Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN KISTA OVARIUM

DI RUANG GINEKOLOGI

Oleh :

Qoulam Mir Robbir

Rohiim

NIM.132113143059

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2021
TINJAUAN PUSTAKA

Definisi
Kista ovarium adalah neoplasma jinak, dimana terbentuknya suatu kantong
abnormal yang berisi cairan atau setengah cair berdiameter 2,5cm dengan absesnya
jaringan luteal yang tumbuh dalam indung telur, sering menyerang pada wanita usia
subur (20-40 tahun) (Susianti,2017).
Etiologi
Kista ovarium disebabkan oleh gangguan (pembentukan) hormon pada
hipotalamus, hipofisis dan ovarium (ketidakseimbangan hormon). Kista folikuler dapat
timbul akibat hipersekresi dari FSH dan LH yang gagal mengalami involusi atau
mereabsorbsi cairan. Kista granulosa lutein yang terjadi didalam korpus luteum indung
telur yang fungsional dan dapat membesar bukan karena tumor, disebabkan oleh
penimbunan darah yang berlebihan saat fase pendarahan dari siklus menstruasi. Kista
theka-lutein biasanya bersifay bilateral dan berisi cairan bening, berwarna seperti jerami.
Penyebab lain adalah adanya pertumbuhan sel yang tidak terkendali di ovarium, misalnya
pertumbuah abnormal dari folikel ovarium, korpus luteum, sel telur.
Faktorresiko
Usia
Umumnya, kista ovarium jinak (tidak bersifat kanker) terjadi pada wanita di
kelompok usia reproduktif. Kista ovarium bersifat ganas sangat jarang, akan tetapi
wanita yang memasuki masa menopause (usia 50-70 tahun) lebih beresiko memiliki
kista ovariumganas.
Statusmenopause
Ketika wanita telah memasuki masa menopause, ovarium dapat menjadi tidak aktif
dan dapat menghasilkan kista akibat tingkat aktifitas wanita menopause yang rendah.
Pengobataninfertilitas
Pengobatan infertilitas dengan konsumsi obat kesuburan dilakukandengan induksi
ovulasi dengan gonadotro-pin (konsumsi obat kesuburan). Gonadotropin yang terdiri
dari FSH dan LH dapat menyebabkan kista berkembang.
Kehamilan
Pada wanita hamil, kista ovarium dapat terbentuk pada trimester kedua pada puncak
kadar hCG(human cho-rionic gonadotropin).
Hipotiroid
Hipotiroid merupakan kondisi menurunnya sekresi hormon tiroidyang dapat
menyebabkan kelenjar pituitari memproduksi TSH (Thyroid Stimulating Hormone)
lebih banyak sehingga kadar TSH meningkat. TSH meru-pakan faktor yang
memfasilitasi perkembangan kista ovarium folikel.
Merokok
Kebiasaan merokok juga merupakan faktor resiko untuk pertumbuhan kista ovarium
fungsional. Semakin meningkat resiko kista ovarium fungsional dan semakin
menurun indeks massa tubuh (BMI) jika seseorangmerokok.
Ukuranmassa
Kista ovarium fungsional padaumumnya berukuran kurang dari 5cm dan akan
menghilang dalam waktu 4-6 minggu. Sedangkan pada wanita pascamenopause, kista
berdiameter lebih dari 5 cm memiliki kemungkinanbesar bersifat ganas.
Kadar serum pertanda tumorCA-125
Kadar CA125 yang meningkat menunjukkan bahwa kista ovarium tersebut bersifat
ganas. Kadar abnormal CA125 pada wanita pada usia reproduktif dan premenopause
adalah lebih dari 200 U/mL, sedangkan pada wanita menopause adalah 35 U/mL atau
lebih.
Kontrasepsi
Kandungan esterogen dan progestin dalam kontrasepsi dapat mencegah terbentuknya
kista. Penggunaan IUD (Intrauterine Device) atau konsumsi pil KB dapat
menurunkan resiko terbentuknya kistaovarium.
Riwayat keluarga dan riwayatpribadi
Riwayat keluarga dan riwayat pribadi kanker ovarium, endometrium, payudara, dan
kolon menjadi perhatian khusus. Semakin banyak jumlah keluarga yang memiliki
riwayat kanker tersebut, dan semakin dekat tingkat hu-bungan keluarga, maka
semakin besar resiko seorang wanita terkena kista ovarium.
Konsumsi alcohol
Konsumsi alkohol dapat meningkatkan resiko terbentuknya kista ovarium, karena
alkohol dapat meningkatkan kadar esterogen. Kadar esterogen yang meningkat ini
dapat memengaruhi pertumbuhan folikel.Resiko rendah konsumsi alkohol adalah
tidak lebih dari 3 kali dalam 1 hari dan tidak lebih dari 7 kali dalam 1minggu
Obesitas
Wanita obesitas (BMI ≥ 30 kg/m2) lebih beresiko terkena kista ovarium baik jinak
maupun ganas. Jaringan lemak memproduksi banyak jenis zat kimia, salah satunya
adalah hormon estrogen, yang dapat memengaruhi tubuh. Hormon estrogen
merupakan faktor utama dalam terbentuknya kista ovarium.
Klasifikasi
Menurut Laelati (2017), klasifikasi kista ovarium adalah :
Tipe kistanormal
Kista fungsional ini merupakan jenis kista ovarium yang paling banyak ditemukan.
Kista ini berasal dari sel telur dan korpus luteum, terjadi bersamaan dengan siklus
menstruasi yang normal.Kista fungsional akan tumbuh setiap bulan dan akan
pecah pada masa subur, untuk melepaskan sel telur yang pada waktunya siap
dibuahi oleh sperma. Setelah pecah, kista fungsional akan menjadi kista folikuler
dan akan hilang saat menstruasi. Kista fungsional terdiri dari: kista folikel dan
kista korpus luteum. Keduanya tidak mengganggu, tidak menimbulkan gejala dan
dapat menghilang sendiri dalam waktu 6 – 8minggu.
Tipe kistaabnormal
Kistadenoma
Merupakan kista yang berasal dari bagian luar sel indung telur. Biasanya
bersifat jinak, namun dapat membesar dan dapat menimbulkan nyeri.
Kistacoklat
Merupakan endometrium yang tidak pada tempatnya. Disebut kista coklat
karena berisi timbunan darah yang berwarna coklat kehitaman.
Kistadermoid
Merupakan kista yang berisi berbagai jenis bagian tubuh seperti kulit, kuku,
rambut, gigi dan lemak. Kista ini dapat ditemukan di kedua bagian
indung telur. Biasanya berukuran kecil dan tidak menimbulkangejala.
Kistaendometriosis
Merupakan kista yang terjadi karena ada bagian endometrium yang berada di
luar rahim. Kista ini berkembang bersamaan dengan tumbuhnya lapisan
endometrium setiap bulan sehingga menimbulkan nyeri hebat, terutama
saat menstruasi daninfertilitas.
Kistahemorrhage
Merupakan kista fungsional yang disertai perdarahan sehingga menimbulkan
nyeri di salah satu sisi perut bagian bawah.
Kistalutein
Merupakan kista yang sering terjadi saat kehamilan. Kista lutein yang
sesungguhnya, umumnya berasal dari korpus luteum haematoma.
Kista polikistikovarium
Merupakan kista yang terjadi karena kista tidak dapat pecah dan melepaskan
sel telur secara kontinyu. Biasanya terjadi setiap bulan. Ovarium akan
membesar karena bertumpuknya kista ini. Kista polikistik ovarium yang
menetap (persisten), operasi harus dilakukan untuk mengangkat kista
tersebut agar tidak menimbulkan gangguan dan rasa sakit.
Manifestasi Klinis
Menurut Winarti (2017), kebanyakan wanita yang memiliki kista ovarium tidak memiliki
gejala sampai periode tertentu, namun ada beberapa gejala seperti :
Nyeri saatmenstruasi.
Nyeri di perut bagianbawah.
Nyeri saat berhubunganseksual.
Nyeri pada punggung terkadang menjalar sampai kekaki.
Terkadang disertai nyeri saat berkemih atauBAB.
Siklus menstruasi tidak teratur, bisa juga jumlah darah yang keluarbanyak.
Pemeriksaan Penunjang
Beberapa cara yang dapatdigunakan untuk membantu menegakkan diagnosis adalah :
Laparoskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuahtumor berasal dari
ovarium atau tidak, serta untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.
Ultrasonografi (USG)
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor,apakah tumor
berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing,apakah tumor kistik atau solid,
dan dapat pula dibedakan antara cairandalam rongga perut yang bebas dan yang
tidak.
Fotorontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks.Selanjutnya, pada
kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor.
Penatalaksanan
Jika menghadapi kista ovarium yang tidak memberikan gejala dan kista ovarium
berdiameter tidak lebih dari 5 cm, kemungkinan besar kista tersebut merupakan kista
ovarium non neoplastik yang akan secara spontan mengalami pengecilan dan
menghilang, sehingga diperlukan penanganan dengan cara menunggu selama 2 hingga 3
bulan dan melakukan pemeriksaan ginekologik berulang. Akan tetapi, jika setelah 2
hingga 3 bulan tersebut terdapat peningkatan dalam pertumbuhan kista, maka
kemungkinan besar kista tersebut merupakan kista neoplas-tik, sehingga pengobatan
operatif dapatdipertimbangkan
Observasi
Jika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor (dipantau) selama 1 -
2 bulan, karena kista fungsional akan menghilang dengan sendirinya setelah satu
atau dua siklus haid. Tindakan ini diambil jika tidak curiga ganas (kanker)
Terapi bedah atauoperasi
Prinsip pengobatan kista dengan pembedahan operasi yaitu:
Apabila kistanya kecil (misalnya, sebesar permen) dan pada pemeriksaan
sonogram tidak terlihat tanda-tanda proses keganasan, biasanya dokter
melakukan operasi dengan laparoskopi. Dengan cara ini, alat laparoskopi
dimasukkan ke dalam rongga panggul 23 dengan melakukan sayatan kecil
pada dinding perut, yaitu sayatan searah dengan garis rambutkemaluan.
Apabila kistanya besar, biasanya pengangkatan kista dilakukan dengan
laparatomi. Teknik ini dilakukan dengan pembiusan total. Dengan cara
laparotomi,kistabisadiperiksaapakahsudahmengalamiproseskeganasan
(kanker) atau tidak. Bila sudah dalam proses keganasan, operasi sekalian
mengangkat ovarium dan saluran tuba, jaringan lemak sekitar serta kelenjar
limfe.
Patofisiologi
Fungsi ovarium yang abnormal dapat menyebabkan penimbunan folikel yang terbentuk
secara tidak sempurna didalam ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami pematangan
dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak sempurna didalam ovarium
karena itu terbentuk kista di dalam ovarium. Setiap hari, ovarium normal akan
membentuk beberapa kista kecil yang disebut Folikel de Graff. Pertengahan siklus,
folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature.
Folikel yang ruptur akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki
struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah- tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada
oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun
bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara
gradual akan mengecil selama kehamilan. Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi
normal disebut kista fungsional dan selalujinak
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Identitas pasien, meliputi nama, umur, agama, pendidikan, suku/bangsa,pekerjaan,
alamat
Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan yang lalu
Dikaji untuk mengetahui penyakit yang dulu pernah diderita yangdapat
mempengaruhi dan memperparah penyakit yang saat inididerita.
Riwayat kesehatan sekarang
Data ini dikaji untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang diderita
pada saat ini yang berhubungan dengan gangguan reproduksi terutama kista
ovarium.
Riwayat kesehatan keluarga
Data ini dikaji untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit
keluarga terhadap gaangguan kesehatan pasien.
RiwayatPerkawinan
Untuk mengetahui status perkawinan, berapa kali menikah, syah atau tidak,
umur berapa menikah dan lama pernikahan.
Riwaya tmenstruasi
Untuk mengetahui tentang menarche umur berapa, siklus, lama menstruasi,
banyak menstruasi, sifat dan warna darah,disminorhoe atau tidak dan flour
albus atau tidak. Dikaji untuk mengetahui ada tidaknya kelainan system
reproduksi sehubungan dengan menstruasi.
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yanglalu
Bertujuan untuk mengetahui apabila terdapat penyulit, maka bidan harus
menggali lebih spesifik untuk memastikan bahwa apa yang terjadi pada ibu
adalah normal atau patologis.
Riwayat KB
Dikaji untuk mengetahui alat kontrasepsi yang pernah dan saat ini digunakan
ibu yang kemungkinan menjadi penyebab atau berpengaruh pada penyakit yang
diderita saat ini.
Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Nutrisi
Dikaji tentang kebiasaan makan, apakah ibu suka memakan makanan
yang masih mentah dan apakah ibu suka minum minuman beralkohol
karena dapat merangsang pertumbuhan tumor dalam tubuh.
Eliminasi
Dikaji untuk mengetahui pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air
besar meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau serta kebiasaan air
kecil meliputi frekuensi, warna, jumlah.
Hubungan seksual
Dikaji pengaruh gangguan kesehatan reproduksi tersebut apakah
menimbulkan keluhan pada hubungan seksual atau sebaliknya.
Istirahat
Dikaji untuk mengetahui apakah klien beristirahat yang cukup atau tidak.
Personalhygine
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan tubuh
terutama pada daerah genetalia.
Aktivitas
Dikaji untuk menggambarkan pola aktivitas pasien sehari hari. Pada pola
ini perlu dikaji pengaruh aktivitas terhadap kesehatannya.
Pemeriksaan fisik
Kepala : Dikaji untuk mengetahui bentuk kepala, keadaan rambut rontok
atau tidak, kebersihan kulitkepala.
Muka : Dikaji untuk mengetahui keadaan muka oedem atau tidak, pucat
atautidak.
Mata : Dikaji untuk mengetahui keadaan mata sklera ikterik atau tidak,
konjungtiva anemis atau tidak.
Hidung : Dikaji untuk mengetahui keadaan hidung simetris atau tidak,
bersih atau tidak, ada infeksi atautidak.
Telinga : Dikaji untuk mengetahui apakah ada penumpukan sekret atau
tidak.
Mulut : Dikaji untuk mengetahui apakah bibir pecah-pecah atau tidak,
stomatitis atau tidak, gigi berlubang atautidak.
Leher : Dikaji untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar tiroid,
limfe, vena jugularis atau tidak.
Ketiak : Dikaji untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar limfe
atau tidak.
Dada : Dikaji untuk mengetahui apakah simetris atau tidak, ada benjolan atau
tidak.
Abdomen : Dikaji untuk mengetahui luka bekas operasi dan pembesaran
perut.
Ekstermitasatas : Dikaji untuk mengetahui keadaan turgor baik atau tidak,
ikterik atau tidak, sianosis atautidak.
Ekstermitas bawah : Dikaji untuk mengetahui keadaan turgor baik atau tidak,
sianosis atau tidak, oedem atau tidak, reflek patella positif atautidak.
Genitalia : Untuk mengetahui apakah ada kelainan, abses ataupun
pengeluaran yang tidak normal.
Anus : Dikaji untuk mengetahui apakah ada hemorrhoid atautidak.

DiagnosisKeperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (kista ovarium)
dibuktikan dengan pasien tampak meringis, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur
(D.0077)
Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan penurunan kapasitas kandungkemih
dibuktikan dengan distensi kandung kemih, berkemih tidak tuntas, dan volume
residu urin meniingkat (D.0040)
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dibuktikan denganpasien
mengeluh lelah, lemah, nadi meningkat (D.0056)
Resiko infeksi dibuktikan dengan adanya luka pasca operasi dan adanya portde
entrée (D.0142)
Konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas gastrointestinal dibuktikan
dengan kesukaran defekasi, defekasi kurang dari 2 kali seminggu, peristaltic usus
menurun dan feses keras (D.0049)

IntervensiKeperawatan
Diagnosis Kriteria hasil Intervensi
Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
dengan agen pencedera keperawatan selama 1x24 (I.08238)
fisiologis (kista ovarium) jam diharapkan masalah Observasi
dibuktikan dengan pasien nyeri akut dapat teratasi Identifikasi skala
tampak meringis, dengan kriteria hasil : nyeri
frekuensi nadi meningkat, Tingkat nyeri menurun Identifikasi faktor
sulit tidur (D.0077) (L.08066) yang memperberat
Frekuensi nadi dan meringankan
membaik (60- nyeri
100x/mnt) Monitor tandavital
Keluhan nyeri
Terapeutik
menurun
Berikan teknik
Meringismenurun
nonfarmakologi
untuk mengurangi
nyeri yaitu
aromaterapi dan
kompres
hangat/dingin
Kontrol lingkungan
yang memperberat
nyeri seperti suhu
ruang,kebisingan,
dan pencahayaan
yang nyaman

Edukasi
Jelaskan strategi
meredakan nyeri
seperti nafasdalam

Kolaborasi

Pemberian analgesik
jikaperlu
Gangguan eliminasi urin Seteah dilakukan tindakan Manajemen eliminasi urin
berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 (I.04125)
penurunan kapasitas jam diharapkan masalah Observasi
kandung kemih dibuktikan gangguan eliminasi urin monitor eliminasi urin
dengan distensi kandung dapat etratasi dengan kriteria (frekuensi, konsistensi,
kemih (D.0040) hasil : warna, volume, aroma)
Eliminasi urin membaik Terapeutik
(L.04034) catat haluaranberkemih
Sensasi berkemih ambil sampelurin
meingkat Edukasi
Distensi kandung Ajarkan mengukur asupan
kemihmenurun cairan dan haluaran urin
Karakteristik urin 5.Ajarkan tanda dan gejala
membaik infeksi salurankemih

Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan Manajemen energy (I.


berhubungan dengan keperawatan selama 2x24 0548)
kelemahan dibuktikan jam diharapkan masalah Observasi
dengan pasien mengeluh intoleransi aktivitas dapat 1. Monitor kelelahan
lelah (D.0056) teratasi dengan kriteria hasil fisik danemosional
: 2. Monitor pola danjam
Toleransi aktivitas Tidur
meningkat (L.05047) Terapeutik
Keluhan lelah 3.Lakukan latihan rentang
menurun gerak pasif dan/atau aktif
Tekanan darah 4.Fasilitasi duduk disisi
membaik (90-120/60- tempat tidur jika tidak dapat
90mmmHg) berpindah atau berjalan
Kemudahan dalam Edukasi
melakukan aktivtas 5. Anjurkan melakukan
sehari-hari aktivitas secarabertahap
6. Anjurkan
menghubungi perawat
jika tanda gejala
kelelahan tidak berkurang
Kolaborasi
7. Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkanasupan
makanan
DAFTAR PUSTAKA

Laelati, S. (2017). Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi Pada Ny. S Umur 29 Tahun
Dengan Kista Ovarium Di Ruang Ginekologi Rsud Krmt Wongsonegoro Kota Semarang
(Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Semarang).
Susianti, S., & Sari, A. I. (2017). Potensi Sirsak (Annona muricata) Sebagai Pencegahan Kista
Ovarium. Jurnal Majority, 6(2), 18-22.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
Pimpinan PusatPPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2018) Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
Pimpinan PusatPPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2018) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
Pimpinan PusatPPNI.
Winarti, A. M., & OKTAVIANA, M. (2017). Gambaran pengetahuan remaja putri kelas xi
tentang kista ovarium di smk ypkk 2 sleman yogyakarta (Doctoral dissertation,
UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA).
∑ Faktor genetic Gangguan pembentukan Hipotiroid Gaya hidup tidak sehat
∑ Statusmenopause hormon pada hipotalamus ↓ (merokok, alkoholik, kurang
↓ ↓ Mempengaruhi kerja olahraga)
Sel telur gagal berovulasi Menghasilkan GnRh kelenjar pituitary ↓
↓ ↓ memproduksi FSH Esterogen meningkat
Produksi hormone Memacu hipofisis ↓ ↓
meningkat ↓ Kadar FSH meningkat Mempengaruhi
↓ Menghasilkan FSH+LH pertumbuhan folikel
Pertumbuhan folikel tidak meningkat dan gagal
teratur mengalami induksi

Kegagalan sel telur matang

Kista Ovarium

Pembesaran ovarium

Menekan organ disekitar ovarium

Menekan kandung kemih Tekanan saraf sel kista Pembesaran diameter


↓ ↓ ↓
Gangguan miksi Pelepasan mediator nyeri Menekan kolon
↓ (histamin) ↓
Distensi kandung kemih ↓ Merangsang reseptornyeri
↓ Merangsang reseptornyeri ↓
MK : Gangguan eliminasi ↓ Peristaltik ususmenurun
urin (D.0040) Pada medulla spinalis ↓
↓ Feses menjadi keras
System aktivasiretikuler ↓
↓ Kesukaran defekasi
Hipotalamus dansystem ↓
limfatik MK : konstipasi (D.0049)

Reseptor rasanyeri

MK : nyeri akut (D.0032)
Kista Ovarium

Penatalaksanaan

Tindakan bedahan

Pre Operasi Pasca Operasi



Kurang informasi ↓ ↓
↓ Luka pasca bedah Pengaruh anastesi
Kurang pengetahuan ↓ ↓ ↓
↓ Port de entree Perdarahan Peristaltik menurun
MK :Ansietas(D.0080) ↓ ↓ ↓
MK : risiko infeksi Hbmenurun Absorpsi air pada kolon
(D.0142) ↓ menurun
Suplai O2ke ↓
jaringan menurun Feseskeras
↓ ↓
Kelemahan MK : Konstipasi
↓ (D.0049)
MK : intoleransi
aktivitas (D.0056)

Relaksasi otot polos
lambung menurun

HCL meningkat

Mual dan muntah

Intake nutrisi menurun

MK : Konstipasi
(D.0049)

Anda mungkin juga menyukai