Anda di halaman 1dari 25

DEFINISI

❑ INFILTRASI
➢ Proses masuknya lapisan air kedalam tanah lewat
permukaan tanah, sehingga besarnya Infiltrasi ini
dipengaruhi oleh keadaan lapisan permukaan tanah.

❑ PERKOLASI
➢ Proses mengalirnya air kebawah secara gravitasi dari suatu
lapisan tanah kelapisan dibawahnya, sehingga mencapai
permukaan air tanah pada lapisan jenuh air.
MOISTURE TANAH

❑ Kandungan air yang ada didalam lapisan tanah


dimana air dapat bergerak keatas permukaan tanah
sebagai air kapiler dan juga dapat bergerak kebawah
sebagai air gravitasi disebut Moisture Tanah.

❑ Gerakan air ini dimungkinkan karena adanya texture


tanah pada lapisan tanah tersebut. Dengan adanya
gerakan air pada lapisan tanah ini maka keseimbangan
air moisture tanah mengalami perubahan.
MOISTURE TANAH
❑ Perubahan moisture tanah dapat ditulis seperti
dalam persamaan dibawah ini:

Mc = f + c − d − e
Dimana:
Mc = perubahan moisture content.
f = kapasitas infiltrasi (besarnya peresapan dari permukaan
tanah) c = besarnya volume air yang merembes dari daerah
kapiler
d = kapasitas perkolasi (besarnya perembesan ke lapisan
tanah dibawahnya
e = besarnya evapotranspirasi permukaan tanah terbuka atau
tertutup tumbuhan
MOISTURE TANAH
❑ Yang terpenting didalam moisture content ini adalah:
1. Kemampuan tanah untuk meresap air permukaan
(kapasitas infiltrasi)
2. Kemampuan tanah untuk menyimpan moisture dan
banyaknya yang disimpan
3. Pengaliran air dari permukaan tanah ke permukaan air
tanah dan sebaliknya (gerak moisture tanah)
INFILTRASI

❑ Setiap permukaan tanah mempunyai daya serap yang


kemampuannya berbeda-beda dilihat dari kondisi
tanah dan lapisan penutup permukaannya
❑ Kemampuan permukaan tanah untuk menyerap air
hujan yang jatuh diatasnya disebut kapasitas infiltrasi
yang dinotasikan sebagai (f)
❑ Bila intensitas hujan (I) lebih kecil dari kapasitas
infiltrasi awal (fo) maka seluruh air hujan yang jatuh
di atas permukaan tanah akan meresap kedalam
tanah sebesar fo dan tidak terjadi aliran di atas
permukaan tanah
INFILTRASI
❑ Sedangkan bila intensitas hujan (I) lebih besar dari
kapasitas infiltrasi awal (fo) maka sebagian air hujan akan
meresap kedalam tanah sebesar fo dan sisanya akan
mengalir di atas permukaan tanah
❑ Pada keadaan pertama besarnya f sama dengan I, sedang
pada keadaan kedua besarnya f sama dengan fo pada awal
hujan. Bila hujan masih terjadi maka besarnya f akan turun
terhadap waktu dan intensitas hujan
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KAPASITAS INFILTRASI

❑ Ketinggian lapisan air diatas permukaan tanah


❑ Macam tanah (tanah liat, tanah berpasir, dlsb)
❑ Banyaknya moisture tanah yang sudah ada dalam
lapisan tanah
❑ Keadaan permukaan dan penutup tanah
❑ Transmisibiliti massa tanah
PERKOLASI
❑ Akibat adanya gaya gravitasi dan texture tanah yang
memungkinkan untuk mengalirnya air ke lapisan
dibawahnya. Besarnya perkolasi ini akan
mempengaruhi keseimbangan moisture content
infiltrasi awal.

❑ Lihat gambar bila f > d maka selang ∆t, fo akan


turun, sedang bila f < d maka selang ∆t, fo akan naik.
PERKOLASI
INFILTROMETER
LENGKUNG KAPASITAS
INFILTRASI
PERSAMAAN HORTON
❑ Untuk memberikan gambaran besarnya kapasitas infiltrasi akibat
hujan pada suatu daerah aliran dengan segala karakternya maka
Horton mengemukakan persamaan sebagai berikut:

f = f + ( f − f ).e
Dimana:
f = kapasitas infiltrasi pada saat t (mm/jam)
fc = kapasitas infiltrasi pada t besar (mm/jam)
fo = kapasitas infiltrasi pada saat t=0 (mm/jam)
t = waktu mulai terjadi hujan (menit)

f2 = f1 − K (I − fc).t
K =

❑ Untuk I < f→
PENGGUNAAN INDEX
❑ Dengan melihat pada intensitas hujan dan lengkung kapasitas infiltrasi
dapat disimpulkan bahwa bagian intensitas hujan dibawah lengkung f
adalah besar kapasitas infiltrasi yang sama besarnya hujan yang masuk
kedalam tanah (recharge).
❑ Sedangkan bagian intensitas hujan diatas lengkung f adalah besarnya
hujan yang tidak masuk kedalam tanah atau yang menjadi aliran
permukaan (discharge).
❑ Lengkung f dapat dicari harga rata-ratanya yang disebut sebagai index
yang didefinisikan sebagai besarnya intensitas hujan rata-rata dimana
bagian atas volume dari hujan sama dengan volume aliran permukaan.
PENGGUNAAN INDEX
PENGGUNAAN W INDEX
❑ Besarnya recharge selama hujan disebut sebagai Windex yang dinyatakan
dalam persamaan:

R −Vr.o
Windex =
t
Dimana:
R = total volume hujan (mm) Vro =
total volume run off(mm) t r =
lama hujan (jam)

Untuk hujan dengan intensitas uniform maka besarnya W index adalah sama
dengan index
KOEFISIEN ALIRAN
❑ Dalam mengestimasi besarnya aliran yang terjadi akibat hujan dikenal
bilangan koefisien aliran yang
Vro
=
R
❑ Dan bila dinyatakan dalam W index maka besarnya adalah sebagai berikut
i −Windex
=
Dimana: i
I = intensitas rata-rata selama hujan (mm/jam)
CONTOH PERHITUNGAN

HYETOGRAPH HUJAN
❑ Dengan data hujan 50

seperti gambar 45

disamping dan 40

I (mm/jam)
diketahui data lain 35

sebagai berikut: 30

25
fo = 25 m m / j a m 20

fc = 15 m m / j a m 15

k = 8.10-3 menit -1 10

5
❑ Diminta untuk 0
menghitung: 45 75 150 170 200

Φindex = W index t (menit)


PENYELESAIAN
❑ Untuk dapat menjawab persoalan diatas terlebih dahulu dapat digambarkan
lengkung kapasitas infiltrasi pada hyetograph hujan dengan menggunakan
persamaan Horton.

t: 0-45, maka f45 = 25 – 8.10-3 (20 – 15).45


= 23,2 m m / j a m
−3
−8.10
t: 45-75, maka f = 15 + (23,2 – 15) e x30

= 21,45 m m / j a m

t: 75-150, maka f150 = 21,45 – 8.10-3 (0 – 15).75


= 30,45 m m / j a m
−3
−8.10
t: 150-200, maka f = 15 + (30,45 – 15) e x20

= 28,17 m m / j a m
PENYELESAIAN

HYETOGRAPH HUJAN ❑ Bagian hyetograph yang


45
45 diatas garis biru adalah
besarnya volume aliran
I (mm/jam)

langsung (Vro)

index = 25,2mm/jam
0

75 150 170

t (menit)
PENYELESAIAN
1 30 (35− 23,2)+ (35 − 21,45) + 1
Vro=

• = 0,25 (11,8 + 13,55) + 0,167 (14,55 + 16,83)


• = 11,58 mm

• Menghitung index :
(35 −) + (45−)
30 20
11,58 = 60 60
11,58 = 17,5 - 0,5 ∅+ 15 − 0,33 ∅
0,83  = 32,5 – 11,58
 = 23,2 mm/ j a m
PENYELESAIAN
Menghitung W :
45 30 20 20
R = x 20 + x35 + x 45 + x20 = 72,5 mm
60 60 60 60

Windex = (72,5 – 11,58) / 3,33 = 18,28 mm/jam

Menghitung KoefisienAliran:
= 11,58/ 7 2,5 = 0,16

Atau:
I = 72,5/3,33 = 21,75 mm/ j a m
= (21,75-18,28)/21,75 = 0,16
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai