Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah: metodologi dan strategi pembelajaran
Eris Naini
Nia pujianti
Titi Anjeli
Wahyu Rizki
TAHUN 2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini mengenai standar kompetensi
dengan sebaik mungkin.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa
pula kami ucapkan terima kasih kepada Bapak PANDALOAN HARAHAP M.Pd. I Selaku dosen mata
kkuliah metodologi dan strategi pembelajaran .
Semoga dengan makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan
diharapkan kritikan serta saran yang membangun dari para pembaca guna memperbaiki kesalahan
sebagaimana mestinya. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Cover ..................................................................1
BAB I Pendahuluan
Latar Belakang.................................................................4
Rumusan Masalah.............................................................5
Tujuan Penulisan..............................................................5
BAB II Pembahasan
Kesimpulan....................................................................11
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2. Penetapan Standar Kompetensi (SK), dimaksudkan untuk menetapkan ukuran minimal atau
secukupnya, mencakup kemampuan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dicapai,
diketahui, dilakukan, dan mahir dilakukan oleh peserta didik pada setiap tingkatan secara maju dan
berkelanjutan sebagai upaya kendali dan jaminan mutu.
4. Untuk merespon ketiga hal tersebut di atas, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah
melakukan penyusunan Standar Isi (SI), yang kemudian dituangkan kedalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 22 tahun 2006, yang mencakup komponen:
b. Kompetensi Dasar (KD), merupakan penjabaran SK peserta didik yang cakupan materinya lebih
sempit dibanding dengan SK peserta didik.
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penulisan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Untuk memantau perkembangan mutu pendidikan diperlukan SK. SK dapat didefinisikan sebagai
:pernyataan tentang pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik serta
tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu mata pelajaran”(Center for
Civ-ics Education, 1997:2).
SK yang menyangkut isi berupa pernyataan tentang pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
harus dikuasai peserta didik dalam mempelajari mata pelajaran tertentu.
SK yang menyangkut tingkat penampilan adalah pernyataan tentang kriteria untuk menentukan
tingkat penguasaa peserta didik terhadap SI.
Dari uraia tersebut dapat dikemukakan bahwa SK memiliki dua penafsiran, yaitu :
1. Pernyataan tujuan yang menjelaskan apa yang harus diketahui peserta didik dan kemampuan
melakukan sesuatu dalam mempelajari suatu mata pelajaran.
2. Spesifikasi skor atau peringkat kinerja yang berkaitan dengan kategori pencapaian seperti lulus
atau memiliki keahlian.
· Melakukan respon dan reaksi yang tepat bila ada penyimpangan dari rancangan semula
· Melaksanakan tugas dan pekerjaan dalam situasi dan kondisi yang berbeda
Penyusunan SK suatu jenjang atau tingkat pendidikan merupakan usaha untuk membuat suatu
sistem sekolah menjadi otonom, mandiri, dan responsif terhadap keputusan kebijakan daerah dan
nasional. Kegiatan ini diharapkan munculnya standar pada tingkat lokal dan nasional. Penentuan
standar hendaknya dilakukan dengan cermat dan hati-hati. Sebab jika setiap sekolah atau setiap
6
kelompok sekolah mengembangkan standar sendiri tanpa mengontrol mutu sekolah. Akibatnya
kualitas sekolah akan bervariasi, dan tidak dapat dibandingkan kualitas antara sekolah yang satu
dengan sekolah yang lain. Lebih jauh lagi kualitas sekolah antar wilayah yang satu dengan wilayah
yang lain tidak dapat dibandingkan. Pada gilirannya, kualitas sekolah secara nasional tidak dapat
dibadingkan dengan kualitas sekolah dari negara lain.
Pengembangan SK perlu dilakukan secara terbuka, seimbang, dan melibatkan semua kelompok
yang akan dikenai standar tersebut. Melibatkan semua kelompok sangatlah penting agar
kesepakatan yang telah dicapai dapat dilaksanakan secara bertanggung jawab oleh pihak sekolah
masing-masing. Di samping itu, kajian SK di negara-negara lain perlu juga dilakukan sebagai bahan
rujukan agar lulusan kita tidak jauh ketinggalan dengan lulusan negara lain. SK yang telah ditetapkan
pada kreasi masing-masing wilayah.
Perlu diingat kembali, bahwa kompetensi merupakan kebulatan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang dapat didemonstrasikan, ditunjukkan, atau ditampilkan oleh peserta didik sebagai hasil
belajar. Sesuai dengan pengertian tersebut, maka SK adalah standar kemampuan yang harus
dikuasai peserta didik untuk menunjukkan bahwa hasil mempelajari mata pelajaran tertentu berupa
penguasaan atas pengetahuan, sikap, dan keterampilan tertentu telah tercapai.
· Mengurutkan KD sesuai dengan keterkaitan baik secara prosedur maupun hierarkis Dick &
Carey (1978 :25 ) membedakan dua pendekatan pokok dalam analisis dan urutan SK di samping
pendekatan yang ketiga yakni gabungan antara kedua pendekatan pokok tersebut. Dua pendekatan
dimaksud adalah :
a. Pendekatan Prosedural
Di pakai bila SK yang harus dikuasai berupa serangkaian langkah-langkah secara urut dalam
mengerjakan suatu tugas pembelajaran.
Contoh :
Dalam pelajaran Ilmu Sosial Terpadu ( IST ) ada beberapa SK yang diharapkan dapat dipelajari secara
beruntun. Guru diharapkan dapat menyajikan mana yang akan didahulukan. Misal kompetensi :
Dari ketiga kompetensi tersebut maka kompetensi untuk mengidentifikasi konsep-konsep yang
membangun IST harus paling dahulu dipelajari, setelah itu baru mempel;ajari dua kompetensi
berikutnya. Di antara kedua kompetensi berikutnya maka penguasaan terhadap kompetensi
mendeskripsikan hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungannya lebih didahulukan agar
peserta didik dengan mudah mendeskripsikan perubahan sosial budaya masyarakat, mengingat
7
perubahan yang terjadi justru sebagai salah satu akibat hubungan timbal balik antara manusia
dengan lingkungannya.
3. Hasil (output) dari setiap langkah merupakan masukan (input) untuk langkah berikutnya.
b. Pendekatan Hierarkis
Pendekatan hierarkis menunjukkan hubungan yang bersifat subordinatif antara beberapa SK yang
ingin dicapai. Dengan demikian ada yang mendahului dan ada yang kemudian. SK yang mendahului
merupakan prasyarat bagi SK berikutnya.
Untuk mengidentifikasi beberapa SK yang harus dipelajari lebih dulu agar peserta didik dapat
mencapai SK yang lebih tinggi dilakukan dengan jalan mengajukan pertanyaan “Apakah yang harus
sudah dikuasai oleh peserta didik, agar dengan pengajaran yang seminimal mungkin dapat diketahui
SK yang diperlukan sebelum peserta didik dapat menguasai SK berikutnya?”
1. Pengertian
Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan nilai dan sikap yang direfleksikan
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Dalam hal ini kompetensi diartikan sebagai pengetahuan,
ketrampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya,
sehingga ia dapat melakukan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya. Hal
ini menunjukkan bahwa kompetensi mencakup tugas, ketrampilan, sikap dan apresiasi yang harus
dimiliki oleh peserta didik untuk dapat melaksanakan tugas-tugas pembelajaran sesuai dengan jenis
pekerjaan tertentu.
Dalam kurikulum kompetensi sebagai tujuan pembelajaran itu dideskripsikan secara eksplisit,
sehingga dijadikan standart dalam pencapaian tujuan kurikulum. Baik guru maupun siswa perlu
memahami kompetensi yang harus dicapai dalam proses pembelajaran. Pemahaman ini diperlukan
dalam merencanakan strategi dan indicator keberhasilan.
8
Ada beberapa aspek didalam kompetensi sebagai tujuan, antara lain:
3) Kemahiran (skill)
4) Nilai (value) yaitu norma-norma untuk melaksanakan secara praktik tentang tugas yang
dibebankan kepadanya
Sesuai aspek diatas maka tampak bahwa kompetensi sebagai tujuan dalam kurikulum yang
bersifat kompleks artinya kurikulum berdasarkan kompetensi bertujuan untuk mengembangkan
pengetahuan, pemahaman kecakapan, nilai, sikap dan minat siswa agar mereka dapat melakukan
sesuatu dalam bentuk kemahiran disertai tanggung jawab. Dengan demikian tujuan yang ingin
dicapai dalam kompetensi ini bukanlah hanya sekedar pemahaman akan materi pelajaran, akan
tetapi bagaimana pemahaman dan penguasaan materi itu dapat mempengaruhi cara bertindak dan
berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga Kompetensi Dasar adalah pengetahuan, ketrampilan dan sikap minimal yang harus dikuasai
oleh peserta didik dalam penguasaan materi pelajaran yang diberikan dalam kelas pada jenjang
pendidikan tertentu. Juga merupakan perincian atau penjabaran lebih lanjut dari standar
kompetensi. Adapun penempatan komponen Kompetensi Dasar dalam silabus sangat penting, hal ini
berguna untuk mengingatkan para guru seberapa jauh tuntutan target kompetensi yang harus
dicapainya.
Adapun dalam mengkaji kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana tercantum pada Standar Isi
dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut ini:
· Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak
harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di Standar Isi.
· Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran.
· Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
Pada dasarnya rumusan kompetensi dasar itu ada yang operasional maupun yang tidak operasional
karena setiap kata kerja tindakan yang berada pada kelompok pemahaman dan juga pengetahuan
yang tidak bisa digunakan untuk rumusan kompetensi dasar.
9
Kajilah apakah semua indikator tersebut telah mempresentasikan KD nya, apabila belum
lakukanlah analisis lanjut untuk menemukan indikator-indikator lain yang kemungkinan
belum teridentifikasi.
Tambahkan indikator lain sebelum dan sesudah indikator yang teridentifikasi sebelumnya
dan rubahlah rumusan yang kurang tepat dengan lebih akurat dan pertimbangkan
urutannya.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Standar Kompetensi Lulusan mencakup Standar Kompetensi Lulusan- Satuan Pendidikan
(SKL-SP), Standar Kompetensi – Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP), serta Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD). Standar Kompetensi Lulusan (SKL) satuan
pendidikan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencangkup pengetahuan,
ketrampilan dan sikap, yang digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan
kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.
Peraturan Pemerintah (PP) no. 32 tahun 2013 tentang perubahan Peraturan Pemerintah
(PP) no 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) menuntut adanya
perubahan peraturan-peraturan tentang standard kompetensi lulusan (SKL), standard isi (SI),
standard proses, dan standard penilaian. Peraturan yang pertama adalah peraturan menteri
pendidikan dan kebudayaan no 54 tahun 2013 tentang standard kompetensi lulusan (SKL)
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Daftar pustaka
Majid Abdul, 2007, Perencanaan Pembelajaran; Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,
Bandung: Remaja Rosdakarya.Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006, Panduan
Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta.