap, lagu, penjabaran dalam grafik. Seperti
mengendarai sepeda, saat mencoba, dan jatuh (pengalaman), mencoba lagi, berhenti,
bertanya, barangkali dapat latihan dari kakak atau teman (penamaan). Kemudian mengaitkan
antara pengalaman dan nama dengan cara menunjukkan dan melakukannya.

e) Ulangi : Tunjukkan pelajar cara-cara mengulang materi dan menegaskan,. pengulangan


memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa “Aku tahu bahwa aku memang tahu ini.”.
misalnya dengan cara siswa diberi kesempatan untuk mengajarkan pengetahuan baru mereka
kepada orang lain (kelas lain, kelompok umur yang berbeda, menirukan orang-orang terkenal
seperti guru, ahli, tokoh), menggemakan (guru menyebutkan sesuatu seperti “pendahuluan, isi,
kesimpulan” dan para siswa mengulangnya serentak). Seperti contoh sepeda tadi, setelah anda
11
bisa menyeimbangkan diri di atas sepeda dan memperagakannya kepada semua tetangga
bahwa anda dapat melakukannya. Anda harus memastikan bahwa anda sudah menguasainya.
Jika masih takut akan kehilangan kebiasaan itu jika berhenti sejenak, namun latihan membuat
permanen.

f) Rayakan : Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan


ilmu pengetahuan. Perayaan memberi rasa rampung dengan menghormati usaha, ketekunan,
dan kesuksesan. Sekali lagi, jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan. Misalnya dengan
pujian, bernyanyi bersama, pamer pada pengunjung, pesta kelas.

Dengan cerita sepeda tadi, jika sudah menguasai keseimbangan, semua orang bersorak, kita
tahu sudah bisa, hal itu memperkuat kita dan memberi motivasi untuk mencobanya berulang-
ulang. jika ke empat aspek ini ditata dengan cermat, suatu keajaiban akan terjadi. Konteks itu
sendiri benar-benar menciptakan rasa saling memiliki, yang kemudian akan meningkatkan rasa
memiliki dan penghargaan. Kelas akan menjadi komunitas belajar, tempat yang dituju para
siswa dengan senang hati, bukan karena keterpaksaan.

Guru adalah salah satu factor yan paling berarti dan berpengaruh dalam kesuksesan
siswa sebagai pelajar. Berikut adalah empat komunikasi ampuh, yaitu :

a) munculkan kesan, manfaatkanlah kemampuan otak untuk menyediakan asosiasi yang


kaya. Susunlah perkataan yang menimbulkan citra yang dapat memacu belajar siswa.
Misalnya “Bagian ini sangat menantang, maka simaklah baik-baik, supaya kalian
memahaminya”. Janganmengatakan hal “anak-anak, bagian bab ini paling sulit dan
membosankan jadi kalian harus waspada kalau tidak mau gagal”.

b) rahkan fokus, memanfaatkan kemampuan otak yang mampu memilih dari banyaknya
input indrawi, dan memusatkan perhatian otak. Maksudnya seorang guru harus bisa
memusatkan perhatian siswa pada bahasan yang akan seorang guru bahas. Misalnya
jangan menggunakan “jangan dekati perlengkapan seni saat kalian pindah ke kelompok
kalian”. Hal itu justru menarik perhatian ke perlengkapan seni, arahkan fokus dengan
“cari tempat berkumpul ke kelompok kalian. Pindahlah langsung ke tempat itu, dan
bawa buku kalian”. Tanpa menyebutkan perlengkapan seni dan menyebutkan fokus
yang jelas, kita bisa mengarahkan siswa agar tidak mendekati perlengkapan seni
tersebut.

c) Inklusif (bersifat mengajak), di dalam perkataan seorang guru harus menimbulkan


asosiasi yang positif. Misalnya, “Bapak ingin kalian mengeluarkan buku kalian”.”yang
harus kalian lakukan berikutnya adalah mengeluarkan pekerjaan rumah
kemarin”.”bapak minta kalian mengumpulkan bahan-bahan kalian”. Pesan di balik

12
kalimat itu mengesankan “saya pegang kendali dan kalian harus melakukan apa yang
saya perintahkan”. Sebaiknya “Mari kita keluarkan buku”. “sekarang keluarkan
pekerjaan rumah kalian”.”sudah waktunya mengumpulkan bahan-bahan kita”.
Perubahan sederhana dalam kata dapat meningkatkan hubungan kerja sama yang
menyeluruh, setiap orang diajak.

d) Spesifik (bersifat tetap sasaran), katakanlah apa yang perlu dikatakan dengan kejelasan
sebanyak mungkin dan jumlah kata sedikit mungkin. Inilah yang disebut hemat bahasa.
Misalkan para siswa bersiap-siap untuk istirahat. Jadi guru berkata.”anak-anak, bersiap-
siaplah untuk istirahat”. Seharusnya.”anak-anak, kembalikan bahan ke tempatnya
dengan rapi, masukkan sampah ke tempat sampah, dan simpan kertas kalian dalam rak
berkabellalu kalian boleh istirahat” hemat bahasa diosini bukan berarti sedikit bicra,
namun kejelasan tujuan yang akan guru sampaikan kepada siswanya.

Adapun Langkah – langkah Pembelajaran :

A. Tahap Persiapan

1. Mempersiapkan kondisi belajar siswa dengan cara mengatur ruang kelas agar
berbeda dengan kelas biasa dengan menata kursi berbentuk huruf U untuk
memudahkan siswa melakukan kontak mata.

2. Menyiapkan musik yang lembut dipasang ketika siswa memasuki kelas.

3. Menciptakan kalimat sugestif positif untuk diberikan kepada siswa.

B. Tahap Pelaksanaan

1. Presentasi materi

2. Menggunakan kehidupan sehari-hari sebagai bahan pengantar.

3. Adanya interaksi dan umpan balik antara siswa dan guru.

4. Siswa mencatat materi pelajaran.

5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif.

6. Guru dan siswa bersemangat dalam kegiatan pembelajaran.

C. Tahap Evaluasi

1. Siswa diberi latihan soal.

2. Guru memperhatikan permasalahan yang dihadapi siswa.


13
3. Tidak menyalahkan kesalahan kepada siswa.

4. Mengadakan penelitian melalui tes lisan dan tertulis.

C. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Quantum Teaching Dan Learning

1. Kelebihan Quantum Teaching :

a) Menawarkan ide dan proses cemerlang dalam bentuk yang enak dipahamisiswa.

b) Menciptakan tingkah laku dan sikap kepercayaan dalam diri sendiri.

c) Belajar terasa menyenangkan.

d) Ketenangan psikologi.

e) Motivasi dari dalam.

f) Adanya kebebasan dalam berekspresi.

g) Menumbuhkan idialisme, semangat dan cinta mengajar oleh guru.

2. Kekurangan Quantum Teaching :

a) Memerlukan persiapan yang matang bagi guru dan lingkungan yang mendukung.

b) Memerlukan fasilitas yang memadai.

c) Model ini banyak dilakukan di luar negeri sehingga kurang beradaptasi dengan
kehidupan di Indonesia.

d) Kurang dapat mengontrol siswa.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

14
Model Pembelajaran Quantuam Teaching and Learning begitu erat kaitannya dengan
teori belajar konstruktivisme. Model tersebut juga memberikan tawaran yang sangat menarik
bagi para pendidik dan juga peserta didik tentunya, yaitu menjadikan kegitan belajar yang
biasanya terkesan membosankan menjadi lebih simple, fun, dan efektif. Quantum teaching
diarahkan untuk proses pembelajaran guru saat berada di kelas, berhadapan dengan peserta
didik, merencanakan pembelajaran, dan megevaluasinya. Sedangkan quantum learning
merupakan konsep untuk peserta didik agar dapat menyerap fakta, konsep, prosedur, dan
prinsip sebuah ilmu dengan cara cepat, menyenangkan dan lebih berkesan.

B. Saran

Sebagaimana materi yang telah dipaparkan dengan sangat jelas. Penulis memberikan
saran kepada para pendidik Indonesia untuk dapat mengoptimalkan potensi serta kualitas diri,
dan paham dengan baik bahwa hal tersebut adalah kewajiban bagi setiap pendidik. Karena
dalam model pembelajaran yang tengah diterapkan, pendidik diberikan wewenang dalam
menentukan metode yang akan diajarkan kepada peserta didik. Artinya, kebijakan pendidik
dalam menentukan metode akan berpengaruh terhadap kualitas generasi bangsa pada masa
yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Fuady Effendy. 2012. Metodologi Pegajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat

15
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yokyakarta: Ar-Ruzz
Media

Bobbi DePorter, dkk. Quantum Teaching: Orchestrating Student Succes. Boston: Allyn and
Bacon

M. Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor:
Ghalia Indonesia

Muhammad thobroni dan arif musthofa.2011. Belajar dan Pembelajaran: Wacana dan Praktik
Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Yogjakarta: Ar Ruzz Media

Nazri Syakur.2010. Revolusi Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta: pedagogia

16

Anda mungkin juga menyukai