Anda di halaman 1dari 10

Nama : Mazidawati

Nim : 181810074

Review Materi Tentang Cuaca & Iklim, Dan Pencahayaan

2. CUACA DAN IKLIM


1. Pengantar
Cuaca adalah kondisi atau keadaan udara yang terjadi di suatu daerah atau
wilayah dalam periode waktu tertentu. Cuaca dapat berubah-ubah dalam
waktu singkat yaitu hanya beberapa jam saja dan ditandai dengan perbedaan
siang dan malam. Cuaca terjadi karena perbedaan suhu dan kelembaban
udara yang terjadi antara suatu tempat dengan tempat lainnya. Ilmu yang
digunakan untuk mempelajari tentang cuaca adalah meteorologi.
Iklim adalah kondisi atau keadaan rata-rata cuaca pada suatu daerah yang
luas. Iklim sendiri ditentukan berdasarkan perhitungan waktu yang biasanya
mencapai 11 tahun hingga 30 tahun. Iklim pada suatu daerah dipengaruhi
oleh letak geografis dan topografi wilayah tersebut, yang artinya perbedaan
iklim pada suatu daerah dipengaruhi oleh posisi relatif matahari terhadap
daerah tersebut di planet bumi.
Cuaca adalah kejadian-kejadian tidak tetap yang berlangsung setiap harinya
di lapisan atmosfer. Cuaca berbeda-beda di setiap tempat dan dapat berubah
dalam hitungan menit, jam, hari, ataupun minggu. Kejadian-kejadian yang
dinamakan cuaca ini paling banyak terjadi pada troposfer, bagian dari
atmosfer yang paling dekat dengan bumi. Sementara itu, iklim adalah rata-rata
cuaca di suatu tempat dalam waktu beberapa dekade. Berbeda dengan cuaca
yang dapat berubah sangat cepat, iklim butuh waktu ratusan, ribuan, hingga
jutaan tahun untuk bisa berubah.
2. Dampak Cuaca Panas pada Fisiologis
suhu lingkungan terutama cuaca yang panas atau terlalu dingin memiliki
pengaruh besar pula terhadap fisiologi tubuh manusia Pada saat kepanasan
tubuh akan mengeluarkan beberapa tanda yang dapat kita perhatikan. Ciri- ciri
ini dapat dikategorikan dalam tiga tingkatan yaitu kepanasan ringan, sedang
(moderat), hingga parah. kepanasan ringan apabila merasakan kehausan,
sakit kepala, kram otot, pusing dan kelelahan. Sedangkan ciri- ciri kepanasan
tingkat moderat, diantaranya: mual, kulit pucat, berkeringat banyak atau
ketidakmampuan untuk berkeringat, mulut kering dan lidah bengkak, aliran
urin sedikit dan berwarna kuning tua atau pekat. Kepanasan parah ditandai
dengan demam tinggi lebih dari 39°C, pingsan, kebingungan, kelesuan
(letargi), kejang, kesulitan bernafas, nyeri dada atau perut, detak jantung cepat
atau jantung berdebar (palpitasi).

3. Cuaca Panas dan Kinerja


Suhu panas dapat menurunkan kinerja pekerja karena memiliki efek fisiologis.
Lebih jauh, apabila paparan panas ini tidak dikelola dengan baik dapat
mengganggu kesehatan yang mungkin terjadi diantaranya adalah heat
cramps, heat exhaustion, heat stroke, heat strain, miliaria dan dehidrasi.
Upaya pencegahan agar tidak terjadi kekurangan cairan atau dehidrasi,
tenaga kerja tetap terjaga dalam kondisi normal selama 8 jam bekerja di
lingkungan panas, diperlihatkan pencegahan berupa meningkatkan volume
minum air kepada tenaga kerja selama 8 jam bekerja, agar fungsi otak ginjal
sebagai pengatur volume dan komposisi cairan tubuh dengan
mempertahankan keseimbangan diantara penyerapan dan pengeluaran air
dapat dipelihara (Suma’mur, 2009).
Lingkungan tempat kerja yang panas dapat mempengaruhi keselamatan kerja.
Ketidaknyamanan iklim kerja fisik mengakibatkan perubahan fungsional pada
organ tubuh manusia. Kondisi panas yang berlebihan menyebabkan rasa letih,
lesu, kantuk, mengurangi kesetabilan dan meningkatkan angka kesalahan
kerja. Suhu panas berakibat menurunnya prestasi kerja fisik dan penurunan
sangat hebat sesudah 32 CSuhu panas mengurangi kelincahan,
memperpanjang waktu reaksi dan waktu pengambilan keputusan,
mengganggu kecermatan otak, mengganggu koordinasi saraf perasa dan
motoris (Suma’mur, 2009).
Pengaruh lingkungan kerja yang panas dan disertai keringat yang berlebihan
akan terjadi kehilangan garam Na, setelah beberapa minggu menyebabkan
kejang-kejang otot. Jika kehilangan cairan tubuh <1,5% gejalanya masih tidak
tampak tapi kelelahan akan muncul lebih awal dan mulut mulai kering.
(Suma’mur, 2009).
4. Cuaca Panas dengan Tingkah Laku Sosial
Suhu lingkungan yang terlalu tinggi akan menyebabkan menurunnya persepsi
kontrol terhadap lingkungan sehingga bisa menurunkan prestasi pula.
Selanjutnya, efek suhu lingkungan yang terlalu tinggi terhadap tingkah laku
sosial adalah peningkatan agresivitas.

3. PENCAHAYAAN
1. Pengantar
Menurut The concise Oxford English Dictionary (2016): Cahaya didefenisikan
sebagai unsur alam yang mampu merangsang indera penglihatan (mata) atau
kondisi dari ruang dimana memungkinkan mata untuk melihat atau bagian dari
spektrum elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata. Cahaya yang
nampak adalah cahaya yang dapat dirasakan oleh mata. Orientasi dan bentuk
bangunan terhadap garis edar matahari mempunyai pengaruh dalam
pemanfaatan cahaya alami ke dalam bangunan.
Pencahayaan atau iluminasi adalah penggunaan cahaya yang disengaja untuk
mencapai efek praktis atau estetika. Pencahayaan mencakup penggunaan
kedua sumber cahaya buatan seperti lampu, serta penerangan alami dengan
menangkap cahaya siang hari. Pencahayaan siang hari (menggunakan jendela,
lampu langit-langit, atau rak cahaya) kadang-kadang digunakan sebagai sumber
cahaya utama pada siang hari di gedung-gedung. Ini dapat menghemat energi
daripada menggunakan pencahayaan buatan, yang mewakili komponen utama
konsumsi energi pada bangunan. Pencahayaan yang tepat dapat meningkatkan
kinerja tugas, meningkatkan tampilan suatu area, atau memiliki efek psikologis
positif pada penghuninya.
Fungsi utama pencahayaan adalah sebagai penerang ruang untuk mendukung
kegiatan yang berlangsung dalam ruang tersebut. Selain itu, pencahayaan juga
dapat memberikan nilai lebih dalam suatu ruang, antara lain dapat membangun
suasana ruang, efek fisik dan psikologis adalah satu kesatuan yang saling
mempengaruhi dalam pencahayaan. Pencahayaan yang terlalu terang dapat
membuat pengguna ruang merasa terbangun dan sangat aktif. Sedangkan
pencahayaan yang gelap dan redup dapat menciptakan rasa rileks bahkan
mugkin mengantuk. Hal tersebut merupakan efek psikologis dalam bentuk fisik
dari pencahayaan.

 Visivility (daya pandang)


Untuk menghasilkan suasana dan citra yang memenuhi tuntutan suasana
hati (mood) pengunjungnya pada suatu tempat atau area misalnya
restoran adalah dengan merencanakan pencahayaan restoran sesuai
dengan segmen pasar. Segmen pasar yang muda lebih fleksibel dalam
menerima pencahayaan berintensitas tinggi maupun rendah. Sedangkan
segmen pasar yang lebih tua menuntut pencahayaan dengan intensitas
lebih tinggi dan suasana restoran yang lebih tenang dan nyaman. Untuk
jenis sumber cahaya, penggunaan lampu pijar lebih disukai karena
berkesan hangat dengan warna kuning yang secara visual nyaman bagi
mata pengunjung. Selain itu candlelight juga lebih digemari karena
menghasilkan cahaya remang-remang yang dapat menonjolkan raut muka
lebih baik dan menambah nilai penampilan makanan; intensitas
diperhatikan sesuai dengan fungsi pencahayaan. Untuk cahaya yang
jatuh di atas meja, sebaiknya berintensitas medium supaya tidak
menyilaukan mata. Tetapi pencahayaan khusus seperti untuk Perletakan
pencahayaan sebaiknya didesain lebih bervariasi, misalnya menggunakan
pencahayaan tidak langsung. Pencahayaan yang tidak langsung
menghasilkan cahaya yang lebih lunak dan nyaman bagi mata,
menimbulkan efek yang lebih menyenangkan dan indah. Pencahayaan
dengan arah uplight atau downlight yang menempel pada dinding
bertekstur juga menjadi daya tarik tersendiri dan menjadi aksen dalam
sebuah ruangan.
 Brightness (kecerahan)
Kecerahan adalah tanggapan subjektif pada cahaya. Luminans yang
tinggi berimplikasi pada kecerahan yang tinggi pula. Kita akan melihat
suatu kenyataan yang ganjil ketika kita melihat pada batas kecerahan
tinggi ke kecerahan rendah. Tata cahaya yang lebih baik (tidak silau,
dengan intensitas dan sudut yang tepat) dapat membuat kita bekerja lebih
senang dan lebih keras lagi. Orang dapat merasa stress karena
perubahan pencahayaan / pencahayaan yang tidak tepat, dan dapat
dibantu dengan terapi pencahayaan.Pencahayaan yang terang diperlukan
untuk pekerjaan yang berbahaya atau yang membutuhkan detail tingkat
tinggi.

 Kontras
Kontras Adalah hubungan antara cahaya yang dikeluarkan oleh suatu
objek dan cahaya dari latar belakang objek tersebut. Kontras merupakan
selisih antara luminans objek dengan latar belakangnya dibagi dengan
luminans latar belakang. Nilai kontras positif akan diperoleh jika cahaya
yang dipancarkan oleh sebuah objek lebih besar dibanding yang
dipancarkan oleh latar belakangnya. Nilai kontras negatif dapat
menyebabkan objek yang sesungguhnya “terserap” oleh latar belakang,
sehingga menjadi tidak nampak. Dengan demikian, obyek dapat
mempunyai kontras negatif atau positif tergantung dari luminans obyek itu
terhadap luminans latar belakangnya. kenyamanan visual, serta kontras
cahaya dalam ruang mempengaruhi mood dan suasana.

 Hue (warna)
Warna cahaya. Pemilihan warna cahaya yang kekuningan akan
menciptakan suasana yang hangat, penggunaan warna putih dari sumber
cahaya neon atau fluorescent akan menghasilkan suasana yang bersih
dan terang sedangkan penggunaan cahaya berwarna biru, merah atau
hijau akan menghasilkan suasana segar dan sebagainya

 Saturation (kejenuhan)
Kejenuhan adalah "warna-warni suatu daerah yang dinilai sebanding
dengan kecerahannya", yang pada dasarnya adalah kebebasan yang
dirasakan dari keputihan cahaya yang berasal dari daerah tersebut, hal ini
berkaitan dengan persepsi visual dimana warna yang dirasakan dari suatu
area tampak lebih atau kurang berwarna".

