Anda di halaman 1dari 8

JAMBAN SEHAT

LATAR BELAKANG

Jamban merupakan fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk memutuskan mata rantai
penularan penyakit. Penggunaan jamban tidak hanya nyaman melainkan juga turut
melindungi dan meningkatkan kesehatan keluarga dan masyarakat. Dengan bertambahnya
jumlah penduduk yang tidak sebanding dengan area pemukiman yang ada, masalah
mengenai pembuangan kotoran manusia menjadi meningkat, dilihat dari segi kesehatan
masyarakat, masalah pembuangan kotoran manusia merupakan masalah pokok untuk
sedini mungkin diatasi.
Di Indonesia prosentase keluarga yang menggunakan jamban yang memenuhi syarat baru
sekitar 60% dan yang yang lainnya tidak menggunakan jamban dan lebih suka buang air
besar (BAB) di sungai dan tempat-tempat lainya. Untuk mencegah kontaminasi terhadap
lingkungan, maka penbuangan tinja manusia harus dikelola dengan baik, yaitu jamban.
Jamban sehat adalah tidak mengotori permukaan tanah di sekelilingnya, tidak mengotori air
permukaan tanah disekitarnya, tidak mengotori air tanah disekitarnya, tidak terjangkau oleh
serangga, tidak menimbulkan bau, mudah di gunakan dan di pelihara, sederhana desainnya
dan murah.

PERMASALAHAN
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kepemilikan jamban keluarga antara lain. Hanya
terdapat beberapa orang kader kesehatan lingkungan sehingga mengakibatkan belum
optimalnya dalam melakukan penyuluhan mengenai jamban sehat, masih banyak masyarakat
yang menggunakan sungai serta kebun sebagai tempat BAB karena terbatasnya dana untuk
membangun jamban dan septik tank sendiri ataupun umum di dusun tersebut, sehingga
kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai jamban sehat, tidak mengetahui dampak yang
dapat timbul jika BAB di jamban yang tidak memenuhi syarat sanitasi, dan kurangnya
pengetahuan masyarakat mengenai cara membangun jamban sehat sederhana. Selain itu tidak
adanya penyuluhan terjadwal mengenai jamban sehat mengakibatkan sosialisasi ke
masyarakat sangat kurang .

PERENCANAAN
Oleh karena permasalahan yang terjadi di atas, maka diadakan penilaian dan diskusi
mengenai Jamban Sehat di beberapa desa. Untuk memberikan pemahaman kepada warga
masyarakat mengenai pentingnya jamban sehat dengan mendatangi secara langsung ke
rumah penduduk untuk memberikan penyuluhan. Manfaat yang dapat diambil dari
pemanfaatan jamban sehat di rumah-rumah masyarakat yaitu untuk mewujudkan
lingkungan yang sehat dengan demikian dapat mewujudkan seluruh masyarakat yang sehat.
Target penyuluhan adalah ibu rumah tangga di kecamatan Pasir penyu, yang secara khusus
terdapat pada Desa.

PELAKSANAAN
Penilaian dan penyuluhan tentang jamban sehat dilaksanakan di beberapa desa di
Kecamatan pasir penyu. Kegiatan yang dilakukan antara lain tinjauan langsung terhadap
jamban di rumah-rumah masyarakat dan memberikan penyuluhan singkat kepada
masyarakat. Materi penyuluhan berupa pengetahuan mengenai definisi jamban sehat,
manfaat menggunakan jamban bersih, syarat-syarat jamban sehat, dan cara memelihara
jamban. Poin-poin penting mengenai Jamban Sehat yang disampaikan antara lain adalah:
a. Pengertian jamban sehat
b. Jenis-jenis jamban sehat
c. Siapa saja yang diharapkan menggunakan jamban sehat
d. Penjelasan mengenai manfaat penggunaan jamban sehat
e. Syarat-syarat jamban sehat
f. Cara memelihara jamban sehat
g. Cara memiliki dan menggunakan jamban sehat
Acara kemudian ditutup dengan sesi pertanyaan dan diskusi.

MONITORING
Penyuluhan dilakukan dengan metode diskusi ke rumah penduduk secara langsung. Respons
peserta cukup baik yang ditunjukkan dengan memperhatikan, memberi tanggapan, dan
mengajukan pertanyaan. Meskipun dampak program pada perubahan perilaku peserta
penyuluhan belum dapat diketahui pada saat itu juga, tetapi diharapkan agar penyuluhan
mengenai PHBS pada umumnya dan jamban sehat pada khususnya ini mampu memberikan
dampak positif bagi para ibu rumah tangga di desa desa yang terdapat di kecamatan Tapian
Nauli, yaitu meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan jambn sehat
keluarga. Untuk perkembangan ke depan, dibutuhkan kerjasama antara Puskesmas,
aparatur pemerintah desa, maupun masyarakat Desa Tapian Nauli untuk secara
berkelanjutan mengenai jamban sehat keluarga. Misalnya, bersama pemerintah
desa/kelurahan dan tokoh masyarakat setempat berupaya untuk menggerakan masyarakat
untuk memiliki jamban. Mengadakan arisan warga untuk membangun jamban sehat secara
bergilir. Menggalang dunia usaha setempat untuk member bantuan dalam penyediaan
jamban sehat

PHBS

LATAR BELAKANG

Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta orang di negara-negara berkembang
terutama anak-anak meninggal dunia akibat berbagai penyakityang disebabkan oleh
kurangya air minum yang aman, sanitasi dan hygiene
yang buruk. Selain itu, terdapat bukti bahwa pelayanan sanitasi yang memadai, persediaan a
ir yang aman, sistem pembuangan sampah serta pendidikan hygienedapat menekan angka
kematian akibat diare sampai 65%, serta penyakit-penyakitlainnya sebanyak
26%.Bersamaan dengan masuknya milenium baru, Departemen Kesehatantelah
mencanangkan Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan, yangdilandasi paradigma
sehat. Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir ataumodel pembangunan kesehatan
yang bersifat holistik, melihat masalah kesehatanyang dipengaruhi oleh banyak faktor yang
bersifat lintas sektor, dan upayanyalebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan
dan perlindungan kesehatan.
Berdasarkan paradigma sehat ditetapkan visi Indonesia Sehat 2010,dimana ada 3 pilar yang
perlu mendapat perhatian khusus, yaitu lingkungan
sehat, perilaku sehat serta pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata. Untuk peril
aku sehat bentuk kongkritnya yaitu perilaku proaktif memelihara danmeningkatkan
kesehatan. mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi
diridari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam upaya kesehatan.Mengingat
dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar (30-35%terhadap derajat
kesehatan), maka diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang
tidak sehat menjadi sehat. Salah satunya melalui program PerilakuHidup Bersih dan Sehat
(PHBS). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 2010 atauPHBS 2010 adalah keadaan dimana
individu- individu dalam rumah tangga(keluarga) masyarakat Indonesia telah melaksanakan
perilaku hidup bersih dansehat (PHBS) dalam rangka untuk mencegah timbulnya penyakit
dan masalah-masalah kesehatan lain, menanggulangi penyakit dan masalah-masalah
kesehatan lain, dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan, memanfaatkan pelayanan
kesehatan, dan mengembangkan dan menyelenggarakan upaya kesehatan bersumber
masyarakat.  Namun, secara nasional penduduk yang telah memenuhi kriteriaPHBS
baik pada tahun 2011 hanya 55% dan diharapkan mencapai 70% padatahun 2014.

PERENCANAAN

Intervensi yang dipilih adalah penyuluhan kepada masyarakat sekitar kecamatan Tapian
Nauli mengenai perilaku hidup bersih dan sehat. Adapun deskripsi dari kegiatan tersebut:

Sasaran : Masyarakat Sekitar Kecamatan Tapian Nauli

Materi penyuluhan : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

PELAKSANAAN

Penyuluhan dilakukan kepada masyarakat mengenai perilaku hidup bersih dan sehat yang
laksanakan pada:

Hari dan Tanggal : Senin, 25 November 2019

Waktu : Pukul 09.00 – Selesai

Tempat : Posyandu Desa Mela II

MONITORING

Secara umum, masyarakat mendengarkan penyuluhan dengan penuh seksama dan


diharapkan para kader dapat memantau kembali apakah masyarakat telah melakukan
prilaku Hidup bersih dan sehat selain itu masyarakat juga diajarkan bagaimana melakukan
praktik cuci tangan 6 langkah.
DBD

LATAR BELAKANG

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan di Indonesia, dimana hampir seluruh
wilayah Indonesia telah terjangkit demam berdarah dengue. Penyebabnya virus maupun nyamuk
sebagai penularnya sudah tersebar luas di perumahan penduduk maupun fasilitas umum di seluruh
Indonesia. DBD terutama menyerang pada anak-anak dan dapat menimbulkan kematian dalam
waktu yang sangat pendek (beberapa hari) serta menimbulkan wabah.

Demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue I, II, III dan IV, yang
ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albocpitus. Sejak pertama kali ditemukan di
Surabaya dan Jakarta pada tahun 1968, selanjutnya sering terjadi kejadian luar biasa dan meluas ke
wilayah Republik Indonesia. Oleh karena itu, penyakit ini menjadi masalah kesehatan masyarakat
yang awalnya banyak menyerang anak tetapi akhir-akhir ini menunjukkan pergeseran menyerang
dewasa.

Demam berdarah dengue merupakan bentuk berat dari infeksi dengue yang ditandai dengan demam
akut, trombositopeni, hemokonsentrasi dan perdarahan. Permeabilitas vaskular meningkat yang
ditandai dengan kebocoran plasma ke jaringan interstisiel mengakibatkan hemokonsentrasi, efusi
pleura, hipoalbuminemia dan hiponatremia yang akan menyebabkan syok hipovolemik.

Pada penderita DBD umumnya terjadi peningkatan suhu tiba-tiba yang disertai dengan kemerahan
wajah dan gejala non spesifik yang menyerupai demam dengue, seperti mual, muntah, sakit kepala,
nyeri otot atau tulang dan sendi. Sedangkan pada pemeriksaan jarang ditemukan rhinitis dan batuk.
Ketidaknyamanan epigastrik, nyeri tekan dan nyeri pada abdomen umum terjadi. Fenomena
perdarahan paling umum tes tourniket seperti petekie yang biasanya terlihat selama fase demam
awal. Epistaksis dan perdarahan gusi jarang terjadi sedangkan perdarahan gastrointestinal ringan
terlihat selama periode demam. Tahap kritis terjadi pada akhir fase demam, penurunan suhu cepat
disertai gangguan sirkulasi seperti berkeringat, gelisah, ekstremitas dingin dan terdapat perubahan
pada frekuensi nadi dan tekanan darah. Bila terjadi renjatan yang hebat bisa menyebabkan kematian
bila tidak diatasi dengan cepat.

Untuk itu, DBD menjadi masalah bagi kesehatan yang perlu diperhatikan. Disamping itu, terdapat
beberapa penyakit yang memiliki manifestasi klinis yang mirip dengan DBD. Terutama pada masa
awal penyakit DBD, misalnya demam tifoid, infeksi saluran kemih. Berkaitan dengan insiden DBD
yang meningkat dan manifestasi klinis yang muncul bervariasi peneliti ingin meneliti manifestasi
klinis lain yang muncul pada penderita DBD selain manifestasi klinis yang sudah ditemukan pada
penelitian sebelumnya.

PERMASALAHAN

Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pencegahan dan penularan virus


dengue penyebab penyakit DBD dengan pemberantasan vektor nyamuk. Kurangnya
pengetahuan masyarakat cara pemberantasan sarang nyamuk dengan 4M plus yaitu
menguras, menutup, mengubur dan memantau ditambah dengan plus yaitu mencegah
gigitan nyamuk dengan lotion anti nyamuk dan penggunaan kelambu.
PERENCANAAN

Melakukan kegiatan penyuluhan kepada seluruh elemen masyarakat tentang pentingnya


menjaga kesehatan lingkungan serta pentingnya mencegah penularan virus dengue yang
merupakan penyebab DBD. Pencegahan bisa dengan cara penberantasan sarang nyamuk
dengan metode 4M plus yaitu menguras, menutup, mengubur dan memantau serta plusnya
yaitu mencegah gigitan nyamuk.

PELAKSANAAN

Melakukan kegiatan penyuluhan yang dihadiri oleh masyarakat umum dan dilakukan di
posyandu Serasi Desa Mela I kecamatan Tapian Nauli mengenai apa itu penyakit DBD dan
bagaimana mecegahnya.

Hari/ tanggal: Senin/ 18 November 2019

Tempat: Posyandu Bakung Desa Mela I

Waktu: 10.00 WIB - selesai

MONITORING

Penyuluhan dilakukan oleh dokter intrensip dan di temani oleh bidan puskesmas dan oleh
kader yang terdapat di posyandu, penyuluhan di lakukan dengan metode cermah dengan
penbagian leaflet mengai DBD kepada masyarakat yang hadir. Masyarakat yang hadir
dengan antusias mendengarkan penyuluhan dan beberapa masyarakat memberikan
pertanyaan mengenai pencegahan DBD dan kemudian diberikan jawaban oleh narasumber.

CTPS

LATAR BELAKANG

Mencuci tangan merupakan teknik dasar yang paling pentingdalam pencegahan dan pengontrolan
infeksi. Mencuci tangan merupakan proses pembuangan kotoran dan debu secara mekanis dari
kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Tujuan cuci tangan adalah untuk
menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan mengurangi jumlah
mikroorganisme.

Mencuci tangan juga dapat menghilangkan sejumlah besar virus yang menjadi penyebab berbagai
penyakit, terutama penyakit yang menyerang saluran cerna, seperti diare dan saluran nafas seperti
influenza. Hampir semua orang mengerti pentingnya mencuci tangan pakai sabun, namun masih
banyak yang tidak membiasakan diri untuk melakukan dengan benar pada saat yang penting.

Sebagian masyarakat mengetahui akan pentingya mencuci tangan, namun dalam kenyataanya masih
sangat sedikit ( hanya 5% yang tahubagaimana cara melakukanya dengan benar. Hal ini sangat
penting untuk di ajarkan pada masyarakat agar bias mencegah terjadinya penyakit.
PERMASALAHAN

Kurangnya pengetahuan anak usia sekolah dasar tentang mencuci tangan dengan sabun
yang merupakan perilaku hidup bersih dan sehat. Kurangnya pengetahuan anak tentang
beberapa penyakit yang dapat dihindari dengan cara mencuci tangan dengan sabun. Faktor
kebiasaan anak yang hanya mencuci tangan dengan air dan tidak menggunakan sabun.

PERENCANAAN

Melakukan kegiatan penyuluhan dan praktik cara mencuci tangan yang baik dan benar
kepada anak anak di sekolah. Pada kegiatan penyuluhan akan di terangkan bagaimana
pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat, mencontohkan bagaimana cara mencuci tangan
dengan sabun yang baik, dan mejelaskan beberapa penyakit yang terhindar bila mencuci
tangan dengan sabun.

PELAKSANAAN

Penyuluhan di lakukan di SD Negeri Kelurahan Tapian Nauli I

Hari/ tanggal: Selasa/ 10 Desember 2019

Tempat: SD Negeri Keluharan Tapian Nauli II kecamatan Tapian Nauli

Waktu: 09.30 WIB- Selesai

MONITORING

Para anak anak sekolah dasar yang datang pada saat penyuluhan akan di ajarkan cara
mencuci tangan dengan sabun yang benar dan setelah itu anak anak ini diajak untuk
melakukan kembali bagaimana cara mencuci tangan dengan sabun dengan benar, dan
menanyakan kembali penyakit penyakit apa saja yang bisa di hindari dengan perilaku hidup
bersih dan sehat.
PEMANTAUAN AIR BERSIH

LATAR BELAKANG

Air bersih merupakan salah satu kebutuhan yang sangat vital bagi semua manusia. Karena segala
aktivitas masyarakat di berbagai aspek kehidupan manapun memerlukan air bersih. Tersedianya air
bersih adalah mutlak untuk menunjang hidup yang sehat. Air bersih yang digunakan sehari-hari
harus memiliki kualitas yang baik untuk konsumsi sesuai dengan standar air minum di Indonesia
yaitu PP No.82 Tahun 2001 dan KepMen No.907 Tahun 2002.

Dalam hal ini, perlu diketahui bagaimana air dikatakan bersih dari segi kualitas dan bisa dikonsumsi
maupun digunakan dalam jumlah yang memadai dalam kegiatan sehari-hari manusia. Terdapat
bebarapa persyaratan yang harus dipenuhi sebelum air dapat dikatakan bersih dan layak konsumsi.
Air dapat dikatakan bersih jika memenuhi beberapa syarat, diantaranya kualitas fisik yang terdiri
atas bahan padat terapung maupun terlarut, derajat kekeruhan, bau, warna dan rasa, serta
temperatur. Kualitas kimia yang terdiri atas pH, kesadahan dan alkalinitas, serta kualitas biologi
dimana air terbebas dari mikroorganisme penyebab penyakit.

Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa air dapat dikonsumsi jika kondisinya jernih, tidak berbau,
tidak berasa, dan tidak mengandung bahan kimia 2 berbahaya.

PERMASALAHAN

Belum meratanya pelayanan air bersih yang dilakukan pemerintah mengakibatkan masyarakat
memanfaatkan sumber air seadanya untuk melakukan aktivitas sehari- harinya, seperti mandi,
mencuci, dan lainnya. Belum maksimalnya penyediaan air bersih ini akan berdampak pada semua
lapisan masyarakat akan tetapi, yang paling rentan adalah masyarakat miskin yang berpenghasilan
rendah. Dampak atau konsekuensi bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang tidak memiliki akses
terhadap air bersih, antara lain: (1) meningkatnya biaya, karena mereka harus mencari alternatif lain
yang lebih mahal seperti air minum dalam botol; (2) berkurangnya konsumsi air bersih karena
semakin besarnya biaya, waktu, dan upaya yang dibutuhkan untuk mendapatkan air bersih; (3)
bertambahnya biaya kesehatan dan berkurangnya penghasilan karena hilangnya produktivitas yang
disebabkan oleh penyakit yang ditularkan akibat pencemaran air.

Terlebih lagi masyarakat yang tinggal di daerah dataran tinggi dan pesisir pantai yang memang sulit
mendapat air bersih yang layak untuk konsumsi karena terbatasnya sumber air bersih yang
disebabkan oleh kondisi fisik daerahnya. Selain itu, mengingat sebagian besar penduduk yang
bermukim di daerah pantai memiliki tingkat ekonomi dan tingkat pendidikan yang rendah maka
diperlukan teknologi penyediaan air bersih yang mudah dan tidak memerlukan biaya yang mahal

PERENCANAAN

Pemantaun air bersih dilakukan dengan mengambil sampel air guna melihat apakah air yang
digunakan layak minum bagi masyarakat. Setelah sampel air diambil kemudian diperiksa di
laboratorium kesehatan Sibolga.
PELAKSANAAN

Pengambilan sampel air dari Desa Mela I Kecamatan Tapian Nauli yang laksanakan pada:

Hari dan Tanggal : Selasa, 29 Oktober 2019

Waktu : Pukul 10.00 – Selesai

Tempat : Desa Mela I

MONITORING

Hasil pemeriksaan air bersih dari Laboratorium Kesehatan Sibolga menunjukkan bahwa
sampel air yang diperiksa memenuhi syarat untuk digunakan.

Anda mungkin juga menyukai