Anda di halaman 1dari 6

Model-model Pembelajaran

Dosen Pengampu : Ratih Purnama P, M.Pd

Disusun oleh :

Nama : Deni Feradi

NIM : 1986232003

Prodi : PGMI C Semester 5

Makul : Bahasa Indonesia MI/SD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

UNIVERSITAS NURUL HUDA KABUPATEN OKU TIMUR

2021
A. Pengertian Model Pembelajaran
Pemahaman model dapat dipahami dengan berbagai macam pengertian yang
bermacam-macam. Secara etimologi, model berasal dari bahasa italia yakni modello
yang dapat diartikan dari berbagai dimensi, jika dari kata benda maka model diartikan
sebagai jenis atau contoh, sedangkan dari kata sifat dapat dipahami sebagai teladang
atau di ambil sebagai contoh dan yang terakhir dari kata kerja dipahami sebagai
membuat dengan contoh. Dengan kata lain, model secara etimologi yakni sesuatu
contoh. Dalam kamus besar bahasa indoneis (KBBI), model didefinisikan sebagai
pola dari sesuatu yang dibuat atau yang dihasilkan atau barang tiruan. Maka dapat
diambil kesimpulan, jika model dapat dipahami sebagai suatu jenis contoh dari suatu
pola ( contoh, acuan, ragam dsb) yang dibuat untuk menghasilkan sesuatu.
Sedangkan Pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan untuk
memungkinkan terjadinya proses belajar yang dirancang, dilaksanakan dan dievaluasi
secara sistematis agar dapat mencapai tujuan pembelajaran tersebut secara aktif,
efektif dan inovatif.
Pada model pembelajaran menurut Zaini, model pembelajaran adalah
pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang untuk
mencapai suatu tujuan pembelajaran. Pedoman itu memuat tangguangjawab guru
dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Salah
satu tujuan dari penggunaan model pembelajaran adalah untuk meningkatkan
kemampuan siswa selama belajar.
Menurut Sukmasari Model pembelajaran adalah suatu rencana mengajar yang
melibatkan pola pembelajaran tertentu. Dalam pola tersebut dapat terlihat kegiatan
guru, siswa, sumber belajar yang digunakan di dalam mewujudkan kondisi belajar
atau sistem lingkungan yang menyababkan terjadinya belajar pada siswa.
Dari berbagai macam pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan model
pembelajaran adalah suatu pola yang dijadikan pedoman dalam startegi mengajar
untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.

B. Model-Model Pembelajaran Bahasa Indonesia MI/SD


1. Model Pembelajaran Kooperatif
Salah satu model pembelajaran yang sekarang banyak dikembangkan di
beberapa sekolah, khususnya pada jenjang sekolah dasar adalah model
pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning). Pembelajaran ini menekankan
pada adanya aspek kooperatif atau kerja sama antara satu siswa dengan siswa lain.
Kerja sama yang dibangun dalam model pembelajaran kooperatif adalah
kerjasama yang tersetruktur dan terencana dengan baik.
Teknik Pembelajaran Kooperatif Berdasarkan Komponen dan Penerapannya
a. STAD (Student Teams Achievement Division), digunakan untuk mengajarkan
secara verbal dan tertulis.
langkah-langkahnya sebagai berikut :
 Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok.
 Tiap anggota menggunakan lembar kerja akademik kemudian saling
membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau
diskusi antar anggota tim.
 Tiap minggu atau 2 minggu guru mengevaluasi untuk mengetahui
penguasaan materi yang telah diberikan.
 Tiap siswa dan tiap tim diberi skor atas penguasaannya terhadap
materi, yang meraih prestasi tinggi diberi penghargaan.
b. Jigsaw, digunakan untuk bertanya atau berpendapat (Aspek Berbicara)
pertama kali dikembangkan oleh Aronsos.
langkah-langkah pengembangannya sebagai berikut:
 Kelas dibagi menjadi beberapa tim/kelompok anggotanya 5-6 yang
karakteristiknya heterogen
 Bahan yang disajikan bentuk teks, tiap siswa bertanggung jawab
mempelajari.
 Setiap kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab mengkaji
bagiannya. Bila berkumpul disebut kelompok pakar.
 Para siswa yang ada dalam kelompok pakar kembali ke kelompok
semula untuk mengajar anggota baru mengenai materi yang dipelajari
dalam kelompok pakar.
 Setelah diadakan pertemuan dan diskusi para siswa dievaluasi secara
individual mengenai bahan yang pernah di pelajari.
 Pemberian skor diberikan / dilakukan seperti dalam metode STAD.
Nilai tertinggi diberi penghargaan oleh guru.
c. NHT (Number Heads Together), Pada umumnya NHT digunakan untuk
melibatkan siswa dalam penguatan pemahaman pembelajatan atau mengecek
pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
Langkah-langkahnya :
 Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan kepada
siswa sesuai kompetensi dasar yang akan di capai.
 Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk
mendapatkan skor dasar atau skor awal
 Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok, setiap kelompok
terdiri dari 4-5 siswa, setiap kelompok diberi nama atau nomor
 Guru mengajukan permasalahan untuk dipecahkan bersama dalam
kelompok
 Guru mengecek pemahaman siswa dengan menyebut salah satu
kelompok untuk menjawab
 Guru memfasilitasi, mengarahkan dan memberikan penegasan akhir
pembelajaran
 Guru memberikan tes individu

2. Model Pembelajaran Kontekstual


Pembelajaran Kontekstual adalah konsep pembelajaran yang mendorong guru
untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa.
Dan juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Komponen Model Pembelajaran Kontekstual :
a. Konstruktivisme (constructivim)
 Membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru
berdasarkan pada pengetahuan awal.
 Pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan
menerima pengetahuan.
b. Menemukan (Inquiry)
 Siswa belajar berpikir kritis
 Proses pemindahan dari pengamatan menjadi pemahaman

c. Bertanya (question)
 Kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai
kemampuan berpikir siswa.
 Bagi siswa yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran yang
berbasis inquiry.
d. Masyarakat belajar (learning commonity)
 Sekelompok orang yang terikat dalam kegiatan belajar.
 Bekerjasama dengan orang lain lebih baik daripada belajar sendiri.
 Tukar pengalaman.
 Berbagi ide
e. Pemodelan (modeling)
 Proses penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir, bekerja dan
belajar.
f. Refleksi (reflektion )
 pernyataan langsung dari siswa tentang apa apa yang diperoleh setelah
melakukan pembelajaran
 catatan atau jurnal di buku siswa
 kesan dan saran siswa tentang pembelajaran hari itu
 diskusi kelompok
 ragam hasil karya.
g. Penilaian Otentik (authentic assessment)
 pengumpulan data beragam data untuk melukiskan perkembangan
belajar siswa.

3. Model Pembelajaran Kuantum


Proses pembelajaran quantum teaching intinya pembelajaran yang
menyenangkan, kreatif tidak membosankan. Kalau semua itu tidak tercapai, guru
harus ganti strategi dengan menggunakan multi media, sehingga membuat
pembelajaran lebih efektif, proses belajar saat ini boleh dikatakan aktif,
partisipatif, konstruktif, komunikatif dan berorientasi pada tujuan.
4. Model Pembelajaran Tematik
Menurut Siskandar, bagi guru SD kelas rendah (kelas I, II, dan III) yang
peserta didiknya masih berperilaku dan berpikir konkret, pembelajaran sebaiknya
dirancang secara terpadu dengan menggunakan tema sebagai pemersatu kegiatan
pembelajaran. Dengan cara ini maka pembelajaran untuk siswa kelas I, II, dan III
menjadi lebih bermakna, lebih utuh dan sangat kontekstualdengan dunia anak-
anak.
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggabungkan beberapa
materi pelajaran dalam satu tema tertentu, pembelajaran yang berdasarkan tema
untuk mempelajari suatu materi guna mencapai kompetensi/keahlian tertentu -
Tema adalah suatu bidang yang luas, yang menjadi fokus pembahasan dalam
pembelajaran - Topik adalah bagian dari tema / sub tema.
Komponen Pembelajaran Tematik :
a. Jaring Laba-Laba
Adalah beberapa mata pelajaran yang dikaitkan dalam satu tema dan setiap
mata pelajaran diajarkan seperti biasa menggunakan jadwal pelajaran. Penilain
setiap mata pelajaran masih dilakukan seperti biasa sesuai dengan karakteristik
dari setiap mata pelajaran. Satu tema dapat dilakuan selama 2 minggu
tergantung dari materi yang dikaitkan. Contohnya mata pelajaran IPS, MAT,
BI dengan Tema Zat Cair.
b. Keterhubungan
Adalah pembelajaran dalam satu mata pelajaran yang menggunakan tema
untuk mengkaitkan sub bab/bab yang satu dengan lainnya.
c. Terpadu
Adalah pembelajaran dari satu tema dengan tema lain.

Anda mungkin juga menyukai