2. Pencahayaan yang Diperlukan

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1405 tahun 2002, penerangan adalah


jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan secara efektif. Oleh sebab itu salah satu masalah lingkungan ditempat
kerja harus diperhatikan yaitu pencahayaan. Nilai Pencahayaan yang
dipersyaratkan oleh Kep-Menkes RI No. 1405/Menkes/SK/XI/2002 yaitu minimal
100 lux

Cahaya mempengaruhi perilaku kerja terutama ketika cahaya kurang memadai


(yang mengarah ke produktivitas rendah dan kecelakaan) atau tidak ditempatkan
dengan benar (yang mengarah pada cahaya silau dan kelelahan mata).Sebuah
penelitian meta-analisis menunjukkan bahwa dalam kisaran normal, peningkatan
penerangan cahaya dapat meningkatkan kinerja (Gifford, Hine, &Veitch, 1997).

Banyak karyawan tidak suka cahaya pendar (lampu neon) dan bentuk-bentuk
baru lainnya pencahayaan, beberapa di antaranya mendistorsi warna (Megaw &
Bellamy, 1983). Penempatan lampu penerangan lokal yang ditempatkan secara
hati-hati dapat menyelesaikan beberapa masalah terkait pencahayaan.

Akses pada pencahayaan alami dan pemandangan alami


secara psikologis penting. Pengaturan tata ruang alamiah (efek sinar matahari)
efeknya penelitian efek pencahayaan alamiah sedikit terdokumentasikan terkait
kinerja, tetapi karyawan sangat sensitif terhadap ruang, dan tidak merasa senang
dengan banyak pengaturan yang ada (Ng &Gifford, 1984). Akses menuju cahaya
alami dan pemandangan secara psikologis penting.

3. Aplikasi Pencahayaan
 Prinsip Persepsi
Menurut Gordon (2003) persepsi visual dibentuk oleh otak kita melalui
indra penglihatan yaitu mata. Mata memberikan informasi kepada otak
berupa optical image yang diterima oleh retina yang kemudian disalurkan
melalui syaraf-syaraf penglihatan. Otak menginterpertasikan suatu objek
berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh orang
tersebut. Jadi akan menimbulkan kemungkinan bahwa tiap orang memiliki
persepsi yang berbeda-beda terhadap sesuatu yang dilihatnya [6].
Persepsi diciptakan bukan dengan seberapa banyak cahaya yang masuk
dalam ruang, namun seberapa kontras sumber cahaya tersebut.
Kekontrasan yang diterima oleh indra penglihatan menciptakan persepsi,
karena dengan kekontrasan dapat mendeteksi perbedaan bentuk, tekstur,
dan kedalaman serta kepekaan akan ruang.
Dengan adanya persepsi visual yang ditimbulkan oleh kontras cahaya dari
sebuah ruang akan berdampak pada emosi dan psikologi pengguna ruang
tersebut. Kekontrasan cahaya dibagi menjadi dua, yaitu LowContrast
Environment dan High-Contrast Environment,dimana kedua hal tersebut
dapat menyebabkan emosi yang berbeda dari sebuah ruang. Seorang
desainer interior dalam mendesain ruang, khususnya efek yang
ditimbulkan dari pencahayaan dalam ruang haruslah sesuai dengan fungsi
dan tujuan ruang tersebut [6].
Menurut Lam (1997) persepsi visual pada suatu proses perancangan lebih
bersifat kualitatif dari pada kuantitatif. Penilaian kita terhadap ruang
tergantung bagaimana ruang tersebut dapat memenuhi harapanharapan
kita. Kita mendasarkan penilaian kita, apakah sebuah ruang terang atau
gelap bukan secara actual karena tingkat pencahayaan ruangan, tetapi
keadaan apakah pencahayaan lingkungan dapat memenuhi harapan-
harapan dan memuaskan kebutuhan informasi visual atau tidak [9].
Menurut Steffy (2008) kualitas pencahayaan sebuah bangunan sangat
ditentukan oleh perasaan yang muncul pada diri seseorang yang
mengaksesnya secara visual.
Persepsi terhadap pencahayaan merupakan hasil interpretasi otak
terhadap reaksi fisiologi terhadap setting pencahayaan tersebut. Persepsi
tesebut merupakan psikologi pencahayaan dan tidak hanya tergantung
pada intensitas cahaya, pola cahaya dan warna cahaya, tetapi juga oleh
pengalaman, budaya, dan suasana hati orang
yang mengamatinya. Dengan demikian, kualitas pencahayaan bangunan
bukanlah sesuatu yang dapat diukur secara kuantitatif, melainkan harus
melalui sebuah pendekatan secara langsung pada tiap-tiap orang yang
mengaksesnya secara visual. Pencahayaan memainkan peran yang
sangat penting dalam menghasilkan respon secara psikologis dan
fisiologis terhadap lingkungan.
Distribusi pencahayaan pada sebuah ruang akan memengaruhi persepsi
terhadap fungsi, kenyamanan, dan tampilan secara spasial Dari proses
persepsi manusia terhadap terang atau terhadap lingkungan,
pencahayaan selalu termasuk dalam komponen afektif (berpengaruh),
dimana terdapat respon evaluatif atau emosional terhadap keadaan
perasaan. Respon tersebut nampak dari beberapa komponen persepsi
terhadap terang yang meliputi ungakapan verbal berupa pasangan kata
yang berlawanan. Pasangan kata berlawanan yang dapat digunakan
dalam penyesuaian pengaruh cahaya secara verbal adalah :
• fokus ----- fokus
• silau ----- tidak silau
• suram ----- cerah
• menjemukan ----- menarik
• semrawut ----- teratur
• tidak menyenangkan ----- menyenangkan
• tidak bersahabat ----- bersahabat
• kebingunan ----- tidak bingung
• mengantuk ----- ceria
• dingin ----- hangat
• menjengkelkan ----- melegakan
• mengganggu ----- membantu
• sangat kontras ----- tidak kontras
(Lam 1977)
Kata-kata diatas merupakan kata yang mengandung makna (meaning)
dimana makna
tersebut menjelaskan intensits kualitas rasa yang ada di benak
pengunjung tentang
suasana yang didukung oleh sistem pencahayaan buatan dalam interior.
 Prinsip Model Mental
 Prinsip yang Mendasarkan pada Atensi
Terjadi ketika kita secara aktif memproses sebagian informasi yang
berasal dari sejumlah besar informasi yang tersedia di indera, memori dan
proses-proses kognitif kita. semakin kuat intensitasnya, maka semakin
diperhatikan. Ukuran Lebih besar stimulus, lebih diperhatikan. Perubahan
Semakin dinamis stimulus, akan semakin diperhatikan. Ulangan Semakin
sering stimulus diulang, akan diperhatikan. Kontras/Bertentangan
Semakin kontras stimulus dengan lingkungan semakin menonjol
 Prinsip Memori
Sebagian besar kegiatan manusia berhubungan dengan memori (ingatan)
manusia, seperti saat manusia selalu mengingat semua yang terjadi,
memori manusia berisi semua pengetahuan dari urutan perilaku.
Memungkinkan seseorang melakukan tindakan yang berulang,
menggunakan bahasa, menggunakan informasi yang baru diterima
melalui inderanya, mengidentifikasi dengan menggunakan informasi yang
pernah diterima dari pengalaman masa lalu.

https://www.gramedia.com/literasi/perbedaan-iklim-dan-cuaca/ 2021
© Ilmu Psikologi tentang Suhu, Kebisingan, Pencahayaan, dan Polusi
- Universitas Psikologi .Sumber Tulisan:
https://www.universitaspsikologi.com/2018/05/ilmu-psikologi-suhu-
kebisingan-pencahayaan-polusi.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai