BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bagian ini, akan dijelaskan landasan teori variabel-variabel yang diteliti
mengenai suatu ide, produk atau jasa oleh sponsor tertentu (Keller 2008, p. 235).
berbayar non personal yang dilakukan oleh sponsor tertentu. Iklan digunakan untuk
mencapai audiens dalam jumlah besar, menciptakan kesadaran merek, dan membantu
dan media interaktif untuk menjangkau audiensi yang luas dalam rangka
Iklan berasal dari kata Latin ‘advertere’ yang berarti mengarahkan perhatian
menuju hal tertentu. Iklan adalah cara yang dilakukan untuk mengubah perhatian
seseorang terhadap produk, layanan, ide oleh sponsor yang dikenal (Trehan 2010,
p.1).
dari beberapa studi yang menunjukkan produktifitas dari pengeluaran iklan. Analisis
dari pengaruh iklan menggunakan PIMS (Profit Impact of Marketing Strategy) data
dengan total 750 konsumen bisnis dalam berbagai industri menunjukkan bahwa
perusahaan yang meningkatkan iklan selama periode resesi memperoleh setengah dari
pangsa pasar dan keluar dari resesi, sementara perusahaan yang memangkas anggaran
biaya iklan memperoleh hanya dua per sepuluh dari pangsa pasar (Keller 2008,
p.235).
iklan yang paling efektif bervariasi sesuai dengan produk dan target pasar yang
dituju. Kebanyakan iklan dapat menggunakan media sebagai berikut (Madura 2006,
p.530) :
- Koran - Email
- Majalah - Direct Mail
- Radio - Telemarketing
- Televisi - Outdoor advertising
- Internet
Transportation ads
- Transportation advertising
Berikut akan dijelaskan peran dari sebuah iklan. Cara kerja sebuah iklan,
dapat dilihat dari empat peran utama iklan dalam dunia bisnis dan masyarakat
yang terdiri dari 4P yaitu (Product, Price, Place, & Promotion). Dan iklan
merupakan salah satu bagian dari strategi promosi yang tentunya memegang
Iklan merupakan sebuah bentuk komunikasi, dalam arti iklan merupakan pesan
yang tahu tentang suatu produk maka semakin tinggi penjualannya – semakin
pemasaran lebih hemat, dan dapat menurunkan harga bagi konsumen. Saat ini,
iklan cenderung tidak hanya sebagai pemberi informasi tetapi juga menciptakan
permintaan akan suatu produk atau merek tertentu. Dimana hal ini dilakukan
Selain memberi informasi tentang produk baru, iklan memiliki peran edukasional
yang dapat memberikan informasi mengenai trend fashion dan desain, serta
Sebelumnya telah dibahas mengenai peran iklan, peran iklan yang berbeda
tentu akan memiliki tipe yang berbeda pula. Berikut akan diidentifikasi tujuh tipe dari
(1) Merek
Iklan ini dapat menggunakan semua media iklan termasuk surat(diret mail)
melalui telepon, surat, internet dan produknya akan dikirimkan dengan jasa
pengiriman
(4) B2B (Business to Business Advertising)
Iklan yang fokus untuk membangun identitas korporat atau menarik perhatian
publik.
Iklan yang dilakukan oleh organisasi nirlaba seperti badan amal dan yayasan,
dengan harapan orang itu akan bereaksi dengan cara tertentu (Moriarty, Mitchell, &
diperlukan namun sulit untuk memberikan panduan mengenai cara mendesain sebuah
iklan yang baik. Setiap media iklan memiliki kekuatan serta memiliki peran yang baik
iklan yang paling efektif bervariasi sesuai dengan produk dan target pasar yang dituju
Berikut ini adalah beberapa karakteristik dari iklan (Botha, Strydom &
(1) Iklan adalah komunikasi satu arah – pesan dari penyampai iklan kepada
dengan ribuan konsumen, dan masing-masing menerima pesan yang sama. Ini
kebutuhan klien.
(3) Periklanan adalah komunikasi massa dengan biaya rendah (low-cost mass
(4) Iklan adalah komunikasi selektif – ini berarti bahwa informasi yang
lembaga, atau industri tertentu. Alasan yang paling umum adalah untuk
merek tertentu atau industri. Alasan yang paling umum adalah untuk
tentang keberadaan suatu produk. Hal ini biasanya digunakan untuk produk
yang sudah terbukti sukses dan berada pada tahap kedewasaan dari siklus
hidup mereka. Jenis iklan yang sering digunakan adalah untuk produk
Tujuan atau alasan kedua untuk iklan adalah untuk meningkatkan citra lembaga
Alasan ketiga untuk iklan adalah untuk meningkatkan citra industri tertentu.
jus jeruk, susu atau daging sapi) untuk meningkatkan permintaan terhadap
produk ini.
efektivitas iklan, yang pertama difokuskan kepada merek dan yang kedua difokuskan
kepada iklan. Adapun ukuran tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :
Tabel 2.1 Ukuran Efektifitas Iklan
Salah satu yang menjadi ukuran seberapa efektif suatu iklan, adalah mengenal
iklan. Apakah konsumen telah melihat iklan. Setelah beberapa kali iklan dari
mengenal iklan tersebut. Jika konsumen tidak dapat mengenal iklan yang telah
ditayangkan beberapa kali maka ada hal yang keliru dengan iklan tersebut.
hingga 90 persen orang yang telah terekspos iklan selama beberapa kali dalam
ukuran diganostik untuk mengecek apakah iklannya telah dilihat, tidak lebih dari
itu.
Bila konsumen hanya ditunjukkan oleh kategori produk dan konsumen secara
spontan mengingat kembali iklan dengan menyebut merek dan pesan yang tepat
ini akan mengatakan lebih banyak tentang kekuatan koneksi dalam ingatan
Dibutuhkan koneksi yang lebih kuat agar bisa mengingat kembali rincian iklan
merek, maka pengiklan dapat menarik dua kesimpulan. Pertama, iklan itu pasti
pada bagian kedua prosedur menanyakan seperti ditunjukkan di atas, yaitu merek
apa yang sedang diiklankan? Pengukuran asosiasi merek dan iklan yang benar ini
menceritakan iklan secara detail tapi keliru mengaitkan ingat dengan merek yang
salah. Kegagalan untuk menempatkan merek yang benar dalam kerja jaringan
ingatan adalah masalah yang terlalu sering muncul. Pemeriksaan antara asosiasi
merek dan iklan karenanya menjadi prosedur yang sangat penting dalam
yang coba dikomunikasikan oleh iklan kepada konsumen?”. Jika kita telah
menemukan orang telah menonton iklan dan mengaitkan iklan dengan merek
yang benar tapi penyampaian pesan tidak sesuai dengan yang kita harapkan,
Kegagalan untuk menguatkan citra merek pada atribut bisa terjadi bila orang
punya alasan untuk tidak mempercayai pesan. Konsistensi pesan dengan apa
yang telah ada di otak kita sangatlah penting. Jika iklan atau pesannya tidak
konsisten dengan apa yang telah ada di otak kita, jika ada motivasi untuk otak
kita untuk tidak menerima apa yang sedang dikatakan, maka mengingat pesan
tidak akan banyak mempengaruhi “pengetahuan” kerja jaringan kita. Inilah cara
mereasa nyaman terhadap merek, khususnya jika hanya ada sedikit perbedaan
dibanding merek lainnya. Ini adalah cara mengukur yang berfokus pada iklan
yang terakhir dan hanya menanyakan orang apakah mereka menyenangi suatu
Menurut Schmitt (Wang & Lin, 2010) experiential marketing adalah “seorang
untuk konsumen lalui melalui merek, termasuk pembuatan keputusan rasional dan
ingatan yang tidak terlupakan atau pengalaman yang sangat dalam yang terdapat pada
pikiran konsumen.
sebuah pengenalan konsumen dan pembelian atas sebuah barang atau jasa dari sebuah
perusahaan atau merek setelah mereka mengalami / memiliki pengalaman dari suatu
Saat ini konsumen ingin membeli sebuah produk atau jasa yang mempesona
pengalaman yang dapat mereka nikmati daripada hanya menyediakan daftar belanja
Berikut adalah lima dimensi dari experiential marketing (Schmitt 2013, p.15):
(1) Sense
Sense marketing menarik perhatian konsumen melalui lima panca indera manusia
yaitu penglihatan, suara, sentuhan, rasa serta bau. Yuan and Wu (2008), sense
experience adalah sebuah pesan yang dirasakan oleh konsumen terhadap produk
atau jasa yang dirasakan melalui indera mereka. Melalui pengalaman yang
produk atau jasa berdasarkan pengalaman mereka (Vargo & Lusch, 2004).
(2) Feel
Feel marketing menarik perhatian konsumen melalui emosi dan perasaan batin
dari konsumen. Mulai dari suasana hati yang agak positif, hingga emosi yang
kuat berupa kebahagiaan dan kebanggaan. Feel experience ditujukan pada emosi
mengkonsumsi produk atau jasa (Yang & He, 2011; Yuan & Wu, 2008). Feel
suasana hati yang tenang hingga suasana hati yang kuat (Yang & He, 2011).
Sedangkan menurut Mattila (2001), emosi yang kuat dan positif dalam feel
(3) Think
Think marketing menarik perhatian melalui akal budi – strategi ini melibatkan
(4) Act
perilaku dan gaya hidup dan pengalaman yang diperoleh melalui interaksi sosial
dengan orang lain. Melalui pengalaman dari sejumlah tindakan, konsumen dapat
(5) Relate
melalui proses pembelian dan konsumsi dari produk atau jasa. Dalam kata lain,
mengembangkan diri, menjadi merasa positif dengan individu lain pada sebuah
komunitas sosial
dan butuhkan, seperti gaya hidup mereka. Untuk pasar B2B (business to
business), kita perlu untuk menganalisis konteks bisnis termasuk persyaratan dan
menghubungkan gaya hidup dan trend bisnis pada penggunaan situasi dan pada
merek.
Contoh, sebuah proyek dari pembuat wine internasional. Tujuannya adalah untuk
minum wine. Sehingga konsep dan metodologi dari langkah ini adalah
mengidentifikasi penggunaan dan situasi konsumsi dari minum wine yang dapat
dengan seseorang yang spesial” atau “menghadiahkan diri setelah lelah bekerja”.
pemasaran yang terkoordinasi dan usaha komunikasi serta inovasi di masa yang
akan datang.
yang dapat menarik lini produk secara keseluruhan dengan sebuah implementasi
tema yang lazim secara bersama-sama. Sehingga tema yang dipilih fokus pada
pengalaman dan estetika produk yang dapat menyajikan kenaikan nilai pada
merasakan” pada logo, kemasan dan tempat ritel. Akhirnya pesan pengalaman
yang tepat dan gambaran dalam iklan dapat melengkapi pengalaman merek.
semua saringan dari perubahan yang dinamis dan point kontak dengan konsumen
seperti face-to-face pada sebuah toko, selama kunjungan penjualan pada kantor
klien, sebuah mesin teller otomatis pada sebuah bank, dan pada sebuah meja
check-in di hotel, atau sebagai bagian dari e-commerce pada Internet. Ini penting
untuk menyusun isi dan desain dari interaksi dinamis ini untuk memberikan
konsumen sebuah informasi dan pelayanan yang diinginkan dalam cara
gabungan elemen yang tidak terlihat (suara, sikap, dan gaya perilaku).
Inovasi pemasaran mungkin terdiri dari launching event dan kampanye yang
perusahaan yang dinamis yang dapat menciptakan sebuah pengalaman yang baru
“sebuah nama, bentuk, tanda, simbol, atau desain atau sebuah kombinasi dari hal-hal
tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk dan jasa dari seorang
penjual atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari persaingan” (Keller
2008, p.2).
Sebuah merek adalah sesuatu yang dibuat untuk tampil unik. Sebuah merek
adalah kepercayaan. Sebuah merek bukan hanya produk, itu adalah perasaan yang
gambar rasional yang dihubungkan dengan sebuah perusahaan atau sebuah produk
Merek dapat dikatakan sebagai sebuah nama, logo, dan simbol yang
membedakan sebuah produk atau layanan dari para pesaingnya berdasarkan kriteria
tertentu. Tetapi saat ini cakupan merek sudah lebih luas, yaitu mengarah kepada
Menurut Shimp (2003, p.7) merek adalah label yang tepat dan layak untuk
menarik hati konsumen agar membeli produk atau jasa yang diwakilinya. Keputusan
pembelian pun lebih sering didasarkan pada pertimbangan merek daripada hal-hal
lain.
Persaingan bisnis saat ini semakin kompetitif. Ratusan produk dalam kategori
yang sama saling bersaing untuk memuaskan kebutuhan konsumen. Dalam kondisi
alternatif pilihan ketika akan membeli sebuah produk. Melalui berbagai kegiatan
membedakan dengan produk lainnya. Tetapi saat ini merek memiliki pengaruh yang
yang lebih kuat yaitu memberikan sebuah identitas. Merek yang kuat merupakan
sebuah intangible asset yang berharga bagi sebuah perusahaan. Merek yang kuat juga
akan membangun loyalitas sehingga akan memperpanjang Life Time Value dari
produk tersebut.
Sehingga dalam menghadapi persaingan global, perusahaan tidak hanya perlu
Sehingga perusahaan tidak hanya menjual produk secara fungsional, tetapi juga
menjual ‘gaya hidup’ atau kepribadian untuk menciptakan kedekatan emosi. Pada
akhirnya merek bukanlah apa yang dibuat di pabrik, tercetak pada kemasan atau apa
yang diiklankan oleh pemasar. Merek adalah apa yang ada di dalam pikiran atau
benak konsumen.
pengenalan konsumen atas merek tersebut dan menyimpannya dalam memori mereka
beserta asosiasi merek yang mendukung, kuat, dan unik. Riset telah menunjukkan
bahwa ketika perusahaan mengkomunikasikan pesan yang unik dan positif melalui
iklan, penjualan perorangan, promosi penjualan, dan cara-cara lain, mereka dapat
membedakan merek mereka secara efektif melalui penawaran yang kompetitif dan
(Keller 2008, p.2). Merek lebih dari sekedar nama, bentuk, simbol, dan sebagainya.
Sebuah merek adalah segala sesuatu yang ditawarkan oleh perusahaan dalam
perbandingan dengan merek lain dalam kategori produk yang sama. Merek
secara konsisten dan komunikasikan untuk sebuah periode waktu tertentu (Shimp
2007, p.32).
Merek tersendiri tentu menghadirkan beberapa fungsi baik untuk konsumen
maupun perusahaan. Berikut adalah fungsi yang diberikan oleh merek bagi konsumen
dan perusahan.
p.6-9).
Hal yang paling penting dari sebuah merek adalah merek dapat memiliki sebuah
merek tersebut, dan mereka tidak harus ikut serta dalam proses pemikiran
ataupun pencarian informasi dalam pembuatan keputusan. Maka jika dilihat dari
pencarian informasi)
Makna yang dijiwai oleh merek bisa sangat mendalam sehingga membuat kita
berpikir tentang hubungan antara konsumen dan merek sebagai sebuah janji.
yang tertentu dan menyediakan manfaat melalui kinerja produk yang konsisten,
penjualan.
Merek dapat memberikan produk sebuah asosiasi dan arti yang unik yang dapat
diduplikasi, tetapi kesan terakhir dalam benak konsumen dan organsasi yang
diperoleh dari kegiatan marketing dan pengalaman produk tidak dapat dengan
Salah satu keputusan strategis mengenai permerekan yang harus dibuat adalah
terdiri atas dua tingkatan yaitu (Susanto & Wijarnako 2004, p.56) :
(1) Merek Produk
Ini adalah suatu bentuk kategori merek dimana produk berdiri sendiri dan
terpisah dari perusahaannya dalam arti tidak mendapatkan dukungan apapun dari
merek atau nama perusahaan. Biasanya kategori merek ini digunakan untuk
pemberian nama merek produk, dapat digolongkan menjadi 3 yaitu merek produk
Dalam kategori merek ini, setiap produk diberi nama merek secara eksklusif
Dalam strategi ini produk-produk yang masuk dalam satu lini berada di
bawah nama merek yang sama dan memiliki identitas dasar yang sama
berbeda. Keunggulan strategi ini adalah biaya periklanan dan promosi yang
lebih ekonomis dan setiap perluasan lini akan memperkuat penempatan posisi
Strategi ini menempatkan sejumlah produk atau layanan dalam kategori yang
luas. Sebuah produk memiliki merek yang sama tetapi memiliki tingkat
kinerja yang berbeda seperti Mercedes tipe S, E, C, dan A-class. Nama merek
produk atau jasa yang dijual. Misalnya adalah Amazon.Com atau BMW atau
Ekuitas merek adalah efek diferensial positif atas respon yang dimiliki oleh
konsumen terhadap nama merek dari suatu produk atau jasa (Canandan 2009, p.169).
Menurut Mooij (2010, p.27) dasar dari ekuitas merek adalah keberadaan
merek di benak konsumen (mindshare) dan pengaruh pada perilaku membeli (ekuitas
konsumen). Unsur dari ekuitas konsumen adalah kesadaran merek, asosiasi merek,
Menurut Rane (2010, p.131), ekuitas merek adalah nilai tambah oleh merek
untuk produk di luar manfaat fungsional yang ditawarkan oleh produk tersebut, yang
memiliki efek diferensial positif pada kesadaran merek (brand awareness) dan arti
Ekuitas merek adalah nilai pemasaran dan keuangan yang terkait dengan
kekuatan merek di pasar. Selain aset merek seperti paten dan merek dagang, empat
elemen utama yang mendasari ekuitas merek adalah kesadaran nama merek, loyalitas
merek, kualitas merek yang dirasakan, dan asosiasi merek (Pride & Ferrell 2010,
p.310).
rantai nilai dan implementasi sistem pengukuran ekuitas merek sebaik pengertian
bagaimana strategi merek sebaiknya mencerminkan fokus dari sebuah perusahaan dan
disesuaikan sesuai dengan waktu dan melalui batasan-batasan geografis (Keller 2008,
p.42).
kategori dari aset dan kewajiban merek yang dihubungkan pada sebuah merek,
namanya, dan simbol yang menambah atau mengurangi dari nilai yang disediakan
oleh sebuah produk atau jasa untuk sebuah perusahaan atau untuk konsumen sebuah
Kategori dari aset merek ini adalah : (1) loyalitas merek; (2) kesadaran merek;
(3) persepsi kualitas; (4) asosiasi merek; dan (5) hak milik aset lainnya (contoh :
manfaat dan nilai seperti yang disajikan dalam gambar di bawah ini :
Mengurangi
biaya pemasaran
Mempengaruhi
Brand perdagangan
Loyalty Menarik konsumen
baru
Menciptakan
kesadaran Menyediakan nilai bagi konsumen dengan meningkatkan:
Memberikan Interpretasi / proses informasi
kepastian Kepercayaan dalam keputusan pembelian
Penggunaan kepuasan
Merespon ancaman
bersaing
Membantu proses /
memperoleh kembali
informasi
Brand Diferensiasi / posisi
Associations
Alasan untuk membeli
Menciptakan
perilaku/perasaan
Perluasan merek
Other
Proprietary Keunggulan Bersaing
Brand Assets
Ekuitas Merek Berbasis Konsumen (Customer Based Brand Equity) adalah efek
berbeda yang dimiliki oleh sebuah merek berdasarkan respon konsumen pada
Customer Based Brand Equity terjadi ketika konsumen memiliki tingkat kesadaran
yang tinggi dan keakraban dengan merek dan memiliki asosiasi merek yang kuat,
(1) Efek yang berbeda; ekuitas merek muncul sebagai sesuatu yang berbeda, jika
tidak berbeda maka akan dianggap sebagai hal yang biasa atau umum. Kompetisi saat
tentang sebuah merek, karenanya apa yang telah dipelajari, dirasakan, dilihat, dan
didengar oleh konsumen tentang sebuah merek merupakan hasil dari pengalaman
mereka.
(3) Respon konsumen terhadap pemasaran; respon konsumen yang berbeda akan
Sebuah merek memiliki ekuitas merek berbasis konsumen yang positif ketika
konsumen memiliki reaksi yang baik dan menyenangkan pada sebuah produk dan
cara produk tersebut dipasarkan. Dengan kata lain, sebuah merek memiliki ekuitas
merek berbasis konsumen yang negatif jika konsumen menunjukkan reaksi kurang
menyenangkan terhadap aktifitas pemasaran dari produk tersebut (Keller 2008, p.48).
Dari perspektif konsumen (Shimp 2007, p. 34) – sebuah merek memiliki ekuitas
menuju tingkat dimana konsumen familiar dengan merek dan mengingatnya dalam
memori mereka dalam bentuk yang kuat, menyenangkan, dan unik. Ekuitas merek
dari perspektif konsumen ini memiliki dua bentuk pengetahuan merek yaitu :
Ekuitas merek berdasarkan perspektif perusahaan fokus pada hasil dari upaya untuk
atau nilai sebuah merek dapat meningkatkan berbagai hasil yang positif, di antaranya
adalah : (1) mencapai pangsa pasar yang lebih tinggi; (2) meningkatkan loyalitas
premium. Hasil yang pertama dan kedua adalah hal yang memang seharusnya terjadi.
Dalam hal ini akan dibahas mengenai hasil ketiga dan keempat. Memberikan harga
premium maksudnya adalah sebuah elastisitas merek dari permintaan menjadi kurang
elastis seperti ketika ekuitasnya meningkat. Dengan kata lain, merek dengan ekuitas
lebih dapat memberikan harga yang lebih tinggi daripada merek dengan ekuitas yang
dengan “private label”. Sebagai contoh untuk produk kebutuhan sehari-hari, semakin
tinggi ekuitas mereknya maka akan menghasilkan pendapatan premium yang lebih
tinggi pula.
(1) Memahami arti merek dan pasar yang tepat bagi produk dan jasa dengan cara
yang tepat.
secara strategis.
dengan produk pesaing. Dengan bahasa komunikasi yang efektif terhadap target pasar
yang tepat akan membuat konsumen bisa memilih produk mana yang menurut
produk akan mencoba mengenali ciri-ciri dari produk tersebut melalui merek. Berikut
adalah manfaat dari ekuitas merek yang kuat (Ambadar, Abidin & Isa, 2007, p.3) :
(1) Ekuitas merek yang kuat akan memberikan nilai lebih atau peluang bagi
lebih mendalam.
(2) Ekuitas merek adalah aset tidak terlihat yang dimiliki oleh sebuah merek karena
(3) Ekuitas merek yang tinggi, maka semakin tinggi pula nilai yang diberikan oleh
pelanggan.
(5) Merek bisa menjadi komponen keunggulan bersaing yang sangat kuat, sehingga
sebuah penilaian subjektif yang dibuat oleh konsumen terkait dengan keunggulan dari
suatu produk.
atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang
produk atau keunggulan dari suatu produk atau jasa dalam perbandingan dengan
Mencapai tingkat kepuasan dari persepsi kualitas telah menjadi semakin sulit
sejalan dengan peningkatan produk yang terus berlanjut sepanjang tahun sehingga
mengarahkan pada harapan konsumen yang tinggi. Atribut dari kualitas produk dapat
bervariasi dari kategori yang satu ke kategori yang lain. Berikut adalah dimensi dari
(2) Fitur (Feature) : Elemen kedua dari sebuah produk yang melengkapi
(4) Reliabilitas (Reliability) : Konsistensi dari kinerja produk dari waktu ke waktu
(5) Ketahanan (Durability) : Umur ekonomis yang diharapkan dari suatu produk.
(7) Gaya dan desain (Style and design) : Penampilan atau kualitas yang dirasakan
sehingga mempengaruhi tindakan dan sikap terhadap suatu merek (Keller 2008,
p.145).
persepsi kualitas menurut David Aaker dalam bukunya yang berjudul Managing
kualitas secara terus menerus. Upaya memelihara kualitas bukan hanya basa basi
apa yang dianggap penting oleh pelanggannya. Untuk kartu kredit, misalnya para
paling penting bagi pelanggan, padahal bagi pelanggan keamanan dan jaminan
terhadap kartu hilang adalah yang terpenting. Untuk itulah perusahan perlu
Sasaran kualitas harus jelas dan tidak terlalu umum karena sasaran kualitas yang
terlalu umum cenderung menjadi tidak bermanfaat. Kualitas juga harus memiliki
standar yang jelas dapat dipahami dan diprioritaskan. Terlalu banyak sasaran
tanpa prioritas sama saja dengan tidak mempunyai sasaran yang fokus yang pada
dalam mencari solusi masalah yang dihadapi dengan pemikiran yang kreatif dan
layanan.
muncul dalam benak konsumen ketika mereka sedang memikirkan kategori produk
tertentu dan seberapa mudahnya nama tersebut muncul dalam benak konsumen
mengingat keberadaan suatu merek ketika kategori dari produk disebutkan (Mullin
2007, p.177).
untuk mengingat sebuah merek dari produk tertentu (Kotler & Pfoertsch 2010,
p.313).
sejauh mana tingkatan kesadaran yang dicapai oleh suatu merek. Menurut Aaker,
Top of Mind adalah tingkat dimana merek menempati posisi pertama dalam
benak konsumen. Dengan kata lain, merek tersebut merupakan merek utama
dari berbagai merek yang ada dalam benak konsumen. Top of mind
memberikan satu jawaban untuk pertanyaan mengenai hal ini. Melalui usaha
sangat terkenal sehingga dapat diingat oleh setiap orang dengan tingkat
kecerdasan standar.
Namun, hanya sedikit konsumen yang dapat “mengingat” sebuah merek dari
memori mereka tanpa bantuan suatu pengingat atau petunjuk. Pemasar tentu
menginginkan tingkat kesadaran akan merek yang lebih dalam – yaitu recall
cenderung dangkal.
membahas bagaiman kesadaran merek dapat menciptakan suatu nilai yang dapat
dilakukan paling sedikit dengan 4 cara, yaitu (Durianto dkk 2004, p.56 -57) :
(1) Anchor to which other association can be attached, artinya suatu merek dapat
(2) Familiarity – Liking, artinya dnegan mengenal merek akan menimbulkan rasa
keberadaan, komitmen, dan inti yang sangat penting bagi suatu perusahaan.
Dapat dipahami, bahwa ketika konsumen mengenal suatu merek atau nama, hal
(4) Brand to consider. Langkah pertama dalam suatu proses pembelian adalah
yang tinggi akan memiliki nilai yang tinggi. Jika suatu merek tidak tersimpan
dalam ingatan, merek tersebut tidak akan dipertimbangkan ketika dalam proses
pembelian.
Ada 3 manfaat jika sebuah perusahaan menciptakan tingkat yang tinggi dari
pertama kali harus menerbitkan merek dalam memori konsumen yang akan
kapanpun mereka membuat pembelian, apakah itu dapat diterima atau memenuhi
Keuntungan ketiga adalah dalam hal penciptaan tingkat kesadaran yang tinggi
membeli kembali merek atau preferensi konsumen terhadap sebuah merek (Moriarty
merek tertentu. Kepuasan pelanggan dengan merek adalah alasan paling umum untuk
Loyalitas merek merupakan inti dari ekuitas merek yang menjadi gagasan
sentral dalam pemasaran, karena hal ini merupakan satu ukuran keterkaitan seorang
pelanggan pada sebuah merek. Loyalitas merek dapat menjadi ukuran seberapa besar
membeli produk atau jasa yang sama berulang-ulang dari waktu ke waktu daripada
seorang pelanggan untuk beralih ke merek lain, terutama ketika merek tersebut
Salah satu isu kunci dari teori dan praktek pemasaran selama dekade terakhir
merupakan aset yang berharga sehingga efisiensi dalam manajemen merek dianggap
peningkatan jangka panjang dari loyalitas merek adalah fungsi sasaran dari setiap
bidang:
(1) Biaya pemasaran menjadi berkurang, maksudnya biaya pengambilalihan
(2) Biaya transaksi menjadi lebih rendah, seperti negosiasi kontrak dan pemrosesan
order.
(3) Biaya perputaran pelanggan (customer turnover) menjadi berkurang dalam arti
(5) Pemberitaan dari mulut ke mulut menjadi lebih positif dengan asumsi para
Terdapat tiga tingkat loyalitas merek menurut Pride & Ferrel (2013, p.400)
Tingkat loyalitas merek dimana pelanggan menyadari bahwa merek ada dan
atau jika merek lain yang tersedia tidak familiar. Ini adalah bentuk yang paling
ringan dari loyalitas merek. Istilah loyalitas jelas digunakan sangat jarang disini.
Salah satu tujuan awal ketika memperkenalkan merek baru adalah untuk
merek.
Adalah gelar loyalitas merek yang kuat dimana pelanggan pasti selalu memilih
satu merek atas penawaran yang kompetitif dan akan membeli merek ini jika
tersedia. Namun, jika merek tidak tersedia, pelanggan akan menerima merek
Tingkat loyalitas merek dimana pelanggan sangat menyukai merek tertentu, tidak
menerima pengganti dan bersedia untuk menghabiskan banyak waktu dan usaha
untuk memperoleh merek yang dicari, pelanggan akan bersikeras pergi ke toko
dan mencari merek yang tidak tersedia tersebut, mereka akan mencari merek
adalah tingkat terkuat dari loyalitas merek – mimpi semua pencipta merek. Setiap
Studi dari Psikoff (Susanto & Himawan 2004, p.2) menunjukkan bahwa
sebenarnya adalh loyalitas terhadap merek. Tanpa loyalitas dari para pelanggan,
sebuah merek hanya akan menjadi sebuah merek dagang, suatu symbol yang dimiliki
dan dapat diidentifikasi dengan sedikit nilai. Dengan loyalitas pelanggan, sebuah
merek akan menjadi lebih dari sekedar merek dagang. Suatu merek dagang
sebuah janji. Merek yang kuat adalah janji yang dapat dipercaya, relevan, dan
terhadap merek.
merek adalah tantangan utama bagi para pemasar. Loyalitas merek secara umum
ketergantungan terhadap kupon penjualan dan promosi jangka pendek lainnya, dan
sebagian karena kadang-kadang susunan yang luar biasa dari produk baru yang mirip
sehingga pelanggan dapat memilih. Dengan demikian ini adalah masalah yang sangat
Citra merek dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul di benak
untuk sebuah merek, seperti tercermin oleh berbagai jenis asosiasi merek yang ada
Menurut Rao (2011:252), citra merek adalah persepsi tentang sebuah merek
Dalam dinamika pasar yang penuh persaingan, citra merek mempunyai peran
yang sangat penting karena membedakan suatu perusahaan atau produk dengan yang
lain. Produk mudah sekali ditiru, tetapi merek, khususnya citra merek yang terekam
dalam benak konsumen tidak dapat ditiru. Tanpa citra yang kuat dan positif,
pelanggan yang sudah ada, serta meminta mereka untuk membayar dengan harga
tinggi
Citra merek memiliki tiga komponen (Chitale & Gupta 2007, p.201-202) yaitu
citra dari pemasok (image of suppliers), citra dari produk (image of product), dan
sebuah perusahaan untuk tidak hanya memperhatikan citra dari produk tetapi
konsumen.
produk. Meliputi atribut produk tersebut dan manfaat bagi konsumen. Sebuah
citra merek juga ditentukan oleh citra dari produk. Produk memiliki dimensi
pemakai yang menggunakan suatu barang atau jasa. Meliputi : pemakai itu
PERSEPSI
KAMPANYE IKLAN
- Mengenal iklan
- Mengingat kembali
iklan secara spontan
- Asosiasi merek
dengan iklan
- Pengantaran pesan
- Kepercayaan atas
iklan
- Menyukai iklan EKUITAS MEREK
- Persepsi Kualitas
- Kesadaran Merek
- Loyalitas Merek
PENGALAMAN - Citra Merek
KONSUMEN
- Sense
- Feel
- Think
- Act
- Relate
Keterangan :
- Kinerja
- Fitur
- Kesesuaian kualitas
- Kehandalan
- Ketahanan
PERSEPSI - Gaya dan desain
KAMPANYE IKLAN
- Mengenal iklan
- Mengingat kembali
iklan secara spontan KESADARAN
- Asosiasi merek MEREK
dengan iklan
- Pengantaran pesan - Pengenalan merek
- Kepercayaan atas - Mengingat kembali
iklan merek
- Menyukai iklan - Puncak pikiran
LOYALITAS MEREK
PENGALAMAN
KONSUMEN - Pengenalan merek
- Preferensi merek
- Sense - Ketahanan merek
- Feel
- Think
- Act
- Relate
CITRA MEREK
- Citra perusahaan
- Citra produk
- Citra konsumen
Kampanye Iklan dan Pengalaman Konsumen memiliki pengaruh yang positif dan
Kim dan Hyun (2010) menyajikan sebuah model untuk mengevaluasi dampak
dari usaha bauran pemasaran dan juga bagi citra perusahaan pada ekuitas merek.
Penelitian ini dilakukan dalam tiga klasifikasi produk yaitu pisau cukur, sabun, dan
jus jeruk di pasar Australia untuk menunjukkan kriteria dari ekuitas merek serta efek
yang dihasilkan. Hasilnya, iklan di beberapa media ditemukan dengan efek positif
pada ekuitas merek dan iklan di TV memiliki efek yang lebih pada ekuitas merek
promosi penjualan terhadap ekuitas merek. Hasilnya menunjukkan efek yang positif
dari komunikasi pemasaran terhadap ekuitas merek yang diukur melalui dimensi
Penelitian yang dilakukan oleh Lin, Lin and Lee (2007) dengan mengambil
empat toko kopi terkenal di Taipei memperoleh hasil bahwa pengalaman konsumen
memiliki pengaruh yang positif secara signifikan terhadap loyalitas. Hal ini juga
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Lee dan Hsiao (2011), dimana
penelitian ini dilakukan di shopping mall, menyatakan bahwa pengalaman konsumen
memiliki pengaruh yang positif terhadap loyalitas konsumen. Dalam penelitian ini
meliputi kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas dna loyalitas merek.
sebagai hasil dari interaksi konsumen dengan merek memiliki pengaruh secara
langsung terhadap sikap merek, pilihan merek pada pembelian, dan sebuah pengaruh
2.3 Hipotesis
Magnum.
Krim Magnum.
Krim Magnum.
T.4 : Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh Persepsi
Magnum.
Magnum.
Magnum.
Magnum.